Murdani. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan Lawang

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

ABSTRACT. Hendra Saputra 1) dan Jamhari Hadipurwanta 2) ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDY ON REFUNDS AGRIBUSINESS RURAL BUSINESS DEVELOPMENT (Case study: Desa Sidourip dan Desa Pasar V Kebun Kelapa Kec. Beringin Kab.

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

Kata kunci: Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, Tingkat Pengembalian Dana, Karakteristik Sosial Ekonomi Petani ABSTRACT

HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Perkembangan Kelembagaan Petani Melalui Pemanfaatan Dana PUAP (Hasil Studi Lapang Di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara) Oleh:

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam hayati yang

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR. Siti Abir Wulandari

Jamhari Hadipurwanta. Kata kunci: perubahan, pengetahuan, bimbingan teknis.

Partisipasi Petani dalam Pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) di Kab. OKU. Abstract

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/Permentan/OT.140/2/2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam meningkatkan. 29,41%, tahun 2013 tercatat 29,13%, dan 2014 tercatat 28,23%.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Dengan mengukur efektivitas suatu program, berarti dapat menilai

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara

PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Bentuk Bantuan Modal pada Pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/Permentan/OT.140/1/2014 TENTANG

KEMENTERIAN PERTANIAN PEDOMAN UMUM. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

PERAN PROGRAM PUAP TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH PENERIMA DANA PROGRAM DI KECAMATAN KAMPAR TIMUR KABUPATEN KAMPAR

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bentuk program bantuan penguatan modal yang diperuntukkan bagi petani

I. PENDAHULUAN. bermata pencaharian sebagai petani yang bertempat tinggal di pedesaan. Sektor

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DI KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA USAHA PENGOLAHAN UBI MENJADI OPAK

KATA KUNCI: PUAP, Dinamika Organisasi dan Karakteristik Sosial Ekonomi Pertanian

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar pijakan pembangunan kedepan akan mengakibatkan pertumbuhan akan

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Gambaran Umum Bentuk Bantuan Modal pada Pertanian. kali diperkenalkan pada Tahun 1964 dengan nama Bimbingan Masal (BIMAS).

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/Permentan/OT.140/1/2014 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETIDAKLANCARAN PENGEMBALIAN PINJAMAN DANA PUAP PADA PETANI PADI SAWAH

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP)

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. usaha agribisnis di pedesaan, program pengembangan usaha agribisnis pedesaan

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB I PENDAHULUAN. misalkan susu dari hewan ternak, sutera dari ulat sutera, dan madu dari

PENGEMBANGAN PUAP UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN MODAL KERJA PETANI DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB III METODE KAJIAN

I. PENDAHULUAN. adalah masalah keterbatasan modal yang dimiliki oleh para petani. Permasalahan

LAPORAN AKHIR BIDANG KEGIATAN : PKM-PENELITIAN

EFFECT OF PUAP (RURAL AGRIBUSINESS DEVELOPMENT) PROGRAM ON THE PERFORMANCE AND THE AGRIBUSINESS INCOME OF THE MEMBERS OF FARMERS CLUSTERS (A

DAMPAK BANTUAN PUPUK, BENIH, DAN PESTISIDA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETANI PADI

Tim Pendampingan PUAP BPTP Jatim

ABTRACT. Keywords : Impact, Farmer Income, PUAP

Laki-laki Perempuan Jumlah

SKRIPSI. Oleh : Siti Nurfaidah NIM

PEMBIAYAAN USAHA PERTANIAN: Peran dan Fungsi FP2S Dalam Akselerasi KUR

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

I PENDAHULUAN. Laju 2008 % 2009 % 2010* % (%) Pertanian, Peternakan,

KAJIAN PERAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DALAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS DI PERDESAAN KABUPATEN WONOSOBO ABSTRAK

PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkembang dibandingkan dengan sektor industri. Permodalan menjadi

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

II. TINJAUAN PUSTAKA Akses Kredit Masyarakat Miskin Pada Sektor Keuangan

EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG

PENGENALAN ANALISIS KELAYAKAN USAHA TANI PADI SAWAH DI DESA KEBUN KELAPA KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) Pengertian dan Batasan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

PERAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KELOMPOK TANI DI KABUPATEN SUKOHARJO

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

DAMPAK PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) TERHADAP PRODUKSI PADI DAN PENDAPATAN PETANI DI DESA JATI, KABUPATEN CIANJUR

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

Transkripsi:

- Murdani, Dampak Diklat PUAP (Pengembangan Agribisnis Perdesaan) 89 DAMPAK DIKLAT PUAP (PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISIS PERDESAAN) TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI, PERKEMBANGAN MODAL USAHA, DAN PENDAPATAN PADA SENTRA INDUSTRI OLAHAN TAPAI UBI KAYU Murdani Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan Lawang E-mail: widyamurdani@yahoo.co.id Abstract: This study was conducted to determine the impact of training PUAP on increasing production, capital and revenue centers fermented cassava processing industry in Candi Gapoktan Rahmat Pasuruan District Sukorejo for 6 period. Reserch using a quantitative approach, the method of data analysis using analysis of variance and to distinguish differences between the groups using the Tukey test because the number of variables more than one. The results showed that an increase after receiving guidance of companion extension, increased production of 67.06 %., Venture capital 203.6 % and 93.73% of income. Increased production, business development and increase revenue from each - each group is different - different depending on the development of the number of members, the coverage area of work and courage in channeling capital to the members. When you are ranked as follows: farmers group Tani, Margo, Djoyo Mulyo and the lowest is Mulyo Tani farmer group. Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak Diklat PUAP terhadap peningkatan produksi, modal usaha dan pendapatan pada sentra industri olahan tapai ubikayu di Gapoktan Candi Rahmad Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan selama 6 periode. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitaif, metoda analisis data menggunakan analisis varian dan untuk membedakan perbedaan diantara kelompok menggunakan uji Tukey dikarenakan jumlah variabel lebih dari satu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan setelah mendapat bimbingnan dari penyuluh pendamping, peningkatan produksi 67,06 %, modal usaha 203,6 %dan pendapatan 93,73%.Peningkatan produksi, perkembangan usaha dan peningkatan pendapatan dari masing masing kelompok usaha berbeda beda tergantung dari perkembangan jumlah anggota, jangkauan wilayah kerja dan keberanian dalam menyalurkan modal usaha pada anggotanya. Bila dirangking sebagai berikut : tani Tani, Margo, Djoyo Mulyo dan paling rendah adalah kelompok tani Tani Mulyo. Kata kunci: bahan belajar, budaya lokal, program kejar, kerukunan. Kualitas sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan, dan pelatihan adalah salah satu perangkat belajar yang penting dalam mewujudkan hal tersebut. Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, beragam jenis dan aras (level) pelatihan diselenggarakan oleh berbagai lembaga yang terlibat dalam pemberdayaan masyarakat.dalam upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, peningkatan kesadaran dan sikap etik, etos kerja, nalar, dan ketrampilan kerja sebagai fasilitator (sebagaimana misalnya yang dinyatakan dalam SKKNI bidang pemberdayaan masyarakat) sangat penting. Beragam bentuk pendidikan dan pelatihan untuk maksud tersebut. Pendidikan dan pelatihan yang dimaksudkan dapat berupa pendidikan formal, degree dan non-degree; maupun pendidikan non-formal serta beragam bentuk kegiatan pelatihan. Sebagai bagian dari upaya memahami kebutuhan pelatihan pemberdayaan masyarakat, dilakukanlah konsultasi publik mengenai hal ini, kepada pihak-pihak yang relevan dan terlibat berbagai pelatihan pemberdayaan masyarakat di Indonesia. (Herman Aguinis and Kurt Kraiger, 2009. ) Diklat PUAP adalah salah satu Diklat Pemberdayaan Masyarakat yang tergabung dalam program PUAP, untuk mensukseskan program tersebut melalui fasilitasi pelatihan yang dilaksanakan secara berjenjang dari tingkat pusat sampai tingkat daerah adapun

90 Jurnal Pendidikan nformal Volume 10,. 2, September 2016 pelatihan tersebut adalah (1). TOMT (Training of Master Trainer) PUAP yang merancang dan mendesain Diklat berikutnya sampai Diklat bagi pengurus Gapoktan, pelaksanaan ini dilaksanakan di tingkat pusat (kementerian). (2). TOT PUAP (Training Of Trainer) Diklat yang melatih calon pelatih/ fasilitator yang dirancang untuk melatih Penyuluh pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT) pelaksanaan Diklat ini dilaksanakan pada level propinsi. (3). Diklat PUAP bagi Penyuluh Pendamping Gapoktan dan Penyelia Tani (PMT) Diklat PUAP ini dirancang untuk melatih pengurus Gapoktan sekaligus dirancang sebagai tenaga pendamping Gapoktan dalam melaksanakan program. (4). Diklat PUAP bagi pengurus Gapoktan, Diklat ini diharapkan pengurus Gapoktan sebagai mitra kerja dengan penyuluh pendamping dan PMT dan pembinaan anggota kelompok didalam pendampingan, sehingga mempermudah dalam mentransper materi pada anggota Gapoktan. Jenjang Diklat ini disusun sedemikan rupa dengan harapan pelaksanaan Diklat lebih terarah, efektif dan tepat pada sasaran tujuan program dapat tercapai dengan baik. Sebagai tolok ukur keberhasilan telah ditetapkan indikator keberhasilan PUAP sebagai berikut: (1). Indikator Output antara lain: Tersalurkannya BLM kepada petani, buruh tani dan rumah tangga tani dalam melakukan usaha produktif pertanian. Terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia pengelola GAPOKTAN, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani.(2). Indikator Outcome PUAP antara lain: Meningkatnya kemampuan GAPOKTAN dalam memfasilitasi penyaluran dana BLM untuk petani anggota baik pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani; meningkatnya jumlah petani, buruh tani dan rumah tangga tani yang mendapatkan bantuan modal usaha; meningkatnya aktivitas kegiatan agribisnis (budidaya dan hilir) di perdesaan; dan Meningkatnya pendapatan petani (pemilik dan atau penggarap), buruh tani dan rumah tangga tani dalam berusaha tani sesuai dengan potensi daerah; (3) Indikator Benefit dan Impact antara lain: Berfungsinya GAPOKTAN sebagai lembaga ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani; Berkembangnya usaha agribisnis dan usaha ekonomi rumah tangga tani dilokasi desa PUAP, Berkurangnya jumlah petani miskin dan pengangguran di perdesaan. Untuk mewujudkan keberhasilan program diperlukan dukungan yang sangat kuat dari program Diklat, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian seberapa besar dampak Diklat PUAP terhadap peningkatan Produksi, perkembangan modal usaha dan peningkatan pendapatan Gapoktan sebagai pelaku utama (Departemen Pertanian, 2008). Melihat pentingnya program tersebut perlu adanya evalusi sejauh mana program tersebut dapat berdampak terhadap masyarakat, termasuk program Diklatnya perlu adanya evalusi secara mendalam, dalam rangka mengevalusi program Diklat persebut perlu adanya suatu penelitian tentang dampak program Diklat PUAP terhadap Peningkatan produksi, perkembangan modal usaha dan lebih penting sejauh mana masyarakat dapat menikmati program tersebut, untuk itu sangat penting penelitian tentang dapak tehadap peningkatan pendapatan yang diperoleh oleh petani selama ini. METODE Penelitian pendekatan kuantitatif deskriptif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Adapun alat pengukuran yang digunakan berupa kuessioner dengan cara menganalisis data primer dan data Sukender dan dilakukan dengan jalan survei. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu: dengan wawancara, pengamatan dan menganalisis data peningkatan produksi, perkembangan modal usaha dan peningkatan pendapatan kelompok usaha pada sentra industri olahan tapai ubikayu di GAPOKTAN Candi Rahmad Kecamatan Sukorejo Kabupaten

- Murdani, Dampak Diklat PUAP (Pengembangan Agribisnis Perdesaan) 91 Pasuruhan selama 6 periode, baik secara individu maupun secara kelompok. Untuk mengetahui kebenaran data dilakukan pengecekkan ke sumber data sukender pada laporan pelaksanaan kegiatan PUAP di Kabupaten Pasuruan di Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Peternakan dan Perikanan (K2P3) Kabupaten Pasuruan. Instumen penenelitian berupa kuesioner penelitian yang berisikan pertanyaan- pertanyaan yang mengarah pada peningkatan produksi, perkembangan modal usaha dan peningkatan produksi serta frekuensi pelaksanaan pendampingan oleh penyuluh pendamping (PP) dan Penyelia Mitra Tani (PMT). Analisis data dimulai dengan mengupulkan data dan mentabulasi data berdasarkan tahun (periode) usaha kemudian, untuk mengetahui kebenaran dugaan kebenaran bagaimana peningkatan produksi, perkembangan permodalan usaha dan peningkatan pendapatan kelompok usaha pada Sentra Industri olahan tapai ubi kayu di Gapoktan setelah adanya bimbingan dari alumni Diklat PUAP dapat diuji menggunakan uji varian, untuk membedakan perlakuan 1 dengan perlakuan lainnya digunakan uji Tukey karena jumlah perlakuan lebih dari 2 perlakuan. Dalam operasinal variabel,variabel dikelompokkan berdasarkan korelasi antar variabel-variabel tersebut dan dilakukan pengukuran sebagai berikut: 1). Variabel tentang peningkatan produksi diukur dalam Kilogram (Kg). (2) Variabel perkembangan modal usaha diukur dalam Rupiah (Rp) setiap perode dari awal atau tahun ke satu sampai tahun ke 6. (3). Variabel tentang peningkatan pendapatan dalam Rupiah (Rp) setiap periode dari awal atau tahun ke satu sampai tahun ke 6. HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Modal Berikut ini dikemukakan perkembangan modal usaha yang telah dicapai, peningkatan pendapatan, dan peningkatan produksi. Tabel 1. Perkembangan Modal % 1 tani 804.720 134.120 22,96 2 Tani Mulyo 79.200 13.187 16,67 3 Djoyo Mulyo 92.320 14.320 28,60 4 Margo 300.040 46.173 26,40 1.264.160 24,10 Tabel 2. 1 tani 194.720 32.453 44,80 2 Tani Mulyo 19.200 3.120 3,12 3 Djoyo Mulyo 213.920 3.667 6,40 4 Margo 69.680 11.707 19,20 497.520 55,17 Peningkatan Produksi Tabel 3. 1 tani 24.340 4056,67 23,01 2 Tani Mulyo 2.400 400,00 16,66 3 Djoyo Mulyo 2.800 466,67 28,57 4 Margo 8.555 1425,83 25,72 38.095 93,97 % %

92 Jurnal Pendidikan nformal Volume 10,. 2, September 2016 Berdasarkan hasil uji Tukey, diperoleh bahwa notasi antar Tani berbeda dengan kelompok tani selainnya.hal ini menunjukkan bahwa peningkatan produksi, pertambahan modal usaha dan peningkatan pendapatan Tani berbeda nyata dengan Tani Mulyo, Djoyo Mulyo, dan Margo. tasi sama yang dihasilkan oleh Tani Mulyo, Djoyo Mulyo, dan Margo menunjukkan bahwa Tani Mulyo, Djoyo Mulyo, dan Margo memiliki pertambahan modal usaha yang relatif sama atau tidak berbeda nyata. Dari data tersebut dapat digambarkan bahwa peningkatan produksi, perkembangan modal, dan peningkatan pendapatan setiap periode mengalami kenaikan yang berbeda diantara kelompok usaha, faktor penyebab perbedaan tersebut dikarenakan jumlah anggota masing masing anggota berbeda beda, semakin banyak anggotanya serapan modal usaha semakin tinggi sehingga akan meningkatkan produksi dan meningkatnya pendapatan pada kelompok usaha, disampig itu penyebab juga dikarenakan perbedaan jangakauan wilayah operasi kelompok usaha. Data diatas sesuai dengan Jurnal study pengembalian dana PUAP, Tumanggor dkk. (2012), perkembangan program PUAP di daerah penelitian pada masing-masing Gapoktan dapat dilihat dari segi jumlah anggota yang meminjam dan jumlah dana yang berkembang dapat diketahui bahwa pada Gapoktan A sudah terjadi perputaran/pencairan dana selama lima tahap dan dapat dilihat bahwa jumlah anggota peminjam dalam setiap tahapan pencairan dana PUAP selalu bertambah. Persentase kenaikan jumlah anggota peminjam dana PUAP mulai dari tahap pertama sampai tahap kelima adalah sebesar 113,04% yaitu dari 23 orang pada tahun 2009 menjadi 49 orang pada tahun 2012. Persentase kenaikan jumlah dana mulai dari tahap I sampai tahap V (tahun 2009-2012) adalah sebesar 30,12% yakni dari dana awal Rp 100.000.000 menjadi Rp 130.124.536. Di sisi lain penelitian dilakukan pada Gapoktan B dapat diketahui bahwa perputaran dana/pencairan dana pada Gapoktan B masih berjalan selama tiga tahap dan selalu terjadi penurunan 8 jumlah anggota pada setiap tahapannya. Persentase penurunan jumlah anggota peminjam mulai dari tahap I sampai tahap III adalah sebesar 96,30% yakni dari 27 orang pada tahap I menjadi satu orang pada tahap III. Hal ini disebabkan karena pada tahap pertama dan tahap kedua banyak anggota yang tidak mengembalikan dana pinjaman (macet) sehingga pengurus membatasi jumlah anggota peminjam. Alasan terjadinya tunggakan pada gapoktan ini disebabkan berbagai alasan seperti pengurus yang tidak menjadi teladan dalam melunasi kewajiban; kurangnya kesadaran angggota untuk melunasi kewajiban mereka; digunakan untuk memenuhi kebutuhan lain; dan ada anggota yang meninggal dunia. Persentase penurunan jumlah dana mulai dari tahap I sampai tahap III adalah sebesar 78,55 %, yakni dari dana awal Rp 100.000.000 menjadi Rp 21.448.000 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan yaitu: 1) peningkatan produksi, perkembangan modal usaha dan peningkatan pendapatan kelompok usaha terjadi peningkatan dan terdapat perbedaan diantara kelompok usaha; 2) bila rangking peningkatan produksi, modal usaha dan pendapatan kelompok usaha yang tergabung pada Gapoktan yaitu kelompok usaha: Tani, Margo rukun Djoyo Mulyo dan Tani Mulyo. Terdapat perbedaan diantara kelompok usaha dalam peningkatan produksi, modal usaha dan pendapatan disebabkan faktor jumlah anggota, aktifitas kelompok, dan jangkauan wilayah kerja kelompok serta keberanian kelompok untuk menyalurkan modal usaha; 3) peningkatan Produksi, Perkembangan modal usaha dan peningkatan pendapatan dari masing masing kelompok sebagai berikut: tani Tani: Peningkatan

- Murdani, Dampak Diklat PUAP (Pengembangan Agribisnis Perdesaan) 93 produksi 23,1%, perkembangan modal usaha sebesar 208% dan pendapatan yang diperoleh sebesar 74,67%, tani Tani Mulyo: Peningkatan produksi 16,66% perkembangan modal usaha sebesar 31,20% dan pendapatan yang peroleh 31,2% tani Djoyo Mulyo: Peningkatan Produksi 28,58%, perkembangan modal usaha sebesar 28,60% dan pendapatan yang diperoleh sebesar 64% dan tani Margo : Peningkatan produksi 25,72%, perkembangan modal usaha mencapai 396% dan pendapatan yang diperoleh 96%. Saran Terdapat peluang cukup besar untuk mengembangkan usaha pada Gapoktan Candi Rahmad, diantaranya diversivikasi usaha dengan mengembangkan usaha pengolahan tapai menjadi olahan lanjutan, atau olahan lainnya, sehingga modal usaha dan pendapatan dapat ditingkat lebih besar. Melihat perkembangan modal usaha perlu digalakkan dalam merekrut anggota kelompok usaha, intervensi keluar wilayah bila ada jaminan kridit lancar khususnya untuk kelompok Tani Mulyo dan Joyo Mulyo. Mengingat adanya dampak yang positif dari Diklat PUAP pada masyarakat maka diharapkan Kementerian Pertanian bisa menggalakkan kembali program PUAP ini menjadi Program kemandirian PUAP menjadi lembaga keuangan yang mandiri. Dari segi pemberdayaan metode diklat tersebut dapat sebagai acuan dalam melakukan pemberdayaan masyarakat yang lain. DAFTAR RUJUKAN Departemen Pertanian. 2008. Pedoman Umum Program Pengembangan Agribisnis Perdesaan (PUAP). Jakarta: Departemen Pertanian. Aguinis, H & Kraiger, K. 2009. Benefits of Training and Development for Individuals and Teams, Organizations, and Society. Annu. Rev. Psychol, 2009 (60): 451 474. Ginting, M & Tumanggor, J. 2016. Studi tentang Pengembalian Dana PUAP. Medan: Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU Medan.