MUHAMMAD ALKHAIRI NIM:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa lapis perkerasan dari bahan-bahan yang diproses, dimana

PENGARUH KELEBIHAN BEBAN TERHADAP UMUR RENCANA JALAN BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh:

STUDI PENGARUH BEBAN BELEBIH (OVERLOAD) TERHADAP PENGURANGAN UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN

PENGARUH KELEBIHAN BEBAN TERHADAP UMUR RENCANA JALAN

STUDI BANDING DESAIN TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE SNI F DAN Pt T B

FANDY SURGAMA

PENGARUH BEBAN BERLEBIH TRUK BATUBARA TERHADAP UMUR SISA DAN UMUR RENCANA PERKERASAN LENTUR ABSTRAK

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III NIM NIM

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN CIJELAG - CIKAMURANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE AASTHO 93

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan KATA PENGANTAR

Teknik Sipil Itenas No. x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015

BAB V VERIFIKASI PROGRAM

ANALISIS TEBAL LAPISAN PERKERASAN LENTUR JALAN LINGKAR MAJALAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN SNI

BAB 3 METODOLOGI PENULISAN. program sebagai alat bantu adalah sbb: a. Penyelesaian perhitungan menggunakan alat bantu software komputer untuk

BAB III METODA PERENCANAAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR. perumahan Puri Botanical Residence di jl. Joglo Jakarta barat. ditanah seluas 4058

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi Literatur. Pengumpulan Data Sekunder. Rekapitulasi Data. Pengolahan Data.

ANALISA PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN LENTUR ( FLEXIBEL PAVEMENT) PADA PAKET PENINGKATAN STRUKTUR JALAN SIPIROK - PAL XI (KM KM. 115.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian B. Rumusan Masalah

PERBANDINGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN ASPHALT INSTITUTE

PENGARUH KINERJA JEMBATAN TIMBANG KATONSARI TERHADAP KONDISI RUAS JALAN DEMAK KUDUS (Km 29 Km 36)

PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN SISINGAMANGARAJA PADANG SIDEMPUAN (STA ) DENGAN METODE Pt-T B LAPORAN

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

PERENCANAAN DAN ANALISA BIAYA INVESTASI ANTARA PERKERASAN KAKU DENGAN PERKERASAN LENTUR PADA JALUR TRANS JAKARTA BUSWAY

PENGARUH KENDARAAN ANGKUTAN BARANG MUATAN LEBIH (OVER LOAD) PADA PERKERASAN DAN UMUR JALAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

(STRENGTH AND LIFE DESIGN ANALYSIS FOR SEMARANG-

BAB III LANDASAN TEORI

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH KINERJA JEMBATAN TIMBANG KLEPU TERHADAP KONDISI RUAS JALAN SEMARANG - BAWEN (KM 17 KM 25)

EVALUASI UMUR LAYAN JALAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN BEBAN BERLEBIH DI RUAS JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI ACEH

BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR

3.2. Mekanisme Tegangan dan Regangan pada Struktur Perkeraan 11

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR KONSTRUKSI JALAN RAYA. 1. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Spine Road III Bukit Sentul

KOMPARASI TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE AASHTO 1993 DENGAN METODE BINA MARGA

HUBUNGKAN KECAMATAN MEDAN

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Studi Pengaruh Pengurangan Tebal Perkerasan Kaku Terhadap Umur Rencana Menggunakan Metode AASHTO 1993

Memperoleh. oleh STUDI PROGRAM MEDAN

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR i DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN..

STUDI KARAKTERISTIK PENENTUAN TINGKAT PEMBEBANAN KENDARAAN TERHADAP TEBAL LAPIS PERKERASAN JALAN

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh:

BAB III LANDASAN TEORI. jalan, diperlukan pelapisan ulang (overlay) pada daerah - daerah yang mengalami

PROGRAM KOMPUTER UNTUK DESAIN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kajian Pustaka Ulasan Pustaka Terhadap Penelitian Ini Ringkasan Penelitian Lain...

PERANCANGAN PERKERASAN CONCRETE BLOCK DAN ESTIMASI BIAYA

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

TUGAS AKHIR ALTERNATIF PENINGKATAN KONSTRUKSI JALAN DENGAN METODE PERKERASAN LENTUR DAN KAKU DI JL. HR. RASUNA SAID KOTA TANGERANG.

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS KOTA MEDAN TANAH KARO KM KM TUGAS AKHIR

PENGGUNAAN METODE CAKAR AYAM MODIFIKASI SEBAGAI SOLUSI PEMBANGUNAN JALAN DI ATAS TANAH EKSPANSIF

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN BATAS KABUPATEN TAPANULI UTARA SIPIROK (SECTION 2)

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS DELI SERDANG DOLOK MASIHUL-BATAS TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

EVALUASI PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE BINA MARGA Pt T B DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KENPAVE TUGAS AKHIR

ANALISA PENGARUH MUATAN BERLEBIH TERHADAP UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN

Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Benkelman Beam Pada Ruas Jalan Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul, Sumatera Utara

BAB IV STUDI KASUS BAB 4 STUDI KASUS

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2013 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS JALAN TOL SOLO NGAWI STA

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai Syarat Menyelesaikan Program Sarjana Sains Terapan D-IV TPJJ Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan.

STUDI PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS JALAN BATAS PROVINSI NAD SIMPANG PANGKALAN SUSU TANJUNG PURA - STABAT TUGAS AKHIR

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

STUDI KORELASI DAYA DUKUNG TANAH DENGAN INDEK TEBAL PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA

TUGAS AKHIR EVALUASI PERANCANGAN TEBAL PERKERASAN JALAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN METODE AUSTROADS MENGGUNAKAN PROGRAM KENPAVE

BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.2 Dasar Teori Oglesby, C.H Hicks, R.G

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

Dalam perencanaan lapis perkerasan suatu jalan sangat perlu diperhatikan, bahwa bukan cuma karakteristik

BAB III LANDASAN TEORI. A. Parameter Desain

ANALISA PENGUJIAN DYNAMIC CONE PENETROMETER

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal J-ENSITEC, 01 (2014)

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN TAMBAHAN MENGGUNAKAN METODE BENKELMAN BEAM PADA RUAS JALAN SOEKARNO HATTA, BANDUNG

ABSTRACT. Keywords : component analysis method, road, flexible pavement. Universitas Kristen Maranatha

BAB III LANDASAN TEORI. Pada metode Bina Marga (BM) ini jenis kerusakan yang perlu diperhatikan

Menetapkan Tebal Lapis Perkerasan

EVALUASI TEBAL LAPIS PERKERASAN LENTUR MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN NO.22.2/KPTS/Db/2012 DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KENPAVE

ANALISIS SUSUNAN PERKERASAN JALAN PADA TIGA RUAS JALAN ARTERI DI SEMARANG

ANALISIS PERHITUNGAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK JALAN TOL MEDAN-KUALANAMU KABUPATEN DELI SERDANG LAPORAN

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR RUAS JALAN PARINGIN- MUARA PITAP KABUPATEN BALANGAN. Yasruddin¹)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN SELATAN-SELATAN CILACAP RUAS SIDAREJA - JERUKLEGI

EVALUASI BEBAN KENDARAAN TERHADAP DERAJAT KERUSAKAN DAN UMUR SISA JALAN (STUDI KASUS : PPT. SIMPANG NIBUNG DAN PPT. MERAPI SUMATERA SELATAN)

Wita Meutia Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil S1 Fakultas Teknik Universitas Riau Tel , Pekanbaru Riau,

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

METODE PELAKSANAAN PADA PELEBARAN JALAN BARUS BATAS KOTA SIBOLGA

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DI RUAS JALAN KALIURANG YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari

BAB III METODOLOGI. 3.1 Diagram Alir Kerangka Pikir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Identifikasi Masalah. Pengamatan Pendahuluan

SKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH)

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Konsep penelitian ini adalah untuk mendapatkan tebal lapis perkerasan dengan

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM

Gambar 3.1. Diagram Nilai PCI

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR AKIBAT MENINGKATNYA BEBAN LALU LINTAS PADA JALAN SINGKAWANG-SAGATANI KECAMATAN SINGKAWANG SELATAN

Transkripsi:

ANALISA PENGARUH BEBAN BERLEBIH TERHADAP PENGURANGAN UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN PADA PROYEK JALAN BATAS KOTA MEDAN-BATAS KABUPATEN KARO SEKSI I KECAMATAN PANCUR BATU, SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan oleh MUHAMMAD ALKHAIRI NIM: 1105131015 PROGRAM STUDI TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2015

ABSTRAK ANALISA PENGARUH BEBAN BERLEBIH TERHADAP PENGURANGAN UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN PADA PROYEK JALAN BATAS KOTA MEDAN-BATAS KABUPATEN KARO SEKSI I KECAMATAN PANCUR BATU, SUMATERA UTARA oleh MUHAMMAD ALKHAIRI 1105131015 Seiring dengan tingkat kepadatan lalulintas yang melintas pada perkerasan jalan menyebabkan berbagai kendala, yaitu kerusakanpada bagian konstruksi jalan dan berkurangnya umur pelayanan, penyebab dari kerusakan itu diantaranya beban muatan kendaraan berlebih (overload). Kinerja perkerasan jalan dilihat dari kemampuan perkerasan itu menerima beban berulang yang bekerja di atasnya. Setiap kali muatan lewat, terjadi deformasi pada permukaan perkerasan. Berkaitan dengan hal tersebut dalam penelitian ini akan dibahas mengenai pengaruh beban berlebih (overload) dengan variasi beban yaitu, beban gandar standart 8,16 ton, 5%, 10%, 15%,dan 20% lebih dari dari beban gandar standart, sehingga pengaruh beban berlebih (overload) terhadap umur rencana perkerasan jalan dapat diketahui. Pada penelitian ini perkerasan yang digunakan menggunakan perkerasan lentur (flexible pavement). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumbu beban kendaraan lebih dari 20% melebihi beban gandar maksimum. Jika dihitung dengan kondisi overload maka terjadi penurunan umur layan sebesar 2,6 tahun dari umur rencana selama 10 tahun. Penelitian ini menggunakan metode Bina marga 2002 yang mengacu pada metode AASHTO 1993 penurunan pada usia masa layanan terbesar mencapai 26,04 %. Kata kunci: Flexible pavement, beban berlebih, umur perkerasan. i

ABSTRACT Along with traffic density that paas on the road pavement causing variety problems, like damage on part of road construction and reduced service age, the cause of those damage include excessive of vehicles load (overload). Related with those thing, this research will be discussed about effect of overload with variation load, like standard axle load of 8.16 tonnes, 5%, 10%, 15%, and 20% more thanstandard axle load, that s why effect of the load Excess (overload) tervice age planning of road pavement can be known. The results showed that the axis of the vehicle load more than 20% excees the maximum axle load. If we calculate it with an overload condition there will be service age decreasing about 2.6 years of age palnning for 10-year. This study uses the method of BINA MARGA 2002, which refers to the 1993 AASHTO methode decreasing of highest service age reached 26.04%. Keywords: Flexible pavement, excess load, aged pavement. ii

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan Tugas Akhir yang berjudul ANALISA PENGARUH BEBAN BERLEBIH TERHADAP PENGURANGAN UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN PADA PROYEK JALAN BATAS KOTA MEDAN-BATAS KABUPATEN KARO SEKSI I KECAMATAN PANCUR BATU SUMATERA UTARA ini merupakan salah satu syarat yang harus dilaksanakan untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan, Pendidikan Program Studi Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan, Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan. Laporan Tugas Akhir ini, penulis menghadapi berbagai kendala, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. M. Syahruddin S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan. 2. Ir. Samsudin Silaen, M.T., Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan. 3. Amrizal S.T., M.T Kepala Program Studi D-IV TPJJ. 4. Ir. Amsuardiman, M.T., Dosen Pembimbing Tugas Akhir 5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun materi. 6. Teman-teman yang telah membantu dalam pelaksanaan pengumpulan data untuk Tugas Akhir. 7. Alliance yang telah memberikan semangat dan nasihat dalam Tugas Akhir. 8. Teman-teman sekelas dan satu jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan. Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun dan menyelesaikan laporan ini. Namun, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis menerima dengan terbuka segala iv

masukan masukan, kritik, saran, dan pendapat yang bersifat membangun guna memperbaiki Laporan Tugas Akhir ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian pembaca, dan penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca. Medan, Agustus 2015 Hormat penulis, Muhammad Alkhairi NIM : 1105131015 v

DAFTAR ISI halaman ABSTRAK... i PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR LAMPIRAN... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Rumusan Masalah... 2 I.3 Batasan Masalah... 3 I.4 Tujuan Penelitian... 3 I.5 Manfaat Penelitian... 3 I.6 Metodologi dan Pembahasan... 4 I.7 Sistematika Penulisan... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.2 Umum... 7 II.2 Beban Berlebih... 10 II.2.1 Pengertian Beban Berlebih... 10 II.2.2 Konsep Dasar Beban Berlebih (overload)... 10 II.3 Parameter Perencanaan Perkerasan... 13 II.3.1 Beban Lalu Lintas... 13 II.3.2 Daya Dukung Tanah Dasar (DDT)... 14 II.3.3 Faktor Regional (FR)... 16 II.3.4 Pertumbuhan Lalu Lintas ( i %)... 17 II.3.5 Umur Rencana (UR)... 17 II.3.6 Reliabilitas... 18 II.3.7 Jumlah Lajur... 19 v

II.3.8 Koefisien Distribusi Kendaraan... 21 II.3.9 Indeks Permukaan Awal (IPo)... 21 II.3.10 Indeks Permukaan Akhir (IPt)... 22 II.3.11 Koefisien Kekuatan Relatif (a)... 23 II.3.12 Lapis Permukaan... 25 II.3.13 Perencanaan Tebal Lapis Perkasan... 26 II.4 Angka ekivalen (E)... 30 II.5 Batas Batas Minimum Tebal Perkerasan... 32 II.6 Kategori Kendaraan... 33 II.7 Volume Lalu Lintas... 34 II.7.1 Lalu Lintas Harian... 35 II.7.2 Volume Jam Perencanaan (VJR)... 35 II.8 LoS (Level of Service) Tingkat Pelayanan... 38 II.9 Persamaan Bina Marga... 39 BAB III. METODOLOGI III.1 Umum... 41 III.2 Lokasi Penelitian... 41 III.3 Pengumpulan Data... 43 III.3.1 Survey Kondisi dan Tata Ruang... 44 III.3.2 Tekhnik Pengumpulan Data... 44 III.4 Prosedur Perencanaan dan Perhitungan Perkerasan Lentur... 44 III.5 Prosedur Perhitungan Pengurangan umur rencana akibat beban berlebih... 45 III.6 Analisis dan Interpretasi... 45 BAB IV. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN IV.1. Analisis dan Pembahasan... 46 IV.1.1 Data Kendaraan... 46 IV.1.2 Konfigurasi Masing masing Sumbu Kendaraan... 47 IV.1.3Angka Ekivalen kendaraan untuki beban dalam keadaan standar... 48 IV.1.4 Lalu Lintas... 48 IV.1.4.1 Menghitung Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)... 48 vi

IV.1.4.2 Menghitung Lintas Ekivalen Awal (LEA)... 49 IV.1.4.3 Menghitung Lintas Ekivalen Tengah (LET)... 50 IV.1.4.4 Menghitung Lintas Ekivalen Rencana (LER)... 50 IV.1.4.5 Menghitung Lintas Ekivalen Selama Umur Rencana... 51 IV.2 Perhitungan Nilai CBR... 52 IV.3 Data Penunjang Perkerasan Lentur... 53 IV.4 Perhitungan Tebal Perkerasan Ipt = 2,5 dan Ip0 > 4... 53 IV.5 Perhitungan Pengaruh Beban Kendaraan Terhadap % Umur Perkerasan... 55 IV.5.1 Perhitungan Persen Beban Berlebih yang di Pikul Kendaraan... 57 IV.5.1.1 Perhitungan Persen Beban berlebih yang Dipikul Truk 2 As Kecil... 57 IV.5.1.2 Perhitungan Persen Beban berlebih yang Dipikul Truk 2 As Besar... 58 IV.5.1.3 Perhitungan Persen Beban berlebih yang Dipikul Truk >= 3 As Besar... 59 IV.5.2.1 Perhitungan Pengaruh Perubahan Beban Truk 2 As kecil Terhadap % Umur Perkerasan Jalan... 60 IV.5.2.2. Perhitungan Pengaruh Perubahan Beban Truk 2 As Besar Terhadap % Umur Perkerasan Jalan... 65 IV.5.2.3 Perhitungan Pengaruh Perubahan Beban Truk >= 3 As Berat Terhadap % Umur Perkerasan Jalan... 70 BAB V KESIMPULAN dan SARAN V.1 Kesimpulan... 76 V.2 Saran... 78 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Data Umum Proyek dan Lalu Lintas Harian Volume Kerja Rencana Data Dynamic Cone Penotremeter Gambar Rencana Proyek Data Jembatan Timbang Dinas Perhubungan Sibolangit Foto Survey Kondisi Tata Ruang xxiii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Susunan Konstruksi Perkerasan Lentur... 8 Gambar 2.2 Penyebaran Beban Roda Hingga Lapisan Subgrade... 9 Gambar 2.3 Grafik Korelasi CBR dan DDT... 16 Gambar 2.4 Grafik Untuk Memperkirakan Koefisien Kekuatan Relatif... 14 Gambar 2.5 Nomogram 1 Untuk IPt = 2,5 dan Ipo > 4... 25 Gambar 2.6 Nomogram 2 Untuk IPt = 2,5 dan Ipo 3,9 3,5... 25 Gambar 2.7 Nomogram 3 Untuk IPt = 3 dan Ipo > 4... 26 Gambar 2.8 Nomogram 4 Untuk IPt = 2 dan Ipo 3,9 3,5... 26 Gambar 2.9 Nomogram 5 Untuk IPt = 1,5 dan Ipo 3,9 3,5... 27 Gambar 2.10 Nomogram 6 Untuk IPt = 1,5 dan Ipo 3,4 3,0... 27 Gambar 2.11 Nomogram 7 Untuk IPt = 1,5 dan Ipo 2,9 2,5... 28 Gambar 2.12 Nomogram 8 Untuk IPt = 1 dan Ipo 2,9 2,5... 28 Gambar 2.13 Nomogram 5 Untuk IPt = 1 dan Ipo < 2,4... 29 Gambar 2.14 Indeks Tebal Perkerasan Masing-Masing Lapisan... 29 Gambar 2.15 Sumbu Standart 18.000 pon/8,16 ton... 31 Gambar 3.1 Sketsa Proyek... 42 Gambar 3.2 Lokasi Penelitian Tugas Akhir... 43 Gambar 4.1 Grafik % Umur Akibat Perubahan Berat Truk 2 As Kecil... 64 Gambar 4.2 Grafik % Umur Akibat Perubahan Berat Truk 2 As Besar... 69 Gambar 4.3 Grafik % Umur Akibat Perubahan Berat Truk > 3 As Berat... 74 Gambar 4.4 Grafik Perubahan % Umur dan % berat Masing-Masing Kendaraan... 64

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kelas jalan berdasarkan fungsi dan penggunaannya... 11 Tabel 2.2 Faktor regional (FR)... 17 Tabel 2.3 Rekomendasi tingkat reliabilitas untuk bermacam kalsifikasi jalan... 18 Tabel 2.4 Standar deviasi untuk tingkay reabilitas tertentu... 19 Tabel 2.5 Jumlah lajur berdasarkan lebar perkerasan... 20 Tabel 2.6 Faktor distribusi lajur (DL)... 20 Tabel 2.7 Koefisien distribusi kendaraan (DD)... 21 Tabel 2.8 Indeks permukaanawal umur rencana(ipo)... 22 Tabel 2.9 Indek permukaan akhir pada akhir umur rencaca(ipt)... 22 Tabel 2.10 Koefisien kekuatan relatif (a)... 24 Tabel 2.11 Tebal minimum lapis permukaan... 25 Tabel 2.12 Angka ekivalen beban sumbu kendaraan (E)... 33 Tabel 2.13 Tebal lapis Permukaan berbeton aspal dan lapis permukaan berbetonaspal dan lapis pondasi agregat (inci)... 34 Tabel 2.14 Kategori jenis kendaraan berdasarkan 3 referensi... 35 Tabel 2.15 Ekivalen mobil penumpang (emp)... 37 Tabel 2.16 Kecepatan rencana,vr, sesuai klasifikasi fungsi dan klasifikasi medan jalan... 38 Tabel 2.17 penentuanlebar jalur dan bahu jalan... 38 Tabel 2.18 Standart nilai Los... 40 Tabel 4.1 Data kendaraan... 47 Tabel 4.2 Konfigurasi masing-masing sumbu kendaraan... 48 Tabel 4.3 Angka ekivalen kendaran... 49 Tabel 4.4 Perhitungan LEP, LEA, LET, LER... 51 Tabel 4.5 Perhitungan nilai CBR... 52 Tabel 4.6 Batas minimum tebal lapis perkerasan... 53 Tabel 4.7 Batas minimum tebal lapis perkerasan... 54 Tabel 4.8 Perhitungan total ESAL selama 10 tahun... 56 Tabel 4.9 Perhitungan % beban berlebih Truk 2 As kecil... 57 Tabel 4.10 Perhitungan % beban berlebih Truk 2 As besar... 58 xiii

Tabel 4.11Perhitungan % beban berlebih Truk >= 3 As berat... 59 Tabel 4.13 Perhitungan 1% beban berlebih Truk 2 As kecil... 60 Tabel 4.14 Perhitungan 2% beban berlebih Truk 2 As kecil... 61 Tabel 4.15 Perhitungan 4% beban berlebih Truk 2 As kecil... 61 Tabel 4.16 Perhitungan 5% beban berlebih Truk 2 As kecil... 62 Tabel 4.17 Perhitungan 6% beban berlebih Truk 2 As kecil... 62 Tabel 4.18 Perhitungan 17% beban berlebih Truk 2 As kecil... 63 Tabel 4.19 Perhitungan 18% beban berlebih Truk 2 As kecil... 63 Tabel 4.20 Perhitungan 20% beban berlebih Truk 2 As kecil... 64 Tabel 4.21 Perhitungan % akibat perubahan berat Truk 2 As kecil... 65 Tabel 4.22 Perhitungan 2% beban berlebih Truk 2 As Besar... 65 Tabel 4.23 Perhitungan 3% beban berlebih Truk 2 As Besar... 66 Tabel 4.24 Perhitungan 4% beban berlebih Truk 2 As Besar... 66 Tabel 4.25 Perhitungan 5% beban berlebih Truk 2 As Besar... 67 Tabel 4.26 Perhitungan 6% beban berlebih Truk 2 As Besar... 68 Tabel 4.27 Perhitungan 10% beban berlebih Truk 2 As Besar... 69 Tabel 4.28 Perhitungan 11% beban berlebih Truk 2 As Besar... 69 Tabel 4.29 Perhitungan % umur akibat perubahan berattruk 2 As Besar... 70 Tabel 4.30 Perhitungan 8% beban berlebih Truk >= 3As Besar... 70 Tabel 4.31 Perhitungan 9% beban berlebih Truk >= 3As Besar... 71 Tabel 4.32 Perhitungan 11% beban berlebih Truk >= 3As Besar... 71 Tabel 4.33 Perhitungan 18% beban berlebih Truk >= 3As Besar... 72 Tabel 4.34 Perhitungan 24% beban berlebih Truk >= 3As Besar... 72 Tabel 4.35 Perhitungan 25% beban berlebih Truk >= 3As Besar... 73 Tabel 4.36 Perhitungan % umur akibat perubahan berattruk >= 3 As Besar... 74 Tabel 4.37 Perubahan % umur dan% berat masing masing kendararaan... 75 xiv

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perkerasan dan struktur perkerasan adalah struktur yang terdiri dari beberapa lapis perkerasan dari bahan bahan yang telah diproses, dimana bahan bahan tersebut berfunsi untuk menahan berat dari beban lalu lintas tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada konstruksi jalan itu sendiri. Struktur perkerasan terdiri dari beberapa lapisan dengan kekerasan dan daya dukung yang berbeda beda. Struktur perkerasan jalan dalam menjalankan fungsinya berkurang sebanding dengan bertambahnya umur perkerasan dan bertambahnya beban lalu lintas yang dipikul dari kondisi awal desain perkerasan tersebut. Lalu lintas yang semakin padat dan berkembang seiring dengan perkembangan disegala aspek kehidupan. Umur perkerasan jalan ditetapkan pada umumnya berdasarkan jumlah kumulatif lintasan kendaraan standart (CESA, cumulative equivalent standart axel) yang diperkirakan akan melalui perkerasan tersebut dibuat dan dipakai umum sampai dengan perkerasan tersebut dikategorikan rusak (habis nilai pelayanannya). Pertumbuhan ekonomi yang cepat menuntut suatu permintaan pelayanan pada transportasi jalan yang lebih baik, kenyamanan, keamanan dan keselamatan pergerakan. Pada dasarnya jalan akan mengalami penurunan fungsi strukturalnya sesuai dengan bertambahnya umur, apalagi jika dilewati oleh truk-truk dengan muatan yang cenderung berlebih. Jalan-jalan raya saat ini mengalami kerusakan dalam waktu yang relatif sangat pendek (kerusakan dini) baik jalan yang baru dibangun maupun jalan yang baru diperbaiki (overlay). Kerusakan jalan saat ini menjadi suatu yang kontroversial dimana satu pihak mengatakan kerusakan dini pada perkerasan jalan disebabkan karena jalan didesain dengan tingkat kualitas dibawah standar dan di pihak lain menyatakan kerusakan dini perkerasan jalan disebabkan terdapatnya kendaraan dengan muatan berlebih (overloading) yang biasanya terjadi pada kendaraan berat. Faktor lain yang menyebabkan kerusakan pada perkerasan yaitu drainase jalan tidak berfungsi dengan baik. Dampak yang timbul akibat tidak berfungsinya 1

drainase dan muatan beban berlebih adalah menurunnya tingkat kenyamanan pengendara, menurunnya tingkat keselamatan, menurunnya tingkat pelayanan lalu lintas, serta menurunnya kualitas lingkungan. Faktor lain seperti perencanaan, pengawasan pelaksanaan dan lingkungan juga memberikan kontribusi pada kerusakan jalan (Jurnal Master Plan Transportasi Darat 2005, hal III-12) Mengacu kepada UU Jalan No. 38 tahun 2004 dan UU Lalulintas nomor 14 tahun 1992 serta kemampuan dana pemerintah, kapasitas konstruksi jalan yang mampu disediakan adalah MST (Muatan Sumbu Terberat) < 8 ton, MST 8 ton dan MST 10 ton. MST yang disediakan ini pada umumnya lebih rendah dari kenyataan MST yang ada di lapangan, sehingga terjadi pelanggaran jalan (Jurnal Master Plan Transportasi Darat 2005, hal III-12) I.2. Rumusan Masalah Secara definisi beban berlebih (overloading) adalah suatu kondisi beban gandar kendaraan melebihi beban standar yang digunakan pada asumsi desain perkerasan jalan atau jumlah lintasan operasional sebelum umur rencana tercapai,atau sering disebut dengan kerusakan dini. Sedangkan umur rencana perkerasan jalan adalah jumlah repetisi beban lalu lintas ( dalam satuan Equivalent standart Axle Load, ESAL) yang dapat dilayani jalan sebelum terjadi kerusakan srtuktural pada lapisan perkerasan. Kerusakan jalan akan terjadi lebih cepat karena jalan terbebani melebihi daya dukungnya. Kebanyakan truk di Indonesia mengalami kelebihan muatan, beberapa di antaranya memiliki kelebihan yang sangat besar. Sebuah Survei The Asia Foundation, bekerja sama dengan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia (LPEM-FEUI) menunjukkan bahwa rata-rata 52% truk mengalami kelebihan muatan sekitar 45% di atas batas muatan yang diizinkan. Rata-rata berat beban adalah sekitar 4 ton di atas berat yang diizinkan. 2

I.3. Batasan Masalah Dalam penulisan ini, penulis hanya membatasi masalah yaitu hanya pada pengaruh kendaraan dengan muatan berlebih terhadap umur perkerasan jalan. Hal yang akan disajikan dalam penulisan ini adalah : - Beban berlebih yang dimaksud adalah beban kendaraan melebihi beban sumbu standar yang ditetapkan sesuai dengan konfigurasi sumbu kendaraan. - Kendaraan yang akan digunakan dalam tugas akhir ini adalah kendaraan yang mempunyai pengaruh yang cukup besar pada struktur perkerasan jalan dan kendaraan yang kemungkinan besar biasa dijumpai di jalan raya dimuati dengan beban yang berlebih seperti pada truk, trailer maupun kendaraan berat lainnya. - Beban berlebih yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah beban sumbu standar kendaraan melebihi dari beban sumbu yang telah ditetapkan. - Jenis kontruksi perkerasan adalah kontrusi perkersan lentur (flexible pavement) yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Dimana lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar. I.4. Tujuan Penelitian Pada tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kelebihan muatan pada kendaraan terhadap umur rencana perkerasan jalan raya, sehinga terjadinya kerusakan perkerasan jalan raya dan besarnya pengaruh kelebihan muatan kendaraan terhadap umur rencana jalan dapat diketahui. I.5. Manfaat Penelitian 1. Memberikan tambahan informasi dalam ilmu pengetahuan terutama di bidang Teknik Sipil khusus Perancangan Jalan dan Jembatan. 2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi stake holder ataupun yang mewenanginya. 3

I.6. Metodologi dan Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah studi literatur yaitu dengan menggunakan Metode Analisa Komponen/Bina Marga 2002 dimana metode ini mengacu pada metoda AASHTO 93 dan dengan mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan serta keterangan dari buku-buku, jurnal yang berhubungan dengan pembahasan ini maupun masukan dari dosen pembimbing. I.7. Sistematika Penulisan Tugas akhir ini dengan judul Studi Pengaruh Beban Belebih (Overload) Terhadap Pengurangan Umur Rencana Perkerasan Jalan dalam penulisannya menggunakan studi literatur. Sistematika pembahasan meliputi lima bagian yang menjelaskan dan merangkum pokok-pokok bahasan dari tinjauan pustaka. - BAB I. Pendahuluan Berisikan latar belakang pemilihan topik penelitian, permasalahan yang ada, pembatasan masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai, serta sistematika pembahasannya. - BAB II. Tinjauan Pustaka Berisikan uraian mengenai teori dasar tentang pengaruh kelebihan muatan kenderaan terhadap kekuatan umur rencana jalan raya, arti penting dari mengetahui beban standar yang dapat melintas di suatu perkerasan jalan, beserta parameter perencanaan perkerasan jalan dan uraian metode analisa yang dipakai dalam penelitian ini. - BAB III. Metodologi Penelitian Berisikan tentang pendekatan teori yang telah dijabarkan, langkahlangkah perhitungan, rumus-rumus yang digunakan beserta data-data dalam pehitungan indeks permukaan jalan raya. Sedangkan beban kenderaan diasumsikan sesuai dengan kondisi di lapangan. Kemudian beban lalu lintas 4

ditingkatkan melebihi beban standar. Sehingga struktur perkerasan dengan ketebalan yang ada akan berkurang umurnya. - BAB IV. Analisis dan Pembahasan Berisikan tentang pelaksanaan penelitian yang dilakukan yaitu perhitungan angka ekivalen (damage faktor) ELintas Ekivalen Desain dengan muatan standar yang kemudian perhitungan angka ekivalen (damage faktor) Elintas EkivalenAda dengan muatan yang dilebihkan.kemudian dihitung pengurangan umur perkerasan akibat beban berlebih tersebut. - BAB V. Kesimpulan dan Saran Berisikan penutup dari penelitian, yang terdiri dari kesimpulan dari hasil penelitian yang dilaksanakan, serta saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. 5

Terdapatnya Kendaraan dengaan Kondisi Beban Berlebih (overload) MAKSUD Mengetahui Pengaruh Beban Berlebih (overload) Pada perkerasan Fleksible Pavement TUJUAN Mengetahui Berkurangnya Umur Rencana Akibat adanya Kendaran Tinjauan Pustaka Pengambilan Data Bina Marga Parameter yang digunakan Volume Lalulintas CBR LHR (Kend/ hari) SO AASHTO Parameter yang digunakan ZR MR Menentukan Nilai CESA Menentukan Tebal Lapis Menentukan Pengaruh Beban Berlebih Pada Perkerasan Jalan Kesimpulan Gambar 1.1 Bagan Alir Rencana Pengerjaan Tugas Akhir 6