GAMBARAN KANDUNGAN FECAL COLI PADA AIR DANAU TONDANO BERDASARKAN PARAMETER MIKROBIOLOGI. Astri M. R. Kaunang*, Oksfriani J. Sumampouw*, Harvani Boky* *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado ABSTRAK Parameter mikrobiologi digunakan dalam pengujian untuk pengukuran kadar fecal coliform dan total coliform di dalam air. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jumlah kandungan fecal coli pada air Danau. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif. Pemeriksaan air dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi pada Balai Penunjang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulut. Pemeriksaan fecal coli menggunakkan metode MPN Coli tinja tabung ganda. Pengambilan sampel dilakukan di 5 titik lokasi. Hasil penelitian menunjukkan jumlah kandungan fecal coli yang diambil pada dua titik pengambilan di Muara Sungai Leleko (2400 MPN/100ml) dan di Desa Paleloan (2400 MPN/100ml) sudah tidak memenuhi syarat sesuai standar kualitas air bersih menurut PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 (50 MPN/100ml). Dari hasil penelitian jumlah kandungan fecal coli nilai terendah terdapat di Desa Remboken masih memenuhi syarat dan nilai tertinggi pada Muara Sungai Leleko dan di Desa Paleloan sudah tidak memenuhi syarat. Diharapkan untuk penduduk yang bermukim di sekitar danau untuk tidak membuang limbah langsung ke dalam perairan danau. Kata Kunci: Parameter Mikrobiologi, fecal coli, Danau Tondano ABSTRACT Microbiological parameters used in tests to measure levels of fecal coliform and total coliform in the water. The purpose of this study to determine the amount of fecal coli in the water content of the lake. This study is an exploratory study. Water proofing is done in the Laboratory of Microbiology at the Center for Health Care Support Health Office of North Sulawesi Province. Examination of fecal coli fecal coli MPN method menggunakkan double tube. Sampling was carried out at 5 point locations. The results showed the number of fecal coli contents were taken on two pick up points in the estuary Leleko (> 2400 MPN / 100ml) and in the village of Paleloan (> 2400 MPN / 100ml) is not eligible according to the standard of water quality according to PERMENKES No. 416 / Menkes / Per / IX / 1990 (50 MPN / 100ml). Conclusion The amount of content contained fecal coli lowest value in the village Remboken still eligible and the highest value in the estuary and in the village Leleko Paleloan is not eligible. It is advisable for people living around the lake area to not dispose of waste directly into the waters of the lake. Keywords: Parameter Microbiology, fecal coli, Lake Tondano PENDAHULUAN Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya (Suriawiria, 2008). Air permukaan dapat dimanfaatkan lebih luas lagi untuk sumber baku air minum dan air industri (Sumantri, 2015). Parameter mikrobiologi digunakan dalam pengujian untuk pengukuran kadar fecal coliform dan total coliform di dalam air (Mulia, 2005). Fecal coli hidup pada tinja dan menyebabkan masalah kesehatan pada manusia seperti diare, muntaber serta masalah pencernaan lainnya. fecal coli biasanya digunakan sebagai bakteri indikator pencemaran limbah manusia atau hewan. Manakala suatu makanan atau air dalam analisis mikrobiologi ditemukan fecal coli positif, maka dapat disimpulkan bahwa makanan atau air
tersebut telah tercemar oleh limbah manusia atau hewan (Sembel, 2015). Berdasarkan PERMENKES RI No. 416 / MENKES / PER / IX / 1990 tentang persyaratan kualitas air bersih untuk kandungan bakteri fecal coli adalah 50 MPN/100ml, apabila kandungannya sudah melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan maka mengindikasikan telah adanya pencemaran air. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh PPLH-SDA Unsrat yang bekerjasama dengan UCE-CEPI (2001) bahwa coliform di sungai adalah 46.000/100 ml dan di danau 46.000/ml. Jumlah ini telah melebihi ambang batas untuk kriteria kualitas air golongan B (Air sebagai bahan baku air minum). Penelitian yang dilakukan oleh Sumampouw (2008) pada Sungai Tondano yang merupakan outlet aliran Danau Tondano menunjukkan bahwa kandungan fecal coli sudah melebihi standar yaitu 80 MPN/100ml. Kawasan perairan sebelah barat Danau Tondano merupakan daerah paling banyak terjadi aktivitas masyarakatnya yang memberikan kontribusi terhadap masukan limbah domestik (tinja, deterjen,dll) bagi perairan Danau Tondano. Kandungan fecal coli yang sudah melewati baku mutu berpotensi sebagai penyebab penyakit, maka keberadaanya berbahaya bagi kesehatan penduduk yang menggunakkan air danau untuk segala bentuk aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang kandungan fecal coli pada air danau khususnya di sebelah barat Danau Tondano. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif yang bertujuan untuk mengetahui jumlah kandungan fecal coli pada air Danau Tondano apakah sesuai dengan standar kualitas air bersih berdasarkan PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 (50 MPN/100ml). Penelitian ini dilakukan di sekitar perairan Danau Tondano khususnya di wilayah bagian barat Danau pada bulan September sampai Oktober 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah air danau di perairan bagian barat Danau Tondano, Provinsi Sulawesi Utara. Penentuan pengambilan sampel air danau bersifat purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan di lima titik. Titik I di ambil di tengah Danau Tondano pada pukul 07.15 WITA, titik II di Desa Urongo pada pukul 17.35 WITA, titik III di Desa Remboken pada pukul 07.55 WITA. Titik IV di muara sungai Leleko pada pukul 08.10 WITA, dan titik V di Desa Paleloan pada pukul 08.40 WITA. Pengambilan sampel
dilakukan pada jarak sekitar kurang lebih 5m dari darat dan diambil pada kedalaman kurang lebih 1m di bawaah permukaan air. Variabel yang diteliti adalah kandungan fecal coli pada air danau di pagi dan sore hari. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada setiap lokasi/titik pengambilan sampel ditentukan titik koordinatnya melalui alat Global Positioning System (GPS). Gambar 1. Jumlah Kandungan fecal coli pada perairan Danau Tondano di Setiap Titik Pengambilan Sampel di Pagi dan Sore hari. 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 TP I TP II TP III TP IV TP V STANDAR PERMEN KES Pagi Hari 23 15 14 2400 2400 50 Sore Hari 2400 120 9 2400 2400 50 Pagi Hari Sore Hari *TP: Titik Pengambilan Berdasarkan Gambar 3, dapat diketahui bahwa kandungan fecal coli yang diambil pada dua titik pengambilan sampel air sudah melewati standar kualitas air bersih sesuai PERMENKES RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 (50 MPN/100ml), yaitu pada TP IV sebanyak 2400 MPN/100ml dan TP V sebanyak 2400 MPN/100ml. Berdasarkan hasil penelitian jumlah kandungan fecal coli pada tiga titik pengambilan sampel masih memenuhi syarat sesuai standar kualitas air bersih berdasarkan PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 dan pada dua titik pengambilan sampel lainnya tidak memenuhi syarat yaitu di lokasi titik pengambilan sampel IV yang terletak di muara sungai Leleko dan titik V di desa Paleloan. Secara geografis, aliran sungai mengalir sepanjang permukiman penduduk menuju muara sungai. Dari hasil pengamatan, penduduk yang tinggal di daerah sekitar sungai ini sering menggunakan sungai dan air danau untuk membuang sampah, membuang limbah rumah tangga, kegiatan mencuci dan mandi, dan banyak rumah-rumah di sekitar danau belum memiliki jamban yang layak sehingga penduduk langsung membuang
tinja ke dalam perairan air danau yang dapat meningkatkan berkembangnya bakteri fecal coli. Dari hasil pengamatan titik-titik lokasi pengambilan sampel pada umumnya terletak berdekatan dengan kawasan rumah-rumah makan terapung dan permukiman penduduk. Masyarakat yang tinggal di daerah sekitar ini masih sering membuang sampah dan limbah rumah tangga di danau dan masih ada rumah penduduk yang belum memiliki jamban yang layak sehingga langsung membuang tinja ke dalam perairan danau yang menyebabkan banyaknya jumlah kandungan bakteri fecal coli. Selain itu dari hasil pengamatan yang dilakukan, dapat dilihat hewan-hewan peliharaan yang membuang tinja langsung di tepi danau. PPLH-SDA Unsrat yang bekerjasama dengan UCE-CEPI (2001) telah melakukan penelitian pada danau Tondano. Hasil penelitian menunjukkan bahwa coliform di danau 46.000/ml. Jumlah ini telah melebihi ambang batas untuk kriteria kualitas air golongan B (Air sebagai bahan baku air minum). Penelitian yang dilakukan oleh Sumampouw (2008) pada Sungai Tondano yang merupakan outlet aliran Danau Tondano menunjukkan bahwa kandungan fecal coli sudah melebihi standar yaitu 80 MPN/100ml. Penelitian ini menunjukkan tercemarnya air sungai di karenakan kepadatan penduduk yang tinggal di dekat aliran sungai yang disebabkan oleh aktivitas penduduk yang kurang memperhatikan kondisi lingkungan meyebabkan bertambahnya beban pencemar masuk ke dalam sungai. Paendong (2012) telah melakukan penelitian di pesisir Pantai Malalayang II yang berdekatan dengan muara sungai Malalayang jumlah kandungan fecal coli 200 MPN/100ml jumlah ini sudah melebihi baku mutu wisata bahari. Ijong dan Dien (2011), telah melakukan penelitian bakteriologis pada perairan teluk Manado (sungai Tondano, Sario dan Bahu) dan pulau Bunaken. Hasil penelitian menunjukan bahwa total coliform dan fecal coli yang ada di muara sungai yang ada di pesisir teluk Manado cukup tinggi yaitu 2,4x - 1,1x MPN/100 ml. Lokasi-lokasi ini merupakan lokasi yang berdekatan dengan permukiman penduduk. fecal coli yang tinggi di perairan muara sungai di pengaruhi oleh aktivitas manusia yang ada di sekitar tempat tersebut yang membuang limbah domestiknya langsung ke badan air. Data dari profil kesehatan Dinas Kesehatan Minahasa (2014) menunjukkan bahwa penduduk terkena penyakit diare di wilayah kerja puskesmas Tondano Selatan dan Remboken berjumlah 447 orang dan
hanya 67% penduduk yang memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat). Angka total coliform bakteria yang tinggi mengindikasikan adanya cemaran fekal coliform karena 97% dari populasi bakteri total coliform adalah bakteri fekal coliform (Gerardi, 2006). Bakteri fekal coliform yang umum digunakan sebagai indikator pencemaran fekal adalah E. coli dengan ciri berbentuk batang lurus, tidak berspora, dan gram negatif. Bakteri ini merupakan indikator pencemaran materi fekal karena bakteri tersebut hidup di dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas lain (Servais et al., 2007). Sekitar 14.000 orang di Negaranegara berkembang meninggal per hari karena mengonsumsi air minum yang terkontaminasi oleh kotoran manusia dan sekitar 500 juta orang India tidak memiliki toilet yang memenuhi syarat (UNICEF ROSA, 2011 dalam Sembel, 2015). Keberadaan fecal coli di dalam perairan danau juga digunakan sebagai indikator keberadaan organisme patogen seperti bakteri lain yang merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung dalam feses (Armisen dan Servais, 2007). Jumlah fecal coli yang sudah melebihi standar kualitas air dapat berdampak pencemaran terhadap badan air yang akan mencemari juga aliran air sungai yang menjadi outlet dari aliran air danau. Semakin tingginya jumlah buangan yang memasuki badan air, dapat mengakibatkan berbagai jenis penyakit pada manusia. Pencemar domestik yang memasuki badan air sebagai contoh bakteri coli pada suatu benda menandakan benda tersebut telah tercemar oleh materi fecal karena bakteri ini berasal dari tinja hewan berdarah panas dan manusia (Waluyo, 2005). KESIMPULAN Jumlah kandungan fecal coli yang diambil pada pagi hari nilai terendah terdapat di Desa Remboken masih memenuhi syarat dan nilai tertinggi terdapat di Muara Sungai Leleko dan di Desa Paleloan tidak memenuhi syarat. DAFTAR PUSTAKA Armisen TG, Servais P. 2007. Respective Contributions of Point and Non-Point Sources of E. coli and Large Urbanized Watershed (The Seine River, France). Journal of Environmental Management. vol 82:512-518. (Online)(Di akses 15 Oktober 2016). Gerardi MH. 2006. Wastewater
Bacteria. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. pp 36. Ijong F, Dien H. 2011. Karakteristik Bakteri Pereduksi Merkuri (Escherichia coli) Diisolasi dari Perairan Pantai Teluk Manado. Manado: Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis. Volume 3, No. 3 hal.103-108. Kamurur, V. 2002. Aspek Strategis Pengelolaan Danau Tondano Secara Terpadu. Jurnal EKOTONǀVol.2ǀNo.l:7380ǀApil 2002. (Jurnal Online di akses Jumat, 30 September 2016). Mulia, Ricki M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Paendong, S. M. 2012. Analisis Kandungan Bakteri Escherichia coli Di Pesisir Pantai Malalayang II Kota Manado.Skripsi. Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 tentang Syaratsyarat dan Pengawasan Kualitas Air. 1990. Jakarta: Menteri Kesehatan RI. Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa. 2014. Profil Kesehatan Tahun 2014. Sembel, D. 2015. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: CV Andi Offset. Sumampouw, O. J. 2008. Eksplorasi Masalah Kesehatan Masyarakat Di Daerah Pesisir Kota Manado. (Online). (Di akses dari https://www.scribd.com/docume nt/322684912/artikel-oksfriani- Jufri- Sumampouw-et-al-2015-pdf pada 15 Oktober 2016). Sumantri, A. 2015. Kesehatan Kingkungan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Suriawiria, U. 2008. Mikrobiologi Air. Bandung: PT ALUMNI. Waluyo. 2005. Mikrobiologi Lingkungan. Malang: UMM Press.