BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek Penelitian. sebagai sampel penelitian.

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH KRISIS EROPA DAN Z-SCORE TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA DI BURSA EFEK INDONESIA.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

LAMPIRAN. 1 ADRO Adaro Energy Tbk 2,550 1,770 1, ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk 2,450 1,620 1, INDY Indika Energy Tbk 4,725 2,175 1,400

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. statistik Kolmogorov- Smirnov (uji K-S). Dasar untuk pengambilan

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan Periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Terhadap Return Saham pada PT Mustika Ratu Tbk periode

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Cahaya Fajrin R Pembimbing : Dr.Syntha Noviyana, SE., MMSI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

LAMPIRAN HASIL PERHITUNGAN DATA PERUSAHAAN. EVA (Rp) EVA (Rp) EVA (Rp)

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu harus mengumpulkan data yang dibutuhkan. Ini untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini.berikut hasil analisis

CHAIRUNNISA NURSANI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Nurmala Ekatami NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bambang Darmadi, SE., MM.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjelaskan karakteristik sampel terutama yang mencakup nilai rata-rata (mean),

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE) DAN EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM PT. ANTAM, TBK. PERIODE TAHUN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI KURS USD DAN INFLASI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun Tabel 4.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan adalah Laporan Laba-Rugi, Laporan Posisi Keuangan, dan Catatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB 4 PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdampak langsung pada lingkungan. Tabel 4.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

Disusun oleh : Nama : Lonella Dwita NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Widyatmini, SE., MM.

Transkripsi:

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa perusahaan yang diambil secara purposive sampling. Kriteria telah dijelaskan pada bab sebelumnya, hingga didapatkan 11 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Tabel 4.1 merupakan nama-nama perusahaan yang dipilih sebagai sampel penelitian. Tabel 4.1 Sampel Penelitian No. Kode Saham 1 ADRO Adaro Energy Tbk. 2 ATPK ATPK Resource Tbk. 3 BUMI Bumi Resource Tbk. 4 BYAN Bayan Resource Tbk. 5 DEWA Darma Henwa Tbk. Nama Perusahaan 6 DOID Delta Dunia Makmur Tbk. 7 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. 8 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk. 9 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk. 10 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. 11 PTRO Petrosea Tbk. 39

4.1.2 Analisis Z-Score Hasil perhitungan Z-Score berdasarkan rata-rata nilai Z-Score dari periode tahun 2009-2011 ditampilkan pada tabel 4.2 dibawah ini. Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Z-Score tahun 2009-2011 Tidak Daerah Bangkrut Rawan Bangkrut Jumlah 6 3 2 Presentase 54.55% 27.27% 18.18% Sumber : data hasil olahan peneliti Hasil Z-Score menyatakan bahwa perusahaan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia masuk kategori tidak bangkrut. Terbukti dari presentase tidak bangkrut yang dihasilkan yaitu sebesar 54.55% sedangkan untuk daerah rawan dan bangkrut berturut-turut sebesar 27.27% dan 18.18%. Selanjutnya tabel 4.3 menunjukan lebih rinci nilai Z-Score tiap tahun, nilai rata-rata Z-Score dan kategorinya pada masing-masing perusahaan. 40

No Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Z-Score Masing-masing Perusahaan Nama Z-Score 2009 2010 2011 Ratarata Kategori 1 ADRO 2.91 2.87 3.13 2.97 Tidak Bangkrut 2 ATPK 2.64 0.30-3.66-0.24 Bangkrut 3 BUMI 1.11 2.23 1.17 1.50 Daerah Rawan 4 BYAN -0.79 1.82 1.74 0.92 Bangkrut 5 DEWA 1.42 4.43 5.10 3.65 Tidak Bangkrut 6 DOID 2.59 2.47 1.39 2.15 Daerah Rawan 7 ITMG 7.47 6.45 9.36 7.76 Tidak Bangkrut 8 KKGI 6.13 9.27 11.82 9.07 Tidak Bangkrut 9 PKPK 1.79 1.83 1.56 1.73 Daerah Rawan 10 PTBA 11.95 11.00 10.85 11.27 Tidak Bangkrut 11 PTRO 2.29 4.15 2.91 3.12 Tidak Bangkrut Rata-rata 3.59 4.26 4.12 3.99 Tidak Bangkrut Sumber : data hasil olahan peneliti Dari tabel diatas diketahui bahwa Z-Score perusahaan batubara berada pada kategori tidak bangkrut dengan nilai rata-rata Z- Score sebesar 3.99. Nilai Z-Score tertinggi diperoleh PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) dengan nilai Z-Score sebesar 11.27, sedangkan untuk nilai terendah diperoleh PT. ATPK Resource Tbk (ATPK) dengan nilai Z-Score -0,24. 4.1.3 Pengujian Asumsi Regresi 4.1.3.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas akan menunjukkan apakah data sampel dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Tabel 4.4. menunjukkan hasil pengujian normalitas data sampel menggunakan kolmogorov smirnov. 41

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Komogrov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 33 Normal Parameters a,b Mean,0000 Std. Deviation 11823,83001 Most Extreme Differences Absolute,227 Positive,227 Negative -,110 Kolmogorov-Smirnov Z 1,305 Asymp. Sig. (2-tailed),066 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) nya sebesar 0,066 atau lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal yang berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas. Selanjutnya, uji normal probability plot juga dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, nilai residu dari regresi mempunyai distribusi normal. Hasil dari uji tersebut ditampilkan pada Grafik 4.1. 42

Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan normal probability plot Dari grafik diatas, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garais diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garais diagonal. Maka model regresi layak dipakai untuk prediksi harga saham berdasar masukan variabel independennya. 4.1.3.2 Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi menunjukan apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Tabel 4.5 menunjukan hasil pengujian Autokorelasi. 43

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1,469 a,220,168 12211,59913,703 Untuk uji autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin Watson, uji ini dapat dilakukan dengan cara melihat besaran Durbin Watson sebagai berikut (Singgih, 2010: 215) : a. Angka DW dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif. b. Angka DW diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka DW diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.8 menunjukan nilai DW sebesar 0,703, yaitu di antara -2 sampai +2, hal ini berarti model regresi di tidak terdapat masalah autokorelasi. 4.1.3.3 Uji Multikoliniearitas Hasil dari uji Multikolinieraritas ditunjukan pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Hasil Uji Multikoliniearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Hargabatubara.995 1.005 ZScore.995 1.005 a. Dependent Variable: HargaSaham Sumber :data hasil olahan peneliti menggunakan SPSS 21 44

Dari hasil penelitian diperoleh nilai tolerance untuk variabel Harga Batubara dan Z-Score berturut-turut adalah 0,995, 0,995 dan nilai VIF untuk variabel harga batubara dan Z-Score berturut-turut adalah 1,005, 1,005. Dan dapat diketahui bahwa kedua variabel independen mempunyai nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIP kurang dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak mengandung Multikolinearitas. Hasil penelitian ini juga sama dengan penilaian multikolinearitas menurut Santoso (2010; 206) yang menyatakan pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah mempunyai nilai VIF di sekitar 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1. Dan dengan pedoman ini juga, hasil penelitian disimpulkan bahwa data tidak mengandung Multikoliniearitas. Untuk melihat korelasi antar variabel independen ditunjukan pada tabel 4.7 dibawah ini. Tabel 4.7 Korelasi Antar Variabel Independen Coefficient Correlations a Model ZScore Hargabatubara 1 Correlations Covariances ZScore 1.000 -.069 Hargabatubara -.069 1.000 ZScore 319992.059-5171.867 Hargabatubara -5171.867 17387.013 a. Dependent Variable: HargaSaham 45

Pada output bagian coefficient correlations terlihat smua angka korelasi antar variabel independen jauh dibawah 0.05. Dilihat dari nilai korelasi antar variabel harga batubara dan Z-Score yang hanya -0.069. Hal ini menunjukan tidak terjadi masalah Multikolinieritas. 4.1.3.4 Uji Heterokedastisitas Pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas bisa dilakukan dengan menggunakan metode uji Glejser, yaitu dengan cara meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independent. Tabel 4.8 menunjukan hasil uji Glejser. Tabel 4.8 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant) -6057.772 7441.074 -.814.422 1 Hargabatubara 129.060 75.482.281 1.710.098 ZScore 630.960 323.816.320 1.949.061 a. Dependent Variable: Abs_res Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan tidak ada gangguan heteroskedastisitas yang terjadi dalam proses estimasi parameter model penduga, dimana tidak ada nilai t hitung yang signifikan atau nilai signifikan (sig) lebih dari 0,05 (p>0,05). Jadi secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas. 46

Grafik 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Plots Berdasarkan grafik Scatterplot diatas terlihat bahwa titik titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. 4.1.4 Korelasi Pearson Product Moment Pengujian korelasi menggunakan teknik Pearson Product Moment untuk mencari hubungan variabel bebas (X) dengan variabel tak bebas (Y). 47

Tabel 4.9 Hasil Korelasi Pearson Product Moment Correlations ZScore HargaSaham Hargabatubara Pearson Correlation 1.454 **.069 ZScore Sig. (2-tailed).008.701 D HargaSaham a Hargabatubara r S N 33 33 33 Pearson Correlation.454 ** 1.151 Sig. (2-tailed).008.400 N 33 33 33 Pearson Correlation.069.151 1 Sig. (2-tailed).701.400 N 33 33 33 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). S Tabel korelasi diatas menunjukan bahwa hubungan (korelasi) antara Z-score dengan harga saham cukup positif, yaitu 0.454. Arti positif adalah hubungan antara variabel X dan Y searah. Maksud searah disini, semakin besar nilai Z-Score semakin besar pula harga saham. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil nilai Z-Score semakin kecil pula harga saham. Sedangkan untuk hubungan antara harga batubara dengan harga saham sangat lemah positif, yaitu 0.151. Arti positif adalah hubungan antara variabel X dan Y searah. Maksud searah disini, semakin besar nilai harga batubara semakin besar pula harga saham. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil nilai harga batubara semakin kecil pula harga saham. 48

4.1.5 Koefisien Determinasi Tabel 4.10 menunjukan hasil prosentase pengaruh variabel X terhadap Y atau yang disebut dengan koefisien determinasi. Tabel 4.10 Koefisien Determinasi Model Summary b e Model B R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate r 1,469 a,220,168 12211,59913 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa angka koefisien determinasi atau R Square adalah 0,220 atau 22% artinya pengaruh Harga Batubara dan Z-Score terhadap Harga Saham sebesar 22% atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model regresi mampu menjelaskan sebesar 22% variasi variabel dependennya. Sedangkan sisanya yaitu (100% - 22% = 78%) dijelaskan atau dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini. 4.1.6 Regresi Linear Berganda Untuk mengetahui persamaan dari regresi liniear berganda dengan melihat tabel 4.11. 49

Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -6017,202 12998,907 -,463,647 Harga Batubara 98,394 131,860,121,746,461 Z-Score 1559,166 565,678,445 2,756,010 a. Dependent Variable: Harga Saham berikut : Dapat diketahui persamaan regresi linier berganda sebagai Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + ε Y = -6017,202 + 98,394 Harga Batubara + 1559,166 Z-Score + ε Dimana : Y β 1 X 1 β 2 X 2 ε : Harga Saham : Koefisien regresi Harga Batubara terhadap Harga Saham : Variabel Harga Batubara : Koefisien regresi Z-Score terhadap Harga Saham : Variabel Z-Score : Kesalahan acak (error term) Berdasarkan persamaaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar -6017,202, menyatakan bahwa jika Harga Batubara dan Z-Score nilainya nol, maka Harga Saham nilainya adalah -6017,202. 2. Koefisien regresi Harga Batubara sebesar 98,394 pada variabel Harga Batubara terdapat hubungan positif dengan Harga Saham. 50

Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1% dari Harga Batubara akan menyebabkan peningkatan Harga Saham sebesar 98,394. 3. Koefisien regresi Z-Score sebesar 1559,166 pada variabel Z-Score terdapat hubungan positif dengan Harga Saham. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1% Z-Score akan menyebabkan peningkatan Harga Saham sebesar 1559,166. 4.1.7 Uji Hipotesis Dalam melakukan Uji hipotesis dilakukan 2 pengujian yaitu: 1. Uji Simultan (Uji F) Ho : Tidak terdapat secara simultan pengaruh antara harga saham dan Z-Score terhadap harga saham pada perusahaan batubara di Bursa Efek Indonesia. Ha : Terdapat pengaruh secara simultan antara harga saham dan Z-Score terhadap harga saham pada perusahaan batubara di Bursa Efek Indonesia Tabel 4.12 Hasil Uji Simultan (Uji F) ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1,265E9 2 6,323E8 4,240,024 a Residual 4,474E9 30 1,491E8 Total 5,738E9 32 a. Predictors: (Constant), Z-Score, Harga Batubara b. Dependent Variable: Harga Saham Berdasarkan tabel diatas, diperoleh F hitung sebesar 4,240 dengan nilai signifikansi sebesar 0,024 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat diartikan 51

bahwa Harga Batubara dan Z-Score secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. 2. Uji Parsial (Uji t) Ho : Tidak terdapat pengaruh antara harga saham atau Z-Score terhadap harga saham pada perusahaan batubara di Bursa Efek Indonesia. Ha : Terdapat pengaruh antara harga saham atau Z-Score terhadap harga saham pada perusahaan batubara di Bursa Efek Indonesia. Tabel 4.13 Tabel Uji Parsial (Uji t) Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -6017,202 12998,907 -,463,647 Harga Batubara 98,394 131,860,121,746,461 Z-Score 1559,166 565,678,445 2,756,010 a. Dependent Variable: Harga Saham Uji Parsial (Uji t) yang dihasilkan dari tabel diatas menunjukan bahwa: a. Harga Batubara terhadap Harga Saham Koefisien Harga Batubara memiliki t hitung sebesar 0,746 dengan nilai signifikansi sebesar 0,461 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa secara parsial harga batubara tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. 52

b. Z-Score terhadap Harga Saham Koefisien Z-Score memiliki t hitung sebesar 2,756 dengan nilai signifikansi sebesar 0,010 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa secara parsial Z-Score berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Analisis Z-Score Perhitungan Z-Score dilakukan pada tiga tahun berturut-turut yakni tahun 2009 sampai dengan 2011. Hasil perhitungan Z-Score dikategorikan pada 3 kategori yaitu bangkrut, daerah rawan, dan tidak bangkrut. Hasil perhitungan Z-Score untuk tahun 2009 sampai dengan 2011 berada pada kategori tidak bangkrut karena memiliki nilai ratarata lebih besar dari 2,60, yaitu sebesar 54,55%. Prosentase tidak bangkrut pada tahun 2009 sebesar 45,45% sedangkan pada tahun 2010 dan 2011 meningkat menjadi 54,55% (tabel 4.2). Jumlah ini tidak sesuai dengan hasil keseluruhan Z-Score yang dihitung berdasarkan score-score yang dihasilkan, karena ada perusahaan yang menghasilkan Z-Score di bawah rata-rata pada tahun 2009 yaitu PT. Bayan Resource Tbk (BYAN) dengan nilai Z-Score -0.79. Tetapi untuk tahun selanjutnya ada kenaikan nilai Z-Score sehingga BYAN tidak di kategorikan bangkrut. Di tahun 2010 dan 2011 nilai Z-Score terendah ada pada perusahaan PT. ATPK Resource Tbk (ATPK), perusahaan tersebut mengalami penurunan terus menerus dari tahun 2009 dengan nilai 53

2,64 (kategori aman) dan selanjutnya ditahun 2010 dan 2011 berturutturut menjadi 0,30 dan -3,66. Z-Score yang sangat jauh dibawah ratarata tersebut disebabkan karena hasil dari perhitungan rasio-rasio untuk variabel Z-Score yang rendah pula. Ada dua rasio yang paling parah dalam hal ini adalah rasio retained earning to total assets dan market value at equity to total liability untuk tahun 2010, yaitu masing-masing bernilai -1,15 dan 1,44. Dua rasio yang sama untuk tahun 2011 yang menyebabkan nilai Z-Score perusahaan tersebut rendah yaitu adalah retained earning to total assets, dan market value at equity to total liability masing-masing mempunyai nilai -1,59, dan 0,53. Nilai terendah pada tahun 2010 untuk rasio retained earning to total assets, dikarenakan PT. ATPK Resource mengalami defisit untuk retained earning Rp.169.770.396.940 Sedangkan untuk total assets hanya Rp.147.157.866.309. Rasio yang bernilai sangat rendah lainnya pada tahun 2010 yaitu rasio market value at equity to total liability, hal ini disebabkan retained earning yang mengalami defisit hingga berdampak pula pada market value at equity sebesar Rp.86.745.890.452 dibandingkan total liability yang besar pada tahun tersebut sebesar Rp.60.411.975.857. Nilai yang sangat rendah pada tahun 2011 untuk rasio retained earning to total assets dikarenakan PT. ATPK Resource mengalami defisit untuk retained earning Rp.187.311.460.000 Sedangkan untuk total assets hanya Rp.111.660.087.000, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya defisit di tahun 2011 mengalami kenaikan dan total 54

asset mengalami penurunan. Rasio yang bernilai sangat rendah lainnya ada pada tahun 2011 yaitu rasio market value at equity to total liability, hal ini disebabkan retained earning yang mengalami defisit hingga berdampak pula pada market value at equity sebesar Rp.38.642.862.000 dibandingkan dengan total liability yang besar pada tahun tersebut sebesar Rp.73.017.225.000. PT. ATPK Resource termasuk perusahaan Batubara berskala kecil jika dibandingkan dengan perusahaan Batubara lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dilihat dari presentase market capital yang rendah sebesar 0,05% di tahun 2010 dan 2011 (Lampiran 1). Hal ini berarti krisis Eropa mempengaruhi perusahaan batubara berskala kecil. Seperti yang dikutip pada www.kontan.co.id menyebutkan bahwa terdapat beberapa perusahaan Batubara berskala kecil yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan mengurangi jam kerja dikarenakan krisis Eropa yang mengakibatkan berkurangnya permintaan sehingga perusahaan mengurangi jumlah produksi. Selain itu, terdapat beberapa perusahaan yang selama 3 tahun masuk kategori daerah rawan, yaitu PT. Bumi Resource Tbk (BUMI), PT. Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), dan PT. Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK). Hal tersebut berarti terdapat kondisi keuangan perusahaan di suatu bagian yang membutuhkan perhatian khusus. Meski daerah rawan kebangkrutan pada perusahaan Batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki presentase yang besar yakni 36,36%, ditambah dengan booming nya krisis Eropa yang melanda dunia tetapi hal tersebut tidak membuat investor menarik 55

sahamnya. Terbukti pada kapitalisasi pasar pada perusahaan Batubara yang semakin meningkat setiap tahunnya (Lampiran 1). 4.2.2 Analisis Hipotesis Melalui perhitungan koefisien determinasi (r 2 ) dengan variabel harga Batubara (X 1 ), Z-Score (X 2 ) dan harga saham (Y) diperoleh r 2 = 0,220 atau 22%. Artinya pengaruh Harga Batubara dan Z-Score terhadap Harga Saham sebesar 22% atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model regresi mampu menjelaskan sebesar 22% variasi variabel dependennya. Sedangkan sisanya sebesar 78% dipengaruhi oleh variabel lain. Angka ini memang tidak besar, namun diduga ada faktor eksternal lainnya selain harga batubara yang digunakan sebagai indikator yang mendekati krisis Eropa. Krisis Eropa mengancam krisis keuangan bagi sebagian perusahaan yang menjual sahamnya kepada publik. Seperti yang dikutip pada www.bappenas.go.id yang menyebutkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan menurun hingga posisi 3269,5 pada 4 Oktober 2011 dari posisi 4193,4 pada tanggal 1 Agustus 2011 akibat dampak dari krisis Eropa. Hasil uji simultan (uji F) pada tabel 4.12 diperoleh F hitung sebesar 4,240 dengan nilai signifikansi sebesar 0,024. Hal ini menunjukan bahwa signifikansi F tidak lebih dari taraf signifikansi yang ditentukan sebesar 0,05 atau dapat dirumuskan F < 0,05. Nilai signifikansi F tidak lebih dari 0,05 menunjukan adanya pengaruh antara variabel Z-Score dan harga Batubara terhadap variable harga 56

saham. Sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa Harga Batubara dan Z-Score secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan Batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil uji parsial (uji t) pada tabel 4.13 diperoleh t hitung sebesar 0,746 dan nilai signifikansi sebesar 0,461 dengan variabel harga Batubara (X 1 ) dan harga saham (Y). Hal ini menunjukan bahwa signifikansi t lebih dari taraf signifikansi yang telah ditentukan 0,05 atau dapat dirumuskan t > 0,05. Nilai signifikansi t yang lebih dari 0,05 menunjukan tidak adanya pengaruh antara variabel harga Batubara terhadap variabel harga saham. Kesimpulan dari hasil uji signifikansi t tersebut yaitu Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti harga Batubara tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sehingga dapat dikatakan pula bahwa krisis Eropa tidak mempengaruhi harga saham. Karena nyatanya meski harga saham naik turun tetapi harga batubara terus meningkat seperti yang di informasikan pada laporan harga batubara acuan yang dikeluarkan manajemen apbi (www.apbi-icma.com). Kemungkinan terjadi hal ini dikarenakan tujuan ekspor utama Indonesia tidak ke Negara-negara Eropa, tujuan utama ekspor Indonesia yaitu ke Negara Asia Timur. Hasil uji parsial (uji t) hipotesa ketiga pada tabel 4.13 diperoleh t hitung sebesar 2,756 dan nilai signifikansi sebesar 0,010 dengan variabel Z-Score (X 2 ) dan harga saham (Y). Hal ini menunjukan bahwa signifikansi t tidak lebih dari taraf signifikansi 57

yang telah ditentukan 0,05 atau dapat dirumuskan t < 0,05. Nilai signifikansi t yang lebih dari 0,05 menunjukan adanya pengaruh antara variabel Z-Score terhadap variabel harga saham. Kesimpulan dari hasil uji signifikansi t tersebut yaitu Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti Z-Score mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini juga sama dengan penelitian terdahulu. Mustika (2008) menyimpulkan bahwa ada pengaruh Z-Score terhadap harga saham sebesar 0,06%. Hasil serupa juga diperoleh dari penelitian Tanjung (2011) yang menyatakan bahwa ada pengaruh Z- Score terhadap harga saham sebesar 18%. 58