PELAKSANAAN KEBIJAKAN BOK DI KAB. OGAN ILIR, SUMATERA SELATAN. Asmaripa Ainy. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA PELAKSANAAN KEBIJAKAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN DI KABUPATEN OGAN ILIR, SUMATERA SELATAN

Pendanaan Sektor Kesehatan di Indonesia: Studi Kasus Bantuan Operasional Kesehatan. Fatmah Afrianty Gobel

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai implementasi kebijakan

Sesi 2: Bagaimana posisi BOK dalam perencanaan dan penganggaran KIA di Kabupaten?

2011, No Menetapkan Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2. Undang-Undang Nomor 36 T

BAB I. PENDAHULUAN A.

Review. Bantuan Operasional Kesehatan

MONITORING DAN EVALUASI KEBIJAKAN BOK DAN JAMPERSAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan

Ind p PETUNJUK TEKNIS B O K ANTUAN PERASIONAL ESEHATAN

ANALISIS PENGELOLAAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) DI PUSKESMAS SUNGAI PINANG KABUPATEN OGAN ILIR TAHUN 2013

A. Data Umum 1 Kota 2 Kecamatan 3 Tanggal wawancara 4 Nomor responden 5 Nama 6 Umur 7 Pendidikan

PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN PERKESMAS PADA TAHUN Subdit Bina Pelayanan Dasar, DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. Nizwardi Azkha,SKM,MPPM,M,Pd,M,Si PSIKM FK Unand Padang

DAFTAR ISI 1. ALUR PIKIR 2. LATAR BELAKANG 3. DEFINISI BOK 4. TUJUAN 5. SASARAN BOK 6. KEBIJAKAN OPERASIONAL 7. DASAR HUKUM 8. INDIKATOR KEBERHASILAN

LATAR BELAKANG KESEHATAN ADALAH HAK ASASI MANUSIA DAN INVESTASI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN BANGSA VISI KEMENTERIAN KESEHATAN

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG

FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. M. Faozi Kurniawan Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK-UGM

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK)

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MERANGIN NOMOR : 443/ /DINKES/2007 TENTANG

MATRIKS WAWANCARA. Seruan Presiden untuk meningkatkan keunggulan kembali Posyandu. Belum dapat, tidak ada baik dari depkes maupun dari dinkes

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Monitoring Pelaksanaan Kebijakan BOK dan Jampersal Di DIY, Papua dan NTT. PMPK UGM dan UNFPA Laksono Trisnantoro Sigit Riyarto Tudiono

Syarifah (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara) Fotarisman Zaluchu (Badan Penelitian & Pengembangan Provinsi Sumatera Utara)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MOJOKERTO, PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2012 TENT ANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2013

BAB IV TUGAS PEMBANTUAN

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 90 TAHUN 2012

HASIL SIDANG KOMISI III Paradigma Sehat : Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Promotif Preventif

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa

Ind P. Bantuan. Operasional. Kesehatan

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 7 : PENUTUP. pelaksanaan Program Keluarga Harapan Khususnya Bidang Kesehatan.

SUBDIT BINA KESEHATAN PERKOTAAN DAN OLAHRAGA DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

Manajemen Puskesmas 1

BAB VII PENUTUP. a. Terjadi pengurangan proporsi anggaran APBD untuk kegiatan program gizi

2011, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemba

Status Gizi. Sumber: Hasil PSG Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul tahun

WALIKOTA PARIAMAN PROPINSI SUMARETA BARAT KEPUTUSAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR : 329/005 / 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

*) FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

Pertemuan Koordinasi Penyusunan Kebutuhan Penugasan Khusus dan Sosialisasi Kepmenkes 683 Th Hotel Garden Palace Surabaya, 24 Oktober 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 329/MENKES/PER/III/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS DONGI Alamat : Jl. Lattabe No 4 Dongi, Kec. Pitu Riawa.

Nomor SOP Tgl Pembuatan Tgl Revisi Tgl Efektif. Nama SOP

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tabel 1. Jumlah Kasus HIV/AIDS Di Indonesia Yang Dilaporkan Menurut Tahun Sampai Dengan Tahun 2015

REKAPITULASI PENGADUAN MELALUI LAPOR BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 494/Menkes/SK/IV/2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR TAHUN ANGGARAN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

2017, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Ke

PEDOMAN WAWNCARA BAGAIMANA IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) DI UPT PUSKESMAS HILIDUHO KABUPATEN NIAS TAHUN 2015

BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) di Jawa Timur Dan Pelaksanaan BOK di Kabupaten Jember Tahun 2012

KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONE UPTD PUSKESMAS PALAKKA 1. SOP PELAYANAN PERKESMAS. Nomor SOP Tgl Pembuatan Tgl Revisi Tgl Efektif KABUPATEN BONE

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SOSIAL (BANSOS) PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT

Review Kebijakan Anggaran Kesehatan Nasional. Apakah merupakan Anggaran Yang Kurang atau Berlebih?

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM GURU BANTU

POLA PEMBIAYAAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA PROPINSI SUMATERA SELATAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SOSIALISASI PERENCANAAN PROGRAM TAHUN 2016

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

BAB IV PENUTUP. 1. Ketentuan Hukum dan Pelaksanaan Kelas Ibu hamil di Puskesmas

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan

PANDUAN REKRUTMEN DAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN AKREDITASI PROVINSI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NON FORMAL SAMBUTAN KETUA

PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN TATA KELOLA POKJA AKREDITASI PAUD DAN PNF KABUPATEN/KOTA

BAB I PENDAHULUAN. kata lain terjadi perubahan paradigma sistem pemerintahan, baik ditingkat pusat,

PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PROGRAM PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS DALU SEPULUH KECAMATAN TANJUNG MORAWA TAHUN 2016

KAJIAN IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS PERTIWI DAN PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan

DI PUSKESMAS SIAK HULU III KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR

Program Jaminan Kesehatan Nasional dan Angka Kematian Ibu di Kota Bogor (Studi Fenomena dan Dampak Kesehatan)

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

LAMPIRAN XXI KEPUTUSAN BUPATI BOGOR NOMOR : TANGGAL : RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

Tabel Konsep Pengamatan/Penilaian Implementasi Kebijakan

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN BIDANG KESEHATAN KEPADA DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

PERATURAN BUPATI JOMBANG TENTANG

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

Village Activity Mapping Service Availability Mapping Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI

Transkripsi:

FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia PELAKSANAAN KEBIJAKAN BOK DI KAB. OGAN ILIR, SUMATERA SELATAN Asmaripa Ainy Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya HOTEL HORISON MAKASSAR, 28-29 September 2011

LATAR BELAKANG Amanat UUD 1945 tentang kesehatan sebagai hak asasi manusia dan investasi Tantangan pembangunan kesehatan semakin kompleks Keterbatasan pemda dalam pembiayaan operasional puskesmas dan perbedaan kemampuan pendanaan pemda di era desentralisasi BOK merupakan kebijakan pemerintah pusat sejalan paradigma sehat untuk mendukung pembiayaan operasional puskesmas BOK telah diselenggarakan sejak 2010 hingga saat ini: bantuan sosial (2010) menjadi tugas pembantuan (2011) mengacu pada SK Menkes RI no. 494/Menkes/SK/IV/2010 dan Peraturan Menkes RI no. 210/Menkes/Per/I/2011. Ditindaklanjuti dengan SK Kepala Dinas Kab. Ogan Ilir.

TUJUAN Untuk menganalisis pelaksanaan kebijakan BOK di Kabupaten Ogan Ilir. Sehingga diperoleh gambaran riil tentang pelaksanaan BOK khususnya di tahun 2011 sebagai bahan kajian untuk penyempurnaan penyaluran BOK selanjutnya.

METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah analysis of policy. Pendekatan kualitatif Data primer: observasi langsung dan wawancara mendalam kepada 4 orang informan: Kepala Dinkes, staf pengelola BOK di Dinkes Ogan Ilir, Kepala Puskesmas dan staf pengelola BOK di Puskesmas Indralaya. Data sekunder diperoleh dari dokumen terkait dengan BOK. Pemilihan Kabupaten Ogan Ilir dengan alasan untuk mendapatkan gambaran singkat yang aktual atas pelaksanaan BOK di wilayah terdekat domisili.

HASIL DAN DISKUSI Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Ogan Ilir terbentuk melalui undangundang nomor 37 tahun 2003 sebagai hasil pemekaran dari kabupaten Ogan Komering Ilir dan diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004. Mempunyai luas wilayah 2.666,07 km 2. Secara Administrasi pemerintahan Kabupaten Ogan Ilir terdiri dari 16 Kecamatan dan 241 desa Kondisi terakhir, terdapat 24 puskesmas di wilayah Ogan Ilir

HASIL DAN DISKUSI Pedoman Acuan Kebijakan yang diacu dalam penyelenggaraan program BOK berupa kebijakan nasional dan lokal. Masingmasing dokumen yang dimaksud, diperoleh peneliti di kantor Dinas Kesehatan Ogan Ilir maupun Puskesmas Indralaya. Bentuk kebijakan BOK yang dijadikan acuan di kabupaten Ogan Ilir yakni: petunjuk teknis bantuan operasional kesehatan, petunjuk pelaksanaan pengelolaan keuangan bantuan operasional kesehatan. Yang keduanya merupakan pedoman yang dikeluarkan oleh Kemenkes. Kemudian ada SK dari Kepala Dinas Kesehatan tentang BOK. (Informan 1) Masing-masing dokumen terkait juga diperoleh peneliti di kantor Dinkes maupun Puskesmas

HASIL DAN DISKUSI Sosialisasi BOK Di Kabupaten Ogan Ilir, sosialisasi BOK dilakukan oleh tim pengelola BOK secara formal dan berjenjang mulai dari Provinsi sampai ke Kabupaten dan Puskesmas berdasarkan juknis yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI. Sosialisasi telah kita lakukan dan pendanaan untuk itu sudah sebagian diperoleh. Sosialisasi dilakukan kepada semua puskesmas di wilayah Ogan Ilir. (Informan 1)...tentang BOK ini, sudah kita lakukan sosialisasinya ke puskesmas. (Informan 2) Sosialisasi dimaksudkan untuk memberikan penjelasan dan pemahaman yang baik kepada semua pihak yang terkait terutama pengelola BOK agar penyelenggaraan program BOK dapat mewujudkan penyelenggaraan upaya preventif dan promotif dengan dukungan biaya pemerintah pusat.

HASIL DAN DISKUSI Pelaksanaan BOK BOK di Ogan Ilir sejak 2010 dan mulai April 2011 melalui tugas pembantuan oleh Dinas Kesehatan. Sejalan dengan PP No. 7 Tahun 2008 bahwa penyelenggaraan Tugas Pembantuan mencakup: 1) Tugas Pembantuan dari Pemerintah Pusat kepada Kepala Daerah dan Desa (APBN), 2) Tugas Pembantuan dari Provinsi kepada Kabupaten/Kota dan Desa (APBD), dan 3) Tugas Pembantuan dari Kabupaten/Kota ke Desa (APBD). Penerima dana BOK: Puskesmas di wilayah Kabupaten Ogan Ilir berdasarkan SK Kepala Dinas Kesehatan Pengelolaan keuangan mengacu pada Peraturan Ditjen Bina Gizi dan KIA

HASIL DAN DISKUSI Hasil wawancara mengenai penyaluran dana BOK di Kabupaten Ogan Ilir tahun 2011. Prosesnya untuk ke puskesmas dibuat POA dulu, di dinas kesehatan dilakukan verifikasi dan diberitahukan ke puskesmas berapa dana yang disetujui kemudian diusulkan ke KPPN Palembang lalu disalurkan ke puskesmas masing-masing melalui rekening yang telah dibuat puskesmas. (Informan 1).. Pengalokasian untuk puskesmas berbeda sesuai dengan jumlah wilayah kerja, jumlah penduduk, cakupan program, jumlah tenaga kesehatan, dan kondisi geografis, sehingga PAGU BOK di seluruh 24 puskesmas bervariasi sekitar 35 juta-92 jutaan untuk 1 puskesmas. Sesuai pembagian dengan kriteria tadi. (Informan 2)

HASIL DAN DISKUSI Prioritas BOK untuk kegiatan: KIA, gizi, pengukuran IMT, dan penyakit menular, dan promkes. Sampai Juni 2011, BOK 2011 periode April-Juni 2011 masih proses pencairan tetapi dana kesekretariatan sudah diperoleh sekitar 40% dari PAGU yang digunakan untuk sosialisasi, pelatihan bendahara Puskesmas dan transpor. Sampai saat ini dana di puskesmas dalam proses, belum cair tapi dana kesekretariatn sudah dicairkan sebanyak sekitar 40% dari P PAGU yang ada misal untuk sosialisasi ke puskesmas, pertemuan dan biaya transpor. (Informan 1) Sampai saat ini BOK 2011 belum terealisasi masih dalam pengusulan dan diharapkan paling lambat bulan Juli terealisasi untuk April-Juni. Tapi dana sekretariat sudah ada dan digunakan untuk sosialisasi ke puskesmas dan pelatihan bendahara puskesmas. (Informan 2)

HASIL DAN DISKUSI Observasi langsung pada beberapa kegiatan di posyandu Persada Indralaya dan poskesdes Sakatiga: berbagai kegiatan penyuluhan telah dilaksanakan dan informasi dari pengelola program, bidan desa, maupun kader menyebutkan bahwa dana operasional disediakan dari puskesmas dan sebagian dari dana tersebut berasal dari BOK

HASIL DAN DISKUSI Pengorganisasian manajemen BOK di Ogan Ilir mengacu pada petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan RI: tim koordinasi, tim pengelola, dan tim pengelola keuangan. Pengorganisasian ini merupakan satu kesatuan antara pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan Puskesmas. Khusus untuk tingkat Puskesmas, hanya ada Tim Pengelola BOK. Ada juknis dari pemerintah. Secara umum pengorganisasian manajemen BOK di Ogan Ilir serupa dengan di Indonesia. Ada tim pengelola keuangan, tim koordinasi, dan tim pengelola. (Informan 2). Kita mengacu pada juknis yang ada di tingkat nasional. (Informan 3).

HASIL DAN DISKUSI Pelaporan BOK: dari Puskesmas ke Dinkes setiap bulan pada tanggal 5 untuk diteruskan ke propinsi dan secara online ke Kementerian Kesehatan RI, juga laporan tertulis ke KPPN Pelaporan ada dilakukan secara online ke depkes, ada situs online dan dilaporkan tiap bulan, dan ada juga laporan tertulis ke KPPN. (Informan 3) depkes Pelaporan BOK di puskesmas Indralaya melalui pelaporan penanggung jawab program kepada bendahara BOK dan bendahara BOK melaporkan kepada pimpinan puskesmas Indralaya untuk dilaporkan ke dinkes setiap tanggal 5. (Informan 4). Sedangkan monev BOK 2011 belum dapat dilakukan karena upaya kesehatan yang diusulkan belum dilaksanakan sepenuhnya. Pembinaan dilakukan melalui monitoring ke puskesmas tentang keuangan dan pelaporan. (Informan 1) pengelolaan Ada tim pengelola, monitoring evaluasi pelaporan. Untuk BOK 2011, sampai ini kita belum melakukan monev karena dananya belum cair. (Informan 2)

KESIMPULAN Pada penelitian ini aspek pemanfaatan dana BOK belum dapat dikaji lebih jauh karena keterbatasan peneliti dalam memperoleh data keuangan yang dimaksud tetapi sejalan dengan hasil wawancara mendalam bahwa dana BOK dimanfaatkan sesuai dengan petunjuk yang ada yakni untuk kegiatan promotif dan preventif. Pada dasarnya pelaksanaan program BOK tahun 2011 di Kabupaten Ogan Ilir telah dilaksanakan dengan baik dalam arti mengacu pada kebijakan dari Kementerian Kesehatan RI dan ditindaklanjuti dengan kebijakan dari Dinas Kesehatan. Hasil penelitian telah mengungkap hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian Kepala Dinas Kesehatan, yakni: pencairan BOK yang tepat waktu akan memperlancar dan penting dalam menunjang fungsi Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) seperti posyandu dan poskesdes karena dana Pemda masih terbatas. Juga, pencairan dana BOK sangat ditentukan oleh pengusulan POA dari Puskesmas. Secara umum, BOK dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di Ogan Ilir melalui berbagai kegiatan promotif dan preventif di puskesmas, poskesdes, dan posyandu.

SARAN Sosialisasi BOK mengenai fungsi BOK hanya sebagai dukungan dana bagi pemda dalam penyelenggaraan upaya kesehatan preventif dan promotif agar terus dilakukan secara komprehensif. Sehingga pemda memiliki komitmen dalam memanfaatkan BOK seefektif mungkin. Disarankan kepada Kepala Dinas Kesehatan Ogan Ilir untuk menjamin rutinitas sosialisasi dan pembinaan penyusunan POA puskesmas demi efektifnya kebijakan yang telah dibuat. Disarankan kepada puskesmas untuk memanfaatkan forum lokakarya mini dengan baik untuk menyusun POA yang tepat sasaran dan mengacu pada kebijakan yang ada.

TERIMA KASIH