Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Eti Suryati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Idonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PEMIMPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

KESANTUNAN BERTUTUR DIALOG TOKOH DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO. Oleh

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung antar masyarakat sebagai

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebuah penelitian memerlukan metode sebagai pedoman untuk memandu peneliti

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. Film The Great Gatsby adalah film visual 3D karya Baz Luhrmann yang

PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PEMIMPI

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangPenelitian. Manusia dalam kesehariannya selalu menggunakan bahasa. Dengan bahasa,

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan akumulasi data dasar. Metode penelitian deskriptif kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG NASKAH DRAMA NYARIS

KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA PADA PESAN SINGKAT (SMS) MAHASISWA KE DOSEN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN. (Chaer, 2010: 22). Sehingga dalam bertutur tentu menggunakan bahasa dalam

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

ANALISIS KESOPANAN BERBAHASA PADA ANAK USIA 6-10 TAHUN DI DESA LUMBIR KECAMATAN LUMBIR KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama. Di dalam berbicara, penutur dan lawan tutur sama-sama

KAJIAN PELANGGARAN PRINSIP KONVERSASI DALAM RUBRIK MBLAKETAKET PADA SURAT KABAR RADAR BANYUMAS EDISI BULAN OKTOBER - NOVEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan

KESANTUNAN DAN FUNGSI PRAGMATIK WACANA TANYA JAWAB KONSULTASI REMAJA RUBRIK DEAR MBAK PIPIET KORAN SUARA MERDEKA SKRIPSI

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. saling memahami apa yang mereka bicarakan. Fenomena ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

ANALISIS PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA PADA KEGIATAN DISKUSI KELAS SISWA KELAS XI SMA N 1 SLEMAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

ANALISIS PRAGMATIK PELANGGARAN TINDAK TUTUR GURU DI SMA LENTERA

ANALISIS PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA BUKU HUMOR SEHAT KARYA PUJO RAHARJO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah interaksi sosial akan terjalin dengan baik jika syarat syarat tertentu

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. umum dari komunikasi adalah percakapan. Percakapan menurut Levinson

PENYIMPANGAN PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA DALAM ACARA TALKSHOW RUMPI NO SECRET DI YOUTUBE UNGGAHAN MARET 2017

PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA PERANGKAT DESA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN MASYARAKAT DI BALAI DESA PANDAK KECAMATAN SUMPIUH-BANYUMAS

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)

Analisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, pikiran maupun suatu informasi. Bahasa sebagai media penyampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA DI LINGKUNGAN TERMINAL SEKITAR WILAYAH BOJONEGORO DENGAN PRINSIP KESANTUNAN LEECH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA BERITA ON-LINE: PEMBERITAAN TENTANG MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, SUSI PUDJIASTUTI.

PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA PADA ANAK KOS RIZKY DI DESA DUKUH WALUH KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS BULAN MEI 2016

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

KESANTUNAN BERBAHASA SIDANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH: KAJIAN BERDASARKAN PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

SEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik)

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah arsip sosial yang menangkap jiwa zaman (zeitgeist) saat itu.

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KESANTUNAN TUTURAN SISWA KEPADA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII 8 SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PROSES PERKULIAHAN DI POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA

BAB III PENDEKATAN, METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbahasa meliputi empat aspek dasar, yaitu keterampilan

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tersebut kita mampu berkomunikasi dengan orang-orang Indonesia di

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

Transkripsi:

PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PENCERAH SUTRADARA HANUNG BRAMANTYO, RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SEMESTER 2 SMA Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo e-mail: wennysetiyawan87@yahoo.com ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) pematuhan atau pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa, (2) peringkat pematuhan atau pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa, dan (3) materi pembelajaran bahasa pada keterampilan menyimak dan berbicara serta skenario pembelajaran kesantunan berbahasa dalam percakapan film Sang Pencerah sutradara Hanung Bramantyo sebagai bahan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara pada siswa kelas X SMA. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kutipan percakapan antartokoh dalam film Sang Pencerah sutradara Hanung Bramantyo. Data diperoleh menggunakan metode simak dengan teknik sadap dan dilanjutkan dengan teknik lanjutan, yakni teknik Simak Bebas Libat Cakap. Metode analisis yang digunakan adalah metode padan jenis pragmatis.teknik yang digunakan untuk menyajikan hasil analisis data adalah teknik penyajian informal. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut (1) pematuhan atau pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa dalam percakapan film Sang Pencerah sutradara Hanung Bramantyo yang meliputi maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan, dan maksim kesimpatian; (2) peringkat pematuhan atau pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa disajikan melalui maksim-maksim. Pematuhan prinsip kesantunan berbahasa lebih dominan dibandingkan dengan pelangarannya; (3) hasil penelitian ini relevan sebagai bahan pembelajaran menyimak dan berbicara siswa kelas X semester 2 SMA; dan skenario pembelajaran kesantunan berbahasa terdiri dari tiga langkah, yaitu (1) tahap persiapan, (2) kegiatan belajar mengajar, dan (3) penutup pembelajaran dengan menarik kesimpulan. Kata kunci : (1) prinsip kesantunan berbahasa, (2) skenario pembelajaran PENDAHULUAN Bahasa merupakan sarana paling penting di dalam berkomunikasi. Pentingnya penggunaan bahasa dalam kehidupan manusia menyebabkan manusia tidak mungkin lepas dari bahasa karena dengan bahasa manusia dapat mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan. Namun, perkembangan bahasa yang makin meluas menyebabkan penggunaan bahasa pada zaman modern ini mengalami perubahan dan melahirkan konsekuensi-konsekuensi tertentu yang 1

berkaitan dengan nilai dan moral, termasuk pergeseran bahasa dari bahasa santun menuju kepada bahasa yang tidak santun. Realisasi adanya pergeseran bahasa dari bahasa santun menuju bahasa yang tidak santun dapat dilihat dari sikap atau cara bicara orang-orang pada zaman sekarang yang tidak atau kurang memperhatikan kesantunan berbahasa dan justru menyebabkan permusuhan di antara mereka. Contoh, banyaknya tawuran atau bentrok yang terjadi baik antarpelajar, maupun sekelompok masyarakat yang sumber permasalahannya adalah tersinggung karena ucapan dari salah seorang di antara mereka. Kenyataan-kenyataan semacam ini merupakan suatu hal yang tidak sepatutnya terjadi apabila manusia memperhatikan kata-kata yang diucapkan agar tidak menyinggung perasaan sehingga manusia terbiasa dengan santun berbahasa dalam berkomunikasi. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) pematuhan atau pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa, (2) peringkat pematuhan atau pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa, dan (3) materi pembelajaran bahasa pada keterampilan menyimak dan berbicara serta skenario pembelajaran kesantunan berbahasa dalam percakapan film Sang Pencerah sutradara Hanung Bramantyo sebagai bahan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara pada siswa kelas X SMA. Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Suryati, Rifa i, Wulandari, dan Wahyuni. Penelitian Suryati (2013) berjudul Analisis Kesantunan Berbahasa dalam Argumentasi Rubrik Pikiran Pembaca Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Edisi Januari 2013, Relevansinya sebagai Bahan Pembelajaran Menulis Argumentasi, dan Skenario Pembelajarannya pada Siswa Kelas X SMA. Penelitian tentang kesantunan berbahasa juga dilakukan oleh Rifa i (2012) berjudul Penerapan Prinsip Santun Santun Tuturan SMS dalam Rubrik Njur Piye Harian Suara Merdeka Edisi September 2011. Penelitian tentang kesantunan berbahasa melalui percakapan antartokoh dalam film atau drama juga dilakukan oleh Wulandari (2014) yang berjudul Prinsip Kesantunan Berbahasa dalam Kethoprak Lakon Roro Kembang Sore Sutradara Siswo Budoyo (Kajian Pragmatik). Penelitian lain juga dilakukan oleh Wahyuni (2014) berjudul Kesantunan Berbahasa Siswa di Lingkungan SMA Negeri 3 Kota Bengkulu. Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dilakukan, penelitian terdahulu masih memiliki kekurangan dalam hal tidak adanya penerapan kesantunan berbahasa pada pembelajaran di sekolah. Penelitian ini menambah dan atau melengkapi penelitian terdahulu dengan mengaitkan antara hasil penelitian dengan pembelajaran di sekolah. Dalam penelitian ini, penulis menganalisis kesantunan berbahasa pada Percakapan Film Sang Pencerah sutradara Hanung 2

Bramantyo dan penerapannya pada pembelajaran menyimak dan berbicara pada siswa kelas X SMA. Penulis tidak hanya melakukan analisis, tetapi juga menerapkan hasil analisis dalam pembelajaran penggunaan bahasa yang santun dalam berbicara. Dalam penelitian ini, teori yang relevan untuk menganalisis data terdiri dari pendapat para pakar berikut ini. Kesantunan berbahasa merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam komunikasi. Leech (1993: 206) mengemukakan bahwa sopan santun berkenaan dengan hubungan antara dua pemeran serta yang boleh dinamakan dengan diri dan lain. Hal ini bermakna bahwa kesantunan melibatkan penutur dan mitra tutur. Prinsip kesantunan (politeness principle) itu berkenaan dengan aturan tentang hal-hal yang bersifat sosial, estetis, dan moral di dalam bertindak tutur (Grice dalam Rustono, 1999: 61). Analisis kesantunan berbahasa yang dikaji dalam penelitian ini mengacu pada teori Leech. Prinsip kesantunan Leech (1993: 206-207) didasarkan pada kaidahkaidah. Leech (1993: 206-207) mengemukakan bahwa prinsip kesantunan meliputi enam maksim, yakni maksim kebijaksanaan (tact maxim), maksim kemurahan (generosity maxim), maksim penerimaan (approbation maxim), maksim kerendahan hati (modesty maxim), maksim kecocokan (agreement maxim), dan maksim kesimpatian (sympathy maxim). Selanjutnya, beberapa ujaran yang digunakan untuk mengekspresikan maksim-maksim tersebut menurut Leech (1993: 164), di antaranya bentuk ujaran impositif, komisif, ekspresif, dan asertif. Selain teori kesantunan berbahasa di atas, penulis menggunakan teori film. Percakapan yang digunakan dalam film dapat dijadikan contoh baik atau buruk bahasanya sesuai dengan konteks tuturannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Shobur (2003) yang menyatakan bahwa film merupakan bayangan yang diangkat dari kenyataan hidup yang dialami dalam kehidupan sehari-hari yang menyebabkan selalu ada kecenderungan untuk mencari relevansi antara film dengan realitas kehidupan. Berdasarkan pendapat tersebut, terdapat macammacam cerita film, yakni film sejarah, film legenda, film perjuangan, dan lain-lain (Sukirno, 2013: 228-229). Pada penelitian ini, film yang digunakan adalah film religi atau keagamaan. Penggunaan media film dalam pembelajaran dilakukan dengan kegiatan menyimak. Pembelajaran menyimak pada penelitian ini berfokus pada menyimak intensif. Dikatakan demikian karena pada kegiatan menyimak di sini, siswa diajak untuk belajar sekaligus mengevaluasi percakapan atau tuturan-tuturan dalam film yang sesuai dengan prinsip kesantunan berbahasa. Jadi, pernyataan Tarigan (2015: 31) yang menyimpulkan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau 3

pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan dapat tercapai dengan adanya pemahaman siswa atas apa yang disimaknya. Selain dikaitkan dengan pembelajaran menyimak, hasil penelitian ini juga dikaitkan dengan pembelajaran berbicara. Kegiatan berbicara dalam pembelajaran dilakukan untuk melatih siswa berbahasa santun, melatih siswa menjadi pembicara yang baik, dan dapat dijadikan sebagai pembiasaan diri berbahasa santun. Jadi, kegiatan berbicara sebagai suatu proses komunikasi, proses perubahan wujud pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran atau bunyi bahasa yang bermakna yang dikemukakan oleh Suhendar dan Supinah (1992: 16) dapat tercapai. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah kesantunan berbahasa dalam percakapan fim Sang Pencerah sutradara Hanung Bramantyo. Data-data yang digunakan pada penelitian ini kalimat atau paragraph yang berisi pematuhan atau pelanggaran kesatunan berbahasa dalam percakapan Film Sang Pencerah sutradara Hanung Bramantyo. Metode pengumpulan data penelitian ini adalah metode simak dan menggunakan teknik sadap dan dilanjutkan dengan teknik lanjutan, yakni teknik Simak Bebas Libat Cakap. Selanjutnya, teknik sadap ini diikuti dengan teknik lanjutan yang berupa teknik simak bebas libat cakap. Instrumen penelitian ini adalah penulis sendiri sebagai peneliti dan dibantu dengan kartu pencatat data. Untuk menganalisis data penelitian ini, digunakan metode padan pragmatis. Teknik yang digunakan untuk menyajikan hasil analisis data adalah teknik penyajian informal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori prinsip kesantunan Leech dalam menganalisis data. Prinsip kesantunan Leech (1993: 206-207) didasarkan pada kaidah-kaidah. Kaidah-kaidah tersebut merupakan maksim-maksim atau pepatah yang berisi nasihat yang harus dipatuhi agar tuturan penutur memenuhi prinsip kesantunan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pematuhan atau pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa dalam percakapan film Sang Pencerah sutradara Hanung Bramantyo terdiri atas beberapa maksim, yaitu (1) maksim kebijaksanaan, (2) maksim penerimaan, (3) maksim kemurahan, (4) maksim kerendahan hati, (5) maksim kecocokan, dan (6) maksim kesimpatian. Selanjutnya, pematuhan atau pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa yang terdapat pada percakapan film Sang Pencerah sutradara Hanung Bramantyo 4

terdiri atas 44 bentuk pematuhan prinsip kesantunan berbahasa. Sementara itu, terdapat 36 bentuk pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa. Adapun maksim-maksim yang dipatuhi dalam percakapan film Sang Pencerah sutradara Hanung Bramantyo, yaitu (a) 11 pematuhan maksim kebijaksanaan, (b) 6 pematuhan maksim penerimaan, (c) 11 pematuhan maksim kemurahan, (d) 4 bentuk pematuhan maksim kerendahan hati, (e) 9 pematuhan maksim kecocokan, dan (f) 3 pematuhan maksim kesimpatian. Sementara itu, maksimmaksim yang dilanggar dalam percakapan film Sang Pencerah sutradara Hanung Bramantyo, di antaranya (a) 6 pelanggaran maksim kebijaksanaan, (b) 2 pelanggaran maksim penerimaan, (c) 11 pelanggaran maksim kemurahan, (d) 5 pelanggaran maksim kerendahan hati, (e) 10 pelanggaran maksim kecocokan, dan (f) 2 pelanggaran maksim kesimpatian. Percakapan film Sang Pencerah sutradara Hanung Bramantyo lebih didominasi oleh bentuk pematuhan prinsip kesantunan berbahasa dibadingkan dengan pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa. Hal ini disebabkan oleh percakapan dalam film tersebut lebih mengutamakan rasa hormat kepada mitra tutur dan ini sesuai dengan latar belakang keagamaan dalam film tersebut, yakni perjuangan untuk mengembalikan ajaran Islam sesuai Alquran dan hadis. Kesantunan berbahasa dalam percakapan film Sang Pencerah sutradara Hanung Bramantyo relevan dengan pembelajaran menyimak dan berbicara siswa kelas X semester 2 SMA. Pada pembelajaran menyimak relevan dengan kompetensi dasar (KD) 9.1 menyimpulkan isi informasi yang disampaikan secara langsung.pada pembelajaran berbicara relevan dengan kompetensi dasar (KD) 10.1 memberikan kritik terhadap informasi yang ada di media cetak dan atau elektronik. Skenario pembelajaran menyimak dan berbicara di kelas X SMA dengan materi kesantunan berbahasa melalui media film Sang Pencerah sutradara Hanung Bramantyo berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilakukan dengan tiga langkah pembelajaran. Pada pembelajaran keterampilan menyimak, langkah pertama adalah pendahuluan, yakni guru mengondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Langkah kedua adalah inti, yakni (a) guru menjelaskan tentang faktor penentu kesantunan, (b) guru menjelaskan nilai pendukung kesantunan, (c) guru meminta siswa untuk menyimak film Sang Pencerah sutradara Hanung Bramantyo, dan (d) guru meminta siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis penggunaan bahasa yang santun sesuai konteks berdasarkan pragmatik. Langkah ketiga adalah penutup, yakni guru bersama-sama siswa menyimpulkan pembelajaran yang 5

telah dilakukan dengan disiplin dan guru mengucapkan salam sebagai tanda bahwa proses pembelajaran telah berakhir. Pada pembelajaran berbicara, langkah pertama adalah pendahuluan, yakni guru mengondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Langkah kedua adalah kegiatan inti, yaitu (a) guru menjelaskan pentingnya kesantunan berbahasa sebagai pembiasaan diri, (b) guru meminta siswa untuk berbicara menggunakan bahasa yang santun saat mengkritik informasi dari media cetak dan atau media elektronik. Langkah ketiga dalah penutup, yakni guru bersamasama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan dengan disiplin dan guru mengucapkan salam sebagai tanda bahwa proses pembelajaran telah berakhir. SIMPULAN DAN SARAN Pematuhan atau pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa dalam percakapan film Sang Pencerah sutradara Hanung Bramantyo terdiri atas beberapa maksim, yaitu (1) maksim kebijaksanaan, (2) maksim penerimaan, (3) maksim kemurahan, (4) maksim kerendahan hati, (5) maksim kecocokan, dan (6) maksim kesimpatian. Percakapan film Sang Pencerah sutradara Hanung Bramantyo lebih didominasi oleh bentuk pematuhan prinsip kesantunan berbahasa dibadingkan dengan pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa. Pembelajaran kesantunan berbahasa dalam percakapan film Sang Pencerah sutradara Hanung Bramantyo relevan dengan pembelajaran menyimak dan berbicara siswa kelas X semester 2 SMA dan dan didasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada pembelajaran menyimak relevan dengan kompetensi dasar (KD) 9.1 menyimpulkan isi informasi yang disampaikan secara langsung. Sementara itu, pada pembelajaran berbicara relevan dengan kompetensi dasar (KD) 10.1 memberikan kritik terhadap informasi yang ada di media cetak dan atau elektronik. Skenario pembelajaran kesantunan berbahasa dalam percakapan film Sang Pencerah sutradara Hanung Bramantyo terbagi menjadi tiga kegiatan, yakni (a) kegiatan awal: guru dan siswa memulai dengan berdoa. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, (b) kegiatan inti: tahap inti meliputi, tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, dan (c) penutup: guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Selanjutnya, sebagai evaluasi siswa diberi tugas oleh guru yang telah disiapkan sebelumnya. Dari pembahasan dan simpulan di atas, penulis dapat memberikan saransaran, yaitu (a) bagi guru bahasa dan sastra Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah media pembelajaran baru khususnya untuk 6

meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara, dan dapat memperkaya wawasan; (b) bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti berikutnya dalam memperkaya wawasan dalam santun berbahasa dan dapat menjadikannya sebagai bahan pembelajaran di sekolah. DAFTAR PUSTAKA Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. (Terjemahan M.D.D. Oka). Jakarta: Universitas Indonesia Press (UI-Press). (Judul asli The Principles of Pragmatics.Diterbitkan oleh Longman Group Limited, 1983). Rifa i, Muhammad. 2012. Penerapan Prinsip Sopan Santun Tuturan SMS dalam Rubrik Njur Piye Harian Suara Merdeka Edisi September 2011. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Rustono. 1999. Pokok-pokok Pragmatik. Semarang: CV. IKIP Semarang Press. Suhendar dan Pien Supinah.1992. Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia.Bandung: Pionir Jaya. Sukirno. 2013. Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suryati, Eti. 2013. Analisis Kesantunan Berbahasa dalam Argumentasi Rubrik Pikiran Pembaca Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Edisi Januari 2013, Relevansinya sebagai Bahan Pembelajaran Menulis Argumentasi, dan Skenario Pembelajarannya Pada Siswa Kelas X SMA. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Tarigan, Henry Guntur. 2015. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung. Wahyuni, Sari. 2014. Kesantunan Berbahasa Siswa di Lingkungan SMA Negeri 3 Kota Bengkulu. Diunnduh tanggal 1 Mei 2016. Wulandari, Mirtha. 2014. Prinsip Kesopanan Berbahasa dalam Kethoprak Lakon Roro Kembang Sore Karya Siswo Budoyo (Kajian Pragmatik). Diunduh tanggal 10 Maret 2016. 7