PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PEMIMPI
|
|
- Yenny Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PEMIMPI SUTRADARA RIRI RIZA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SEMESTER 2 SMA Oleh: Oniek Lieuska Paramitha Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo oniek.lieuska.paramitha.12@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk pematuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa dalam percakapan film Sang Pemimpi sutradara Riri Riza; (2) relevansi prinsip kesantunan berbahasa dalam percakapan film Sang Pemimpi dengan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara di kelas X semester 2 SMA; dan (3) skenario pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara di SMA dengan menerapkan prinsip kesantunan berbahasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan metode simak bebas libat cakap dan catat. Analisis dilakukan dengan metode padan dan metode agih. Hasil analisis data disajikan dengan metode informal. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa (1) bentuk pematuhan prinsip kesantunan berbahasa lebih banyak daripada ben-tuk pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa dalam percakapan film Sang Pemimpi yang ditemukan oleh penulis; (2) relevansi prinsip kesantunan berbahasa dalam per-cakapan film Sang Pemimpi dengan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara di kelas X semester 2 SMA adalah percakapan tokoh Arai, Ikal, dan Jimbron dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran keterampilan menyimak KD 9.2 dan berbicara KD 10.1; dan (3) skenario pembelajaran keterampilan menyimak KD 9.2 dan berbicara KD 10.1 pada siswa kelas X semester 2 di SMA menggunakan media film Sang Pemimpi dengan tiga langkah pembelajaran, yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup serta mengombinasikan tiga metode pembelajaran, yakni ceramah, diskusi mempergunakan film, dan pemberian tugas. Kata Kunci: kesantunan berbahasa, skenario pembelajaran menyimak dan berbicara. PENDAHULUAN Tawuran yang makin meningkat di kalangan pelajar bukan hal yang positif. Penyebab tawuran antarpelajar terkadang persoalan yang sepele, misalnya saling mengejek dan menggunakan kata kasar. Dampak yang diperoleh adalah korban tawuran ada yang meninggal dunia seperti yang pernah terjadi di Jakarta. Para pelajar yang seharusnya belajar, justru sering tawuran antara satu sekolah dan sekolah yang lain. Selain tawuran, ada juga aksi pelajar SMP mem- 1
2 bunuh teman lantaran dipicu saling mengejek melalui pesan singkat telepon seluler di Purbalingga. Mohamad Ardian, siswa SMP 2 Rembang, Purbalingga tewas akibat ditusuk temannya, Nn di halaman sekolah setempat pada hari Sabtu tanggal 22 September 2012 (Suara Merdeka, 2012: 13). Pemerhati pendidikan anak misalnya Seto Mulyadi, mengatakan bahwa pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan tidak tegas dalam menangani kasus kekerasan di kalangan pelajar sehingga kasus serupa terus terulang (Suara Merdeka, 2012: 9). Dengan kata lain, Seto Mulyadi berharap aksi tawuran dan pembunuhan antarpelajar dapat diminimalkan melalui pembiasaan sikap sopan santun pada siswa. Pembiasaan sikap sopan santun sebagai pembentuk karakter siswa diperlukan kerja sama antara orang tua dan pihak sekolah, khususnya proses pembelajaran. Penerapan kesantunan berbahasa dalam proses pembelajaran di kelas X semester 2 SMA dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara. Penelitian ini disesuaikan dengan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara berdasarkan kompetensi dasar 9.2 menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui tuturan tidak langsung (rekaman atau teks yang dibacakan) dan 10.1 memberikan kritik terhadap informasi dari media cetak dan atau elektronik. Pemilihan bahan pembelajaran yang diambil dari contoh tuturan tokoh dalam percakapan film Sang Pemimpi sekaligus dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. Dalam percakapan film Sang Pemimpi ini terdapat tuturan yang mematuhi dan melanggar prinsip sopan santun. Secara umum, prinsip sopan santun dapat dirumuskan gunakanlah sesedikit mungkin tuturan-tuturan yang mengungkapkan pendapat yang tidak sopan (Leech, 2011: 123). Kesantunan berbahasa dalam percakapan film Sang Pemimpi dianggap penting pada proses belajar mengajar sebagai salah satu variasi pembelajaran. Adanya variasi pembelajaran ini membantu guru untuk memaksimalkan fungsi otak siswa. Pengoptimalan fungsi otak kanan dan otak kiri ini dibutuhkan oleh siswa untuk 2
3 mengembangkan karakter yang santun sehingga siswa dapat memilih dan menerapkan tuturan yang santun saat berinteraksi dengan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) bentuk pematuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa dalam percakapan film Sang Pemimpi sutradara Riri Riza; (2) relevansi prinsip kesantunan berbahasa dalam percakapan film Sang Pemimpi dengan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara di kelas X semester 2 SMA; dan (3) skenario pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara di SMA dengan menerapkan prinsip kesantunan berbahasa. Kajian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Rifa i (2012) dan Fitriyanti (2011). METODE PENELITIAN Secara teoretis, dalam penelitian ini digunakan pendekatan pragmatik, sedangkan secara metodologis, digunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini penulis berusaha memperoleh data berupa kata-kata yang diamati dan dianalisis berdasarkan fakta data yang ada. Sebagaimana dikatakan oleh Moleong (2011: 11) bahwa data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2011: 4). Dalam penelitian ini, penulis berperan sebagai instrumen penelitian dan dibantu dengan kartu pencatat data. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber pada percakapan tokoh dalam film Sang Pemimpi yang mematuhi dan melanggar prinsip kesantunan berbahasa. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan metode simak bebas libat cakap dan catat. Analisis dilakukan dengan metode padan dan metode agih. Hasil analisis data disajikan dengan metode informal. Metode informal adalah penyajian hasil analisis dengan menggunakan kata-kata biasa. (Sudaryanto, 1993: 145). 3
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis percakapan film Sang Pemimpi adalah (1) bentuk pematuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa dalam percakapan film Sang Pemimpi sutradara Riri Riza; (2) relevansi prinsip kesantunan berbahasa dalam percakapan film Sang Pemimpi dengan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara di kelas X semester 2 SMA; dan (3) skenario pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara di SMA dengan menerapkan prinsip kesantunan berbahasa. Data berhasil didapat oleh penulis mengenai pematuhan prinsip kesantunan berbahasa menurut Leech dalam percakapan tokoh Arai, Ikal, dan Jimbron film Sang Pemimpi sutradara Riri Riza berjumlah 15 data percakapan. Bentuk pematuhan prinsip kesantunan berbahasa tokoh Arai, Ikal, dan Jimbron dalam percakapan film Sang Pemimpi sutradara Riri Riza yang ditemukan oleh penulis adalah bentuk pematuhan maksim kearifan, kedermawanan, pujian, kerendahan hati, kesepakatan, dan simpati dengan variasi bentuk yang bermacam-macam. Berikut ini disajikan tuturan yang mematuhi maksim pujian dalam film Sang Pemimpi beserta pembahasannya. Konteks : Percakapan terjadi pada sore hari antara Arai dan Ikal sedang duduk di warung Koh A Yung. Koh A Yung mengetahui hasil nilai rapor mereka. Tuturan : Koh A Yung : Kalian juara lagi ya. Bagus lagi nilai rapornya. Singkong dan kopi aku kasih free-lah buat kalian. Ikal : (melambaikan tangan) Makasih, Koh A Yung. Tuturan Koh A Yung mematuhi maksim pujian karena penutur memaksimalkan pujian pada pihak lain. Koh A Yung sebagai penutur dan Ikal sebagai pihak lain. Koh A Yung memuji nilai rapor Ikal dan Arai dengan mengatakan bahwa mereka meraih kembali juara di kelas dan hasil nilai rapor mereka juga bagus. Mendengar tuturan Koh A Yung, Ikal mengucapkan terima kasih sebagai penghormatan atas pujian dari Koh A Yung. 4
5 Data berhasil didapat oleh penulis mengenai pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa menurut Leech dalam percakapan tokoh Arai, Ikal, dan Jimbron film Sang Pemimpi sutradara Riri Riza berjumlah 7 data percakapan. Bentuk pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa tokoh Arai, Ikal, dan Jimbron dalam percakapan film Sang Pemimpi sutradara Riri Riza yang ditemukan oleh penulis adalah bentuk pelanggaran maksim kearifan, pujian, dan kesepakatan. Berikut ini disajikan tuturan yang melanggar maksim kesepakatan dalam film Sang Pemimpi beserta pembahasannya. Konteks : Ikal dan Arai mendatangi sebuah toko orang Tionghoa bermaksud untuk membeli sesuatu. Ketika Arai menuturkan secara langsung kepada pemilik toko untuk membeli terigu, gandum, dan gula, tiba-tiba Ikal memotong tuturan Arai. Terjadi percakapan Ikal dan Arai. Tuturan : Arai : (sambil menaruh uang koin di atas meja) Nyah, aku nak beli terigu, gandum, gula. Ikal : Apa-apaan, kau? Arai : Ssssstt. Ikal : Hampir setahun kita menabung. Kau cuma pakai buat beli terigu? Gile, kau. Arai : Ini penting bahan-bahan ini. Ikal Arai : Apanya yang penting. Susah payah aku menabung bahkan tabungan aku lebih banyak daripada kau. Kalau kau nak main-main pakai saja duit kau sendiri. : Wah, bodoh sekali anak ini. (Arai dan Ikal saling menarik paksa karung gandum berisi uang koin). Percakapan di atas melanggar maksim kesepakatan karena Ikal menuturkan tuturan yang memaksimalkan ketidaksetujuan terhadap ajakan Arai. Ketidaksetujuan Ikal terhadap sikap Arai yang hendak membeli terigu, gula, dan gandum. Ikal tidak setuju karena uang yang dipakai adalah uang koin miliknya dan Arai. Alasan Ikal karena uang koin miliknya itu tabungan selama hampir setahun yang dikumpulkannya dengan susah payah. Arai memaksa Ikal untuk menyerahkan uang koin milik Ikal. Ikal tidak memberikan uang tersebut, tetapi berkelahi dengan Arai. Penyebab tuturan Ikal kurang santun ialah dorongan rasa emosi Ikal yang kesal terhadap Arai dan penggunaan kata kasar. Kata kasar yang 5
6 dituturkan Ikal, yakni Gile, kau. Akibat dari pelanggaran maksim kesepakatan pada percakapan tersebut adalah terjadi perkelahian antara Ikal dan Arai. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengamati penyebab perkelahian adalah penggunaan kata kasar. Relevansi prinsip kesantunan berbahasa dalam percakapan film Sang Pemimpi dengan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara di kelas X semester 2 SMA adalah percakapan tokoh Arai, Ikal, dan Jimbron dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran keterampilan menyimak KD 9.2 dan berbicara Penerapan prinsip kesantunan berbahasa dapat membantu pembentukan karakter siswa berkomunikasi lebih santun sehingga diharapkan siswa mampu memahami tuturan dan menafsirkan maksud dari tuturan tersebut serta dapat mempraktikkan penggunaan tuturan yang santun dalam berkomunikasi. Kurikulum pembelajaran yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) karena kurikulum pembelajaran tersebut menekankan siswa sebagai subjek pembelajaran, sumber belajar, dan pengaruh teknologi yang memadai serta pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa sebagai subjek pembelajaran diharapkan mampu mencapai indikator keterampilan menyimak dan berbicara serta dapat membangun karakter siswa. Samani dan Hariyanto (2013: 111) menambahkan bahwa pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi juga pengalaman nyata dalam kehidupan siswa sehari-hari di masyarakat. Skenario pembelajaran keterampilan menyimak KD 9.2 dan berbicara KD 10.1 pada siswa kelas X semester 2 di SMA menggunakan media film Sang Pemimpi dengan mengombinasikan tiga metode pembelajaran, yaitu metode ceramah, metode diskusi mempergunakan film (Film Talk-Back), dan metode pemberian tugas. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), skenario pembelajaran menyimak dan berbicara dilakukan dengan tiga langkah pembelajaran, yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 6
7 Kegiatan pandahuluan meliputi: (1) guru membuka dengan salam dan berdoa; (2) guru mengecek kehadiran siswa dengan presensi kelas; (3) guru mengawali pertanyaan motivasi dan sekilas mengulas sedikit materi pada pembelajaran sebelumnya; (4) guru mengomunikasikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa; dan (5) guru menjelaskan aturan main dalam pembelajaran. Kegiatan inti meliputi: (1) guru menjelaskan materi pembelajaran; (2) guru membagi kelas menjadi kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 siswa, masingmasing kelompok diberi permasalahan, yakni beberapa percakapan tokoh film Sang Pemimpi; (3) siswa menyimak tuturan percakapan tokoh film Sang Pemimpi; (4) siswa mencatat pokok-pokok informasi percakapan tokoh film Sang Pemimpi; (5) siswa berdiskusi dengan tujuan menganalisis isi informasi, merumuskan pokok persoalan, dan memberikan komentar berupa kritik dengan menerapkan kesantunan berbahasa terhadap percakapan tokoh film Sang Pemimpi; (6) siswa menyampaikan secara lisan dengan menerapkan kesantunan berbahasa terhadap pekerjaan yang telah selesai kemudian mengumpulkan pekerjaan tersebut tiap kelompok untuk dikoreksi oleh guru; (7) guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan; dan (8) guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi. Kegiatan penutup meliputi: (1) guru merefleksi hasil pembelajaran; (2) guru memberikan tugas lanjutan yang harus dikerjakan siswa secara individu; dan (3) berdoa dan mengucap salam. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah disajikan sebelumnya, simpulan penelitian ini adalah (1) bentuk pematuhan prinsip kesantunan berbahasa lebih banyak daripada bentuk pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa dalam percakapan film Sang Pemimpi yang ditemukan oleh penulis; (2) relevansi prinsip kesantunan berbahasa dalam percakapan film Sang Pemimpi dengan pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara di kelas X semester 2 SMA adalah percakapan tokoh Arai, Ikal, dan Jimbron dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran keterampilan menyimak KD 9.2 dan 7
8 berbicara KD 10.1; dan (3) skenario pembelajaran keterampilan menyimak KD 9.2 dan berbicara KD 10.1 pada siswa kelas X semester 2 di SMA menggunakan media film Sang Pemimpi dengan tiga langkah pembelajaran, yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup serta mengombinasikan tiga metode pembelajaran, yakni ceramah, diskusi mempergunakan film, dan pemberian tugas. Berdasarkan simpulan di atas, saran penulis untuk guru adalah dengan membiasakan menerapkan prinsip kesantunan berbahasa dalam proses pembelajaran, diharapkan dapat menunjang guru sekaligus siswa membentuk karakter. Saran penulis untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo adalah mahasiswa dapat mengembangkan penelitian mengenai prinsip kesantunan berbahasa dengan lebih luas. DAFTAR PUSTAKA Fitriyanti. Ungkapan Kesantunan Imperatif antartokoh dalam Film Laskar Pelangi dan Model Pembelajarannya di SMP. Skripsi. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Leech, Geoffrey Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Pemecatan Siswa Tawuran Bukan Solusi Suara Merdeka, kolom 5, Rubrik Edukasia, hal.9. Kamis 27 September Rifa i, Muhammad. Operasi Prinsip Sopan Santun Tuturan SMS dalam Rubrik Njur Piye Harian Suara Merdeka Edisi September Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purworejo Purworejo Saling Ejek, Siswa SMP Bunuh Temannya Suara Merdeka, kolom 1, hal.13. Minggu 23 September Samani, Muchlas dan Hariyanto Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudaryanto Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. 8
Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK
REALISASI PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA INDONESIA DI LINGKUNGAN SMA MUHAMMADIYAH PURWOREJO TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DI SMA Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciOleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo
PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PENCERAH SUTRADARA HANUNG BRAMANTYO, RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA
Lebih terperinciPENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PEMIMPI
PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PEMIMPI SUTRADARA RIRI RIZA, RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA
Lebih terperinciOleh: Eti Suryati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Idonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ARGUMENTASI RUBRIK PIKIRAN PEMBACA SURAT KABAR KEDAULATAN RAKYAT EDISI JANUARI 2013, RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA
Lebih terperinciOleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH UTAMA DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG SUTRADARA TYA SUBIYAKTO DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN BERBICARA DI KELAS X SMA Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan dipaparkan rancangan penelitian, sumber data
III. METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan dipaparkan rancangan penelitian, sumber data penelitian, instrumen penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data.
Lebih terperinciTINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA
TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA SUTRADARA HERWIN NOVIANTO, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Sri Utami Fatimah Program
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran
BAB V PENUTUP Pada bagian ini akan dibahas mengenai kesimpulan hasil penelitian Analisis Pemanfaatan Prinsip Kesantunan Berbahasa pada Kegiatan Diskusi Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Keahlian itu sangat ditekankan pada arah dan tujuan pembentukan emosional. Seseorang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Proses tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan yang paling kecil,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, kehidupan manusia tidak akan lepas dari interaksi. Agar interaksi dapat berjalan dengan baik, tiap manusia memerlukan proses berkomunikasi.
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA
ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. kesantunan berbahasa dalam percakapan. Penelitian kualitatif adalah prosedur
61 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif karena mendeskripsikan kesantunan berbahasa dalam percakapan. Penelitian kualitatif adalah prosedur
Lebih terperinciDESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)
DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung antar masyarakat sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung antar masyarakat sebagai manusia yang berpikir, berperasaan, dan berkinerja. Pikiran, perasaan, dan keinginan baru terwujud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Chaer (2011: 1) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi, bersifat
Lebih terperinciANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA KORAN REPUBLIKA
ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA KORAN REPUBLIKA EDISI JANUARI TAHUN 2015, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN, DAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMAN 4 PURWOREJO Oleh: Gita Amelia Pendidikan
Lebih terperinciANALISIS PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA PADA KEGIATAN DISKUSI KELAS SISWA KELAS XI SMA N 1 SLEMAN SKRIPSI
ANALISIS PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA PADA KEGIATAN DISKUSI KELAS SISWA KELAS XI SMA N 1 SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi
Lebih terperinciBENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI
BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain. Bahasa sebagai alat komunikasi dibagi menjadi dua yaitu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
62 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hal ini dibuktikan dengan penemuan data berupa tuturan, bukan berupa angka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk sosial, dorongan untuk berkomunikasi muncul dari keinginan manusia untuk dapat berinteraksi
Lebih terperinciREALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER
REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang Kiai karya Rako Prijanto, ditemukan tuturan yang menaati maksim-maksim kesantunan bertutur yang
Lebih terperinciPELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PADA SINETRON PREMAN PENSIUN. Veria Septianingtias STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PADA SINETRON PREMAN PENSIUN Veria Septianingtias STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung verianingtias@gmail.com Abstrak Penelitian ini mengkaji prinsip kerja sama pada sinetron
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi. Berbahasa berkaitan dengan pemilihan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengadakan akumulasi data dasar. Metode penelitian deskriptif kualitatif
62 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Secara harfiah metode deskriptif adalah metode penelitian untuk
Lebih terperinciPEMANFAATAN CERITA RAKYAT KAMANDAKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 GOMBONG
PEMANFAATAN CERITA RAKYAT KAMANDAKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 GOMBONG Oleh: Widji Setiowati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciKESANTUNAN BERTUTUR DIALOG TOKOH DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO. Oleh
KESANTUNAN BERTUTUR DIALOG TOKOH DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO Oleh Yorista Indah Astari Nurlaksana Eko Rusminto Munaris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: yoristaindahastari@ymail.com
Lebih terperinciOleh: Muhammad Agus Sigit Sasmito Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS X SMK WIDYA KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Muhammad
Lebih terperinciKESANTUNAN DAN FUNGSI PRAGMATIK WACANA TANYA JAWAB KONSULTASI REMAJA RUBRIK DEAR MBAK PIPIET KORAN SUARA MERDEKA SKRIPSI
KESANTUNAN DAN FUNGSI PRAGMATIK WACANA TANYA JAWAB KONSULTASI REMAJA RUBRIK DEAR MBAK PIPIET KORAN SUARA MERDEKA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN.. ABSTRAK... ABSTRACT. KATA PENGANTAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR SINGKATAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN.. ABSTRAK... ABSTRACT. KATA PENGANTAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR ISI... i ii iii iv v vi vii ix x BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciOleh: Binti Khasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesa Universitas Muhammadiyah Purworejo
CERPEN KETIKA MAS GAGAH PERGI KARYA HELVY TIANA ROSA SEBAGAI SARANA PENANAMAN KESANTUNAN BERBAHASA DAN PENDIDIKAN KARAKTER SERTA SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Binti Khasanah Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesopanan merupakan adat sopan santun, tingkah laku (tutur kata) yang baik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesopanan merupakan adat sopan santun, tingkah laku (tutur kata) yang baik tata krama (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 1493). Kesopanan juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antar sesama dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menyampaikan maksud dan tujuan kepada orang lain sehingga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi vital yang dimiliki oleh manusia dan digunakan untuk berinteraksi antarsesamanya. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, hal tersebut kiranya tidak perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa
Lebih terperinciKAJIAN KESOPANAN DALAM TUTURAN TRANSAKSI PEMBIAYAAN DI PT BFI FINANCE TBK. CABANG SOLO NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh:
KAJIAN KESOPANAN DALAM TUTURAN TRANSAKSI PEMBIAYAAN DI PT BFI FINANCE TBK. CABANG SOLO NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: AMIN KARTIKA SARI A 310 090 251 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif-kualitatif. Menurut Bogdan dan Bilken dalam Subroto, penelitian kualitatif merupakan
Lebih terperinciOleh: Erna Noviana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
GAYA BAHASA EUFEMISME WACANA POLHUKAM (POLITIK, HUKUM, DAN KRIMINAL) MEDIA MASSA OKEZONE.COM EDISI JANUARI-APRIL 2013 DAN SKENARIO PEMBELAJARAN PADA KELAS X SMA Oleh: Erna Noviana Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciAnalisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja
Analisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja Oleh: Fattrika Susseptiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Fattrika29@gmail.com Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang telah berlaku selama kurang
Lebih terperinciKALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI
KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA Oleh: Intani Nurkasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru harus menerapkan pendekatan komunikatif. Dengan pendekatan komunikatif
Lebih terperinciREALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI
REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciNILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ari Handayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciNovel Sang Pemimpi adalah buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi yang dikarang oleh
Christian 1 Jacqueline Christian Yuda Putri Bahasa Indonesia 4 Desember 2010 Statement of Intent Novel Sang Pemimpi adalah buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi yang dikarang oleh Andrea Hirata. Penulis
Lebih terperinciANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SEKUNTUM NAYSILA KARYA M. BUDI ANGGORO DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SEKUNTUM NAYSILA KARYA M. BUDI ANGGORO DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Marfuah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciPersyaratan. Oleh: A FAKULTA
1 ANALISIS PENGGUNAANN DAN PENYIMPANGAN PRINSIP KESANTUNAN PADA WACANA POJOK NUWUNN SEWU KORAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2014 ARTIKEL PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN AKHLAK TOKOH UTAMA NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMK
NILAI PENDIDIKAN AKHLAK TOKOH UTAMA NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMK Oleh: Nurul Hidayati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian tertentu, berdasarkan teknik pendekatannya dapat dikaji melalui 2 cara yakni melalui metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif.
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL BAK RAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA MUHAMMAD MAKHDLORI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL BAK RAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA MUHAMMAD MAKHDLORI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Lili Purwanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciWUJUD KESANTUNAN BERBAHASA DALAM BUKU AJAR BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR TINGKAT RENDAH KARANGAN MUHAMMAD JARUKI
WUJUD KESANTUNAN BERBAHASA DALAM BUKU AJAR BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR TINGKAT RENDAH KARANGAN MUHAMMAD JARUKI Irfai Fathurohman Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berinteraksi dengan yang lain, manusia memiliki emosi yang dapat diekspresikan melalui banyak hal. Salah satu contoh emosi tersebut ialah perasaan kebencian.
Lebih terperinciKESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN
KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesantunan berbahasa merupakan aspek penting dalam kehidupan untuk menciptakan komunikasi yang baik di antara penutur dan lawan tutur. Kesantunan berbahasa memiliki
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab III ini dikemukakan mengenai metode penelitian yang peneliti gunakan. Metode penelitian merupakan alat, prosedur, dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian
Lebih terperinciTINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG NASKAH DRAMA NYARIS
TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG NASKAH DRAMA NYARIS KARYA N. RIANTIARNO, RELEVANSI PENELITIAN DENGAN PEMBELAJARAN MENDESKRIPSIKAN PERILAKU MANUSIA MELALUI DIALOG NASKAH DRAMA, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia, bahkan bahasa selalu digunakan oleh manusia dalam segala kegiatan. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi,
Lebih terperinciJurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN
PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN Dhafid Wahyu Utomo 1 Bayu Permana Sukma 2 Abstrak Di ranah formal, seperti di perguruan tinggi, penggunaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar dari adanya
Lebih terperinciTINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi
TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah EKO CAHYONO
Lebih terperinciPEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA
PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan
Lebih terperinciBAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro
BAB II KEGIATAN PPL A. KEGIATAN PPL Rangkaian kegiatan PPL dimulai sejak mahasiswa di kampus sampai di SMA Negeri 7 Purworejo. Penyerahan mahasiswa di sekolah dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2014. Praktik
Lebih terperinciPRINSIP KERJA SAMA DAN SOPAN SANTUN SISWA DI JEJARING FACEBOOK DAN IMPLIKASINYA
PRINSIP KERJA SAMA DAN SOPAN SANTUN SISWA DI JEJARING FACEBOOK DAN IMPLIKASINYA Oleh Rohmah Tussolekha Karomani Nurlaksana Eko Rusminto Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Email: omah.azka
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian dibutuhkan suatu metode yang tepat sehingga
III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Dalam setiap melakukan penelitian dibutuhkan suatu metode yang tepat sehingga penelitian dapat bermanfaat bagi pembaca. Metode yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melaksanakan PPL baik yang dipersiapkan berupa persiapan fisik maupun mental untuk dapat mengatasi permasalahan
Lebih terperinciREALISASI PRINSIP KESOPANAN TUTURAN PENGAMEN PANTURA DAN PENGAMEN PASUNDAN
REALISASI PRINSIP KESOPANAN TUTURAN PENGAMEN PANTURA DAN PENGAMEN PASUNDAN Dewi Anggia Huzniawati Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI gigie_kaka@yahoo.com Abstrak Penelitian ini dilatar
Lebih terperinciANALISIS KESANTUNAN BAHASA DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017
ANALISIS KESANTUNAN BAHASA DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Intan Br Tarigan (intansepty68@gmail.com) Dr. Abdurahman AS, M.Hum.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi atau alat interaksi yang digunakan oleh manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi atau alat interaksi yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan maksud, ide, dan gagasan yang dimilikinya serta untuk bersosialisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada saat ini banyak menuntut masyarakat untuk memahami berbagai macam penggunaan bahasa yang digunakan sebagai suatu alat untuk berkomunikasi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik manusia. Bahasa merupakan salah satu ciri pembeda utama umat manusia dengan makhluk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi bisa terjadi apabila ada korelasi yang baik antara penutur dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi bisa terjadi apabila ada korelasi yang baik antara penutur dan mitra tuturnya baik dari segi makna ataupun maksud tuturannya. Manusia berbicara dengan
Lebih terperinciPRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi
Pena pppp Vol.7,m,m[Type No.2 text]njnj Desember 2017 ISSN 2089-3973 PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi ABTRACT The results of this
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan dengan berbagai kesibukan menyimak. Dialog di keluarga, baik antara anak dan orang tua, antara orang tua, antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan bersama (Suwito dalam Aslinda dkk, 2010: 06). Bahasa sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia merupakan suatu makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan bahasa baik lisan maupun tulisan guna bergaul dengan manusia lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah [ sic! sic!
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejarlah ilmu sampai ke negeri Cina. Peribahasa yang sering terdengar ini menjelaskan bahwa pendidikan adalah hal yang penting hingga dituntut untuk mencari
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Skripsi ini membahas tentang pematuhan dan pelanggaran maksim-maksim
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Skripsi ini membahas tentang pematuhan dan pelanggaran maksim-maksim prinsip kesantunan tuturan tokoh-tokoh dalam drama serial Korea God s Quiz. Setelah melakukan analisis
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah keterampilan yang membutuhkan proses yang lama untuk mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit menuangkan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan manusia salah satunya yaitu sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya. Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media massa baik lisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat memberikan contoh dalam memahami kalimat perintah. Kalimat
Lebih terperinciKESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW
KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW Syamsul Arif Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Kesantunan berbahasa merupakan hal yang penting dalam kegiatan berkomunikasi.
Lebih terperinciBAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta
BAB II KEGIATAN PPL A. KEGIATAN PPL Rangkaian kegiatan PPL dimulai sejak mahasiswa di kampus sampai di SMA Negeri 7 Purworejo. Penyerahan mahasiswa di sekolah dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2014. Praktik
Lebih terperinciBAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro
BAB II KEGIATAN PPL A. KEGIATAN PPL Rangkaian kegiatan PPL dimulai sejak mahasiswa di kampus sampai di SMA Negeri 7 Purworejo. Penyerahan mahasiswa di sekolah dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2015.
Lebih terperinciTINDAK TUTUR LANGSUNG LITERAL DAN TIDAK LANGSUNG LITERAL PADA PROSES PEMBELAJARAN MICRO TEACHING
TINDAK TUTUR LANGSUNG LITERAL DAN TIDAK LANGSUNG LITERAL PADA PROSES PEMBELAJARAN MICRO TEACHING Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rapat sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Rasanya tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rapat sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Rasanya tidak ada satu orang pun yang benar-benar beraktivitas tanpa mengadakan rapat. Misalnya saja, menjadi
Lebih terperinciANALISIS MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM K.H. AHMAD DAHLAN DALAM NOVEL SANG PENCERAH KARYA AKMAL NASERY BASRAL DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA
ANALISIS MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM K.H. AHMAD DAHLAN DALAM NOVEL SANG PENCERAH KARYA AKMAL NASERY BASRAL DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Ika Sari Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia,
Lebih terperinciBAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan dalam drama seri House M.D. di mana tuturantuturan dokter Gregory House
Lebih terperinciNILAI-NILAI MORALDALAM NOVEL AYAH MENGAPA AKU BERBEDA? KARYA AGNES DAVONAR DAN SKENARIOPEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS X
NILAI-NILAI MORALDALAM NOVEL AYAH MENGAPA AKU BERBEDA? KARYA AGNES DAVONAR DAN SKENARIOPEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS X Oleh: Taufik Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia UniversitasMuhammadiyahPurworejo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman kanak-kanak merupakan salah satu sarana pendidikan yang baik dalam perkembangan komunikasi anak sejak usia dini. Usia empat sampai enam tahun merupakan masa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Menurut Gay dalam Hikmat (2011:44) metode penelitian deskriptif
Lebih terperinciJurnal Ilmiah. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
VARIASI BAHASA JAWA PADA PERCAKAPAN NASABAH DAN DEBT COLLECTOR KSU LANGGENG DHANA MAKMUR DI KAB. NGAWIBESERTA IMPLEMENTASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAERAH DI SMP N 1 SINE Jurnal Ilmiah Untuk Memenuhi
Lebih terperinciANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA
ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA Oleh: Wisanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinci