BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG. Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat tergantung pada sarana

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI BBM UNTUK MENENTUKAN JALUR YANG OPTIMAL DAN BIAYA YANG OPTIMUM DENGAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING DI PT.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

1. Tentang Kami. 2. Visi. 3. Misi. 4. Integritas

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2001 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM PT. MITHA SAMUDRA WIJAYA. Berdiri pada 11 Maret 1999 yang beralamat di Jalan Raya Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I ( PERSERO )

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)

2017, No diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepela

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 169 TAHUN 2000 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

2017, No Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peratur

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM. PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN. perhubungan, PT.(persero) Pelabuhan Indonesia I Medan sebelumnya berstatus

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 2/PLPS/2005 TENTANG LIKUIDASI BANK DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 Sistem Berjalan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. akte pendirian Nomor 110 dari Notaris Chairani Bustami S.H. akte ini disyahkan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II PROFIL PT. KPBN CABANG MEDAN. s/d XIV dibentuk berdasarkan hasil kesepakatan bersama Direksi PN/PTP

VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dasar yang dimuat dalam akta tanggal delapan April seribu sembilanratus

BAB I. Pendahuluan. Indonesia terletak di wilayah Jawa Tengah, yaitu Pelabuhan Tanjung Emas

BABI PENDAHULUAN. PT. Tunas Bam Lampung mempakan salah satu anak pemsahaan dari PT.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2002 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. tahun Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2002 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PROFIL PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA (PT.KPBN) CABANG MEDAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Industri pelayaran merupakan salah satu industri padat modal (capital

BAB I PENDAHULUAN. garis khatulistiwa, oleh karenanya angkutan laut sangat dibutuhkan untuk

BAB II PT. MITRA JAYA BAHARI BELAWAN

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Interindo Wisata Pekanbaru yang beralamat di Jln. SM. Amin No 134,

7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

2018, No Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nom

Pesawat Polonia

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi

Private & Confidential PT Logindo Samudramakmur Tbk.

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Jl. Ir. M. Putuhena, KampusUnpatti, Poka-Ambon, Maluku

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA (KPBN) CABANG MEDAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation).

BAB III TINJAUAN TERHADAP SISTEM YANG BERJALAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2001 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT Peraturan Pemerintah (Pp) Nomor : 17 Tahun 1988 Tanggal: 21 Nopember Presiden Republik Indonesia,

PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) SEKILAS TENTANG OLEH : IMRAN ISKANDAR DIREKTUR PERSONALIA DAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ditujukan terhadap faktor risiko lingkungan di kapal untuk memutuskan mata kapal antara lain dapur, ruang penyediaan makanan, palka, gudang, kamar

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perusahaan nomor 11 tanggal 21 Februari 2003 dihadapan notaris

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

Paparan Publik. PT Trans Power Marine Tbk

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2016, No dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PEMBAHASAN

BAB VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DIREKSI PT. PELABUHAN INDONESIA I, II, III, IV (PERSERO) Nomor :... TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2001 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Nama : PT. Kewalram Indonesia. Alamat : Jl. Raya Rancaekek KM 25 Desa Sukadana. Telp : /

Transkripsi:

IV-36 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut disingkat PT. Burung Laut dibeli dan diambil alih kepemilikannya dari pemilik lama oleh pemilik baru H.M. Noernikmat dan keluarga berdasarkan Akte Jual Beli No. 21 Tahun 1989 dan Berita Acara Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas No. 25 Tahun 1989, yang keduanya dibuat dihadapan Notaris Aniswar Yanis, S.H di Medan. Hingga saat ini akte perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir mengalami penyesuaian sesuai Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 yang dibuat dihadapan Notaris Ekoevidolo, S.H. berkedudukan di Medan dengan Berita Acara No. 126 Tahun 2008. Pada awal operasinya, PT. Burung Laut diberi kepercayaan oleh pabrik semen PT. SAI (Semen Andalas Indonesia) yang merupakan salah satu PMA (Penanaman Modal Asing) di Banda Aceh untuk menjadi agen umum pelayaran (shipping general agent) yang bertugas untuk mengurus izin kedatangan dan keberangkatan (inward & outward clearance) kapal-kapal asing yang disewa oleh PT. SAI untuk mengangkut dan mendistribusikan semen curah ke beberapa pelabuhan di Indonesia. Disamping itu, PT. Burung Laut juga ditunjuk oleh PT. SAI sebagai transportir laut untuk mengangkut BBM HSD (High Speed Diesel) keperluan operasional pabrik dengan menggunakan kapal tanker MT. Bumeugah (Kapasitas 5.000 KL) milik perusahaan lain mitra PT. Burung Laut.

IV-37 Dalam perkembangannya, pada bulan Mei 2001 atas pembiayaan dari PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. - Cabang Belawan, kapal MT. Bumeugah dibeli oleh PT. Burung Laut dan diganti namanya menjadi MT. Pelita Laut dan didaftarkan pada kantor pendaftaran dan balik nama kapal di Sabang. Pada tahun 2002, PT. Burung Laut menjalin kemitraan dengan PT. Citra Bintang Familindo dan mendapatkan kontrak untuk angkutan BBM IFO (Industrial Fuel Oil) milik PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Pembangkit & Penyaluran Sumatera Bagian Utara (sekarang menjadi PT. PLN (Persero) Kitsu Sektor Pembangkitan Belawan) dari Instalasi/Depot Pertamina Pulau Sambu ke dermaga PLTG/U Sicanang, Belawan dengan volume angkutan sebesar 390.000 KL/tahun. Angkutan ini dilayani oleh kapal tanker MT. Pelita Laut ditambah dengan kapal tanker MT. Mercury II (Kapasitas 6.000 KL) berbendara Singapore yang dicharter dari perusahaan asing. Untuk menunjang pengangkutan BBM IFO tersebut, pada bulan Mei 2003 Kapal MT. Mercury II dibeli oleh PT. Burung Laut dan diganti namanya menjadi MT. Pelita Energi serta didaftarkan di kantor pendaftaran dan balik nama kapal di Batam. Pada awal tahun 2005, terjadi perubahan kontrak angkutan PT. Burung Laut, dari yang tadinya mengangkut BBM IFO berubah menjadi mengangkut BBM HSD dengan volume angkutan sebesar 720.000 KL/tahun. Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pemakaian BBM (terutama HSD), yang setiap tahunnya cenderung meningkat, maka pada awal April 2008 PT. Burung Laut menambah 1 (satu) unit lagi armada tankernya yang diberi nama MT. Pelita

IV-38 Samudera (Kapasitas 7.000 KL) dan didaftarkan di kantor pendaftaran dan balik nama kapal di Belawan. 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha PT. Burung Laut adalah merupakan suatu perusahaan pelayaran nasional yang bergerak di dalam bidang jasa angkutan laut (dalam dan luar negeri) dan keagenan pelayaran. Bisnis utama perusahaan adalah melayani jasa pengangkutan muatan cair, seperti: BBM (Bahan Bakar Minyak), Gula Cair (Molasses) dan CPO (Crude Palm Oil). Disamping itu, perusahaan juga melayani jasa keagenan pelayaran yang bertugas untuk mengurus izin kedatangan dan keberangkatan kapal (inward & outward clearance) di suatu pelabuhan. Beberapa konsumen yang pernah menggunakan jasa angkutan laut PT. Burung Laut adalah: 1. PT. Semen Andalas Indonesia, Banda Aceh 2. Mobil Oil, Singapore 3. PT. Karya Prajona Nelayan, Medan 4. PT. Rafina Segara Sejahtera, Jakarta 5. PT. Kiani Kertas, Jakarta 6. PT. Citra Bintang Familindo, Lhokseumawe Adapun konsumen yang pernah menggunakan jasa keagenan pelayaran PT. Burung Laut adalah: 1. PT. Semen Andalas Indonesia, Banda Aceh 2. PT. Bahtera Adhiguna, Lhokseumawe

IV-39 3. PT. Arpeni Pratama Ocean Line, Jakarta 4. PT. Dutaryo, Jakarta 5. PT. Trust, Jakarta 2.3. Lokasi Perusahaan Sejak diambil alih pada tahun 1989, kedudukan perusahaan adalah di Banda Aceh dengan alamat kantor: Jl. Jend. A. Yani No. 38 (d/h. 14) Kode Pos : 23122 Telephone : +62 651 21451-22040 Facsimile : +62 651 33637 E-mail : blbna@plasa.com Website : www.burunglaut.co.id Untuk mendukung pengoperasiannya, PT. Burung Laut memiliki beberapa kantor cabang di beberapa daerah, yakni: 1. MEDAN Jl. Bantam No. 3-3 A, Kode Pos : 20153 Telephone : + 62 61 4561166 (Hunting) Facsimile : + 62 61 4152233 E-mail : blmdn@indosat.net.id 2. BELAWAN Jl. Sumatera No. 49,

IV-40 Kode Pos : 20412 Telephone : +62 61 6941129 Facsimile : +62 61 6943789 E-mail : blblw@indosat.net.id 3. LHOKSEUMAWE Jl. Merdeka Timur No. 57 Kode Pos : 24352 Telephone : +62 645 46983 Facsimile : +62 645 46983 E-mail : bl-lsm@yahoo.com Kegiatan operasional perusahaan dipusatkan di kantor Medan, dimana Direksi dan para stafnya sehari-hari berkantor. 2.4. Daerah Operasional Dalam memasarkan jasa angkutan lautnya, PT. Burung Laut tidak membatasi daerah operasionalnya. Untuk pemasaran di luar negeri (foreign going) biasanya PT. Burung Laut bekerja sama dengan cargo brokerage di Singapore, sedangkan untuk pemasaran di dalam negeri (domestic line) selalu diupayakan oleh tenaga pemasaran dari perusahaan sendiri. Sejak tahun 2002 hingga sekarang, PT. Burung Laut mendapatkan kontrak untuk mengangkut BBM HSD milik PT. PLN (Persero) Kitsu Sektor Pembangkitan Belawan dari Dumai, Pulau Sambu dan Tanjung Uban ke PLTD/U Sicanang, Belawan. Untuk melaksanakan angkutan tersebut, PT. Burung Laut

IV-41 bermitra dengan salah satu perusahaan pelayaran nasional lainnya, menggunakan 4 unit armada tanker yang berkapasitas antara 5.000-6.000 KL. Basis pengoperasian dan perawatan ke 4 unit armada tanker tersebut dipusatkan di Belawan dengan pertimbangan jarak tempuhnya tidak terlalu jauh dengan lokasi kantor perusahaan. Disamping jasa angkutan laut, PT. Burung Laut juga melayani keagenan pelayaran untuk kapal-kapal yang dicharter oleh PT. Semen Andalas Indonesia untuk mengangkut dan mendistribusikan semen curah dari Langkawi, Malaysia ke beberapa pelabuhan di Indonesia, seperti: Lhoknga, Lhokseumawe, Belawan, Dumai dan Batam. 2.5. Organisasi dan Manajemen Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan yang sama dan di antara mereka diberikan pembagian tugas sesuai fungsi dan tugasnya masing-masing. Sedangkan manajemen adalah tata cara yang diterapkan suatu organisasi untuk mengelola dan menjalankan aktifitas organisasinya untuk mencapai target yang telah direncanakan. Struktur organisasi adalah gambaran skematis tentang hubungan-hubungan dan kerjasama diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan dan menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu sasaran secara baik. Struktur organisasi dapat

IV-42 dinyatakan dalam gambar grafik (bagan yang memperlihatkan hubungan antara unit-unit organisasi dan garis-garis wewenang yang ada). Struktur organisasi dan sistem manajemen yang dipergunakan PT. Burung Laut dalam melaksanakan aktifiitas bisnisnya adalah seperti yang diuraikan berikut ini: 2.5.1. Struktur Organisasi Struktur Organisasi PT. Burung Laut dikelompokkan pada 4 tingkatan kepengurusan, yang berbeda yaitu: Dewan Komisaris, Direksi, Manejer dan Kepala Cabang seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1. DEWAN KOMISARIS DIREKSI MANEJER KEUANGAN MANEJER OPERASI MANEJER UMUM DAN PERSONALIA CABANG/ KEAGENAN LHOKNGA CABANG/ KEAGENAN BELAWAN CABANG/ KEAGENAN LHOKSEUMAWE Keterangan : Hubungan Lini Hubungan Fungsional NAHKODA KAPAL Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Burung Laut

IV-43 Berdasarkan struktur di atas, maka hubungan kerja dalam organisasi perusahaan PT. Burung Laut adalah hubungan campuran lini-fungsional. Hal ini ditunjukkan dengan adanya hubungan lini pada pelimpahan wewenang dan tanggung jawab Direksi ke Manejer sehingga terbentuk Departemen Keuangan, Departemen Operasi dan Departemen Umum & Personalia. Hubungan fungsional dijumpai pada hubungan setingkat, baik antara sesama Manejer maupun antara sesama Kepala Cabang. 2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab pada masing-masing jabatan di perusahaan PT. Burung Laut adalah sebagai berikut : 1. Dewan Komisaris Bertanggung jawab kepada pemegang saham dalam menjalankan fungsi dan tugasnya untuk mengawasi kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Direksi. 2. Direksi Direksi terdiri dari Direktur Utama dan Direktur. a. Direktur Utama bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi dan tugasnya untuk menggerakan roda bisnis perusahaan dan mencari peluang-peluang bisnis baru (bersifat eksternal). b. Direktur bersama-sama dengan Direktur Utama bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya untuk menjalankan dan mengelola aktifitas perusahaan (bersifat internal).

IV-44 Dalam hal Direktur Utama berhalangan, Direktur diberikan wewenang untuk melaksanakan fungsi dan tugas Direktur Utama. 3. Manejer Keuangan Bertanggung jawab kepada Direktur dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya untuk mengelola keuangan perusahaan. 4. Manejer Operasi Bertanggung jawab kepada Direktur dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya untuk mengoperasikan armada tanker perusahaan dan memberdayakan potensi-potensi kantor cabang perusahaan dalam pelayanan keagenan kapal. 5. Manejer Umum & Personalia Bertanggung jawab kepada Direktur dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya untuk memastikan tersedianya perlengkapan ATK bagi aktifitas perusahaan, memonitor legalitas dan validitas perizinan perusahaan, memberdayakan SDM yang dimiliki perusahaan serta perawatan aset perusahaan. 6. Kepala Cabang Bertanggung jawab kepada Manejer Operasi dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya untuk melaksanakan pelayanan keagenan kapal di daerahnya masing-masing. 7. Nakhoda Kapal

IV-45 Bertanggung jawab kepada Manejer Operasi dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya untuk membawa dan merawat kapal sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan perusahaan. 2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.5.3.1. Tenaga Kerja berikut: PT. Burung Laut memiliki 99 orang tenaga kerja dengan perincian sebagai 1. 36 orang tenaga kerja tetap, 2. 60 orang tenaga kerja kontrak (crew kapal) 3. 3 orang tenaga honor Rincian tenaga kerja selengkapnya adalah seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Burung Laut Jabatan/Bagian Pria Wanita Total Keterangan Dewan Komisaris 2 1 3 Tetap Direksi 2-2 Tetap Departemen Keuangan 4 1 5 Tetap Departemen Operasi 2 1 3 Tetap Departemen Umum & SDM 3 2 5 Tetap Konsultan Pajak 1-1 Honor Pesuruh Kantor 1-1 Honor Pengelola Parkir 1-1 Honor Cabang Lhoknga 5 1 6 Tetap Cabang Belawan 6 1 7 Tetap Cabang Lhokseumawe 4 1 5 Tetap MT. Pelita Laut 19-19 Kontrak MT. Pelita Energi 21-21 Kontrak MT. Pelita Samudera 20-20 Kontrak T o t a l 91 8 99 Sumber : PT. Burung Laut, 2008

IV-46 2.5.3.2. Jam Kerja Jam kerja yang berlaku di PT. Burung Laut dibedakan menjadi: 1. Jam kerja darat 2. Jam kerja laut Jam kerja darat adalah jam kerja yang berlaku bagi tenaga kerja yang bekerja di kantor dengan ketentuan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Jam Kerja Darat No Hari Kerja Jam Kerja 1 Senin s/d Kamis 08.00-12.00 : Jam Kerja I 12.00-13.00 : Istirahat 13.00-17.00 : Jam Kerja II 2 Jum at 08.00-12.00 : Jam Kerja I 12.00-14.00 : Istirahat 14.00-16.00 : Jam Kerja II 3 Sabtu 08:00-12:30 : Jam Kerja Sumber : PT. Burung Laut, 2008 Sedangkan jam kerja laut adalah jam kerja yang berlaku bagi crew kapal yang bekerja di laut dengan ketentuan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Jam Kerja Laut No Hari Kerja Jam Kerja 1 Senin s/d Minggu 08.00-12.00 : Jam Jaga I 12.00-16.00 : Jam Jaga II 16.00-20.00 : Jam Jaga III 20.00-24.00 : Jam Jaga I 24.00-04.00 : Jam Jaga II 04.00-08.00 : Jam Jaga III Sumber : PT. Burung Laut, 2008 2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

IV-47 2.5.4.1. Sistem Pengupahan Sistem pengupahan di PT. Burung Laut dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu: 1. Upah Tetap, yaitu upah yang diberikan kepada tenaga kerja tetap di kantor. 2. Upah Kontrak, yaitu upah yang diberikan kepada tenaga kerja kontrak (crew kapal). 3. Upah Honor, yaitu upah yang diberikan kepada tenaga kerja honor. 2.5.4.2. Fasilitas Lainnya Fasilitas yang diberikan oleh PT. Burung Laut kepada seluruh tenaga kerja adalah sebagai berikut: 1. Tunjangan Hari Raya (THR). 2. Bonus akhir tahun. 3. Asuransi Jiwa, Kecelakaan Kerja dan Kesehatan (Rawat Inap). 4. Uniform dan Alat Keselamatan Kerja (khusus untuk Crew Kapal).