KATA PENGANTAR. Kediri, Januari Kepala DPM-PTSP Kabupaten Kediri. Drs. INDRA TARUNA. ttd.

dokumen-dokumen yang mirip
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 79 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 18 SERI E

Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 57 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI,

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI 1. 1.VISI BPM-P2TSP KAB. KEDIRI

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PERCEPATAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PENANAMAN MODAL TAHUN 2013 (SEMESTER II)

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2014 PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO

LAPORAN KINERJA BADAN Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 6 SERI E

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 25 TAHUN 2012

M A S A M B A KEPUTUSAN KEPALA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU DAN PENANAMAN MODAL LUWU UTARA NOMOR : / /BPPTSPM/I/2016/2009

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

WALIKOTA BUKITTINGGI

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

BUPATI SOLOK SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENANAMAN MODAL

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN KEBIJAKAN Visi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Dan Penanaman Modal

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 97 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2009 TENTANG

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN JEPARA

RENCANA KERJA 2017 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BOMBANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA,

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 90 SERI E

BAB 4 VISI DAN MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATGEI DAN ARAH KEBIJAKAN

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIANTAN SELATAN

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti Undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2014

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

LKIP BPMPT 2016 B A B II PERENCANAAN KINERJA

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU. Jl. Presiden KH Abdurrahman Wahid 151 Jombang (0321) Faks.

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

Rencana Kerja (Renja) SKPD 2015 BAB I PENDAHULUAN

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2017

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA 2018 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA KECAMATAN GEDEBAGE TAHUN EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2012

STRATEGI JANGKA MENENGAH DPMPTSP KABUPATEN BUOL RENSTRA BAB IV TAHUN

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENANAMAN MODAL

RENCANA KERJA (RENJA)

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) KECAMATAN GALUR TAHUN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pemerintah Kabupaten Kediri Tahun 2016 dapat disusun dengan baik dan tepat waktu. SPM merupakan rangkaian wujud capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Kediri terhadap layanan bidang penanaman modal sebagaimana diamanahkan dalam Peraturan Kepala Badan Koordinasi Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang yang merupakan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005. Capaian dalam laporan ini merupakan salah satu komitmen dari Pemerintah Kabupaten Kediri untuk memberikan layanan dan menciptakan iklim yang kondusif bagi penanaman modal. Sesuai arahan Ditjen Otonomi Daerah, Kementrian Dalam Negeri, Pemerintah Kabupaten Kediri sudah menyiapkan agenda program kerja dalam rangka meningkatkan capaian nilai SPM. Agenda program tersebut antara lain penyusunan Rencana Target SPM lima tahun yang akan datang dan nilai target yang ditetapkan akan diintegrasikan dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Strategis masing-masing SKPD, sehingga prgram dan kegiatan untuk mewujudkan nilai SPM tersebut benar-benar dapat terjamin. Kami menyadari bahwa laporan yang kami susun ini masih belum sempurna, oleh karena itu berbagai saran dan masukan perbaikan yang konstruktif sangat diharapkan dari berbagai pihak. Kepada semua pihak yang telah berkontribusi memberikan bantuan pemikiran, saran serta pendapat hingga tersusunnya Laporan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tahun 2016 ini, kami sampaikan terima kasih, mudah-mudahan dapat memberi manfaat yang optimal khususnya bagi Pemerintah Kabupaten Kediri. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk-nya serta kekuatan kepada kita semua dalam melaksanakan pembangunan. Kediri, Januari 2017 Kepala DPM-PTSP Kabupaten Kediri ttd. Drs. INDRA TARUNA

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Kebijakan Umum 1.4. Arah dan Kebijakan BAB II PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM a. Jenis Pelayanan Dasar Indikator, Target Nilai dan Batas Waktu Capaian SPM Nasional b. Target dan Realisasi Capaian SPM Pemerintah Daerah c. Alokasi Anggaran d. Dukungan Personil e. Permasalahan dan Solusi (bagi indikator yang tidak tercapai) BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN SPM (Berisi Program dan kegiatan beserta Realisasi Anggaran untuk indikator SPM ) BAB IV PENUTUP LAMPIRAN: - File Excell SPM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kediri Tahun 2005-2025 menetapkan arah kebijakan utama untuk mencapai sasaran yaitu Kabupaten Kediri Yang Berakhlak, Berdaya Saing dan Sejahtera (KBBS). Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kediri Nomor: 10 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2011 2016, dinyatakan bahwa Visi Kabupaten Kediri adalah : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Kediri yang Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Cerdas, Sehat, Mandiri, Tenteram, dan Sejahtera, yang Berbasis pada Lima Sektor Utama Pembangunan, yaitu: Pendidikan, Kesehatan, Pertanian, Industri-Perdagangan dan Pariwisata, yang Didukung oleh Penyelenggaraan Pemerintahan yang Profesional. Oleh karena itu, masyarakat Kabupaten Kediri mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan dari pelaksana pemerintahan. Untuk itu, pemerintah Kabupaten Kediri akan terus berupaya meningkatkan pelayanan dasar bagi masyarakat Kabupaten Kediri. Pelayanan dasar tersebut diupayakan semaksimal mungkin. Meskipun pemerintah pusat telah menetapkan jenis-jenis pelayanan dalam tingkat minimal. Sebagai bentuk upaya peningkatan pelayanan, pemerintah Kabupaten Kediri bersama SKPD menyusun Laporan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Provinsi Kabupaten Kediri tahun 2016. Dalam ketentuan umum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal, Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Penekanan kata minimal dalam istilah SPM ini mengacu pada batas minimal tingkat cakupan dan kualitas pelayanan dasar yang harus mampu dicapai oleh setiap daerah pada batas waktu yang ditentukan. Dengan kata lain, jenis pelayanan dasar di daerah dapat terlaksana. Penyusunan laporan dalam penerapan SPM di daerah adalah sebuah bentuk pertanggungjawaban daerah dalam melaksanakan SPM sesuai dengan kebutuhan pelayanan dasar yang harus diberikan kepada masyarakat. Pemerintah Pusat (Kementerian/LPNK) telah menetapkan 15 SPM untuk Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan sesuai dengan surat dari Menteri Dalam Negeri tanggal 27 Maret 2012 Nomor : 100/1023/SJ tentang Percepatan

Pelaksanaan Penerapan dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) di daerah, bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota diminta untuk segera menyusun target pencapaian SPM dan sekaligus merumuskan program dan kegiatan dalam rangka pencapaiannya sesuai dengan kondisi keuangan daerah. Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. SPM bidang penanaman modal merupakan jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memulihkan fungsi sosial penyandang masalah kesejahteraan sosial sehingga aksesibilitas terhadap pelayanan sosial dasar dalam rangka pemenuhan dasarnya dapat ditingkatkan. Adapun tujuan dari SPM Bidang adalah sebagai acuan dalam perencanaan program pencapaian target masing-masing provinsi dan kabupaten/kota. Untuk selanjutnya SPM Bidang dilaksanakan sesuai dengan pedoman/standar teknis dan tata cara yang ditetapkan. Hasil laporan penerapan dan pencapaian SPM Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Peraturan Kepala BKPM RI No. 14 tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Provinsi dan Kabupaten/Kota dipergunakan sebagai bahan pembinaan dan pengawasan dalam : 1. Penerapan SPM Bidang 2. Pengembangan kapasitas Pemerintah Daerah; dan 3. Pemberian penghargaan bagi Pemerintah Daerah yang berprestasi sangat baik Sesuai dengan Pasal 2 Perka BKPM 14/2011, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menyelenggarakan pelayanan bidang penanaman modal di daerah masing-masing sesuai dengan SPM Bidang. Selain itu, SPM Bidang meliputi Pelayanan Dasar beserta Indikator kinerja dan target pencapaian sampai dengan 2014 yang terdiri dari: 1. Kebijakan ; 2. Kerjasama ; 3. Promosi ; 4. Pelayanan ; 5. Pengendalian Pelaksanaan ; 6. Pengelolaan Data dan Sistem Informasi ; dan 7. Penyebarluasan, Pendidikan dan Pelatihan.

1.2. DASAR HUKUM Dasar hukum penyusunan Laporan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang adalah sebagai berikut : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; 2. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Peraturan Peraturan Kepala Badan Koordinasi RI No. 14 tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang. 1.3. VISI DAN MISI VISI Visi adalah pernyataan tentang gambaran situasi dan karakteristik yang ingin dicapai oleh suatu organisasi atau lembaga pada suatu waktu yang jauh kedepan. Visi organisasi yang ditetapkan menjadi visi bersama (shared vision) sehingga dapat membangun komitmen dan menggerakkan segala sumber daya organisasi, menciptakan makna bagi kehidupan anggota organisasi, menciptakan standar/tolok ukur keunggulan, dan sebagai motivasi pencapaian tujuan masa depan. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kediri Tahun 2005-2025 dengan menetapkan arah kebijakan utama untuk mencapai sasaran yaitu Kabupaten Kediri Yang Berakhlak, Berdaya Saing dan Sejahtera (KBBS). Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kediri Nomor: 10 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2011 2016, dinyatakan bahwa Visi Kabupaten Kediri adalah: Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Kediri yang Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Cerdas, Sehat, Mandiri, Tenteram, dan Sejahtera, yang Berbasis pada Lima Sektor Utama Pembangunan, yaitu: Pendidikan, Kesehatan, Pertanian, Industri- Perdagangan dan Pariwisata, yang Didukung oleh Penyelenggaraan Pemerintahan yang Profesional. Sesuai Visi Pemerintah Daerah Kabupaten Kediri maka, dirumuskan Visi Badan dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kediri adalah: Mewujudkan Kemudahan Berinvestasi Melalui Pelayanan Perizinan yang Cepat, Mudah, Transparan, Pasti dan Terjangkau.

MISI Dalam rangka mewujudkan Visi Badan dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kediri tersebut, maka perlu dirumuskan Misi yang dapat menggerakkan dan mewujudkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai melalui berbagai upaya dalam pelaksanaannya. Terkait hal tersebut Misi Badan dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu disusun sebagai berikut : 1. Mendorong terwujudnya kerjasama perencanaan dan pengembangan dengan instansi yang terkait ; 2. Mewujudkan promosi investasi yang efektif dan efisien dalam mempromosikan potensi investasi daerah dan pelayanan perizinan yang kondosif dengan berpedoman pada sendi-sendi dasar pelayanan prima, guna meningkatkan minat berinvestasi; 3. Mendekatkan dan memberikan pelayanan yang lebih luas kepada masyarakat. 1.4. KEBIJAKAN UMUM Strategi pembangunan daerah yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Kediri dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran diwujudkan dalam bentuk kebijakan-kebijakan dan program-program. Kebijakan merupakan arah/ketentuan yang ditetapkan oleh instansi pemerintah sebagai dasar untuk dijadikan pedoman, pegangan/petunjuk dalam melaksanakan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam mewujudkan tujuan dan sasaran. Rencana Pembangunan Jangka menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kediri tahun 2011 2016 dan Visi Misi Kepala Daerah terpilih menjadi acuan dasar untuk penyusunan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Badan dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPM-P2TSP) Kabupaten Kediri. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut disusun Rencana Strategis dan Arah Kebijakan bidang pembangunan sebagai berikut : 1. Penyiapkan perumusan kebijakan teknis, pengembangan sistem informasi dan pelaporan dibidang penanaman modal dan pelayanan periizinan ; 2. Peningkatkan promosi potensi unggulan dan potensi investasi secara selektif dan terpadu dengan pihak pemerintah, swasta dan luar negeri ; 3. Peningkatkan fasilitas kerjasama dibidang penanaman antar pemkab/ pemkot, Pemprov dan lembaga/instansi terkait ;

4. Peningkatkan pelayanan dan pembinaan dibidang penanaman modal dan pelayanan perizinan ; 5. Peningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan yang didukung SDM dan sarana prasarana yang berkualitas. 6. Peningkatan kinerja pengawasan penyelenggaraan pemerintahan baik yang bersifat pengawasan intern maupun ekstern 7. Terciptanya iklim investasi yang berdaya saing tinggi/global sehingga dapat mewujudkan peran serta masyarakat dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) 8. Adanya jaminan berjalannya produk hukum dan peraturan perundangundangan yang telah disusun secara baik dan berkelanjutan Guna mendukung Rencana Strategis dan Arah Kebijakan bidang Pembangunan yang telah ditetapkan, Badan dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu menyusun beberapa Langkah dan Strategi untuk tahun 2016 yaitu : 1. Membentuk Dewan pengembangan Investasi Kabupaten Kediri, yang terdiri dari beberapa SKPD dan bertugas untuk memberikan masukan dan membuat kebijakan yang berkaitan dengan penanaman modal di Kabupaten Kediri ; 2. Mengupdate data base perkembangan investasi dan melaporkan secara rutin laporan kegiatan (LKPM) ke Badan penanaman provinsi dan BKPM Pusat ; 3. Mengoptimalkan potensi daerah yang dimiliki dan aktif mempromosikan berbagai potensi investasi dan produk unggulan ke berbbagai daerah dan berbagai media serta website pemerintah daerah ; 4. Mempermudah perizinan dan bekerjasama dengan Badan Koordinasi (BKPM) Pusat membentuk suatu perizinan secara terpadu dibidang penanaman modal melalui Sistem pelayanan perizinan secara elektronik (SPIPISE), dimana data yang ada di daerah terintegrasi dengan data di BKPM Pusat ; 5. Meningkatkan system dan kualitas pelayanan prima dengan optimal ; 6. Meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat untuk pengurusan izin dengan penyuluhan / sosialisasi baik secara langsung maupun tidak langsung (publikasi melalui media cetak, radio maupun televisi) ; 7. Memberi informasi yang jelas pada pemohon dan memberikan kemudahan, ketepatan, kelancaran dan tidak mempersulit pemohon dalam pengurusan izin ; 8. Membebaskan proses perizinan dari tindakan pungutan tambahan yang meresahkan masyarakat ;

9. Membebankan biaya perizinan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 10. Menciptakan tertib administrasi dalam proses ketata usahaan maupun proses perizinan. SPM yang ditelah ditetapkan Pemerintah menjadi salah satu acuan bagi Pemerintah Kabupaten Kediri untuk menyusun perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pemerintah Kabupaten Kediri menyusun rencana pencapaian SPM yang memuat target tahunan pencapaian SPM dengan mengacu pada batas waktu pencapaian SPM sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Koordinasi. Rencana pencapaian SPM dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SPKP). Target tahunan pencapaian SPM dituangkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja Satuan kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) sesuai klasifikasi belanja daerah dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah 1.5. ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Kediri dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran diwujudkan dalam bentuk kebijakan-kebijakan dan program-program. Kebijakan merupakan arah/ketentuan yang ditetapkan oleh instansi pemerintah sebagai dasar untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam melaksanakan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam mewujudkan tujuan dan sasaran. Program merupakan instrumen kebijakan yang berisi kumpulan beberapa kegiatan yang sistematis dan terpadu yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah atau masyarakat yang dikoordinasakan oleh instansi pemerintah untuk mencapai tujuan dan sasaran. Arah kebijakan pelayanan perizinan Badan n dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPM-P2TSP) Kabupaten Kediri dititik beratkan pada strategi pencapaian Visi BPM-P2TSP, sehubungan dengan hal tersebut maka kebijakan untuk menciptakan pelayanan prima dengan menerapkan sendi-sendi dasar pelayanan prima yang terdiri dari 10 (sepuluh) Prinsip Pelayanan Publik yaitu : 1. Kesederhanaan, yang mencakup kesederhanaan birokrasi, prosedur pelayanan perizinan yang tidak berbelit belit, mudah difahami dan mudah dilaksanakan ;

2. Kejelasan, yaitu adanya informasi yang jelas dan transparan mencakup persyaratan teknis, pejabat yang berwenang serta biaya yang diperlukan ; 3. Kepastian Waktu, yang berarti bahwa pelaksanaan pelayanan khususnya dibidang perizinan harus dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan dan dapat dipertanggungjawabkan ; 4. Akurasi, yaitu bahwa produk pelayanan harus dapat diterima dengan benar, tepat dan legal ; 5. Keamanan, artinya bahwa seluruh proses sampai penerbitan produk pelayanan harus dapat memberikan rasa aman dan kepastian hukum ; 6. Tanggung Jawab, artinya bahwa instansi, pimpinan serta seluruh pelaksana penyelenggara pelayanan dan atau pejabat yang ditunjuk harus bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan maupun penyelesaian keluhan/persoalan yang timbul dalam pelaksanaan pelayanan ; 7. Kelengkapan Sarana dan Prasarana, mencakup tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi komunikasi dan informatika guna mendukung pelaksanaan pelayanan prima ; 8. Kemudahan Akses, yaitu bahwa tempat dan lokasi pelayanan harus mudah dijangkau oleh masyarakat serta sarana pelayanan dalam hal penyediaan informasi dan pengaduan harus memadai dan mudah diakses ; 9. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan, yaitu bahwa seluruh staf dan petugas pelaksana pelayanan harus menjunjung tinggi kedisiplinan serta mengedepankan sikap sopan santun dan ramah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat ; 10. Kenyamanan, artinya bahwa instansi pelayanan harus memiliki lingkungan pelayanan yang tertib dan teratur, ruang tunggu yang nyaman, bersih dan rapi serta lingkungan yang indah dan sehat, juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan untuk kepentingan kenyamanan masyarakat. Seiring dengan perkembangan kebijakan nasional maupun daerah yang mendukung pencapaian SPM Bidang, maka telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan antara lain : 1. Peningkatan Kegiatan Pemantauan, Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan. 2. Penyelenggaraan Pameran Investasi. 3. Memfasilitasi Koordinasi dan Kerjasama di Bidang Investasi. 4. Sosialisasi, Koordinasi dan Pemrosesan Perizinan. 5. Sosialisasi Pengembangan Investasi di Daerah. 6. Penyusunan Profil Investasi. 7. Pengelolaan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi.

BAB II PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM A. Jenis Pelayanan Dasar, Indikator, Target Nilai dan Batas Waktu Capaian SPM Nasional Tabel 2.1 Jenis Pelayanan Dasar, Indikator, Target Nilai dan Batas Waktu Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang JENIS PELAYANAN DASAR I Kebijakan INDIKATOR KINERJA 1 INDIKATOR UTAMA Tersedianya informasi peluang usaha sektor/ bidang unggulan Target Nasional S.d. 2014 TARGET DAERAH 2012 2013 2014 2015 2016 100% 95% 95% 100% 100% 100% II Kerjasama 2 INDIKATOR UTAMA Terselenggaranya fasilitasi pemerintah daerah dalam rangka kerjasama kemitraan Antara Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) tingkat kabupaten/kota dengan pengusaha tingkat provinsi/ nasional 1 kali setahun 1 1 1 1 1 III Promosi 3 INDIKATOR UTAMA Terselenggaranya promosi peluang penanaman modal kabupaten/kota. 1 kali setahun 1 1 1 1 1 IV Pelayanan Terselenggaranya pelayanan perizinan dan non perizinan bidang penanaman modal melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di bidang penanaman modal : 4 INDIKATOR UTAMA Pendaftaran Dalam Negeri, Izin Prinsip Dalam Negeri, Izin Usaha Dalam Negeri, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Izin Usaha Perdagangan 100% 0% 0% 100% 100% 100%

JENIS PELAYANAN DASAR INDIKATOR KINERJA Target Nasional S.d. 2014 TARGET DAERAH 2012 2013 2014 2015 2016 (SIUP), Perpanjangan Izin Mempekerjajan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang bekerja di 1 (satu) kabupaten/ kota, sesuai kewenangan pemerintah kabupaten/kota. V VI Pengendalian Pelaksanaan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi 5 INDIKATOR UTAMA Terselenggaranga bimbingan pelaksanaan kegiatan kepada masyarakat dunia usaha 1 kali dalam setahun 6 INDIKATOR UTAMA Terimplementasikanny a SPIPISE 1 0 0 1 1 1 100% 0% 0% 100% 100% 100% VII Penyebar luasan Pendidikan dan Pelatihan 7 INDIKATOR UTAMA Terselenggaranya sosialisasi kebijakan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha 1 kali 0 0 1 1 1 B. Target dan Realisasi Capaian SPM Pemerintah Daerah Tabel 2.2 Target dan Realisasi Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Tahun 2016 JENIS PELAYANAN DASAR I Kebijakan INDIKATOR KINERJA 1 INDIKATOR UTAMA Tersedianya informasi peluang usaha sektor/ bidang unggulan TARGET NASIONAL NILAI TAHUN TARGET SPM 2016 REALISASI SPM 2016 100% 2014 100% 100% II Kerjasama 2 INDIKATOR UTAMA Terselenggaranya fasilitasi pemerintah daerah dalam rangka kerjasama kemitraan Antara Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) tingkat kabupaten/kota dengan pengusaha tingkat provinsi/ nasional 1 2014 1 1

JENIS PELAYANAN DASAR III Promosi INDIKATOR KINERJA 3 INDIKATOR UTAMA Terselenggaranya promosi peluang penanaman modal kabupaten/kota. TARGET NASIONAL NILAI TAHUN TARGET SPM 2016 REALISASI SPM 2016 1 2014 1 7 IV Pelayanan Terselenggaranya pelayanan perizinan dan non perizinan bidang penanaman modal melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di bidang penanaman modal : 4 INDIKATOR UTAMA Pendaftaran Dalam Negeri, Izin Prinsip Dalam Negeri, Izin Usaha Dalam Negeri, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Perpanjangan Izin Mempekerjajan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang bekerja di 1 (satu) kabupaten/ kota, sesuai kewenangan pemerintah kabupaten/kota. 100% 2014 100% 83% V VI Pengendalian Pelaksanaan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi 5 INDIKATOR UTAMA Terselenggaranga bimbingan pelaksanaan kegiatan kepada masyarakat dunia usaha 1 kali dalam setahun 6 INDIKATOR UTAMA Terimplementasikanny a SPIPISE 1 2014 1 1 100% 2014 100% 100% VII Penyebar luasan Pendidikan dan Pelatihan 7 INDIKATOR UTAMA Terselenggaranya sosialisasi kebijakan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha 1 2014 1 1

C. Alokasi Anggaran SPM Tahun 2016 No Program Anggaran 1 2 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Rp. 606.218.600,- Rp. 802.249.301,- Jumlah Anggaran Rp. 1.408.467.901,- D. Dukungan Personil Dukungan personil atau pegawai yang terlibat dalam proses penerapan dan pencapaian SPM di lingkungan Badan dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPM-P2TSP) yaitu: 1. PNS : 32 orang 2. Non-PNS : 4 orang E. Permasalahan dan Solusi Pada tabel 2.2 diatas terlihat bahwa ada beberapa indikator SPM yang belum mencapai target. Berikut ini uraian tentang penyebab masalah sehingga suatu indikator SPM tidak dapat mencapai target diikuti solusi penyelesaian masalahnya. Diantara Indikator yang dimaksud dapat dilihat dalam tabel 2.3 berikut. Tabel 2.3 Penyebab Masalah dan Solusi untuk Indikator SPM yang Belum Mencapai Target No. Indikator SPM Penyebab Masalah Solusi 1. Pendaftaran Dalam Negeri, Izin Prinsip Dalam Negeri, Izin Usaha Dalam Negeri, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Perpanjangan Izin Mempekerjajan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang bekerja di 1 (satu) kabupaten/kota, sesuai kewenangan pemerintah kabupaten/kota. Belum ada pendelegasian terkait Izin Mempekerjajan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang bekerja di 1 (satu) kabupaten/ kota, sesuai kewenangan pemerintah kabupaten/ kota. Melaksanakan koordinasi dengan Provinsi maupun BKPM terkait implementasi Izin Mempekerjajan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang bekerja di 1 (satu) kabupaten/ kota, sesuai kewenangan pemerintah kabupaten/kota.

BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN No Program dan Kegiatan Anggaran Realisasi 1 2 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi a. Peningkatan Kegiatan Pemantauan, Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan b. Penyelenggaraan Pameran Investasi Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi a. Memfasilitasi Koordinasi dan Kerjasama di Bidang Investasi b. Sosialisasi, Koordinasi dan Pemrosesan Perizinan c. Sosialisasi Pengembangan Investasi di Daerah Rp. 606.218.600,- Rp. 598.685.876,- Rp. 133.962.200,- Rp. 131.670.876,- Rp. 472.256.400,- Rp. 467.015.000,- Rp. 802.249.301,- Rp. 756.159.600,- Rp. 87.195.301,- Rp. 84.075.000,- Rp. 517.490.300,- Rp. 479.333.100,- Rp. 84.413.700,- Rp. 79.600.700,- d. Penyusunan Profil Investasi Rp. 89.155.000,- Rp. 89.155.000,- e. Pengelolaan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Rp. 23.995.000,- Rp. 23.995.000,- Jumlah Anggaran Rp. 1.408.467.901,- Rp.1.354.845.476,-

BAB IV PENUTUP Standar Pelayanan Minimal Bidang ini disusun sebagai upaya terstruktur dalam rangka pelayanan terhadap kaum perempuan dan anak yang memperoleh perlakuan atau kondisi kekerasan. Hal ini selaras dengan pencapaian tujuan pembangunan milenium (millenium development goals). Pemerintah menyusun SPM dengan maksud dan tujuan perlindungan hak konstitusional, kepentingan nasional, ketentraman dan ketertiban umum, keutuhan NKRI, dan komitmen nasional sehubungan perjanjian dan konvensi internasional. Pemerintah Daerah menerapkan SPM dengan pengertian bahwa pusat pelayanan yang paling dekat dengan masyarakat adalah di tingkat Daerah Kabupaten/kota. Pemerintah Provinsi berdasarkan SPM dari Pusat dalam kapasitasnya sebagai wakil Pemerintah Pusat di daerah memfasilitasi Kabupaten/kota yang ada dalam wilayah kerjanya untuk menerapkan dan mencapai SPM tersebut. Pemerintah Kabupaten Kediri dalam rangka memberikan pelayanan dasar secara maksimal kepada masyarakat, yang berorientasi terhadap terwujudnya pelayanan publik yang prima dan excellent, berkewajiban menerapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam penyelenggaraan pelayanan dasar dengan tujuan peningkatan pelayanan prima yang secara langsung menyentuh kepentingan masyarakat umum sehingga terwujud suatu pelayanan prima menuju Good Governance. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas Pelayanan di Kabupaten Kediri perlu terus dilakukan suatu terobosan, sehingga dapat menerapkan dan mencapai SPM agar pelayanan yang sangat mendasar dijamin dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat dijamin memperoleh kualitas pelayanan dasar yang sama secara minimal.