BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam koefisien korelasi.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

BAB II LANDASAN TEORI. terjadi antara dua orang atau diantara kelompok kecil orang-orang, dimana terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

PERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir lo

KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI EFEK KONASI UMPAN BALIK

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian adalah siswa kelas X SMK PGRI 1 Salatiga dengan total siswa 90

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja adalah tahap umur berikutnya setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi bahkan hampir seluruh waktu yang kita habiskan adalah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:

Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY.

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB II LANDASAN TEORI

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal

KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

Materi Minggu 1. Komunikasi

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

Komunikasi dan Etika Profesi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST

Komunikasi dan Etika Profesi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN MENGAJAR. RIYAN HIDAYATULLAH

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

BAB II KAJIAN TEORETIK. a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

Bahasa Indonesia. Berbicara Untuk Keperluan Akademik. Koko Rustamaji, SE, MM. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Program Studi?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan tahap perkembangan yang harus dilalui oleh

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK

KOMUNIKASI BISNIS PENGANTAR & RUANG LINGKUP KOMUNIKASI BISNIS. Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si.

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Konsep Diri Pengertian Konsep Diri. Hurlock (1990) mengemukakan, konsep diri merupakan inti dari pola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas

O u t l I n e. T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n

BAB II LANDASAN TEORI. keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya

BAB II LANDASAN TEORI. satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam. persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.

ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com

RELASI INTERPERSONAL BEING HAPPY BERGAUL DI PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor yang menyebabkan peneliti ingin menelitinya dan menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses

BAB IV ANALISIS DATA. maupun pengamatan lapangan. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan data

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi adalah pandangan maupun kemampuan individu untuk

BENTUK DASAR KOMUNIKASI. mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal

BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE PAINTING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan

Anak Autistik dan Anak Kesulitan Belajar. Mohamad Sugiarmin Pos Indonesia Bandung, Senin 27 April 2009

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas

A. DASAR-DASAR KOMUNIKASI BISNIS BAB I

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu bersosialisasi), memerlukan tiga proses. Dimana masing-masing proses tersebut terpisah dan sangat berbeda satu sama lain, tetapi saling berkaitan, sehingga kegagalan dalam satu proses akan menurunkan kadar sosialisasi individu. Menurut Hurlock (1999) tiga proses dalam perkembangan sosial adalah : a) Berperilaku dapat diterima secara sosial Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang prilaku yang dapat diterima. Untuk dapat bersosialisasi, seseorang tidak hanya harus mengetahui prilaku yang dapat diterima, tetapi mereka juga harus menyesuaikan prilakunya sehingga ia bisa diterima sebagain dari masyarakat atau lingkungan sosial tersebut. b) Memainkan peran di lingkungan sosialnya. Setiap kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama oleh para anggotanya dan setiap anggota dituntut untuk dapat memenuhi tuntutan yang diberikan kelompoknya c) Memiliki Sikap yang positif terhadap kelompok Sosialnya Untuk dapat bersosialisasi dengan baik, seseorang harus menyukai orang yang menjadi kelompok dan aktifitas sosialnya. Jika seseorang disenangi berarti, ia berhasil dalam penyesuaian sosial dan diterima sebagai anggota kelompok sosial tempat mereka menggabungkan diri. 7

2.1.2 Aspek-aspek Perkembangan Sosial Hurlock (1999) membuat beberapa aspek perkembangan sosial dengan taraf kesulitan yang disesuaikan dengan usia kronologis individu, yaitu: a) Keterampilan menolong diri sendiri (self-help) yaitu kemampuan untuk membantu diri sendiri dan bersikap mandiri sesuai dengan tahap perkembangannya, yaitu (1) mengurus diri secara umum (self-help general) (2) mengurus diri dalam hal makan (self-eating) (3) mengurus diri dalam hal penampilan ( self-dressing) b) Keterampilan mengarahkan diri sendiri (self-direction) yaitu kemampuan pengaturan tingkah laku sendiri dengan lebih banyak melakukan kontrol yang ditujukan kepada diri sendiri sebagai hasil dari tekanan sosial. c) Keterampilan gerak (locomotion ) yaitu gerak satu oraganisme dari satu tempat ketempat lain. d) Keterampilan pekerjaan (occupation) yaitu kemampuan dan kecakapan individu untuk suatu pekerjaan. e) Keterampilan sosialisasi (sozialization) yaitu kemampuan untuk mempeajari adat istiadat, kebiasaan, cara hidup suatu kebudayaan tertentu. f) Keterampilan komunikasi (comunication) yaitu kemampuan untuk mengadakan hubungan timbal balik, kemampuan mengolah dan menggunakan bahasa verbal dan non verbal. 2.1.3 Perkembangan Sosial Remaja Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan remaja, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi remaja. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian remaja lebih banyak ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh 8

keluarga. Pengalaman remaja dalam berinteraksi dengan seluruh anggota keluarga merupakan penentu pula dalam berinteraksi dengan orang lain di kemudian hari. Pada masa remaja berkembang social cognition yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Pemahamannya ini, mendorong remaja untuk menjalin hubungan social yang lebih akrab dengan mereka (terutama teman sebaya), baik melalui jalinan persahabatan maupun percintaan (pacaran). Pada masa ini juga berkembang sikap conformity, yaitu kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran (hobi) atau keinginan orang lain (teman sebaya). Perkembangan sikap konfomitas pada remaja dapat memberikan dampak yang positif maupun negative bagi dirinya. Remaja sebagai bunga dan harapan bangsa serta pemimpin di masa depan sangat diharapkan dapat mencapai perkembangan social secara matang, dalam arti dia memiliki penyesuaian sosial (social adjustment) yang tepat. Penyesuaian sosial ini dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi, dan relasi. Remaja dituntut untuk memiliki kemampuan penyesuaian social ini, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. 2.2 Komunikasi 2.2.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah proses pengoperasian rangsangan (stimulus) dalam bentuk lambang atau simbol bahasa gerak (non-verbal), untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Stimulus atau rangsangan dapat berupa suara/ bunyi atau bahasa lisan, maupun gerakan, tidakan atau simbol- simbol yang diharapkan dapat dimengerti oleh pihak lain dan pihak lain tersebut merespons atau bereaksi sesuai dengan maksud pihak yang memberikan stimulus. a) Unsur dalam komunikasi Ada tiga unsur utama dalam komunikasi, yaitu komunikator, pesan dan komunikan. Selain ketiga unsur tersebut terdapat unsur lain, yakni proses pembentukkan dan 9

penyampaian pesan (encoding), saluran (channel), dan proses penerimaan pesan (encoding), serta umpan balik (feedback). b) Jenis Komunikasi Berdasarkan bentuk komunikasi antarindividu, komunikasi dapat dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal sebagai berikut: 1) Komunikasi verbal, merupakan pertukaran informasi dengan menggunakan kata- kata, baik dalam bentuk lisan maupun tertulis. Komunikasi verbal bergantung pada bahasa. Contoh adalah ketika perawat member penjelasan kepada klien, saat dokter membuat catatan perkembangan. 2) Komunikasi nonverbal, merupakan pertukaran informasi tanpa penggunaan bahasa/ kata-kata. Komunikasi nonverbal disebut juga bahasa tubuh (body language). Informasi dapat dikomunikasikan kepada orang lain secara nonverbal dengan berbagai cara, seperti penggunaan sentuhan, kontak mata, ekspresi wajah, postur, gerak tubuh, posisi tubuh, kondisi fisik umum, gaya berpakaian, suara, dan keadaan senyap. 2.2.2 Pola Komunikasi Keluarga Noller dan Flitzpatrick (2000) menerjemahkan komunikasi keluarga sebagai proses mengembangkan interriset partisipantivitas (intersubjectivity) dan pengaruh (impact) lewat penggunaan simbol antara kelompok akrab yang memunculkan perasaan rumah (sense of home) dan identik kelompok, lengkap dengan ikatan kuat kesetiaan dan emosi, dan mengalami masa lalu dan masa depan. Interriset partisipantivitas (intersubjectivity) adalah pembentukan arti yang dibagi atau proses untuk mengerti pihak lain dan dimengerti oleh mereka. Pengaruh (impact) adalah tingkat efektifitas suatu pesan dalam mengubah kognisi, emosi, dan perilaku penerima. Devito (2009) mengungkapkan terdapat empat pola komunikasi keluarga, yaitu: 10

1) Pola Komunikasi Persamaan (Equality Pattern) Dalam pola ini, tiap individu membagi kesempatan komunikasi secara merata dan seimbang, peran yang dimainkan tiap orang dalam keluarga adalah sama. Tiap orang dianggap sederajat dan setara kemampuannya, bebas mengemukakan ide-ide, opini, dan kepercayaan. Komunikasi yang terjadi berjalan dengan jujur, terbuka, langsung, dan bebas dari pemisahan kekuasaan yang terjadi pada hubungan interpersonal lainnya. Komunikasi memperdalam pengenalan satu sama lain, melalui intensitas, kedalaman dan frekuensi pengenalan diri masing-masing, serta tingkah laku nonverbal seperti sentuhan dan kontak mata yang seimbang jumlahnya. Tiap orang memiliki hak yang sama dalam pengambilan keputusan. Konflik yang terjadi tidak dianggap sebagai ancaman. Masalah diamati dan dianalisa. Perbedaan pendapat tidak dilihat sebagai salah satu kurang dari yang lain tetapi sebagai benturan yang tak terhindarkan dari ide-ide atau perbedaan nilai dan persepsi yang merupakan bagian dari hubungan jangka panjang. Dalam komunikasi ini berjalan secara timbal balik dan seimbang. 2) Pola Komunikasi Seimbang Terpisah (Balance Split Pattern) Dalam pola ini, persamaan hubungan tetap terjaga, namun dalam pola ini tiap orang memegang kontrol atau kekuasaan dalam bidangnya masing-masing. Dalam pola ini, bisa jadi semua anggotanya memiliki pengetahuan yang sama mengenai agama, kesehatan, seni, dan satu pihak tidak dianggap lebih dari yang lain. Konflik yang terjadi tidak dianggap sebagai ancaman karena tiap orang memiliki wilayah sendiri-sendiri. Namun 11

tidak ada pihak yang dirugikan oleh konflik tersebut karena masing-masing memiliki wilayahnya sendiri-sendiri. 3) Pola Komunikasi Tak Seimbang Terpisah (Unbalanced Split Pattern) Dalam pola ini satu orang mendominasi, satu orang dianggap sebagai ahli lebih dari setengah wilayah komunikasi timbal balik. Satu orang yang mendominasi ini sering memegang control serta dianggap lebih cerdas atau berpengetahuan lebih, sehingga seorang yang lain dianggap kurang cerdas atau berpengetahuan kurang sehingga berkompensasi dengan cara membiarkan pihak yang mendominasi membuat keputusan, mengeluarkan pernyataan tegas, memberi tahu pihak lain apa yang harus dikerjakan, memberi opini dengan bebas, memainkan kekuasaan untuk menjaga kontrol, dan jarang meminta pendapat yang lain kecuali untuk mendapatkan rasa aman bagi egonya sendiri atau sekedar meyakinkan pihak lain akan kehebatan argumennya. Sebaliknya, pihak yang lain bertanya, meminta pendapat dan berpegang pada pihak yang mendominasi dalam mengambil keputusan 4) Pola Komunikasi Monopoli (Monopoly Pattern) Satu orang dipandang sebagai penguasa, orang ini lebih bersifat memerintah daripada berkomunikasi, memberi wejangan daripada mendengarkan umpan balik orang lain. Pemegang kekuasaan tidak pernah meminta pendapat, dan ia berhak atas keputusan akhir. Dalam pola ini, jarang terjadi perdebatan dikarenakan komunikasi hanya didominasi oleh salah satu orang saja. Pihak yang dimonopoli meminta ijin dan pendapat dari pemegang kuasa untuk mengambil keputusan, seperti halnya hubungan orang tua ke anak. Pemegang kekuasaan mendapat kepuasan dengan perannya tersebut dengan cara menyuruh, membimbing, dan menjaga pihak lain, sedangkan pihak lain itu mendapatkan kepuasan lewat pemenuhan kebutuhannya dan dengan tidak membuat keputusan sendiri sehingga ia tidak akan menanggung konsekuensi dari keputusan itu sama sekali. 12

2.3. Hasil Penelitian Yang Terkait Berdasarkan penelitian yang dilakukan I Nyoman Gede Sanjaya (2008) yang berjudul Hubungan Komunikasi Orang Tua dengan Perkembangan Sosial Mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Keperawatan dan S1 Teknik Informatika Angkatan 2007/ 2008 di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta dengan hasil r xy = -0,115 dengan p = 0,228 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif dan signifikan antara hubungan komunikasi orang tua dengan perkembangan sosial mahasiswa S1 program studi ilmu keperawatan dan S1 teknik informatika Jakarta. Namun berdasarkan penelitian tersebut saya lebih memfokuskan pada Hubungan Pola Komunikasi Remaja Dalam Keluarga dengan Perkembangan Sosial Remaja pada Siswa kelas X SMK PGRI 1 Salatiga 2.4 Hipotesis Berdasarkan teori yang telah diuraikan maka, dapat diajukan suatu hipotesis atau dugaan sementara mengenai Hubungan Pola Komunikasi Dengan Perkembangan Sosial Remaja yaitu : 1) Adakah hubungan yang signifikan antara pola komunikasi Equality Pattern dengan 2) Adakah hubungan yang signifikan antara pola komunikasi Balance Pattern dengan 3) Adakah hubungan yang signifikan antara pola komunikasi Unbalance Pattern dengan 4) Adakah hubungan yang signifikan antara pola komunikasi Monopoly Pattern dengan 13