Dekolorisasi Remazol Brilliant Blue dengan Menggunakan Karbon Aktif

dokumen-dokumen yang mirip
4 Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

Rancang Bangun Kinerja Alat Adsorpsi Limbah Cair Pewarnaan Industri Batik Tulis Sidoarjo

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

Penyerapan Zat Warna Tekstil BR Red HE 7B Oleh Jerami Padi +) Saepudin Suwarsa Jurusan Kimia FMIPA - ITB Jl. Ganesa 10 Bandung, 40132

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis. Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

Pemanfaatan Kulit Pisang Sebagai Adsorben Zat Warna Methylene Blue

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN ARANG AKTIF SABUT KELAPA SAWIT SEBAGAI ADSOBEN ZAT WARNA SINTETIS REACTIVE RED-120 DAN DIRECT GREEN -26

4. Hasil dan Pembahasan

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN

ADSORPSI LOGAM KROMIUM MENGGUNAKAN ADSORBEN BULU AYAM TERAKTIVASI HIDROGEN PEROKSIDA

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

HASIL DAN PEMBAHASAN. Adsorpsi Zat Warna

ADSORPSI ZAT WARNA AZO JENIS REMAZOL BRILLIANT BLUE OLEH LIMBAH DAUN KETAPANG(TERMINALIA CATAPPA.L.)

3 METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... 1

Adsorpsi Congo Red (Roy Andreas dan Tien S) ADSORPSI CONGO RED PADA HUMIN HASIL ISOLASI DARI TANAH HUTAN DAMAR BATURRADEN PURWOKERTO

PEMANFAATAN BENTONIT TEKNIS SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA USAGE OF TECHNICAL BENTONITE AS A DYE ADSORBENT

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

KAPASITAS ADSORPSI METILEN BIRU OLEH LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT

ANALISIS KADAR LOGAM TEMBAGA(II) DI AIR LAUT KENJERAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

EFEKTIFITAS BAGLOG DENGAN ENKAPSULASI ALGINATE GEL DALAM MENGADSORPSI ZAT WARNA METHYLENE BLUE

POTENSI KULIT SALAK (Salacca zalacca) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA REMAZOL POTENCY OF SALACCA PEELS (Salacca zalacca) AS AN ADSORBENT FOR REMAZOL DYE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

POLA ADSORPSI ZEOLIT TERHADAP PEWARNA AZO METIL MERAH DAN METIL JINGGA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

STUDI KINETIKA ADSORPSI LARUTAN ION LOGAM KROMIUM (Cr) MENGGUNAKAN ARANG BATANG PISANG (Musa paradisiaca)

ADSORPSI PEWARNA METHYLENE BLUE MENGGUNAKAN PASIR VULKANIK GUNUNG MERAPI SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

PENGGUNAAN JERAMI PADI UNTUK MENYISIHKAN LIMBAH WARNA INDUSTRI TEKSTIL COLOR INDEX REACTIVE ORANGE 84

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 3 (2017)

KINERJA MEMBRAN KERAMIK BERBASIS TANAH LIAT, ZEOLIT DAN SERBUK BESI DALAM PENURUNAN KADAR FENOL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan

STUDI PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI KARBON AKTIF UNTUK MENURUNKAN KONSENTRASI FENOL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA)

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Violet = 5

ABSTRAK. Kata kunci: kulit kacang tanah, ion fosfat, adsorpsi, amonium fosfomolibdat

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

Selulosa Bakterial Nata De Coco Sebagai Adsorban Pada Proses Adsorpsi Logam Cr(III)

II. TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari ber.ua Amerika, selanjutnya berkembang meiuas di se'.uiuh dur.ia

ADSORBSI ZAT PEWARNA TEKSTIL MALACHITE GREEN MENGGUNAKAN ADSORBEN KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao) TERAKTIVASI HNO 3

ADSORPSI ZAT WARNA DAN ZAT PADAT TERSUSPENSI DALAM LIMBAH CAIR BAIK

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

CRUDE PALM OIL S (CPO) FLY ASH AS A LOW-COST ADSORBEN FOR REMOVAL OF METHYLEN BLUE (MB) FROM AQUEOUS SOLUTION. Abstrak

STUDI SPEKTROSKOPI UV-VIS DAN INFRAMERAH SENYAWA KOMPLEKS INTI GANDA Cu-EDTA

ISOTERM ADSORPSI DARI ADSORBEN NATA DE IPOMOEA

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A EFEKTIVITAS AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL MALACHITE GREEN

Jl. Soekarno Hatta, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp Diterima 26 Oktober 2016, Disetujui 2 Desember 2016

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Pembuatan Larutan Methyl Red

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji Fotodegradasi Senyawa Biru Metilena

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

Penentuan struktur senyawa organik

Kajian Adsorpsi Metilena Biru Pada Humin

Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II. Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten. (Asisten)

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

Indonesian Journal of Chemical Science

ANALISIS SIFAT ADSORPSI KARBON AKTIF KAYU DAN TEMPURUNG KELAPA PADA LIMBAH CAIR BATIK DI KOTA PEKALONGAN

AKTIVASI DAN KARAKTERISASI FLY ASH SEBAGAI MATERIAL ADSORBEN LIMBAH TIMBAL

ADSORPSI ZAT WARNA METILEN BIRU DENGAN KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN MENGGUNAKAN KOH DAN NaOH SEBAGAI AKTIVATOR

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI ARANG AKTIF DARI BATANG. TANAMAN GUMITIR (Tagetes erecta) YANG DIAKTIVASI DENGAN H 3 PO 4. Skripsi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. cahaya matahari.fenol bersifat asam, keasaman fenol ini disebabkan adanya pengaruh

DAYA SERAP KULIT KACANG TANAH TERAKTIVASI ASAM BASA DALAM MENYERAP ION FOSFAT SECARA BATH DENGAN METODE BATH

DATA PENGAMATAN. 2. Untuk Konsentrasi Aktivator H2SO4 4M Serbuk kayu. No Pengamatan Kelapa (gr) (gr)

Mita Rilyanti, Buhani dan Fitriyah. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung Jl. S. Brodjonegoro No.1 Gedong Meneng Bandar Lampung 35145

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

PEMANFAATAN TANAH GAMBUT SEBAGAI ADSORBEN PENYISIHAN SENYAWA AMMONIA DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU ABSTRAK

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ADSORPSI IOM LOGAM Cr (TOTAL) DENGAN ADSORBEN TONGKOL JAGUNG (Zea Mays L.) KOMBINASI KULIT KACANG TANAH (Arachis Hypogeal L.) MENGGUNAKAN METODE KOLOM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

KAJIAN ph DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI Cd(II) DAN Zn(II) PADA HUMIN. Study of ph and EquilibriumTime on Cd(II) and Zn(II) Adsorption by Humin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Komposisi poliblen PGA dengan PLA (b) Komposisi PGA (%) PLA (%)

Transkripsi:

Dekolorisasi Remazol Brilliant Blue dengan Menggunakan Karbon Aktif Lara Puspita Ningrum, Retno Ariadi Lusiana, Rahmad Nuryanto Laboratorium Kimia Analitik, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Diponegoro, Semarang Abstrak Telah dilakukan penelitian tentang Dekolorisasi Remazol Brilliant Blue dengan Menggunakan Karbon Aktif. Penelitian ini menggunakan karbon aktif sebagai adsorben untuk mengurangi kadar warna dari Remazol Brilliant Blue yang diawali dengan penentuan panjang gelombang maksimum dan penentuan kurva kalibrasi. Analisis hasil adsorpsi dilakukan dengan spektrofotometer UV-Vis. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: variasi ph larutan (3-13), waktu kontak (15-150 menit) dan konsentrasi (25-250 ppm) dalam zat warna Remazol Brilliant Blue yang akan digunakan dalam isoterm Langmuir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum Remazol Brilliant Blue adalah 135 menit pada ph 11, dengan kapasitas adsorpsi maksimum 10,101 mg/g. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karbon aktif merupakan adsorben yang baik untuk jenis zat warna reaktif. Kata kunci: dekolorisasi, zat warna, karbon aktif 1. Pendahuluan Industri batik dalam proses produksinya menggunakan bahan pewarna. Salah satu yang perlu mendapat perhatian pada usaha kerajinan batik adalah limbah hasil produksinya yang dapat mencemari lingkungan. Limbah usaha kerajinan batik sebagian besar dalam bentuk cair yang dihasilkan dari proses pembilasan/pencucian. Umumnya usaha kerajinan batik ini membuang limbahnya langsung ke selokan di sekitar rumah atau lokasi pembatikan yang akan menimbulkan dampak merugikan bagi lingkungan, karena lingkungan mempunyai kemampuan terbatas untuk mendegradasi zat warna tersebut [16]. Zat warna merupakan senyawa organik yang mengandung gugus kromofor sebagai pembawa warna dan auksokrom sebagai pengikat warna. Zat warna reaktif merupakan zat warna yang banyak digunakan untuk pewarnaan batik [16]. Remazol Brilliant Blue merupakan salah satu zat warna yang banyak digunakan dalam industri batik [10]. Metode-metode yang digunakan untuk mengurangi intensitas warna pada limbah diantaranya adalah koagulasi, filtrasi, elektrodekolorisasi, dan adsorpsi [10]. Dalam penelitian ini digunakan metode adsorpsi dengan menggunakan karbon aktif. Metode ini merupakan salah satu cara penanganan limbah yang cukup mudah dan ekonomis. Karbon aktif merupakan karbon yang telah melalui proses aktifasi dan mempunyai daya serap tinggi terhadap gas, cair dan koloid [4]. Karbon aktif merupakan adsorben yang sering digunakan pada industri tekstil untuk menghilangkan warna dan mempunyai efektivitas tinggi untuk menyerap

berbagai tipe zat warna diantaranya zat warna reaktif, asam, mordant dan dispersi [17]. Daya serap dari karbon aktif umumnya tergantung kepada jumlah senyawaan karbon yang berkisar antara 85% sampai 95% [2]. Menurut penelitian Marmagne [11] pengurangan warna pada limbah tekstil dengan karbon aktif memberikan hasil jenis pewarna mordant dan asam dapat berkurang 90%, jenis pewarna direk dan dispersi dapat berkurang 40% [17], menggunakan berbagai adsorben untuk mengurangi zat warna dan mendapatkan hasil bahwa karbon aktif adalah yang paling efektif dengan pengurangan warna hingga 90%. Sedangkan pada penelitian Somboon [14], menggunakan karbon aktif berbahan dasar kayu untuk mengadsorpsi jenis pewarna direk dengan intensitas penyerapan mencapai 57-80%. Yassin [18] menggunakan karbon aktif komersial untuk menurunkan intensitas zat warna metilen blue memberikan hasil pengurangan sebesar 80-90%. Berdasarkan keberhasilan diatas, maka dalam penelitian ini akan dilakukan penurunan intensitas warna dari Remazol Brilliant Blue dalam skala laboratorium dengan menggunakan karbon aktif. Uji daya serap yang dilakukan menggunakan beberapa parameter yaitu variasi waktu kontak, ph dan konsentrasi dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS dan menginterpretasikan hasil percobaan dengan Isoterm Langmuir. 2. Eksperimen Dengan mengoptimasi parameter-parameter dekolorisasi zat warna Remazol Brilliant Blue dengan menggunakan karbon aktif yakni ph, Waktu Kontak, dan Isoterm Adsorpsi dapat diketahui kemampuan karbon aktif untuk menurunkan kadar warna didalam limbah. Adsorben yang digunakan adalah karbon aktif yang terbuat dari tempurung kelapa, sedangkan adsorbat yang digunakan adalah larutan Remazol Brilliant Blue. Selanjutnya adsorbat diadsorpsi dengan karbon aktif dengan variasi lama waktu kontak adsorpsi selama 15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, 135, 150 dan 165 menit, variasi konsentrasi zat warna 25, 50, 75, 100, 125, 150, 175, 200, 225 dan 250 ppm dan variasi ph larutan 3, 5, 7, 9, 11, 12 dan 13 serta menginterpretasikan hasil percobaan dengan isoterm adsorpsi Langmuir. Uji daya serap menggunakan spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang maksimum.

3. Hasil dan Diskusi Penentuan gugus aktif didalam karbon aktif dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer FTIR. Spektra FTIR Karbon Aktif Sebelum Adsorpsi Dalam spektrum tersebut terlihat adanya pita yang tajam pada daerah 3443 cm -1 yang disebabkan adanya gugus hidroksil (-OH). Spektra inframerah karbon aktif dari tempurung kelapa menujukkan adanya pita absorbansi spesifik karbonil C=O yaitu pada puncak didaerah bilangan gelombang sekitar 1740 cm -1 dengan overtonenya dekat dengan daerah 3400 cm -1. Pita agak kuat pada daerah antara 1420-1600 cm -1 menunjukkan adanya senyawa aromatik. Sementara itu adanya absorbansi gugus CH dari cincin aromatis yang tumpah tindih dengan absorbansi OH pada daerah sekitar 3400 cm -1,serta absorbansi gugus C=C aromatik didaerah bilangan gelombang 1430 cm -1, menunjukkan adanya gugus fenolik pada karbon. Pita lemah pada sekitar 1630 cm -1 menunjukkan sistem konjugasi dari alkena (C=C). Pita-pita lemah pada daerah antara 1250-1150 cm -1 kemungkinan disebabkan adanya gugus ester. Tidak adanya pita tajam-tajam pada daerah sidik jari yaitu daerah 800-700 cm -1 menunjukkan senyawa tidak mengandung rantai alkil yang panjang. Penentuan konsentrasi suatu analit dapat dilakukan dengan penentuan kurva kalibrasi, yaitu dengan cara membuat beberapa larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Kemudian larutan standar dianalisis sehingga didapat data absorbansi dari larutan standar tersebut setelah itu larutan sampel dianalisis. Dengan membuat kurva antara absorbansi dengan konsentrasi akan didapatkan suatu persamaan yang digunakan untuk menghitung konsentrasi dalam sampel.

Absorbansi 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 y = 0.0072x + 0.0787 R 2 = 0.9931 0 0 20 40 60 80 100 120 Konsentrasi (ppm) Kurva kalibrasi zat warna Remazol Brilliant Blue Pengaruh ph terhadap proses adsorpsi menunjukkan bahwa adsorpsi Remazol Brilliant Blue oleh karbon aktif pada range ph 3-11 meningkat seiring dengan meningkatnya ph. Fenomena ini dapat diterangkan sebagai berikut, pada permukaan karbon aktif terdapat gugus aktif yang bermuatan parsial positif yaitu gugus karboksil, sehingga pada waktu penambahan basa zat warna Remazol Brilliant Blue cenderung menjadi bermuatan parsial negatif yang akan menyebabkan terjadinya interaksi antara dipol-dipol dipermukaan karbon aktif sehingga adsorpsi akan meningkat. Pada kondisi asam dengan penambahan H + mengakibatkan zat warna cenderung bermuatan parsial positif, yang akan mengakibatkan terjadinya tolakan elektrostatik antara zat warna dengan permukaan karbon aktif yang juga bermuatan parsial positif sehingga adsorpsi yang terjadi relatif rendah. ph optimal diperoleh pada ph 11 dimana terjadinya kesetimbangan antara zat warna dengan ion hidroksil didalam larutan, sehingga zat warna mampu menangkap ion hidroksil yang ditambahkan. 6.5 Kapasitas adsorpsi (mg/g) 6 5.5 5 4.5 4 11; 5,926 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 ph Kurva pengaruh ph terhadap adsorpsi Remazol Brilliant Blue

Pada ph 12 sampai 13 terjadi penurunan kapasitas adsorpsi, hal ini dikarenakan ion OH - yang terlalu banyak dalam larutan tidak mampu ditangkap oleh zat warna, sehingga masih banyak ion OH - yang bebas didalam larutan yang menyebabkan terjadinya kompetisi antara zat warna dengan ion OH - bebas untuk menempati permukaan karbon aktif yang akan menurunkan daya adsorpsi zat warna dengan karbon aktif. Penentuan waktu optimum terjadinya proses adsorpsi karbon aktif terhadap Remazol Brilliant Blue dipelajari dengan melakukan adsorpsi pada konsentrasi 100 ppm dengan 0,3 gram karbon aktif. Tujuan perlakuan ini adalah untuk mendapatkan waktu adsorpsi optimum dari suatu adsorben. Semakin lama waktu kontak, maka semakin besar pula adsorpsinya. Dari gambar 4.5. didapatkan kemampuan adsorpsi terhadap Remazol Brilliant Blue terbesar pada 15 menit pertama yaitu sebesar 78,47%, kemudian kapasitas adsorpsi meningkat tidak terlalu signifikan. 6 5.9 135; 5,889 Kapasitas adsorpsi (mg/g) 5.8 5.7 5.6 5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 0 50 100 150 200 Waktu (menit) Kurva pengaruh waktu kontak terhadap adsorpsi Remazol Brilliant Blue Waktu optimum diperoleh pada waktu 135 menit, karena kapasitas adsorpsi terbesar dan konstan pada waktu 135 menit, yang menunjukkan terjadinya kesetimbangan laju reaksi adsorpsi, yaitu laju tertutupnya permukaan adsorben oleh adsorbat. Dalam waktu 135 menit Remazol Brilliant Blue yang dapat dihilangkan oleh karbon aktif sebanyak 88,33 % dengan kapasitas adsorpsi 5,880 mg/g. Isoterm adalah hubungan kesetimbangan antara konsentrasi dari bahan adsorbat pada fase padat dengan konsentrasi dalam fase cair. Pada perlakuan ini menggunakan variasi konsentrasi 25-250 ppm dengan ph 11 dan waktu kontak 135 menit.

12 Kapasitas Adsorpsi (mg/g) 10 8 6 4 2 0 0 50 100 150 200 250 300 Konsentrasi (ppm) Kurva pengaruh konsentrasi terhadap adsorpsi Remazol Brilliant Blue Dari kurva terlihat bahwa semakin besar konsentrasi Remazol Brilliant Blue, semakin banyak pula jumlah zat warna yang terserap. Berdasarkan persamaan isoterm adsorpsi yang diperoleh (berdasarkan perhitungan pada lampiran E.7), dengan mengalurkan Ce/q vs Ceq, akan diperoleh nilai dari Q o sebesar 10,101 mg/g, yang menandakan jumlah maksimum Remazol Brilliant Blue yang terserap pada 0,3 gram karbon aktif sebesar 10,101 mg/g. Sedangkan b merupakan suatu konstanta Langmuir yang nilainya relatif terhadap energi sebesar 0,168. Hasil analisis karbon aktif dengan spektrofotometer FTIR setelah adsorpsi Spektra FTIR Karbon Akif Setelah Adsorpsi Dalam spektra karbon aktif setelah adsorpsi dapat terlihat terjadinya penambahan gugus yang berasal dari zat warna yang diserap. Pada daerah 3446,85 cm -1 terlihat adanya pita tajam yang menunjukkan adanya gugus OH. Pita lemah pada daerah 3671 cm -1 menunjukkan adanya gugus NH, sedangkan pada daerah 1700-1800 cm -1 adanya gugus karbonil yang tumpang tindih yang berasal dari karbon aktif pada daerah 1740,00 cm -1 dan juga zat warna Remazol Brilliant Blue pada daerah 1771,46 cm -1. Pada daerah 1427,72 cm -1, 1514,89 cm -1, 1540,50 cm -1, 1559,94 cm -1 menunjukkan adanya tumpang tindih dari gugus C=C aromatik dari karbon aktif dan juga zat warna Remazol Brilliant Blue. Pada daerah 1107,25 terlihat adanya gugus C-O dari karbon aktif dan pada daerah 876,76 menunjukkan adanya subtitusi pada cincin benzena, yang diperkuat pada daerah

2924,24 cm -1. Dari spektra karbon aktif sebelum dan setelah adsorpsi dapat terlihat tidak adanya pergeseran bilangan gelombang pada gugus didalam karbon aktif yang menandakan adsorpsi yang terjadi antara karbon aktif dan zat warna adalah adsorpsi fisik, hanya terjadi interaksi dipol-dipol saja dan tidak membentuk suatu ikatan kimia. 4. Kesimpulan 1. Kondisi optimum dekolorisasi zat warna Remazol Brilliant Blue menggunakan karbon aktif adalah pada ph 11 dan waktu kontak 135 menit. 2. Kapasitas adsorpsi maksimum karbon aktif terhadap Remazol Brilliant Blue sesuai perhitungan isoterm Langmuir adalah sebesar 10,101 mg/g. Daftar Pustaka 1. Adamson, A. W., 1990, Physical Chemistry of Surfaces, fifth edition, John wiley & sons (SEA) PTELTD, Singapore. 2. Brady,R. D., 1992, Activated Carbon Process in Waste Water Plant Design, 3 rd edition., Mc Graw-Hill Book, New York. 3. Chatib, W. dan Oriyati, S., 1980, Teori Penyempurnaan Tekstil, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 4. Cheremisinoff, P. N., 1978, Carbon Adsorption for Pollutant Control, Prentice-Hall, New Jersey. 5. Fessenden, 1990, Kimia Organik, edisi ketiga, Erlangga, Jakarta. 6. Hendra, D.J.dan Pari, G., 1999, Pembuatan Arang Aktif dari Tandan Kosong Kelapa Sawit, Buletin Penelitian Hasil Hutan, Jakarta. 7. Isminingsih, R., Jufri., 1973, Pengantar Kimia Zat Warna, ITB, Bandung. 8. Kara, S., Aydiner, C., Demirbas, E., Kobya, M., and Dizge, N., 2006, Modeling the Effects of Adsorbent Dose and Particle Size on the Adsorption of Reactive Textile Dyes by Fly Ash, Gebze Institute of Technology, Department of Environmental Engineering, Turkey, 288-293. 9. Kirk, O., 1982, Encyclopedia of Chemical Technology, Third Edition, Wiley Interscience Publication, John Wiley and Sons, New York.

10. Mahmoud, A. S., 2007, Influence of Temperature and ph on the Stability and Colorimetric Measurement Of Textille Dyes, American Journal of Biotechnology and Biochemistry, Vol 3, 33-41. 11. Marmagne, O.& Cate, C., 1996, Color Removal From Textile Plant Effluents American Dyestuff Reporter, Degremon S.A.,France. 12. Mc Cabe, 1993, Operasi Teknik Kimia, Jilid 2, Erlangga, Jakarta. 13. Oscik, J., 1982, Adsorpstion, John Willey and Sons, Chichester. 14. Somboon, W., Mutitamongkol, P., & Tanpaiboonkul, P., 2001, Removal Of Colored Wastewater Generated From Hand-Made Textile Weaving Industry, Departement of Chemistry, Faculty Science, King Mongkut University of Tecnology. 15. Sudirjo, E., 2005, Penentuan Distribusi Benzena Toluena Pada Kolom Adsorpsi Fixed Karbon Aktif, Skripsi FT UI, Jakarta. 16. Suteu, D., & Bilba, D., 2005, Equilibrium And Kinetic Study Of Reactive Dye Briliant Red HE- 3B Adsorption by Activated Charcoal, Departement of Analytical Chemistry, Technical University of Lasi, Romania. 17. Vourdrias, E., Fytianos, K., & Bozani, E., 2002, Sorption-Desorption Isoterm of Dyes from Aqueous Solution And Wastewater with Different Sorbent Materials, global nest, the int, J. Vol 4, no. 1. 18. Yasin, Y., Husein, M.Z., and Ahmad, F.H.J., 2007, Adsorption of Methylene Blue onto Treated Activated Carbon, The Malaysian, Journal of Analytical Science, Vol. 11, No.11 : 400-406.