BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar, dimana kegiatan tersebut sangatlah penting, artinya akan ada. tersebut yang sudah mengalami proses pembelajaran.

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR (SPPKB) DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan

Roudhotul Jannah ( Program Studi PPKn FKIP Universitas PGRI Banyuwangi ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian ilmiah seseorang peneliti pasti memerlukan suatu cara

Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatakan Hasil Belajar IPA

PENGARUH TEKNIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SEJARAH

PENERAPAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN MEDIA PERMAINAN HUNTING TREASURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI

BAB I PENDAHULUAN. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami dan menemukan sendiri apa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Vol. 4, No. 1, Maret 2017 ISSN:

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha dalam proses menuju dewasa. Dalam proses

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan metode simulasi melalui media gambar. Adapun metode

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

BAB II KAJIAN TEORI. Hisyam Zaeni menyebutkan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Menurut pasal I

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran tim pendengar. Pemahaman berasal dari kata paham yang berarti

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sekarang ini telah mulai

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sitematis ke arah perubahan tingkah laku menuju kedewasaan peserta didik.

EFEKTIVITAS METODE KUIS INTERAKTIF DAN EXPLICIT INTRUCTION PADA PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STKIP PGRI NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVII/Nopember 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Model Quantum Teaching. Quantum Teaching adalah pengubahan suasana belajar yang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR

KHAIRUL ANWAR* DAN RIZKY CHAIRU RAMADHAN** *Ketua Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ** Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. dan olahraga; (9) Keterampilan/kejuruan dan; (10) Muatan lokal.

Oleh: Nur Adha Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

BAB II KAJIAN TEORI. dimana siswa dapat bekerja sama dalam satu kelompok, metode kooperatif. berusaha menyelesaikan masalah bersama.

BAB II KAJIAN TEORI. Sesuai yang dikatakan Slameto bahwa belajar ialah suatu proses atau

BAB I PENDAHULUAN. berproses secara efektif dan efisien tanpa adanya model pembelajaran. Namun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

BAB I PENDAHULUAN. berlangsungnya proses pendidikan, mengembangkan kepribadian,

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah / Kode

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Annisaul Khairat. Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Batusangkar

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU Dahyana SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77

PENERAPAN METODE INKUIRI DENGAN MEMANFAATKAN SEARCH ENGINE

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu pendidikan ada yang disebut sebagai pendidik dan sebagai. sebagai peserta didik mendapatkan haknya sepenuhnya.

KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB II KAJIAN TEORI. dan mental siswa selama proses pembelajaran. Jika siswa sudah terlibat secara

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

III. METODE PENELITIAN. digunakan. Model ini terdiri atas 4 (empat) komponen, yaitu : dilakukan berupa peningkatan minat dan hasil belajar.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS IVSDN BINJAI TIMUR

Kata Kunci : Pendekatan Matematika Realistik, Keliling dan Luas Persegi Panjang dan Persegi, Aktivitas Belajar Siswa.

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi permasalahan-permasalahan dan tantangan yang terjadi dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

seperti adanya fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah seperti bangunan sekolah yang baik, juga tersedia alat atau media pendidikan.

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB V PEMBAHASAN. Hasil pembelajaran dengan strategi pembelajaran Team Quiz yang

BAB V PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas hasil temuan-temuan dari masing-masing lokasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Reciprocal Teaching pada siswa kelas XI IPA di SMA Kartika Siliwangi 3

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

Kompetensi Dasar. Menerapkan kemampuan dasar mengajar dalam mengelola pembelajaran. Kemampuan Dasar Mengajar

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SD NEGERI TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No.20 Tahun 2003 dalam Sagala,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Galang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keberhasilan siswa dalam belajar, dan siswa kelas III MI NAHDLATUL. ULAMA KEDUNGREJO WARU sebagai sampel.

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat diamati oleh panca indera maupun yang tidak dapat diamati oleh panca indera. Karena IPA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar menuju kearah kedewasaan. Dalam proses pendidikan terdapat adanya kegiatan belajar mengajar, dimana kegiatan tersebut sangatlah penting, artinya akan ada perubahan tingkah laku yang mungkin saja disebabkan karena terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikap pada diri individu tersebut yang sudah mengalami proses pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu proses membelajarkan siswa dengan menggunakan asas pendidikan dan merupakan proses komunikasi dua arah yaitu mengajar dan belajar. Mengajar yang dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik (Syaiful Sagala, 2013:61). Hal ini berarti didalam sebuah pembelajaran terdapat adanya kerjasama antara guru dengan siswa, dimana siswa dan guru secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan yang telah ditentukan dari suatu proses pembelajaran. Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu dengan mengembangkan variasi mengajar seperti variasi alat bantu atau media, variasi

2 metode mengajar, strategi, dan model yang akan dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar sehingga dapat terciptanya pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Namun dalam realita dilapangan pembelajaran yang dilaksanakan oleh para guru saat ini masih kurang efektif, khususnya dilokasi penelitian strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran masih monoton, dan permasalahan yang sering terjadi ketika proses belajar mengajar berlangsung yaitu tidak mendapat interaksi aktif dari siswa yang disebabkan karena ruang kelas yang tidak kondusif sehingga proses komunikasi yang terjadi antara pengajar dan siswa dan antar sesama siswa menjadi tidak efektif. Oleh karena itu didalam pembelajaran, guru dituntut untuk dapat menciptakan suatu kondisi dimana siswa secara keseluruhan dapat berperan aktif didalam kelas dan guru seharusnya mampu memahami dengan matang hakekat materi pelajaran yang diajarkannya sehingga dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa dan dapat memahami berbagai strategi pembelajaran yang bisa digunakan agar mampu memotivasi siswa untuk belajar lebih giat. Hal ini sesuai dengan UUSPN No. 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa: Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran (Syaiful Sagala, 2013:62). Dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar siswa merupakan faktor yang dapat menjamin keberhasilan dalam mencapai tujuan pengajaran. Kemampuan menggunakan strategi pembelajaran adalah penting karena hal ini dapat menjamin keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil penelitian,

3 Selama ini IPS dianggap sebagai pelajaran kelas dua. Para orang tua siswa berpendapat IPS merupakan pelajaran yang tidak terlalu penting dibandingkan dengan pelajaran lainnya, seperti IPA dan matematika (Wina Sanjaya, 2008:224). Bahkan sebagian besar guru juga menganggap pelajaran IPS pada hakikatnya merupakan pelajaran yang sarat dengan konsep-konsep, pengertianpengertian, data, atau fakta yang harus dihafal dan tidak perlu dibuktikan. Hal ini tentu saja merupakan anggapan yang keliru dan tidak bisa dibiarkan begitu saja karena pada hakikatnya IPS bukan hanya sebagai mata pelajaran hafalan tetapi juga membutuhkan kemampuan pengembangan berfikir siswa. Secara metodologis, kemampuan guru mengajar ditentukan oleh strategi dalam proses belajar mengajar, dengan kata lain seorang guru harus memiliki kemampuan menggunakan dan mengembangkan model-model pembelajaran, sehingga secara variatif dapat menciptakan cara mengajar yang efektif dan efisien. Ketika kelas dianggap sebagai tempat siswa belajar, maka kegiatan belajar dikelas harus dikelola secara baik oleh guru. Dengan demikian efektivitas proses pembelajaran terletak dipundak guru, tanpa kemampuan dan keterampilan guru dalam menggunakan strategi pembelajaran maka kegiatan pengajaran (teaching activity) tidak dapat berlangsung dengan baik dan sulit untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Strategi merupakan perencanaan, langkah, dan rangkaian kegiatan untuk dapat mencapai suatu tujuan, maka dalam pembelajaran guru harus membuat suatu rencana, langkah-langkah dalam mencapai tujuan tersebut (Maritis Yamin, 2013:1). Pembelajaran juga dapat dipandang sebagai suatu proses yang

4 merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut meliputi : 1. Perencanaan, yaitu suatu proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan seperti dimulai dari merencanakan tujuan pembelajaran, materi ajar, dan penyusunan persiapan mengajar antara lain berupa RPP, Silabus, sumber belajar dan alat-alat evaluasi yang dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efesien dan efektif dalam mencapai tujuan. 2. Pelaksanaan, yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengaju pada persiapan pembelajaran yang telah dibuat. Pada tahap ini, struktur dan situasi pembelajaran yang akan dilaksanakan guru mengacu pada tahap-tahap dari strategi yang telah dipilih dan dirancang penerapannya. 3. Evaluasi, yaitu menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan ini pasca pembelajaran ini dapat berbentuk penugasan, atau dapat pula berupa pemberian layanan remedial teaching bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Secara faktual penulis melihat keadaan proses belajar mengajar di lokasi penelitian umumnya kurang efektif, hal ini diduga faktor penyebabnya adalah berkaitan dengan kompentensi guru dalam menggunakan strategi belajar mengajar yang kurang tepat. Berdasarkan penelitian awal di MTs Nahdlatul Ulama Krui prilaku siswa pada saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) antara lain: 1. Tidak pernah berkomentar terhadap apa yang didengarnya 2. Tidak fokus terhadap penjelasan 3. Tidak mengajukan pertanyaan secara lisan

5 4. Tidak berani berperan aktif dalam diskusi 5. Merasa sungkan jika diminta untuk bertanya 6. Tidak antusias terhadap tugas menulis (makalah / paper / resume) 7. Kurang bertanggung jawab terhadap penyelesaian tugas menulis Dari hal tersebut maka dapat dikatakan aktivitas belajar di lokasi penelitian masih cukup rendah, sebagaimana menurut pendapat Prof. Dr. Oemar Hamalik bahwa Didalam suatu aktifitas belajar siswa seharusnya dapat membaca, mengamati eksperimen demontrasi, mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan diskusi, mengemukakan suatu fakta, mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, menulis laporan, membuat rangkuman, mengerjakan test dan lain sebagainya (Oemar Hamalik, 2004:172-173) Masalah tersebut harus segera diatasi, oleh karena itu guru perlu menerapkan suatu strategi pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berfikir siswa secara optimal. Salah satu strategi tersebut adalah Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB). SPPKB merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berfikir siswa. Dalam SPPKB, materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa. Akan tetapi, siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai, dan itu melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Dalam pola pembelajaran SPPKB, guru memanfaatkan pengalaman siswa sebagai titik tolak berfikir, bukan teka-teki yang harus dicari jawabannya seperti dalam pola inquiri (Wina Sanjaya, 2008:223)

6 Berdasarkan latar belakang diatas dan hasil pengamatan tersebut maka penulis melihat betapa pentingnya kompetensi guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran, oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013/2014. 1.2 Analisis Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dapat di identifikasikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Rendahnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII 2. Kurang bervariasinya penerapan strategi pembelajaran dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII 3. Perencanaan pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) 4. Pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) 5. Evaluasi penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Dalam Pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII 1.2.2 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi dan memfokuskan penelitian ini sebagai berikut :

7 1. Perencanaan pembelajaran menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014 2. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014 3. Evaluasi penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014 1.2.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka rumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014? 2. Seperti apakah pelaksanaan pembelajaran menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014? 3. Bagaimanakah evaluasi penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014?

8 1.3 Tujuan, Kegunaan, dan Ruang Lingkup 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui perencanaan pembelajaran menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014 2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014 3. Mengetahui evaluasi penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014 1.3.2 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada peneliti maupun pada pihak-pihak yang membutuhkan. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah yakni: a. Sebagai pengembangan disiplin ilmu, berupa penyajian informasi ilmiah untuk penelitian berikutnya. b. Sebagai referensi disiplin ilmu, berupa penyajian informasi ilmiah untuk penelitian berikutnya.

9 c. Sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas terutama bagi pihak-pihak potensial yang terkait yaitu guru dan seluruh komponen pengelola MTs Nahdlatul Ulama Krui. 1.3.3 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi : 1. Ruang Lingkup Ilmu : Ruang Lingkup Ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan, khususnya pendidikan sejarah. 2. Ruang Lingkup Subjek : Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui tahun ajaran 2013-2014. 3. Ruang Lingkup Objek : Objek Penelitian ini adalah Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII IPS MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014. 4. Ruang Lingkup Wilayah : Tempat penelitian ini dilakukan di MTs Nahdlatul Ulama Krui. 5. Ruang Lingkup Waktu : Penelitian ini dilakukan pada Tahun Ajaran 2013-2014.

10 REFERENSI Syaiful Sagala. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problema Belajar Mengajar. Bandung : Alfabeta. Halaman 61. Ibid, Halaman 62 Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana. Halaman 224 Maritis,Yamin. 2013. Model, Metode, Strategi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Halaman 1 Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara. Halaman 172 Wina Sanjaya, Op.Cit. Hal 223