3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
DINAMIKA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN PERENCANAAN TATA RUANG DI KABUPATEN BOGOR RAHMI FAJARINI

III. BAHAN DAN METODE

DINAMIKA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN PREDIKSINYA UNTUK TAHUN 2025 SERTA KETERKAITANNYA DENGAN PERENCANAAN TATA RUANG DI KABUPATEN BOGOR

2 TINJAUAN PUSTAKA Penggunaan Lahan dan Penutupan Lahan Penginderaan Jauh dalam Penutupan Lahan

III. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelititan

METODE PENELITIAN. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

Gambar 7. Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Gambar 1. Lokasi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah

III. BAHAN DAN METODE. Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

Gambar 3.16 Peta RTRW Kota Bogor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Interpretasi dan Klasifikasi Citra. Tabel 4.1 Titik kontrol GCP dan nilai RMS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DAERAH PENELITIAN & BAHAN

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Pelaksanaan Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 13. Citra ALOS AVNIR

BAB IV PENGOLAHAN DATA

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

DINAMIKA POLA PENGGUNAAN LAHAN DAN PENGENDALIAN PERUBAHANNYA DI KABUPATEN KLATEN, JAWA TENGAH NUR ETIKA KARYATI

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way

DINAMIKA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN KECUKUPAN USAHATANI DI KABUPATEN SUBANG KARINA ANDALUSIA

III. METODE PENELITIAN

Gambar 2. Peta Batas DAS Cimadur

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN TAMBAK DI KABUPATEN SAMPANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Perumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra

III. BAHAN DAN METODE

III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Secara astronomi Kecamatan Cipanas terletak antara 6 o LS-6 o LS

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITAN ' ' KEC. BINONG KEC. PAMANUKAN KAB. INDRAMAYU KAB. SUMEDANG ' ' Gambar 2.

BAB III BAHAN DAN METODE

Bab I Pendahuluan I.1. Latar belakang

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1A untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan)

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI 3.1 Ruang Lingkup dan Batasan Kajian

Aninda Nurry M.F., Ira Mutiara Anjasmara Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG

BAB II METODE PENELITIAN

MODEL SIG-BINARY LOGISTIC REGRESSION UNTUK PREDIKSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN (STUDI KASUS DI DAERAH PINGGIRAN KOTA YOGYAKARTA) TESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga Maret 2014.

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Aninda Nurry M.F ( ) Dosen Pembimbing : Ira Mutiara Anjasmara ST., M.Phil-Ph.D

BAB III METODE PENILITIAN. Lokasi penelitian mengambil daerah studi di Kota Gorontalo. Secara

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN Penggunaan Lahan Kabupaten Bungo Tahun 2011 dan Perubahan Penggunaannya Tahun

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang

Transkripsi:

8 3 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Kabupaten Bogor Jawa Barat yang secara geografis terletak pada 6º18 6º47 10 LS dan 106º23 45-107º 13 30 BT. Lokasi ini dipilih karena Kabupaten Bogor merupakan wilayah penyangga DKI Jakarta dan sekitarnya, sehingga diperkirakan akan mengalami perubahan penggunaan lahan yang nyata. Batas administrasi Kabupaten Bogor meliputi: Utara : Kabupaten Tangerang, Kabupaten/Kota Bekasi, Kota Depok Timur : Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Karawang Selatan : Kabupaten Sukabumi dan Cianjur Barat : Kabupaten Lebak (Provinsi Banten) Tengah : Kota Bogor Wilayah administrasi Kabupaten Bogor terbagi dalam 40 kecamatan dan 430 desa dengan luas wilayah 298.797 ha. Lokasi Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Gambar 1. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2010 hingga Juli 2014. Gambar 1. Lokasi Penelitian Kabupaten Bogor Jenis Data dan Sumber Data Data utama dalam penelitian ini adalah citra Kabupaten Bogor tahun 1989, 1995, 2001, 2006, 2009 dan. Sementara data pendukung untuk mengkaji faktor penentu perubahan penggunaan lahan terdiri dari data Potensi

9 Desa, Kabupaten Bogor Dalam Angka, Peta Tanah, Peta Lereng, Peta Pola Ruang dan Peta Hak Ijin Usaha. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor, Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan wilayah (P4W), Lab Pengembangan Wilayah ITSL dan Badan Informasi Geospasial (BIG). Jenis data, sumber data, teknik analisis data dan output yang diharapkan berdasarkan tujuan penelitian secara lengkap disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data, Sumber Data, Serta Teknik Analisis Berdasarkan Tujuan Penelitian No Tujuan Penelitian Jenis Data Teknik Analisis Output yang diharapkan 1 Mengidentifikasi perubahan dan pola penggunaan lahan di Kabupaten Bogor tahun 1989- Perubahan Penggunaan Lahan tahun 1989, 1995, 2001, 2006, 2009, 20113 2 Menentukan faktorfaktor penentu perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Bogor 3 Memprediksi penggunaan lahan tahun dan menguji akurasinya dengan hasil prediksi tahun 4 Mengevaluasi kesesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor 2005- dengan penggunaan lahan tahun Peta RBI 1989, Citra 1995, 2001, 2006, 2009, 8, Peta Administrasi Kabupaten Bogor, Peta Dasar (jalan dan sungai) Hasil Analisis Tujuan 1, Peta RTRW 2005-, Peta Tanah, Peta Lereng, Peta Hak Ijin Usaha 2005 dan 2011, Peta Jalan, Laju pertumbuhan penduduk, Laju Pertumbuhan Fasilitas Koreksi geometri, klasifikasi visual penggunaan lahan, serta validasi dengan citra resolusi tinggi dan cek lapang Calculate center of mass, Distance matrix, Regresi logistik biner Jarak terhadap jalan terdekat, jarak ke pusat kabupaten dan kota, faktor penyebab perubahan penggunaan lahan Hasil Analisis tujuan 1 Markov Chain penggunaan lahan tahun berdasarkan prediksi tahun yang telah diuji akurasinya Hasil Analisis tujuan 3, Peta RTRW 2005-2015 Combine, Matriks Transisi Proporsi kesesuaian RTRW 2005- dengan Estimasi Prosedur Analisis Data Tahapan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini secara garis besar dibagi menjadi empat, yaitu: 1) Analisis perubahan penggunaan lahan, 2) Analisis regresi logistic biner, 3) Analisis Markov Chain, 4) Evaluasi keselarasan prediksi penggunaan lahan dengan RTRW Kabupaten Bogor 2005-. Kerangka pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 2.

10 Citra Kab Bogor tahun 1989- Interpretasi & Digitasi Peta 1989- Data Sosek, Fisik, Ijin Lokasi, RTRW Analisis Regresi Logistic Biner Analisis Perubahan Analisis Markov Chain 2 1 Faktor-Faktor Penentu Perubahan Dinamika & Pola Perubahan 3 Evaluasi Keselarasan dengan RTRW 2005- RTRW 2005-4 Rekomendasi Arahan Pemanfaatan Ruang Potensi Masalah Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian Analisis Perubahan Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi dinamika perubahan dan pola penggunaan lahan di Kabupaten Bogor tahun 1989, 1995, 2001, 2006, 2009 dan. Adapun tahap yang dilakukan meliputi aktivitas pengunduhan citra landsat, penggabungan kanal citra (layer stack), pemotongan citra, koreksi geometri, klasifikasi visual dan pengecekan lapang: 1. Pengunduhan citra Citra tahun 1995, 2001, 2006, 2009 dan diunduh dari http://glovis.usgs.gov/. Citra yang diunduh adalah citra yang berada pada path/row 122/64 dan 122/65 dengan liputan awan yang minimum pada tahun yang bersesuaian. Jumlah citra yang diunduh adalah 10 scene. Penggunaan lahan tahun 1989 diambil dari Peta Rupa Bumi Indonesia yang diperoleh dari Bakosurtanal. 2. Penggabungan kanal citra (Layer Stack) Pada tahap ini dilakukan penggabungan seluruh band kanal tampak dan infra merah pada setiap scene agar mempermudah pembuatan citra komposit warna alami (natural color) sesuai dengan kenampakan yang diharapkan. 3. Pemotongan Citra sesuai lokasi penelitian Pemotongan citra dilakukan sesuai dengan batas luar Peta Administrasi Kabupaten Bogor. hal ini bertujuan untuk memfokuskan pada lokasi penelitian dan agar output peta penggunaan lahan memiliki luas yang konsisten 4. Koreksi Geometri Tahap ini bertujuan agar citra yang akan digunakan memiliki spesifikasi koordinat yang sama dengan koordinat yang digunakan pada peta

11 dasar dan GPS (Global Positioning System). Koreksi geometri dilakukan dengan menggunakan acuan dari peta dasar (sungai dan jalan)yang juga dikenali pada citra. Berdasarkan 4 acuan titik kontrol GCP (Ground Control Point) tersebut, rektifikasi citra dilakukan dengan sistem proyeksi WGS 1984. 5. Klasifikasi Visual Kegiatan klasifikasi ini dimulai dengan mengkompositkan citra dengan spesifikasi RGB 5-4-3 agar mempermudah proses interpretasi penggunaan lahan. Pada tahap selanjutnya, dilakukan interpretasi citra visual dengan memperhatikan unsur-unsur interpretasi seperti: ukuran, pola, rona, tekstur dan warna. Hasil dari interpretasi ini adalah peta penggunaan lahan Kabupaten Bogor tahun 1995, 2001, 2006, 2009 dan. Jenis penggunaan lahan yang diamati adalah hutan, kebun, lahan terbangun, sawah, tegalan, tubuh air dan lain-lain. Untuk membantu proses interpretasi visual, penelitian ini juga memanfaatkan citra resolusi tinggi Quickbird tahun sebagai sumber data sekunder. Hasil dari analisis ini selanjutnya dibuat matriks transisi untuk mengetahui pola perubahan penggunaan lahan di wilayah kajian. Matriks transisi dibuat setiap periode pengamatan, yaitu tahun 1989-1995, 1995-2001, 2001-2006, 2006-2009 dan 2009-. 6. Pengecekan Lapang Survei lapang dilakukan untuk mengklarifikasi penggunaan lahan tahun akhir () hasil interpretasi citra yang tidak clear (meragukan). Klarifikasi dilakukan dalam dua cara: pertama melakukan cek pada citra dengan resolusi tinggi (Quickbird), kedua dengan cek kondisi lapangan secara langsung. Kerangka analisis perubahan penggunaan lahan disajikan pada Gambar 3. Pengunduhan Citra RBI 1989 1995 2001 2006 2009 Reklasifikasi Agregasi Band, Pemotongan Citra sesuai Administrasi Kab Bogor, Koreksi Geometrik Digitasi & Klasifikasi Quickbird 1989 1995 2001 2006 2009 Overlay terkonfirmasi Cek Lapang Dinamika Perubahan Gambar 3. Diagram Alir Analisis Perubahan Penggunaan Lahan

12 Analisis Faktor-Faktor Penentu Perubahan Berdasarkan beberapa literatur, faktor-faktor yang secara nyata menentukan perubahan penggunaan lahan adalah tipe penggunaan lahan pada masa sebelumnya, status kawasan dalam kebijakan tata ruang, hak penguasaan dan kepemilikan lahan, karakteristik fisik lahan, karakteristik sosial ekonomi wilayah, dan karakteristik interaksi spasial antara aktivitas sosial ekonomi internal dan eksternal suatu wilayah (Saefulhakim et al., 1999). Selain itu menurut Munibah et al., (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan adalah bentuk lahan, kemiringan lereng, jenis tanah, curah hujan, jarak dari jalan raya dan mata pencaharian masyarakat. Dalam penelitian ini, juga akan diuji variabel-variabel terkait karakteristik fisik lahan berupa peta jenis tanah dan peta kemiringan lereng. Karakteristik sosial ekonomi berupa kepadatan penduduk dan laju pertumbuhan fasilitas. Hak penguasaan dan kepemilikan lahan berupa peta hak ijin usaha. Status kawasan dalam kebijakan tata ruang berpa peta RTRW kabupaten bogor 2005-, serta jarak ke lokasi-lokasi strategis meliputi jarak ke jalan tol, jarak ke pusat aktifitas ekonomi, dan jarak ke pusat pemerintahan kota dan kabupaten. Ke 12 variabelvariabel terkait tersebut disajikan pada Tabel 2. Perubahan penggunaan lahan yang dianalisis yaitu perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan non pertanian pada periode 1989 sampai. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode regresi logistik biner menggunakan perangkat lunak SPSS yang dapat menganalisis nilai kategori dan non kategori. Persamaan regresi logistik yang digunakan adalah: dimana n = Nilai peluang untuk peubah tetap ke 1 = Konstanta = Nilai koefisien untuk peubah bebas ke 1 sampai n = Peubah bebas ke 1 sampai n, pada peubah tetap ke 1 = Jumlah variebel = Faktor yang diduga mempengaruhi proses perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan non pertanian (Tabel 2) Metode regresi logistik dilakukan dengan metode forward stepwise, yang berarti melakukan pemodelan regresi secara berulang dan memasukkan peubah bebas satu persatu kemudian mempertahankannya dalam model apabila peubah bebas tersebut signifikan. Peubah bebas yang tidak signifikan akan dikeluarkan dari model, sehingga peubah yang terdapat dalam model semuanya signifikan terhadap penggunaan lahan. Hal ini juga diharapkan dapat menghilangkan multikolinearitas yang mungkin ada diantara peubah. Secara sistematis proses kerja dalam mencari faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan yang dihubungkan dengan teknik spasial disajikan pada Gambar 4.

13 Tabel 2. Variabel dalam pendugaan penentu perubahan penggunaan lahan Peubah Respon (Y) Y = Perubahan Lahan Pertanian menjadi Lahan Non-pertanian Peubah Penjelas (X) X1: Kepadatan Penduduk (jumlah orang/km 2 ) X2: Laju Pertumbuhan Fasilitas (Jumlah dan Jenis Fasilitas ekonomi) X3: Ijin Tahun 2005 X4: Ijin Tahun 2011 X5: Kelas Lereng (1=(0-8)%, 2=(9-15)%, 3=(16-25)% ), 4=(> 40)% X6: Kelas Pola Ruang (1=Kawasan Lindung, 2=Kawasan Perkebunan, 3=Kawasan Pertanian, 4=Kawasan Industri, 5=Kawasan Permukiman) X7: Kelas Tanah (1= Aluvial & Latosol; 2= Andosol; 3= Grumusoli; 4= Podsolik; 5= Regosol) X8: Jarak ke Jalan Kolektor X9: Jarak ke Jalan Tol X10: Jarak ke Pusat Aktivitas Ekonomi X11: Jarak ke Pusat Pemerintahan Kabupaten X12: Jarak ke Pusat Pemerintahan Kota RTRW Kab Bogor 2005- Peta Izin Usaha 2005, 2011 1989,1995, 2001, 2006, 2009, Peta Jenis Tanah Peta Kemringan Lereng 1.Overlay Jarak ke Jalan tol Jarak ke Pst Aktiv. Eko& Pemerintahan Keluaran 1 Kepadatan Penduduk 2006,2011 Keragaman Fasilitas 2006,2011 2. Join Keluaran 2 Analisis Regresi Logistik Biner Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perubahan Gambar 4. Diagram Alir Analisis Faktor Perubahan Penggunaan Lahan

14 Sebelum melakukan analisis regresi logistik biner terlebih dahulu dilakukan perhitungan data yang akan dijadikan variabel penjelas. Untuk menghitung jarak suatu poligon terhadap jalan terdekat dan jarak ke pusat aktivitas ekonomi dan pemerintahan dilakukan dengan menentukan titik tengah (center of mass) masingmasing poligon penggunaan lahan, kemudian dilakukan perhitungan jarak terhadap jalan terdekat (kolektor dan tol) dan jarak terhadap pusat aktivitas ekonomi dan pemerintahan. Variabel Kepadatan penduduk diperoleh dari nilai rata-rata kepadatan penduduk tahun 2006 dan 2011 dari data Potensi Desa (Podes) per poligon dibagi dengan luas poligon perubahannya sehingga didapat nilai kepadatan per poligon perubahan. Dalam memasukkan variabel kepadatan ini digunakan asumsi bahwa kepadatan hanya terjadi pada poligon-poligon yang berubah menjadi lahan terbangun saja, sementara untuk poligon-poligon yang tidak berubah menjadi lahan terbangun diberikan nilai nol pada kolom kepadatannya. Asumsi ini berdasarkan pemikiran bahwa kepadatan yang melambangkan aktivitas manusia hanya terjadi pada penggunaan lahan terbangun. Untuk menghitung laju pertumbuhan fasilitas didapat dari rumus matematika sebagai berikut: Dimana: = Laju Pertumbuhan Fasilitas Ekonomi antara tahun 2006-2011 = Jumlah Fasilitas per desa tahun 2011 = Jumlah Fasilitas per desa tahun 2006 = Selisis antara tahun awal dan tahun akhir tahun serta Evaluasi Keselarasannya dengan RTRW Kabupaten Bogor tahun 2005- Analisis prediksi dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat potensi ketidakselarasan dengan kebijakan ruang di Kabupaten Bogor, sehingga dapat diketahui juga potensi permasalahan tata ruang di Kabupaten Bogor pada tahun. Diharapkan dengan mengetahui potensi masalah tata ruang yang akan datang, semua pihak yang terlibat dapat meningkatkan tindakan pencegahan agar potensi masalah tersebut tidak terjadi. Teknik yang digunakan dalam analisis ini adalah teknik Markov Chain. Taknik ini mengasumsikan bahwa perubahan yang terjadi di masa mendatang memiliki pola dan peluang serupa dengan pola perubahan pada periode data yang digunakan. Data yang digunakan dan dianalisis dalam teknik Markov adalah dalam bentuk format raster (pixel), dengan menggunakan perangkat lunak IDRISI Taiga. Teknik Markov sebelumnya telah digunakan oleh Lopez et al., (2001) untuk memprediksi tutupan lahan dan perubahan penggunaan lahan di pinggiran perkotaan Morelia, Meksiko. Penelitian lain yang dilakukan oleh Weng (2001) menggunakan teknik Markov untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan di Delta Zhujiang, China. Di Indonesia, Trisasongko et al., (2009) memanfaatkan Markov Chain untuk memprediksi perubahan penggunaan lahan sebagai

rangkaian dari kajian identifikasi pengaruh jalur tol terhadap intensitas perubahan penggunaan lahan di wilayah sekitarnya. Analisis ini dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap simulasi dalam menentukan penggunaan lahan dua titik tahun yang akan dijadikan dasar prediksi dalam analisis Markov. Berdasarkan asumsi Markov bahwa pola perubahan penggunaan lahan di masa yang akan datang serupa dengan pola perubahan penggunaan lahan masa yang telah lalu (Deng et al, 2009). Untuk mencapai tujuan tersebut kita perlu melakukan beberapa tahap analisis simulasi agar model yang digunakan untuk prediksi penggunaan lahan tahun memiliki nilai akurasi yang baik. Berdasarkan data titik tahun yang tersedia menghasilkan lima simulasi yang mungkin dilakukan. Dari kelima simulasi tersebut akan menghasilkan lima prediksi penggunaan lahan tahun yang kemudian masing-masing divalidasi dan menghasilkan nilai Kappa/ketepatan. Kelima nilai Kappa yang dihasilkan cukup tinggi dan konsisten, sehingga produk estimasi yang dihasilkan dapat dikatakan cukup baik. Dari kelima simulasi tersebut, dipilih simulasi pertama yang akan dijadikan model prediksi, yakni penggunaan lahan tahun 1989 dan penggunaan lahan tahun 2009 dengan alasan karena rentang waktunya yang paling panjang. Tahap kedua adalah memprediksi penggunaan lahan tahun berdasarkan penggunaan lahan 1989 dan 2009 dengan analisis Markov sehingga didapat prediksi penggunaan lahan tahun. Hasil prediksi tersebut diuji akurasinya dengan membandingkan terhadap penggunaan lahan yang terkonfirmasi, karena penggunaan lahan tahun yang terkonfirmasi ini dianggap sebagai penggunaan lahan aktual tahun. Tahap ketiga adalah memprediksi penggunaan lahan tahun berdasarkan penggunaan lahan tahun 1989 dan penggunaan lahan tahun. Hasil prediksi penggunaan lahan tersebut dikonfirmasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor 2005- sehingga didapat nilai keselarasannya dan dapat diidentifikasi potensi permasalahan tata ruang tahun berdasarkan hasil prediksi Markov. Ketiga tahap dalam proses analisis ini disajikan pada Gambar 5. 15

16 0.8948 0.8765 Simulasi 1 Simulasi 2 Simulasi 3 Simulasi 4 Simulasi 5 Validasi 0.8360 1989 1995 2001 2006 2009 0.8993 20 tahun 4 tahun 17 tahun 7 tahun 12 tahun 12 tahun 0.8997 14 tahun 4 tahun 11 tahun 7 tahun 1989 2009 Analisis Markov Chain Akurasi dengan terkonfirmasi 89.48% Terkonfirmasi ketidakselarsan Masalah Tata Ruang RTRW 2005-1989 Analisis Markov Chain Overlay RTRW 2005- Keselarasan dan dengan RTRW Ketidakselarasan Kecenderungan Kenaikan/penurunan potensi masalah penataan ruang Potensi Masalah Tata Ruang Gambar 5. Diagram alir Pengujian Markov dan serta keselarasan dan dengan RTRW 2005-