BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang dikeluhkan masyarakat Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2001) dan menempati peringkat ke empat penyakit termahal dalam pengobatan (The World Oral Health Report, 2003). Ada dua penyakit gigi dan mulut yang mempunyai prevalensi cukup tinggi di Indonesia yaitu karies dan penyakit periodontal. 1 Situmorang N melaporkan prevalensi penyakit periodontal sebesar 96,58% penduduk pada seluruh kelompok umur usia produktif di dua kecamatan kota Medan pada tahun 2004. 2 Prevalensi penyakit periodontal adalah 100% pada populasi penduduk Indonesia yang berumur antara 22-32 tahun di PTP XIII, sebuah perkebunan teh di Jawa Barat. 3 Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas dalam kehidupan manusia, sehingga kebanyakan masyarakat menerima keadaan ini sebagai sesuatu yang tidak terhindari. Namun studi etiologi, pencegahan dan perawatan penyakit periodontal menunjukkan bahwa penyakit ini dapat dicegah. Penyakit yang paling sering mengenai jaringan periodontal adalah gingivitis dan periodontitis. Gingivitis adalah peradangan pada gusi yang disebabkan bakteri dengan tanda-tanda klinis perubahan warna lebih merah dari normal, gusi 1
bengkak dan berdarah pada tekanan ringan. Penderita biasanya tidak merasa sakit pada gusi. Gingivitis bersifat reversible yaitu jaringan gusi dapat kembali normal apabila dilakukan pembersihan plak dengan sikat gigi secara teratur. Periodontitis menunjukkan peradangan sudah sampai ke jaringan pendukung gigi yang lebih dalam. Penyakit ini bersifat progresif dan irreversible dan biasanya dijumpai pada usia 30-40 tahun. 5 Epidemiologi penyakit periodontal menunjukkan bahwa prevalensi dan keparahan penyakit periodontal dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, faktor lokal rongga mulut dan faktor sistemik. 4 Banyak penelitian yang menyatakan bahwa keparahan penyakit periodontal sejalan dengan bertambahnya umur. 1,2,11 Menurut penelitian Nurmala, bila dilihat berdasarkan umur skor penyakit periodontal tertinggi (terparah) adalah pada usia 45-65 tahun (18,75%), sedangkan skor penyakit periodontal yang paling rendah adalah usia 25-34 tahun (6,12%). 2 Perilaku tentunya juga dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang. Perilaku dapat mencakup pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku menyikat gigi yang baik tentu dapat mengendalikan salah satu faktor dalam proses terjadinya karies dan penyakit periodontal yaitu plak. 8 Community periodontal index of treatment needs (CPITN) digunakan pada tahun 1978 oleh WHO dan FDI sebagai indeks untuk survei epidemiologi. CPITN telah digunakan untuk menilai kondisi periodontal dari suatu kelompok dan subpopulasi pada sejumlah penelitian. Indeks tersebut dapat memberikan
sejumlah informasi mengenai prevalensi dan keparahan penyakit. Tapi kegunaan utamanya adalah untuk mengukur kebutuhan akan perawatan. 8 Kecamatan Pangururan adalah salah satu kecamatan dari sepuluh kecamatan yang ada di kabupaten Samosir, salah satu kabupaten yang ada di propinsi Sumatera Utara. Penelitian tentang kebutuhan akan perawatan penyakit periodontal belum pernah dilakukan di daerah ini. Peneliti secara langsung melihat dan berbincang dengan beberapa anggota masyarakat setempat dan menemukan bahwa kurangnya sikap peduli masyarakat setempat terhadap kesehatan gigi, khususnya yang berusia 50 tahun keatas. Hal ini didukung dengan data pasien klinik gigi di daerah tersebut yang hanya melakukan perawatanperawatan emergensi saja, yaitu pencabutan gigi. Masyarakat mendapatkan pelayanan gigi di rumah sakit dan di dua buah praktek dokter gigi, yang letaknya di pusat ibukota kecamatan. Terdapat puskesmas di setiap desa tanpa adanya dokter gigi. Berdasarkan apa yang diuraikan diatas peneliti merasa tertarik untuk mengetahui keadaan kesehatan jaringan periodontal serta gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terhadap penyakit periodontal di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana tingkat kebutuhan perawatan penyakit periodontal, serta bagaimana gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terhadap penyakit tersebut.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Mengetahui persentase distribusi dan jumlah sektan rata-rata yang membutuhkan instruksi perbaikan oral hygiene. b. Mengetahui persentase distribusi dan jumlah sektan rata-rata yang membutuhkan instruksi perbaikan oral hygiene dan skeling profesional. c. Mengetahui persentase distribusi dan jumlah sektan rata-rata yang membutuhkan instruksi perbaikan oral hygiene, skeling profesional dan perawatan kompleks. d. Mengetahui persentase distribusi dan jumlah sektan rata-rata kebutuhan perawatan penyakit periodontal berdasarkan kategori umur. e. Mengetahui sejauh mana pengetahuan masyarakat tentang penyakit periodontal. f. Mengetahui sikap masyarakat tentang penyakit periodontal. g. Mengetahui tindakan masyarakat dalam mencegah penyakit periodontal dan mengobati jika mengalaminya. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberi informasi tentang pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang penyakit periodontal kepada para dokter maupun petugas pelaksana program kesehatan di Kecamatan Pangururan dan dapat dijadikan sebagai masukan dalam merencanakan program
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang sesuai dengan keadaan di Kecamatan Pangururan.