BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA)

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER

ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA

PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA

99.9. Percent maka H 0 diterima, berarti residual normal

4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI. lebih dikenal dengan metode Box-Jenkins adalah sebagai berikut :

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q)

Peramalam Jumlah Penumpang Yang Berangkat Melalui Bandar Udara Temindung Samarinda Tahun 2012 Dengan Metode ARIMA BOX-JENKINS

Oleh : Dwi Listya Nurina Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si

BAB II LANDASAN TEORI

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

OUTLINE. Pendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi Penelitian. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input

Model Penjualan Plywood PT. Linggarjati Mahardika Mulia

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010

Model Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Nikkei 225 dengan Pendekatan Fungsi Transfer

Peramalan Permintaan Pengujian Sampel Di Laboratorium Kimia Dan Fisika. Baristand Industri Surabaya)

PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI ABSTRAK

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA PEMBUKAAN IHSG MENGGUNAKAN MODEL ARIMA

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 8, Nomor 1, Mei 2017 ISSN

PENDEKATAN MODEL EKONOMETRIKA UNTUK MEMPREDIKSI INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA

Analisis Peramalan Banyaknya Permintaan Darah di Surabaya Menggunakan Metode

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

Data Tingkat Hunian Hotel Rata-Rata di Propinsi DIY Tahun Tahun Bulan Wisman

PEMODELAN ARIMA UNTUK PREDIKSI KENAIKAN MUKA AIR LAUT DAN DAMPAKNYA TERHADAP LUAS SEBARAN ROB DI KOTA AMBON

Meytaliana F Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Basuki Widodo, M.Sc. Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes.

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii. HALAMAN PENGESAHAN...iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... vi. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL...

BAB III PEMBAHARUAN PERAMALAN. Pada bab ini akan dibahas tentang proses pembaharuan peramalan.

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN KOMBINASI TREND DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA DATA JUMLAH PENUMPANG KERETA API (Studi Kasus : KA Argo Muria)

BAB 2 LANDASAN TEORI

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di:

Peramalan Volume Distribusi Air di PDAM Kabupaten Bojonegoro dengan Metode ARIMA Box- Jenkins

Diagnostik Model. Uji Ljung-Box-Pierce (modified Box-Pierce)

Penerapan Model ARIMA

PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Eksplorasi Data

PEMODELAN SARIMAX DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) V PURWOKERTO

Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam penyusunan rencana yang efektif dan efisien. Pada

PEMODELAN JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS TERKAIT KUNJUNGAN WISATAWAN DI KABUPATEN BADUNG DAN KOTA MADYA DENPASAR DENGAN METODE TRANSFER FUNCTION

PERAMALAN CURAH HUJAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SPEKTRAL

Pemodelan ARIMA Non- Musim Musi am

Pemodelan Space Pemasangan Iklan di Surat Kabar Harian X dengan Metode ARIMAX dan Fungsi Transfer

BAB III PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL VAR PADA PERAMALAN VOLUME PENJUALAN DAN HARGA INTI SAWIT

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api

STUDI PERAMALAN (FORECASTING) KURVA BEBAN HARIAN LISTRIK JANGKA PENDEK MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE(ARIMA)

Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Bisnis Eksekutif Jurusan Madiun Jakarta di PT. Kereta Api (Persero) DAOP VII Madiun

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

III. METODE PENELITIAN

BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER

PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI. Oleh: IRLIZANTY YULYANTIKA RAHADI

ABSTRAK. Kata kunci : Data Runtun Waktu, Indeks Harga Konsumen, ARIMA, Analisis Intervensi, Fungsi Step, Peramalan. I Pendahuluan

Sedangkan model fungsi transfer bentuk kedua adalah sebagai berikut :

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di:

Model Vector Autoregressive (VAR) untuk Analisis Indeks Harga Konsumen Kota Samarinda dan Kota Sampit

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

PEMODELAN DAN PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG DAN PESAWAT DI TERMINAL KEDATANGAN INTERNASIONAL BANDARA JUANDA SURABAYA DENGAN METODE VARIANSI KALENDER

Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pupuk NPK dengan Menggunakan Model Economic Order Quantity (Studi kasus: PT. Petrokimia Gresik)

Pemodelan ARIMA Jumlah Pencapaian Peserta KB Baru IUD

Metode Deret Berkala Box Jenkins

PERAMALANAN PENERIMAAN JUMLAH PAJAK DAERAH SEBAGAI PENYUMBANG PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN BLITAR

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN

MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-300

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA NILAI TUKAR MATA UANG DOLLAR AMERIKA TERHADAP YEN JEPANG DAN EURO TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM ARCH, GARCH DAN TARCH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

PERAMALAN PRODUKSI TEH HIJAU DENGAN PENDEKATAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER

PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA

OPTIMASI PRODUKSI UNTUK PRODUK PESANAN PADA PERUSAHAAN PESTISIDA MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING. Oleh: Rossy Susanti ( )

PENGARUH INSIDEN BOM BALI I DAN BOM BALI II TERHADAP BANYAKNYA WISATAWAN MANCANEGARA YANG DATANG KE BALI

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu proses, mencari kebenaran dan menghasilkan kebenaran.

PERAMALAN TRAFIK SMS AREA JABOTABEK DENGAN METODE ARIMA

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-249

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series

PENGGUNAAN METODE VaR(Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT.TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

(S.4) PENDEKATAN METODE ALGORITMA GENETIK UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ARIMA

Spesifikasi Model. a. ACF

Contoh Analisis Deret Waktu: BJSales

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data Deret Berkala

PENDEKATAN RANTAI MARKOV WAKTU DISKRIT DALAM PERENCANAAN KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT

Transkripsi:

C BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mencoba meramalkan jumlah penumpang kereta api untuk masa yang akan datang berdasarkan data volume penumpang kereta api periode Januari 994-Februari 203 yang diperoleh dari PT. Kereta Api (Persero) DAOP IV Semarang dengan menggunakan metode ARIMA. Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan pada analisis runtun waktu dengan menggunakan model ARIMA untuk jumlah penumpang kereta api di DAOP IV Semarang. 4. Tahap Identifikasi Model Pada tahap ini langkah pertama adalah membuat grafik data/plotting data. Berikut adalah bentuk grafik time series dari data jumlah penumpang kereta api DAOP IV Semarang periode Januari 994 - Februari 203. 500000 400000 0000 200000 00000 23 46 69 92 5 Index 38 6 84 207 2 Gambar 6 : Plot data runtun waktu

StDev StDev 3 Box-Cox Plot of C 250000 Lower CL Upper CL Lambda (using 95,0% confidence) Estimate 0,25 200000 Lower CL -0,5 Upper CL 0,66 Rounded Value 0,00 50000 00000 Limit 50000-5,0-2,5 0,0 Lambda 2,5 5,0 Gambar 7 : Hasil transformasi Box-Cox data penumpang kereta api Berdasarkan diagram deret waktu dan hasil transformasi Box-Cox terlihat nilai Rounded Value 0,00 kurang dari yang menandakan bahwa data belum stasioner baik dalam rata-rata maupun variansi. Nilai Rounded Value yang baik adalah lebih dari. Jika didapatkan kondisi seperti itu, hal pertama yang dilakukan adalah menstabilkan variansi terlebih dahulu kemudian menstabilkan rata-ratanya. Transformasi yang sesuai untuk menstabilkan variansi data ini adalah dengan cara logaritma natural. Maksud dari logaritma natural adalah nilai-nilai data asli dilogaritmakan dan hasilnya pada Gambar 8. Box-Cox Plot of C3 0,02060 0,02055 Lambda (using 95,0% confidence) Estimate 5,00 Lower CL * Upper CL * Rounded Value 5,00 0,02050 0,02045 0,02040-5,0-2,5 0,0 Lambda 2,5 5,0 Gambar 8 : Hasil transformasi Box-Cox menggunakan Natural Log

C4 C3 32 2,575 2,550 2,525 2,500 2,475 2,450 23 46 69 92 5 Index 38 6 84 207 2 Gambar 9 : Plot hasil transformasi Natural Log Hasil transformasi diperoleh nilai Rounded Value 5,00 suatu nilai yang melebihi dan berada dalam batas interval kepercayaan (confidence interval) 95%. Dari plot data jumlah penumpang kereta api setelah ditransformasi meskipun bentuknya sama dengan plot sebelum ditransformasi tetapi pembedaan besar variansi untuk lag yang berbeda sudah jauh menurun artinya variansi sudah stasioner tetapi belum stasioner dalam rata-rata. Untuk menstabilkan data tersebut, dilakukan proses differencing (d=) dari data hasil transformasi natural log tersebut ditampilkan sebagai berikut. 0,00 0,075 0,050 0,025 0,000-0,025-0,050 23 46 69 92 5 Index 38 6 84 207 2 Gambar 0 : Plot data deret waktu penumpang kereta api hasil transformasi Natural Log dan differencing satu

Partial Autocorrelation Autocorrelation 33 FAK,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0-0,2-0,4-0,6-0,8 -,0 5 0 5 20 25 Lag 35 40 45 50 55 Gambar : Diagram FAK hasil differencing satu,0 0,8 FAKP 0,6 0,4 0,2 0,0-0,2-0,4-0,6-0,8 -,0 5 0 5 20 25 Lag 35 40 45 50 55 Gambar 2 : Diagram FAKP hasil differencing satu Dari plot data deret waktu dapat diketahui bahwa data sudah stasioner baik dalam rata-rata maupun dalam variansi. Langkah selanjutnya adalah memodelkan data tersebut berdasarkan diagram FAK dan FAKP hasil identifikasi data yang sudah stasioner.

34 Berdasarkan hasil identifikasi akhir terlihat bahwa pada diagram FAK hanya lag 2 yang signifikan berbeda dari nol (cut off after lag 2) pada proses ini FAK mengandung unsur MA(), sedangkan pada diagram FAKP dimana pada lag awal yaitu lag, lag 2, lag 3 signifikan berbeda dari nol (turun secara eksponensial pada lag awal) dapat menguatkan bahwa proses tersebut adalah proses AR(). Dugaan awal model yang sesuai untuk data ini adalah ARIMA (0, 0, 0) (0,, ) 2, ARIMA (0, 0, 0) (,, 0) 2 dan ARIMA (0, 0, 0) (,, ) 2. 4.2 Penaksiran Parameter dan Pengujian Model 4.2. Model ARIMA (0, 0, 0) (0,, ) 2 Berdasarkan diagram FAK dan FAKP hasil differencing tersebut, terlihat bahwa pada diagram FAK nilai autokorelasi pada lag signifikan berbeda dari nol (cut off after lag ). Dengan menggunakan minitab diperoleh hasil untuk kesesuaian model ARIMA (0, 0, 0) (0,, ) 2 sebagai berikut. Hasil : Hasil Minitab kesesuaian model ARIMA (0, 0, 0) (0,, ) 2

Percent 35 Penumpang Kereta Api Normal 99,9 99 95 90 80 70 60 50 40 20 0 5 Mean 0,00000472 StDev 0,079 N 27 KS 0,08 P-Value <0,00 0, -0,00-0,075-0,050-0,025 0,000 RESI 0,025 0,050 Gambar 3 : Uji distribusi normal ARIMA (0, 0, 0) (0,, ) 2 Taksiran parameter dari Hasil dapat dijelaskan bahwa taksiran parameter (Parameter Estimates) dari model SMA 2 yaitu -0,377. Taksiran parameter ARIMA (0, 0, 0) (0,, ) 2 signifikan dari nol dengan tingkat keyakinan 95%. Hal ini dapat dilihat pada nilai p = 0,000. Nilai p = 0,000 < α = 0,05 yang berarti pengujian signifikan. Berdasarkan Hasil Modified Box-Pierce (Ljung-Box) diketahui bahwa sisa dari model belum memenuhi syarat white noise. Hal ini dapat dilihat pada nilai p, dimana diperoleh nilai p = 0,000 untuk lag 2, p = 0,000 untuk lag 24 dan seterusnya. Nilai nilai p tersebut kurang dari α = 0,05. Hasil gambar diagram uji distribusi normal untuk sisa ditampilkan pada Gambar 3 Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov pada Gambar 3 diperoleh nilai p value < 0,00 yang lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa sisa belum memenuhi asumsi distribusi normal. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat parameter model

Percent 36 yang signifikan dan asumsi sisa berdistribusi normal tidak terpenuhi maka model dugaan awal yang diajukan yaitu ARIMA (0, 0, 0) (0,, ) 2 belum sesuai. 4.2.2 Model ARIMA (0,0,0) (,, 0) 2 Hasil pengolahan untuk model ARIMA (0, 0, 0) (,, 0) 2 dapat dilihat pada hasil berikut. Hasil 2 : Hasil minitab kesesuaian model ARIMA (0, 0, 0) (,, 0) 2 Penumpang Kereta Api Normal 99,9 99 95 90 80 70 60 50 40 20 0 5 Mean 0,0000427 StDev 0,0750 N 27 KS 0,2 P-Value <0,00 0, -0,00-0,075-0,050-0,025 0,000 0,025 0,050 RESI2 Gambar 4 : Uji distribusi normal ARIMA (0, 0, 0) (,, 0) 2

37 Taksiran parameter dari hasil 2 diatas dapat dijelaskan bahwa taksiran parameter dari model ARIMA (0, 0, 0) (,, 0) 2 yaitu 0,265 signifikan berbeda dari nol. Hal ini dapat dilihat pada nilai p = 0,002 < α = 0,05 yang berarti pengujian signifikan. Hasil Modified Box-Pierce (Ljung Box) diketahui bahwa sisa dari model belum memenuhi syarat cukup white noise. Hal ini dapat dilihat pada nilai p = 0,000 untuk lag 2 dan seterusnya. Nilai-nilai p tersebut kurang dari α = 0,05. Gambar 4 menunjukkan hasil uji distribusi normal diperoleh nilai p value < 0,00. Nilai tersebut kurang dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa belum memenuhi asumsi berdistribusi normal. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat parameter model yang signifikan dan asumsi sisa berdistribusi normal tidak terpenuhi maka model dugaan awal yang diajukan yaitu ARIMA (0, 0, 0) (,, 0 ) 2 belum sesuai. 4.2.3 Model ARIMA (0, 0, 0) (,, ) 2 Kesignifikasian parameter model yang telah dimodelkan hasil pengolahan model ARIMA (0, 0, 0) (,, ) 2 dapat dilihat pada hasil 3.

Percent 38 Hasil 3 : Hasil minitab kesesuaian model ARIMA (0, 0, 0) (,, ) 2 Penumpang Kereta Api Normal 99,9 99 95 90 80 70 60 50 40 20 0 5 Mean 0,000002626 StDev 0,078 N 27 KS 0,09 P-Value <0,00 0, -0,00-0,075-0,050-0,025 0,000 RESI3 0,025 0,050 Gambar 5 : Uji distribusi normal ARIMA (0, 0, 0) (,, ) 2

39 Dari hasil 3 dapat dijelaskan bahwa taksiran parameter AR() musiman 2 yang biasa ditulis SAR 2, signifikan berbeda dari nol dengan tingkat keyakinan 95%. Hal ini dapat dilihat pada nilai p = 0,773 > α = 0,05 yang berarti pengujian tidak signifikan. Sedangkan untuk taksiran parameter MA() musiman 2 yang biasa ditulis SMA 2, juga signifikan berbeda dari nol dengan nilai p =0,090 > α = 0,05 yang berarti pengujian tidak signifikan. Berdasarkan hasil Modified Box-Pierce (Ljung-Box) diperoleh nilai p = 0,000 untuk lag 2 dan seterusnya. Nilai-nilai p tersebut masih kurang dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa sisa belum memenuhi syarat white noise. Hasil uji distribusi normal dapat dilihat pada Gambar 5. Hail uji menunjukkan nilai p value < 0,00. Nilai tersebut masih kurang dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa sisa belum berdistribusi normal. Terdapat parameter model yang tidak signifikan, belum memenuhi syarat white noise dan asumsi sisa berdistribusi normal tidak terpenuhi maka model dugaan awal yang diajukan yaitu ARIMA (0, 0, 0) (,, ) 2 belum sesuai. 4.3 Tahap Peramalan Tahapan peramalan bisa dilakukan jika parameter model signifikan, sisa memenuhi syarat white noise dan asumsi distribusi normal terpenuhi. Untuk data penumpang kereta api dari DAOP IV Semarang tidak dapat diramalkan dengan model ARIMA. Walaupun semua parameter dalam model signifikan kecuali ARIMA (0, 0, 0) (,, ) 2, tetapi ketiga model ARIMA sisanya tidak

40 memenuhi syarat white noise dan tidak ada satupun model yang berdistribusi normal. Dapat dilihat dari hasil minitab kesesuaian model ARIMA (0, 0, 0) (0,, ) 2, ARIMA (0, 0, 0) (,, 0) 2 dan ARIMA (0, 0, 0) (,, ) 2.