Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan 2010)

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian... 29

Gambar 2 Tahapan Studi

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

III METODE PENELITIAN

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan

Gambar 2 Peta lokasi studi

ANALISIS POTENSI EKOWISATA DANAU TOBA DI PANTAI PARIS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pasir,

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

III. METODE PENELITIAN

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

3. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

METODOLOGI. Peta Jawa Barat. Peta Purwakarta Peta Grama Tirta Jatiluhur. Gambar 2. Peta lokasi penelitian, Kawasan Wisata Grama Tirta Jatiluhur

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan terhitung sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III BAHAN DAN METODE

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016).

Strategi Pengelolaan Wisata Pantai Cemara Kembar Kabupaten Serdang Bedagai

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH

Analisis Swot Digital Library STIKOM Bali

III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Jenis dan Sumber Data

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB V PEMBAHASAN. BMT Berkah dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis Data dan Informasi 3.3 Metode Pengumpulan Data

Gambar 1 Lokasi penelitian.

KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR

: ANALISIS SWOT. Waktu : 2 (dua) kali tatap muka pelatihan (selama 200. : Membangun pemahaman dan skill praja mengenai. Teknik Analisis SWOT

Gambar 3 Lokasi penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

Transkripsi:

31 BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lanskap wisata TNB, Sulawesi Utara tepatnya di Pulau Bunaken, yang terletak di utara Pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau ini merupakan bagian dari Kota Manado, ibu kota Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini kurang lebih adalah 5 bulan, dari bulan Januari 2011 sampai dengan Mei 2011. Sumber: Google map (2010) Gambar 3 Lokasi penelitian Adapun zona-zona lanskap di Pulau Bunaken yang dilibatkan dalam penelitian untuk an lanskap wisata bahari di antaranya zona rimba, zona pemanfaatan pariwisata, zona pemanfaatan umum, zona tradisional, dan zona khusus daratan. 3.2. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan inventarisasi adalah kamera digital. Adapun bahan berupa data biofisik, data ekologi, dan data sosial serta bahan lainnya berupa catatan dan kuesioner. Pada saat pengolahan data, alat dan

32 bahan yang digunakan adalah alat tulis dan hasil studi pustaka yang berhubungan dengan penelitian, dan analisis data menggunakan software Auto Cad 2007, Adobe Photoshop CS, Corel Draw X3, Microsoft Word 2007, dan Microsoft Excel 2007. 3.3. Batasan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan batasan meliputi potensi-potensi sumber daya lanskap yang dimiliki TNB dan kendala dalam an lanskap wisata dianalisis dengan analisis daya dukung ekologis, kesesuaian wisata, kenyamanan pengunjung TNB, pengkajian kuesioner terhadap pengunjung, masyarakat, dan wawancara dengan pihak, serta analisis faktor internal dan eksternal dalam an lanskap wisata dengan SWOT. 3.4. Tahapan dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mencapai hasil akhir berupa rekomendasi an lanskap wisata bahari TNB menjadi an berbasis ekologi. Adapun metode yang digunakan adalah deskriptif (kuesioner, wawancara, dan survai lapangan) dan kuantitatif. Tahapan penelitian dilakukan sesuai dengan kerangka pikir, yaitu persiapan, inventarisasi, analisis, dan sintesis berupa penyusunan rekomendasi an lanskap wisata bahari TNB berbasis ekologi. 3.4.1. Persiapan Pada tahapan ini dilakukan persiapan berupa perijinan di lokasi dan pencarian informasi umum tentang kondisi eksisting di lokasi penelitian, serta mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 3.4.2. Inventarisasi Inventarisasi merupakan tahap pengambilan data. Data biofisik dan ekologi yang dikumpulkan digunakan untuk melihat potensi sumberdaya yang dimiliki TNB. Data sosial mencakup di dalamnya data mengenai kondisi sumber daya masyarakat, serta karakteristik dan persepsi pengunjung, masyarakat, dan

33. Data ekonomi mencakup keadaan ekonomi lanskap wisata TNB saat ini yang dilihat dari jumlah pengunjung. Data mengenai keadaan potensi wisata serta an lanskap wisata saat ini. Berikut data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 1. Tabel 1 Data yang dibutuhkan untuk penelitian Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan 1. Aspek Ekologi Kondisi Umum Kondisi biofisik dan ekologi Letak dan batas wilayah koordinat Luas area m 2 Vegetasi spesies Observasi/ Satwa spesies Observasi/ Topografi - Observasi/ Iklim - BMG Curah hujan mm/hr BMG Mengetahui kapasitas lahan Mengetahui kondisis dan potensi lanskap Temperatur 0 C BMG Kelembaban relatif %RH BMG Tanah - Observasi/ Hidrologi BMG Sumber air - Observasi/ Pola aliran - Observasi/ Visual - Observasi lapang 2. Aspek Sosial dan Ekonomi Karakteristik pengunjung Asal luar/dlm daerah Wawancara/ Kuesioner Usia tahun Wawancara/ Kuesioner Mengetahui pengunjung karakter Persepsi dan preferensi pe- Jenis kelamin L/P Wawancara/ Kuesioner Jenis kelamin dan L/P dan Wawancara/ umur tahun Kuesioner Mengetahui persepsi

34 Lanjutan Tabel 1 ngunjung Ekonomi Jumlah Pengunjung Orang Observasi/ Pengelola 3. Aspek an Mengetahui demand besar Pengelolaan Fasilitas, sarana, prasarana yang ada Pengamatan Pelayanan yang sudah dilakukan Harga yang sudah diberlakukan Program wisata yang sudah berjalan - - Rupiah Mengetahui kondisi an yang sudah berjalan - Metode pengumpulan data meliputi survai lapang, wawancara dengan pengunjung, masyarakat, maupun TNB, penyebaran kuesioner kepada pengunjung dan masyarakat, dan studi pustaka. 3.4.3. Pengolahan Data dan Analisis Tahap ini merupakan tahap dimana dilakukan pengolahan dan penyusunan data yang telah terkumpul dari hasil inventarisasi untuk memperoleh informasi tentang: a. deskripsi kondisi biofisik dan ekologi di lokasi penelitian, b. deskripsi kondisi sosial dan ekonomi di lokasi penelitian, dan c. deskripsi kegiatan an yang sedang berjalan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui potensi dan kendala yang ada di dalam lanskap wisata. Analisis yang dilakukan antara lain: a. analisis kesesuaian wisata untuk wisata bahari, b. analisis daya dukung ekologis, c. analisis kenyamanan pengunjung wisata, dan d. analisis faktor internal dan eksternal dalam an lanskap wisata bahari TNB dengan matriks SWOT, analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).

35 3.4.3.1. Analisis Kesesuaian Wisata Analisis kesesuaian yang dilakukan dalam penelitian ini difokuskan untuk peruntukkan lanskap wisata bahari (jenis kegiatan selam, snorkling, berenang, mendayung, jet ski, dan perahu layar). Tahapan proses analisis kesesuaian lahan TNB untuk kegiatan wisata bahari dilakukan dengan teknik yang dikemukakan oleh Hardjowigeno dan Widiatmaka (2001) meliputi : a. penetapan persyaratan (parameter dan kriteria), pembobotan dan skoring, Wisata bahari meliputi jenis kegiatan selam, snorkling, berenang, berperahu, dan olahraga air (jet ski dan banana boat). Kesesuaian wisata bahari kategori wisata selam mempertimbangkan enam parameter dengan tiga klasifikasi penilaian. Parameter tersebut antara lain kecerahan perairan, tutupan komunitas karang, jenis life form, jenis ikan karang, kecepatan arus, dan kedalaman terumbu karang. Selanjutnya penetapan kriteria, bobot, dan skor dari masing masing parameter dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2. b. penghitungan nilai peruntukan lanskap, Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumber daya dan lingkungan yang sesuai dengan obyek wisata yang akan dikembangkan. Rumus yang digunakan untuk menentukan kesesuaian wisata adalah Yulianda (2007) : IKW = [Ni/ N maks ] x 100 % Dimana : IKW : Indeks Kesesuaian Wisata Ni : Nilai Parameter ke I (Bobot x Skor) N maks : Nilai maksimum dari suatu kategori wisata c. pembagian kelas kesesuaian wisata dan nilainya, Kelas kesesuaian wisata terdiri dari empat kelas yaitu : sangat sesuai (S1), sesuai (S2), sesuai bersyarat (S3), dan tidak sesuai (N) di antaranya : 1. kelas S1 dengan nilai 83 100 % menunjukkan bahwa tidak ada faktor yang menjadi pembatas bagi kesesuaian lanskap untuk dijadikan sebagai lanskap wisata, 2. kelas S2 dengan nilai 50 - < 83 % terdapat beberapa faktor sedikit berpengaruh dan menjadi faktor pembatas bagi kesesuaian lanskap untuk dijadikan sebagai lanskap wisata,

36 3. kelas S3 dengan nilai 17 - < 50 % menunjukkan beberapa faktor yang berpengaruh nyata dan menghambat kesesuaian lanskap untuk dijadikan sebagai lanskap wisata sehingga diperlukan upaya dalam pemulihan kondisi faktor tersebut, dan 4. kelas N dengan nilai < 17 % menunjukkan adanya faktor faktor yang menjadi pembatas tetap sehingga menghambat kesesuaian lanskap yang disediakan untuk dijadikan lanskap wisata. d. memadankan (membandingkan) nilai lanskap dengan nilai masing masing kelas lanskap. Dengan cara ini kelas kesesuaian lanskap untuk penggunaan tertentu dapat diperoleh hasilnya, dan e. pemetaan kelas kesesuaian wisata. 3.4.3.2. Analisis Daya Dukung Analisis daya dukung yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis daya dukung ekologis. Analisis daya dukung ekologis digunakan untuk merencanakan pemanfaatan potensi sumber daya bahari meliputi pesisir dan pantai secara lestari. Penentuan daya dukung ekologis ini perlu dilakukan karena sumber daya wisata bahari bersifat mudah rusak dan ruang untuk pengunjung sangat terbatas. Berdasarkan Yulianda (2007), penghitungan daya dukung ekologis wisata bahari dilakukan menggunakan rumus : DDK = K x Lp x Wt Lt Wp Keterangan : DDK = Daya dukung ekologis K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area Lp = Luas atau panjang area yang dapat dimanfaatkan Lt = Unit area untuk kategori tertentu Wt = Waktu yang disediakan lanskap untuk kegiatan wisata dalam 1 hari Wp = Waktu yang dihabiskan pengunjung untuk kegiatan tertentu Daya dukung ekologis adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di lanskap yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Daya dukung ekologis

37 disesuaikan dengan karakteristik sumberdaya dan peruntukkan seperti daya dukung wisata selam ditentukan oleh sebaran dan kondisi terumbu karang. Kebutuhan manusia akan ruang diasumsikan dengan keperluan ruang horizontal untuk dapat bergerak bebas dan tidak merasa terganggu oleh keberadaan pengunjung lainnya. Khusus untuk wisata selam dan snorkling yang memanfaatkan luas terumbu karang yang dipertimbangkan oleh kondisi komunitas karang. Persen tutupan karang menggambarkan kondisi dan daya dukung karang. Jika kondisi komunitas karang yang hidup dengan tutupan sekian persen maka luas area selam di terumbu karang yang dapat dimanfaatkan adalah sekian persen dari luas seluruh hamparan karang yang ada. Potensi ekologis pengunjung ditentukan oleh kondisi sumber daya dan jenis kegiatan yang dilakukan. Luas suatu area yang dapat digunakan oleh pengunjung ditentukan dengan mempertimbangkan kemampuan alam dalam memberi toleransi kepada pengunjung sehingga keaslian sumber daya alam akan tetap terjaga. Potensi ekologis pengunjung dan luas area kegiatan disajikan pada Lampiran 3. Waktu kegiatan pengunjung (Wp) dihitung berdasarkan lamanya waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata. Waktu pengunjung diperhitungkan dengan mempertimbangkan waktu yang disediakan untuk lanskap wisata (Wt). Waktu lanskap wisata adalah lama waktu areal dibuka dalam satu hari, dan rata rata waktu kerja sekitar 10 jam (07.00 17.00). Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata yang disajikan pada Lampiran 4. 3.4.3.3. Analisis Kenyamanan Pengunjung Wisata Analisis mengenai kenyamanan pengunjung berhubungan dengan persepsi pengunjung yang digunakan untuk mengetahui tingkat keindahan dan kenyamanan objek wisata bahari TNB. Tingkat keindahan dan kenyamanan menurut Yulianda (2007) dibagi atas keindahan dan kenyamanan alam lanskap wisata. Penilaian terhadap keindahan lanskap dilakukan dengan membuat kuesioner yang ditujukan kepada pengunjung. Keindahan yang dinilai adalah

38 keindahan alami, tidak termasuk buatan manusia. Secara kuantitatif dapat dihitung dengan rumus (Yulianda, 2007) : Ka = ERs x 100 % ERo Keterangan = ERs : Jumlah responden yang mengatakan indah Ero : Jumlah seluruh responden Ka : Nilai Keindahan alam (%) Kriteria/nilai keindahan alam : Ka 75 % : Indah (3) 40 % Ka 75 % : Cukup indah (2) Ka < 40 % : Tidak indah (1) Kenyamanan lanskap merupakan nilai yang diberikan oleh pengunjung terhadap rasa kelapangan, ketentraman, dan keamanan. Nilai kenyamanan dilakukan dengan membuat kuesioner yang ditujukan kepada pengunjung. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus (Yulianda, 2007) : Na = ERs x 100 % ERo Keterangan = Ers : Jumlah responden yang menyatakan nyaman Ero : Jumlah seluruh respoden Na : Nilai kenyamanan alam (%) Kriteria/nilai kenyamanan : Na 75 % : Nyaman (3) 40 % Na 75 % : Cukup nyaman (2) Na < 40 % : Tidak nyaman (1) 3.4.3.4. Analisis Faktor Internal dan Eksternal Identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi an lanskap wisata baharí TNB. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Matriks SWOT digunakan untuk membandingkan faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman, sedangkan faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan (Rangkuti, 2006). Berikut merupakan Diagram Analisis SWOT :

39 Peluang Kuadran 3: Strategi turn - around Kuadran 1: Strategi agresif Kelemahan Kekuatan Kuadran 4: Strategi defensif Kuadran 2: Strategi diversifikasi Ancaman Gambar 4 Diagram analisis SWOT Kuadran 1 (Strenghts-Opportunities): Ini merupakan situasi yang menguntungkan. Lanskap wisata TNB memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif, Kuadran 2 (Strenghts-Threats): Meskipun menghadapi berbagai ancaman, Lanskap wisata TNB masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar), Kuadran 3 (Weaknesses-Opportunities): Lanskap wisata TNB menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi ini yaitu meminimalkan masalah internal sehingga dapat merebut pasar yang lebih baik (turn around), dan Kuadran 4 (Weaknesses-Threats): Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, lanskap wisata TNB tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Fokus strategi yaitu melakukan tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar (defensive) (Rangkuti, 2006). Dalam analisis ini, dilakukan perbandingan antara faktor-faktor strategis internal maupun eksternal untuk memperoleh strategi terhadap masing-masing

40 faktor tersebut, kemudian dilakukan skoring. Berdasarkan hasil yang diperoleh kemudian ditentukan fokus rekomendasi strategi. 3.4.4. Sintesis Melalui hasil analisis, maka disusun sintesis yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan meminimalisir kendala. Sintesis yang dilakukan merupakan strategi penyusunan program an yang akan ditawarkan pada lanskap wisata bahari TNB yang berbasis ekologi menggunakan matriks SWOT. Matriks SWOT merupakan suatu alat yang digunakan untuk menghasilkan empat golongan alternatif strategi yang dapat diterapkan bagi kelangsungan suatu kegiatan, dapat dilihat pada Tabel 2. Setelah menggunakan matriks tersebut akan diperoleh strategi an berbasis ekologi. Tabel 2 Matriks SWOT Eksternal Internal Opportunities Threats Strenghts Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada Weaknesses Mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada Berdasarkan matriks SWOT di atas maka diperoleh empat langkah strategi yaitu sebagai berikut : 1. strategi SO (Strenghts-Opportunities), strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya, strategi SO menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal, 2. strategi ST (Strenghts-Threats), strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman, strategi ST menggunakan kekuatan internal untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal, 3. strategi WO (Weaknesses-Opportunities), strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada, strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal, dan

41 4. strategi WT (Weaknesses-Threats), strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman, strategi WT bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari ancaman eksternal.