PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HERBARIUM PADA SISWA MADRASAH ALIYAH KOTA TERNATE

dokumen-dokumen yang mirip
SUATU MODEL PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SLIDE CULTURE UNTUK PENGAMATAN STRUKTUR MIKROSKOPIS KAPANG PADA MATAKULIAH MYCOLOGI

Vol.09/No.01/Januari 2017 ISSN:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI POKOK PLANTAE UNTUK SMA. Oleh

PEMBUATAN HERBARIUM TUMBUHAN PAKU PADA MATA KULIAH TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH. Oleh: Desti Indriyanti.

PENGEMBANGAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA TEMA LINGKUNGAN KELAS II SD NEGERI 02 MEDAYU KABUPATEN PEMALANG

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU

Analisis Kualitas Media Pembelajaran Insektarium dan Herbarium untuk Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

Nurhikma Ramadhana Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Sulawesi Barat

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi (ISBN: ), Juni 2018

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 PELAJARAN IPA MATERI ENERGI LISTRIK KELAS VI DI SD SKRIPSI OLEH : FATWA SUCI KARUNIA

ANALISIS KEMAMPUAN KINERJA SISWA DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU GIZI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

PENGEMBANGAN TRAINER INTEGRASI PEMBANGKIT LISTRIK SKALA PIKO. M. Rodhi Faiz, Dedi Tri Laksono

PENGARUH MEDIA GAMBAR DALAM MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI DAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PEMANFAATAN MEDIA LCD PROYEKTOR TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALU

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

PENERAPAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN MEDIA PERMAINAN HUNTING TREASURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI

BAB V PENUTUP. pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Media CD interaktif berpengaruh signifikan positif terhadap minat belajar

EFEKTIVITAS HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI INVERTEBRATA UNTUK SMA/MA JURNAL EMI YULIA NIM

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMK KELAS X

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA MODEL PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK SMK PERKEBUNAN BERTEMAKAN KOPI DAN KAKAO. Randi Pratama Murtikusuma 6

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.P.d) Pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH:

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 Sarolangun masih belum memenuhi standar yang telah 1 XI IPA 1 65,24

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI MODEL ATOM HIDROGEN MATA KULIAH FISIKA ATOM DAN INTI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAPAN KOORDINAT PADA MATERI VEKTOR KELAS XI SMK

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI BERBASIS MOVIE MAKER PADA MATERI VIRUS UNTUK KELAS X DI MAN KINALI PASAMAN BARAT

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi.

Pengembangan Handout Berbasis Kontekstual pada Materi Faktorfaktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi untuk SMA/MA Kelas XI IPA

Abstrak. Kata kunci : aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LABORATORIUM VIRTUAL PADA MATERI UJI ZAT MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA KELAS X SMAN KESAMBEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PREZI UNTUK MATERI SISTEM KOLOID KELAS XI SMAN 11KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH

Safrina Yulistiani 1 Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan dari penelitian tentang pengembangan media chart tiga

Pengembangan E-Module Kimia SMA Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK EKOSISTEM KELAS X SMA NEGERI 1 TAMBUSAI

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMK

BAB III METODE PENELITIAN

RAHMI Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau Kepulauan

BAB V PENUTUP. Penggunaan media pembelajaran pada materi Fikih kelas XI di MAN 5

KEMAMPUAN GURU MATA PELAJARAN IPA DALAM PEMBUATAN SOAL ULANGAN DI SMP NEGERI 5 PURWODADI

Pengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

Alumni Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi 2,3)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah dan kelas merupakan tempat menghimpun siswa dan secara

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI OPTIMALISASI LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 KLATEN

T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION DIDUKUNG MEDIA KONKRIT TERHADAP KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN PADA

ABSTRAK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan,

PENGEMBANGAN LKS BIOLOGI BERBASIS KONTEKSTUAL DILENGKAPI DENGAN MIND MAP PADA MATERI ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA UNTUK SISWA SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN 5 CILAWU KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN

ANALISIS PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG ARTIKEL. Oleh :

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI KARTUN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI USAHA DAN ENERGI KELAS XI SMAN 3 MALANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA POKOK BAHASAN ATURAN PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA UNTUK SMA KELAS X DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING

Pengaruh Media Animasi pada Kompetensi Sistem Bahan Bakar Motor Bensin Terhadap Pemahaman Siswa

PENERAPAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 1 BANGGAI

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN SERIOUS GAME MATA PELAJARAN KIMIA. Agung Panji Sasmito, Heru Wahyu Herwanto

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB PADA MATAKULIAH PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK. Heru Wahyu Herwanto, Ruth Ema Febrita

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA MA. Yenita Endriska

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya lebih memperhatikan komponen-komponen pengajaran seperti. sarana dan prasarana pengajaran serta evaluasi pengajaran.

PENGGUNAAN MEDIA KEPING BERMUATAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Maahas Pada Materi Gaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantu Media Video

PENGARUH SUMBER BELAJAR BERBASIS LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X

BAB V PENUTUP. dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: menggunakan alat peraga torso pada siklus I diperoleh rata-rata

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Kata kunci: bahan ajar berbasis masalah, PCK, kemampuan pemecahan masalah

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBAGIAN BILANGAN CACAH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL DI KELAS II SD NEGERI 2 KOTA BANDA ACEH

146 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo. Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan ini dapat disimpulkan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE GENERATIVE LEARNING DI SD NEGERI 10 TALANG SOLOK

PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU FISIKA DI KELAS IX SMP N 16 KOTA JAMBI. Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MEDIA PERMAINAN MONOPOLI PADA SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. 1 Dalam kegiatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4 2

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HERBARIUM PADA SISWA MADRASAH ALIYAH KOTA TERNATE Ilham Majid (1) dansunarti Mulaicin (2) (1) Staf Dosen Prodi Pendidikan Biologi FKIP Unkhair (2) Alumni Prodi Pendidikan Biologi FKIP Unkhair E-mail: ilham_majid@yahoo.com ABSTRAK Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar.pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru, fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran.herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu dan biasanya dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan yang diawetkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produk desain media pada konsep tumbuhan paku, apakah dapat diterima (layak) dan dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Penelitian ini bersifat pengembangan dengan desain validasi produk, yang menggunakan 10 orang guru dari lima Madrasah Aliyah (MA) sebagai validator produk dan 10 orang dosen pendidikan biologi Unkhair sebagai validator ahli, yang berlangsung pada bulan Agustus sampai Desember 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk desain media dinyatakan valid dan layak digunakan berdasarkan hasil validasi oleh validator ahli (dosen) rata-rata 76.32 dan validator produk (guru) rata-rata 85.00, di lima MA di Kota Ternate yaitu, MA Negeri Model, MA Alkhairat, MA Ulul Albaab, MA Sasa, dan MA Pengembangan Bula. Kata kunci :Pengembangan, media pembelajaran, herbarium, tumbuhan paku Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru, fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar (Ardiani, 2008). Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar peserta didik dapat belajar. Menurut (Ahmadi dan Unbiyati, 2001), mendidik adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa berpikir dan mengembangkan potensi dirinya dan membantu peserta didik supaya cukup cakap menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri. Menurut Sardiman (2006), proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai subjek pokoknya. Dalam proses interaksi antara siswa dengan guru dibutuhkan komponen-komponen pendukung (ciri-ciri interaksi edukatif) yaitu; (1) Interaksi belajar mengajar memiliki tujuan untuk membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu. 192

Interaksi belajar mengajar sadar tujuan, dengan menempatkan siswa sebagai pusat perhatian siswa mempunyai tujuan; (2) Ada tujuan suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai yang telah dilaksanakan; (3) Interaksi belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi khusus. Materi didesain sehingga dapat mencapai tujuan dan dipersiapkan sebelum berlangsungnya interaksi belajar mengajar; (4) Interaksi belajar mengajar ditandai dengan adanya aktivitas siswa. Siswa sebagai pusat pembelajaran, maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar; (5) Dalam interaksi belajar mengajar guru berperan sebagai pembimbing. Guru memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi dan sebagai mediator dan proses belajar mengajar; (6) Komponen-komponen tersebut dalam berlangsungnya proses belajar mengajar tidak dapat dipisah-pisahkan. Motivasi dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran yang dapat dilihat dari segi fungsi dan nilainya. Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai. Motivasi dapat mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku (Hamalik, 1994). Menurut Sardiman (2006), motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar dan faktor dari dalam. Salah satu faktor luar yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah peranan media pembelajaran. Selanjutnya menurut Djamarah dan Zain (1995), dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Herbarium berasal dari kata hortus dan botanicus, artinya kebun botani yang di keringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi. Istilah herbarium lebih dikenal untuk pengawetan tumbuhan. Herbarium adalah material tumbuhan yang telah diawetkan (spesimen herbarium). Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu. Herbarium biasanya dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan yang diawetkan, baik data taksonomi, morfologi, ekologi, maupun geografinya. Selain itu, dalam herbarium juga memuat waktu dan nama pengkoleksi. Herbarium merupakan salah satu sumber pembelajaran yang penting dalam ilmu biologi tumbuhan. Salah satu koleksi kering yang dibuat berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dan memiliki kriteria-kriteria tersendiri. Tumbuhan paku (Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu divisi tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Kelompok tumbuhan ini masih menggunakan spora sebagai alat perkembangbiakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000 jenis, dan diperkirakan 3000 diantaranya tumbuh di Indonesia. Media pembelajaran yang dikembangkan adalah media herbarium pada konsep tumbuhan paku. Kelayakan produk media akan dilakukan penilaian oleh validator produk yang terdiri dari 10 orang guru Madrasah Aliyah se-kota Ternate dan validator ahli, yang terdiri dari 10 orang dosen Pendidikan Biologi Unkhair. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui produk desain media pada konsep tumbuhan paku, apakah dapat diterima (layak) dan dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran ataukah tidak. 193

METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat pengembangan, yakni bentuk penelitian yang memuat butirbutir model pengembangan, prosedur pengembangan, dan uji coba produk (PPKI, 2000). Penelitian dilaksanakan pada lima Madrasah Aliyah (Negeri maupun Swasta) di Kota Ternate pada Agustus-Desember 2012. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari sampel untuk validitas produk (guru biologi MA) khususnya yang mengajar di kelas X MA berjumlah dua orang (masing-masing sekolah) di lima Madrasah Aliyah se-kota Ternate, yakni MA Negeri Model, MA Alkhairat, MA Ulul Albaab, MA Sasa, dan MA Pengembangan Bula. Selain itu, digunakan juga validator ahli terdiri dari 10 orang dosen pendidikan biologi FKIP Unkhair. ANALISA DATA Analisis data dilakukan setelah pengumpulan data dengan mengujicobakan media dan meminta tanggapan dari guru-guru, dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: Menghitung prosentasi data dengan menggunakan formulasi rumus sebagai berikut: x P = x 100% xi Keterangan: P : Prosentasi Σx : Jumlah jawaban penilaian Σxi : Jumlah jawaban tertinggi Setelah nilai prosentasi diperoleh, maka ditafsirkan dalam kalimat dengan kriteria sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2002) seperti berikut. Tabel 1. Kriteria nilai persentase Presentasi Kriteria Validasi 76-100 Valid 56-75 Cukup Valid 40-55 Kurang valid ( revisi) 0-39 Tidak valid (revisi) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian tentang pengembangan media pada konsep tumbuhan paku di 5 Madrasah Aliyah Kota Ternate, dipaparkan sebagai berikut: Hasil validasi guru mengenai media Hasil validasi guru mengenai media yang terdiri dari 10 orang guru (validator produk) yang berasal dari lima Madrasah Aliyah se-kota Ternate, dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. 194

Tabel 2. Hasil analisis validasi guru terhadap media Aspek yang dinilai Kriteria Pilihan Jawaban Prosentase Ket Item 4 3 2 1 Rata-rata (%) 1. Bentuk media a. Warna media 3 12 15 3-83.33 Valid b. Ukuran reprensentatif c. Gambar representatif 2. Penggunaan media 3. Kualitas desain media a. Mudah dibawa/simpan 3 12 14 4-81.67 Valid b. Mudah digunakan c. Durasi waktu a. Pesan media 3 13 16 1-85.00 Valid b. Kejelasan media c. Relevan media dengan materi 4. Tata ruang dan a. Tata tulis sesuai kaidah 3 21 9 - - 92.50 Valid bahasa pada b. Bahasa sesuai kaidah media c. Tata letak Jumlah 12 85.62 Valid Sumber: Hasil penelitian 2012 Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa hasil validasi pengembangan media oleh 10 responden sebagai validator produk, secara umum valid berdasarkan uraian: kriteria 1 (bentuk media) dengan prosentasi 83,33%, kriteria 2 (penggunaan media) dengan jumlah prosentasi rata-rata 81,67%, kriteria 3 (kualitas desain media) dengan prosentasi rata-rata 85,00%, dan kriteria 4 (tata ruang dan bahasa pada media) dengan prosentasi rata-rata 92,50%. Prosentasi rata-rata dari ke-4 kriteria adalah 85,00%. Hasil validasi dosen mengenai media Hasil validasi dosen mengenai media, terdiri dari 10 orang dosen Pendidikan Biologi FKIP (validator ahli) dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa hasil validasi pengembangan media oleh 10 orang responden sebagai validator ahli, secara umum valid berdasarkan uraian: kriteria 1 (tata tulis dan bahasa media) dengan prosentase 73,75%, kriteria 2 (kualitas desain media) dengan jumlah prosentase rata-rata 80,00%, kriteria 3 (pesan media) dengan prosentase rata-rata 75,83%, kriteria 4 (bentuk media) dengan prosentase rata-rata 80,00%, kriteria 5 (pada media terdapat kejelasan petunjuk) dengan prosentase rata-rata75,00%, dan kriteria 6 (sumber dan daftar pustaka dalam media up-to date) dengan prosentase rata-rata 73,33%. Prosentase rata-rata dari ke-6 kriteria adalah 76,32%. 195

Tabel 3. Hasil analisis validasi dosen terhadap media Aspek yang dinilai Kriteria Item 1. Tata tulis dan bahasa pada media 2. Kualitas desain media a. Tata tulis sesuai kaidah b. Bahasa sesuai kaidah dengan materi 3. Penggunaan media a. Mudah dibawa/ simpan Pilihan Jawaban Prosentase Ket 4 3 2 1 Rata-rata (%) 2 3 14 2 1 73.75 Cukup Valid a. Pesan media 3 13 12 3 2 80.00 Valid b. Kejelasan media c. Relevan media 3 8 15 7-75.83 Valid b. Mudah digunakan/ sederhana c. Durasi waktu 4. Bentuk media a. Warna media 3 13 12 3 2 80.00 Valid b. Ukuran reprensentatif c. Gambar/bahan media representative 5. Pada media terdapat kejelasan petunjuk 1 3 4 3-75.00 Cukup Valid 6. Sumber dan daftar pustaka dalam media 1-5 2 3 73.33 Cukup Valid up-to date Jumlah 13 76.32 Valid Sumber: Hasil penelitian 2012 PEMBAHASAN Hasil validasi dosen dan guru terhadap media pada konsep tumbuhan paku dapat dibahas sebagai berikut: Hasil validasi guru terhadap media Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa hasil validasi guru dijabarkan sebagai berikut; prosentase rata-rata untuk aspek 1 (bentuk media) dengan prosentase 83,33%, kriteria 2 (pengguanan media) dengan jumlah prosentase rata-rata 81,67%, kriteria 3 (kualitas desain media) dengan prosentase rata-rata 85,00%, sedangkan pada kriteria 4 (tata ruang dan bahasa pada media) dengan prosentase rata-rata 92,50%. Jadi rata-rata prosentasi dari ke-4 kriteria adalah 85,00%. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa guru pada lima MA yang terdiri dari MA Negeri Model, MA Alkhairat, MA Ulul Albaab, MA Sasa, dan MA Pengembangan Bula memberikan penilaian atau validasi kelayakan media pembelajaran herbarium valid dan layak digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut Suherlan (2000) dalam Riyana (2004), pembelajaran pada hakikatnya merupakan komunikasi yang transaksional, bersifat timbal balik antara guru dan siswa, maupun antara siswa dengan siswa, dan lingkungan belajar dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru dapat menggunakan media pembelajaran guna menarik minat siswa terhadap materi pembelajaran yang disajikan, untuk meningkatkan pemahaman anak didik terhadap materi yang disajikan, serta untuk menyajikan data yang kuat dan terpercaya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rossi dan Breidle (1996) dalam Sanjaya (2006), media pembelajaran merupakan seluruh alat dan 196

bahan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Lebih lanjut Gerlach dan Ely (1980) dalam Sanjaya (2006), media pembelajaran dapat berupa orang, bahan peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Hasil validasi dosen terhadap media Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa hasil validasi dosen terhadap media oleh 10 responden sebagai validator, secara umum valid berdasarkan uraian: kriteria 1 (tata tulis dan bahasa media) dengan prosentase 73,75%, kriteria 2 (kualitas desain media) dengan jumlah prosentase 80,00%, kriteria 3 (penggunaan media) dengan prosentase ratarata 75,83%, kriteria 4 (bentuk media) dengan prosentase 80,00%, kriteria 5 (pada media terdapat kejelasan petunjuk) dengan prosentase 75,00%, dan kriteria 6 (sumber dan daftar pustaka dalam media up to date) dengan presentase 73,33%. Prosentase rata-rata dari ke-6 kriteria adalah 76,32%. Dari hasil validasi produk media herbarium ini dinyatakan valid dan layak digunakan dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran biologi pada konsep tumbuhan paku. Media ini dikembangkan untuk dapat menciptakan suasana belajar yang efektif bagi siswa yang lambat, tetapi juga dapat memacu efektifitas belajar bagi siswa yang lebih cepat. Hal ini dikarenakan herbarium dapat dijadikan sebagai bahan peraga pelajaran botani dan sebagai pelengkap bahan praktikum yang bisa langsung dibawa ke dalam kelas atau ruangan (konstruktivis). Sasaran pengunaan media adalah agar siswa mampu menciptakan sesuatu yang baru, dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna, dengan demikian siswa mudah mengerti dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dengan adanya pengembangan media pembelajaran, dapat membantu guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi, dan siswa dapat memahami pelajaran lebih efektif. Respon oleh validasi ahli (dosen) terhadap media sangat baik, karena media herbarium mudah dibuat oleh guru dengan bentuk yang sederhana, serta mudah dibawa atau dipindahkan. Selain itu, pada media juga terdapat penjelasan singkat mengenai deskripsi singkat, habitat, dan morfologi sehingga memudahkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Sebagaimana yang disampaikan oleh Sadiman (1984), media merupakan alat yang memungkinkan anak mudah untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah dan dapat mengingatnya dalam waktu yang lama dibandingkan penyampaian materi pelajaran dengan ceramah tanpa alat bantu. Penelitian ini menghasilkan produk pengembangan media pembelajaran (herbarium) yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran di tingkat SMA/MA sederajat pada konsep tumbuhan paku. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa produk desain media pembelajaran herbarium dinyatakan valid dan layak digunakan berdasarkan hasil validasi oleh validator ahli (dosen) rata-rata 76.32% dan validator produk (guru) rata-rata 85.62%, di lima MA se-kota Ternate (MA Negeri Model, MA Alkhairat, MA Ulul Albaab, MA Sasa, dan MA Pengembangan Bula). DAFTAR PUSTAKA Ahmad, F. 2008. Upaya Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Persamaan Kuadrat Dengan Pendekatan Problem Solving. (Skripsi tidak dipublikasikan). Ahmadi dan Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta. Semarang. 197

Anshori, M., dan Martono, D. 2009.Biologi, Studi dan Pengajaran (Buku Sekolah Elektronik). Pusat Perbukuan DEPDIKNAS. Jakarta. Ardiani. 2008. Pemanfaatan media pembelajaran. (Online) diakses 17 April 2012 Ariani. 2008. Tumbuhan-Paku-Pterydophyta. (Online) diakses 21 Januari 2012.. 2010. Pterydophyta-Tumbuhan Paku. (Online) di akses 19 April 2012. Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Arsyad. 2003. (Artikel 2008) Proposal Penelitian.http://kammigresikonly.com. (Online) diakses 28 Nopember 2011. BSNP. 2006. Standar Isi. Pusat Kurikulum: Jakarta. Fath. 2009. Pengertian media. (Online) diakses 17 April 2012. Djamarah dan Zain. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Banjarmasin. Gerlac dan Ely. 2008. Proposal penelitian. (Online) diakses tanggal 24 Januari 2012. Hamalik. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara. Bandung. Latuheru, 1998 dalam Hamdani, 2005. Manfaat Media Pembelajaran, (Online) diakses 19 April 2012. Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Bandung. Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Steenis, Van C.G.G.J., Bloembergen, S., dan Eyma, P.J. 1947. Flora, Cetakan ke 12 2008. PT. Percetakan Penebar Swadaya. Jakarta. Suprihanto. 2003.Pengertian Motivasi (Artikel 2009). (Online) diakses 15 Mei 2012. Tim Dosen UM. 2000. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Universitas Negeri Malang. Titin. 2003. Interaksi Edukatif. (Online) diakses 21 April 2012. Umairacumay. 2011. Makalah Herbarium.(Online) diakses 10 Februari 2012. 198