THE EFFECT OF INCREASING CONCENTRATION OF SWEET POTATO STARCH AS A BINDER ON PHYSICAL PROPERTIES OF WET GRANULATION LOZENGES OF GINGER EXTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
THE EFFECT OF SUCROSE, DEKSTROSE, SORBITOL AND XYLITOL AS SWEETENER ON PHYSICAL PROPERTIES OF EXTRACT RED GINGER LOZENGES WET GRANULATION

THE EFFECT OF ASPARTAME AND SUCROSE AS SWEETENER AND DURIAN SEED S STARCH AS A BINDING AGENT IN ETHANOL EXTRACT 95% BETLE LEAF LOZENGES

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

FORMULASI TABLET DISPERSIBEL EKSTRAK KERING DAUN SUKUN DENGAN CROSCARMELLOSE SODIUM SEBAGAI PENGHANCUR SECARA METODE GRANULASI KERING

Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI PATI BIJI ALPUKAT

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI PATI BIJI ALPUKAT

Nety Saptaning Purwantie, Naniek Setiadi Radjab, Ari Widayanti Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

EFFECT OF TRAGACANTH AS BINDING AGENTS TO GINGER (Zingiber officinale Roxb.) lozenges

FORMULASI TABLET HISAP KOMBINASI EKSTRAK TEH HIJAU, PEGAGAN DAN JAHE MERAH DENGAN VARIASI KONSENTRASI NA-SIKLAMAT

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Asam Sitrat Terhadap Sifat Fisik Granul Effervescent Sari Buah Naga (Hylocereus undatus)

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) DENGAN METODE GRANULASI BASAH

FORMULASI TABLET KUNYAH SERBUK JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc) Yetti O.K, Sri Handayani, Surban

FORMULASI TABLET PARASETAMOL KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN EKSIPIEN CO-PROCESSING DARI AMILUM SINGKONG PARTIALLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA ABSTRAK

Pembuatan Tablet Asetosal dengan Metode Granulasi Kering

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

PEMANFAATAN MALTODEKSTRIN DARI PATI SINGKONG SEBAGAI BAHAN PENYALUT LAPIS TIPIS TABLET

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA

FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.)

PENGARUH KADAR ALKOHOL SEBAGAI PELARUT POVIDONE TERHADAP SIFAT FISIK GRANUL DAN TABLET PARASETAMOL EFFERVESCENT

OPTIMASI KOMBINASI SUKROSA-MANITOL SEBAGAI PENGISI DALAM SEDIAAN TABLET HISAP EKSTRAK KENTAL BIJI PINANG (Areca catechu L.) SECARA GRANULASI BASAH

FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata N.) SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN KOMBINASI MANITOL SORBITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah

KATA PENGANTAR. berkat dan rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

PENGARUH UKURAN GRANUL DAN KADAR SOLUTIO GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP MIGRASI VITAMIN B6

OPTIMASI FORMULA TABLET HISAP EKSTRAK RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) MENGGUNAKAN KOMBINASI PVP K-30 DENGAN GELATIN SEBAGAI PENGIKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau

FORMULASI TABLET HISAP NANOPARTIKEL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.) SECARA GRANULASI BASAH

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

Octalya Mutiara, Ari Widayanti, Pramulani Mulya Lestari Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA Jakarta ABSTRACT

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak. kering akar kucing dengan kadar 20% (Phytochemindo), laktosa

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

HENY DWI ARINI FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

Keywords: Dewa Leaves, Lozenges, Simplex Lattice Design

Lampiran 1. Hasil determinasi tumbuhan

LAMPIRAN A HASIL DETERMINASI TANAMAN PISANG AGUNG

TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi. Oleh : HENDRIKUS RIZKI PRATAMA M

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

UJI STABILITAS FISIK DAN ANTISEPTIK TERHADAP TABLET HISAP EKSTRAK KERING DAUN SOSOR BEBEK (Kalanchoe pinnata Pers.)

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus, Murr) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2.

FORMULASI TABLET ANTALGIN DENGAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TUGAS AKHIR

NASKAH PUBLIKASI FORMULASI TABLET KUNYAH ATTAPULGIT DENGAN VARIASI KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT GELATIN MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

(Submitted: 06 Agustus 2017, Accepted: 25 September 2017) Sri Rahayu, Nezar Azhari, Ina Ruslinawati

FORMULASI TABLET EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica Val) DENGAN VARIASI BAHAN PENGIKAT

Keywords: Sodium Lauryl Sulphate, PEG 6000, Sodium Benzoate, Effervescent Tablet.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

terhadap masalah kesehatan melalui pengobatan tradisional sangat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya yaitu menggunakan ramuan-ramuan

Lampiran 1. Gambar Berbagai Jenis Kentang. Kentang Putih. Kentang Kuning. Kentang Merah. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rika Widyapranata, Siti Aisiyah,Yunita Ayuningtyas Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Jl. Let. Jen. Sutoyo, Mojosongo, Surakarta ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

PEMBUATAN TABLET HISAP SUSU KAMBING DENGAN METODE GRANULASI BASAH SKRIPSI NURJANAH

PENGARUH PENGEMPAAN ULANG PADA STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGISI-PENGIKAT TABLET KEMPA LANGSUNG

Sapri, Dedi Setiawan, Rizki Khairunnisa Akademi Farmasi Samarinda ABSTRACT

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI PEG 6000 SEBAGAI PENGIKAT TERHADAP KECEPATAN MELARUT GRANUL EFFREVSCENT EKSTRAK CIPLUKAN (Physsalis angulata L.

Penetapan Kadar Sari

ABSTRAK. Kata kunci : daun sirih hijau, tablet hisap, granulasi basah, gelatin ABSTRACT

PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017 p-issn ; e-issn X

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

UJI AMILUM LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PADA TABLET PARASETAMOL DENGAN METODE GRANULASI BASAH

PENGARUH JENIS PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIKA SEDIAAN SERBUK MASKER WAJAH KULIT BUAH SEMANGKA (CITRULLUS VULGARIS SCHRAD)

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM BIJI DURIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

Optimasi Fast Disintegrating Tablet (FDT) Ranitidin Hidroklorida dengan Menggunakan Metode Simplex Lattice Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk.) DENGAN KOMBINASI LAKTOSA DAN MALTODEKSTRIN SEBAGAI BAHAN PENGISI SKRIPSI

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM GARUT (Maranta arundinaceae Linn) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

SKRIPSI AGUS NUURUL MUZAKKIY

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

Transkripsi:

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI PATI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET HISAP EKSTRAK KENTAL JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc) DENGAN METODE GRANULASI BASAH THE EFFECT OF INCREASING CONCENTRATION OF SWEET POTATO STARCH AS A BINDER ON PHYSICAL PROPERTIES OF WET GRANULATION LOZENGES OF GINGER EXTRACT Septiana Tri Pamungkas, Naniek Setiadi R, dan Ari Widayanti Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA Jakarta ABSTRAK Pati merupakan bagian terbesar dalam ubi jalar dan amilopektin merupakan bagian terbesar dari pati ubi jalar sehingga dapat digunakan sebagai pengikat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan konsentrasi pati ubi jalar dapat mempengaruhi sifat fisik tablet hisap ekstrak kental jahe merah. Penelitian ini diawali dengan pembuatan ekstrak kental jahe merah dengan cara maserasi menggunakan etanol 70%. Ekstrak kental jahe merah yang diperoleh, dibuat menjadi 5 formula tablet hisap dengan kadar ubi jalar yang berbeda yaitu, 5, 10, 15, 20 dan 25% dengan metode granulasi basah. Kemudian dievaluasi sifat fisiknya, meliputi uji organoleptik, keseragaman bobot, kekerasan, keregasan dan keseragaman ukuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsesntrasi pati ubi jalar dari 5% hingga 20% meningkatkan kekerasan dan menurunkan keregasan dari tablet hisap sedangkan pada konsentrasi 25%, menurunkan kekerasan dan meningkatkan keregasan tablet hisap. Kata kunci: pati ubi jalar, tablet hisap, ekstrak kental jahe merah ABSTRACT Starch is the highest contain of sweet potato, and most of it is amylopectin, so it can be used as a tablet binder. This research is aimed at knowing whether increasing concentrations of sweet potato starch can affect the physical properties of ginger extract lozenges. This research was started by maceration 70% ethanol of red ginger, followed making wet granulation method of 5 formulas lozenges with different concentration of sweet potato starch, i.e. 5, 10, 15, 20, and 25%. Then the physical properties of the tablet are evaluated, for organoleptic, weight uniformity, hardness, friability, and size uniformity. The result showed that increasing of sweet potato starch concentration of lozenges, increasing the hardness and decreasing friability, whiles on 25% was decreasing hardness and increasing friability of lozenges. Keywords: sweet potato starch, lozenges, extract red ginger

PENDAHULUAN Salah satu tanaman berkhasiat yang banyak digunakan untuk pengobatan adalah jahe merah ( Zingiber officinale Rosc). Pengembangan jahe di Indonesia sampai saat ini masih memiliki peluang dan prospek yang sangat baik. Saat ini penggunaan jahe selain sebagai bahan penyedap masakan, juga digunakan sebagai obat tradisional, bahan kosmetik, minuman dan makanan (BPOM,20 06). Jahe memiliki beberapa khasiat, diantaranya yaitu antiemetik, antitusif dan ekspektoran, karminatif dan antidispepsia. (BPOM, 2007). Biasanya jahe merah dikonsumsi sebagai minuman penghangat atau jamu dengan cara diseduh air panas. Hal tersebut selain kurang praktis cara penggunaannya juga karena bau dan rasa pedas dari jahe merah yang yang tidak semua konsumen bisa menerimanya, terutama dikalangan anak-anak dan orangorang yang tidak suka minum jamu. Oleh karena itu jahe merah dibuat dalam bentuk sediaan tablet hisap yang diharapkan dapat menutupi rasa dan bau tidak enak dari jahe merah. Tablet hisap adalah bentuk sediaan obat tablet yang diberi penambah rasa untuk diisap (dikulum) dan didiamkan (ditahan) di dalam mulut atau faring. Sediaan ini dapat mengandung vitamin, antibiotik, antiseptik, anastetik lokal, antihistamin, dekongestan (obat hidung tersumbat), kortikosteroid, adstringensia, analgesik, aromatik, demulsen (pereda radang atau iritasi-penyejuk), atau kombinasi ingridien-ingridien tersebut (Siregar, 2010). Bahan-bahan utama untuk membuat produk tablet hisap adalah dasar atau pembawa tablet, pengikat, penambah rasa, pewarna dan lubrikan (Siregar, 2010). Salah satu bahan pengikat yang biasa digunakan dalam pembuatan tablet hisap adalah kelompok pati, salah satunya adalah pati ubi jalar ( Ipomoea batatas L). Pati merupakan bagian terbesar dalam ubi jalar dan amilopektin merupakan bagian terbesar dari pati ubi jalar. Kadar amilosa dalam pati ubi jalar sebesar 16,86-21,58% dan kadar amilopektinnya sebesar 20-28%. (Akhyar, 2009). Sebelumnya telah dilakukan penelitian mengenai penggunaan pati ubi jalar dalam tablet konvensional dan hasilnya yaitu, pati ubi jalar dapat digunakan sebagai bahan pengikat dalam sediaan tablet dengan konsentrasi sebesar 10% (Lutfi, 2009). Berdasarkan ulasan diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh peningkatan konsentrasi pati ubi jalar terhadap sifat fisik tablet hisap ekstrak kental jahe merah. METODOLOGI A. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk jahe merah, Manitol, Sukrosa, Mg. stearat, Aerosil, Nipagin, Nipasol, pati ubi jalar, etanol 70% dan Aquadest. B. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : Mesin pencetak tablet single punch rotary, alat uji keregasan tablet (Friability tester), alat uji kekerasan tablet (Hardness tester), Granul Flow Tester, ayakan bertingkat, botol timbang, tanur, viscometer Brookfield, ph meter, timbangan analitik, oven, jangka sorong, stopwatch, dan alatalat gelas lainnya. C. Tahapan penelitian 1. Penyediaan bahan 2. Pembuatan ekstrak kental jahe merah

Serbuk jahe merah yang digunakan sebanyak 3,0 kg. Serbuk jahe merah dimaserasi dengan etanol 70% selama 3 hari. 3. Pengujian karakteristik ekstrak kental jahe merah Pengujian karakteristik meliputi uji organoleptis, susut pengeringan, kadar abu, ph dan viskositas. 4. Pembuatan pati ubi jalar Ubi jalar yang digunakan sebanyak 3,6 kg. Pati dibuat dengan cara menghaluskan ubi jalar, lalu disaring. Hasil saringan diendapkan selama ± 24 jam. Endapan yang diperoleh dikeringkan di dalam oven pada suhu 50ºC selama ± 24 jam. Lalu diayak dengan ayakan nomor 100. 5. Pengujian karakteristik pati ubi jalar Pengujian karakteristik meliputi uji organoleptis, kadar abu dan kadar air. 6. Formulasi tablet hisap 7. Pembuatan granul Granul dibuat dengan metode granulasi basah. 8. Evaluasi granul Evaluasi granul yang dilakukan meliputi uji distribusi ukuran partikel, waktu alir, sudut diam, kompresibilitas dan susut pengeringan. 9. Pembuatan tablet hisap 10. Evaluasi tablet hisap Evaluasi tablet yang dilakukan meliputi keseragaman bobot, kekerasan, keregasan dan keseragaman ukuran. Bahan Ekstrak Kental Jahe Merah Tabel I. Formula Tablet Formula (%) Fungsi 1 2 3 4 5 6,69 6,69 6,69 6,69 6,69 Zat aktif Nipagin 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 Pengawet Nipasol 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 Pengawet Aerosil 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 Glidan Mg. Stearat 3 3 3 3 3 Lubricant Pati Ubi 5 10 15 20 25 Pengikat Jalar Sukrosa 20 20 20 20 20 Pemanis Manitol ad 100 100 100 100 100 Pengisi HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Karakterisasi Ekstrak Tabel II. Karakteristik Ekstrak No Pemeriksaan Hasil 1. Organoleptis : a. Bentuk b. Aroma c. Rasa d. Warna a. Ekstrak kental b. Khas aromatis c. Pedas d. Coklat muda 2. Susut 15,75% Pengeringan 3. Kadar Abu 0,87% 4. ph 7,26 5. Viskositas 5.483,33 cps Karakterisasi ekstrak kental jahe merah dilakukan untuk menguji karakteristik dan identifikasi dari ekstrak kental jahe merah. Dari hasil uji organoleptis, ekstrak kental yang dihasilkan berwarna coklat muda dengan bau khas aromatis dan rasa pedas. ph yang dihasilkan dari ekstrak kental jahe merah pada suhu 25ºC yaitu, 7,26. Viskositas yang dihasilkan ekstrak kental jahe merah setelah diuji dengan spindle nomor 3 pada kecepatan 2 rpm adalah 5.483,33 cps.

Susut pengeringan yang dihasilkan pada pengujian terhadap ekstrak kental jahe merah sebesar 15,75%. Hal ini menunjukkan bahwa susut pengeringan dari ekstrak kental jahe merah tidak memenuhi syarat karena berada diatas 10,8% (BPOM, 2006). Kadar air yang tinggi dapat memacu tumbuhnya mikroba didalam ekstrak kental sehingga ekstrak tidak lagi menjadi stabil, rusak dan dapat menimbulkan bau tengik. Kadar abu dari ektrak kental jahe merah sebesar 0,87%. Hal ini menunjukkan bahwa kadar abu ekstrak kental jahe merah memenuhi syarat karena kadarnya dibawah 1,03% (BPOM, 2007). Kadar abu menunjukkan oksida-oksida logam atau garam-garam klorida. Kadar abu yang tinggi menunjukkan bahwa zat tersebut mengandung oksida logam yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa zat tersebut mengandung cemaran yang sangat tinggi sehingga kemurnian zat tersebut menjadi rendah. B. Hasil Karakterisasi Pati Ubi Jalar Tabel III. Karakteristik Pati Ubi Jalar No Pemeriksaan Hasil 1. Organoleptis : a. Bentuk b. Aroma c. Rasa d. Warna a. Serbuk halus b. Tidak berbau c. Tidak berasa d. Putih 2. Kadar Air 10,02% 3. Kadar Abu 0,69% Pati ubi jalar yang telah jadi, dilakukan uji karakteristik untuk identifikasi pati ubi jalar. Uji organolpetis menunjukkan bahwa pati ubi jalar yang diperoleh berbentuk serbuk halus berwarna putih, tidak berbau dan tidak berasa. Kadar air yang dihasilkan sebesar 10,02%. Hal ini berarti sesuai dengan persyaratan kadar air pati singkong yang tertera pada Farmakope Indonesia edisi III yaitu tidak lebih dari 15,0%. Kadar abu yang diperoleh sebesar 0,69%. Hal ini berarti tidak sesuai dengan persyaratan kadar abu pati singkong yang tertera pada Farmakope Indonesia edisi III yaitu tidak lebih dari 0,6%. C. Hasil Evaluasi Granul Tabel IV. Hasil Evaluasi Granul Evaluasi F1 F2 F3 F4 F5 Waktu Alir (detik) 7,13 6,92 6,55 6,42 6,55 Sudut Diam (º) 31,91 31,38 29,92 30,57 31,79 ±0,95 ±0,42 ±1,23 ±1,71 ±0,83 Kompresibilitas (%) 2,86 ±0,13 3,95 ±0,06 5,90 ±0,09 6,01 ±0,09 3,07 ±0,08 Susut 2,88 0,72 1,07 1,26 1,39 Pengeringan ±0,07 ±0,06 ±0,09 ±0,05 (%) Evaluasi granul dilakukan untuk mengetahui kualitas dari granul yang terbentuk pada masing-masing formula. Evaluasi yang dilakukan pada masa granul yang telah dibuat meliputi distribusi ukuran partikel, waktu alir, sudut diam, kompresibilitas, kadar air, dan susut pengeringan. Uji distribusi ukuran granul yang dimaksudkan untuk mengetahui ukuran granul dan penyebaran ukuran granul, hal ini perlu diketahui karena dapat mempengaruhi proses pencampuran yaitu partikel-partikel yang lebih besar cenderung memisah dari partikel-partikel yang lebih kecil dan bergerak kebawah sedangkan partikel-partikel kecil akan naik ke atas (Lachman, et al., 1990). Hasil uji distribusi ukuran partikel granul formula tablet hisap dengan kadar pati ubi jalar 5%, 20% dan 25%, granul

banyak tersebar pada ayakan dengan mesh 24 sedangkan untuk granul formula tablet hisap dengan kadar pati 10% dan 15%, granul lebih banyak tersebar padakan ayakan dengan mesh 18. Hasil uji distribusi ukuran partikel dapat dilihat pada gambar di bawah ini. granul formula 1 hingga formula 5 yaitu sebesar 2,86±0,13%, 3,95±0,06%, 5,90±0,09%, 6,01±0,09% dan 3,07±0,08%. Semakin kecil kerapatan bulk yang diperoleh maka akan semakin baik sifat alirnya. Hasil dari pengujian susut pengeringannya sebesar 2,88%, 0,72±0,07%,1,07±0,06%, 1,26±0,09% dan 1,39±0,05%. Hal ini menunjukkan bahwa kadar air dalam granul relatif kecil karena semakin besar kadar air, maka dikhawatirkan dapat terjadi penempelan granul pada punch pada saat pencetakkan. D. Hasil Evaluasi Tablet Tabel V. Hasil Evaluasi Tablet Gambar 1. Grafik Distribusi Ukuran Partikel Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap waktu alir dan sudut diam. Hasil waktu alir yang diperoleh dari formula 1 hingga formula 5 yaitu sebesar 7,13 detik, 6,92 detik, 6,55 detik, 6,42 detik dan 6,55 detik. Hal ini menunjukkan bahwa waktu alir seluruh formula sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan yaitu kurang dari 10 detik (Siregar, 2010). Hasil sudut diam yang diperoleh dari formula 1 hingga formula 5 yaitu sebesar 31,91±0,95º, 31,38±0,42º, 29,92±1,23º, 30,57±1,71º dan 31,79±0,83º. Hal ini menunjukkan bahwa granul seluruh formula sesuai dengan persyaratan yaitu kurang dari 40 (Lachman, et al., 1990). Semakin datar sudut yang dihasilkan, artinya sudut kemiringannya semakin kecil, semakin baik sifat aliran serbuk tersebut. Hasil uji persen indeks kompresibilitas granul setelah dilakukan pengetapan pada 100 ml Evaluasi F1 F2 F3 F4 F5 Putih Putih Putih Putih Putih Warna Kecoklataaaaan Bentuk Bundar Bundar Bundar Bundar Bundar Rasa Pedas Pedas Pedas Pedas Pedas Manis Manis Manis Manis Manis Keseragaman Bobot (mg) 751,44 ±0,79 751,28 ±1,05 753,40 ±0,69 750,92 ±0,64 753,71 ±0,57 Kekerasan (kg/cm 2 ) 6,00 ±0,45 8,37 ±0,33 12,77 ±0,93 12,82 ±0,38 9,39 ±0,44 Keregasan (%) 2,26 ±0,06 2,15 ±0,05 0,84 ±0,06 0,74 1,29 Ketebalan 5,63 5,73 5,74 5,60 5,82 (mm) Diameter (mm) ±0,05 12,02 ±0,03 12,03 12,03 ±0,03 12,06 Evaluasi tablet yang dilakukan pada tablet hisap jahe merah yang telah dibuat meliputi warna, bentuk, rasa, keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan dan keregasan tablet. Tablet hisap yang dihasilkan memiliki warna putih gading, berbentuk bundar dan memiliki rasa pedas. Uji keseragaman bobot tablet dilakukan dengan menguji bobot dari 20 tablet. Hasil keseragaman bobot tablet dari formula 1 hingga formula 5 12,02

yaitu 751,44±0,79 mg, 751,28±1,05 mg, 753,40±0,69 mg, 750,92±0,64 mg dan 753,71±0,57 mg. Hasil pengujian keseragaman bobot tablet dari formula 1 hingga formula 5 memenuhi syarat karena yaitu tidak ada 2 tablet yang mempunyai penyimpangan bobot 5% dari bobot tablet rata-rata dan tidak terdapat satu tablet pun yang mempunyai penyimpangan bobot 10% dari bobot rata-rata. Kekerasan tablet merupakan salah satu parameter untuk tablet hisap. Uji kekerasan tablet dilakukan menggunakan sampel sebanyak 10 tablet. Hasil uji kekerasan tablet yang diperoleh dari formula 1 sampai formula 5 yaitu sebesar 6,00±0,45 kg, 8,37±0,33 kg, 12,77±0,93 kg, 12,82±0,38 kg dan 9,39±0,44 kg. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tablet formula 1, formula 2 dan formula 5 tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi dari pati ubi jalar yang digunakan dapat mempengaruhi daya ikat granul sehingga dapat mempengaruhi kekerasan tablet. Keregasan tablet juga merupakan salah satu parameter dari tablet hisap. Uji keregasan tablet dilakukan menggunakan sampel sebanyak 10 tablet. Hasil uji keregasan tablet yang diperoleh dari formula 1 hingga formula 5 yaitu 2,26±0,06%, 2,15±0,05%, 0,84±0,06%, 0,74% dan 1,29%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa keregasan tablet dari formula 1, formula 2 dan formula 5 tidak memenuhi syarat karena nilainya diatas 1%. Keregasan tablet dilakukan untuk mengetahui kemampuan tablet untuk bertahan dari pengaruh goncangan mekanik selama proses pembuatan, pengepakan dan pengangkutan (Lachman, et al., 1990). Uji keseragaman ukuran tablet dilakukan dengan mengukur diameter dan tebal tablet. Untuk pengujian diameter tablet dari formula 1 hingga formula 5 diperoleh hasil sebesar 12,02 mm, 12,03 mm, 12,03 mm, 12,06 mm dan 12,02 mm sedangkan hasil pengujian tebal tablet diperoleh hasil sebesar 5,63±0,05 mm, 5,73±0,03 mm, 5,74 mm, 5,60±0,03 mm dan 5,82 mm. Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa seluruh formula tablet memenuhi persyaratan keseragaman ukuran yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia edisi III. Selanjutnya dilakukan analisa data terhadap kekerasan dan keregasan dari tablet hisap. Analisa statistik menggunakan anova satu arah dan uji Tukey HSD ( Honestly Significant Differences). Hasil uji normalitas pada kekerasan menghasilkan nilai sig sebesar 0,084 lebih besar dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hasil uji homogenitas dari data kekerasan yaitu menghasilkan nilai sig sebesar 0,051 lebih besar dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa H 0 diterima, berarti data kekerasan memiliki varian yang sama (homogen). Hasil uji analisis varian terhadap data kekerasan menghasilkan nilai sig sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa H 0 ditolak, berarti ada perbedaan bermakna dari kelima formula. Kemudian dilanjutkan uji tukey HSD dan hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antara formula 3 dan formula 4 dan adanya perbedaan nyata antara formula 1, formula 2, formula 3 dan formula 5. Hasil uji normalitas pada keregasan menghasilkan nilai sig sebesar 0,377 lebih besar dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hasil uji homogenitas dari data keregasan yaitu menghasilkan nilai sig sebesar 0,835 lebih besar dari 0,05, hal ini

menunjukkan bahwa H 0 diterima, berarti data keregasan memiliki varian yang sama (homogen). Hasil uji analisis varian terhadap data keregasan menghasilkan nilai sig sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa H 0 ditolak, berarti ada perbedaan bermakna dari kelima formula. Kemudian dilanjutkan uji tukey HSD dan hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antara formula 1 dan formula 2 serta formula 3 dan formula 4 dan adanya perbedaan nyata antara formula 1, formula 3 dan formula 5. Berdasarkan penelitian pengaruh peningkatan konsentrasi pati ubi jalar sebagai bahan pengikat pada tablet hisap ekstrak kental jahe merah, konsentrasi pati ubi jalar 15% dan 20% menghasilkan tablet hisap dengan kekerasan dan keregasan yang memenuhi persyaratan, sedangkan konsentrasi pati ubi jalar 5%, 10% dan 25%, menghasilkan tablet hisap dengan kekerasan dan keregasan yang tidak memenuhi persyaratan. Badan POM. 2007. Acuan Sediaan Herbal. BPOM RI, Jakarta. Hal. 27, 29. Siregar. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Hal. 35, 193-195, 202, 505-523. Ali, Akhyar. 2009. Ubi Jalar pada Pembuatan Mi Kering. Dalam: Jurnal Pertanian. Teknologi dan Industri, Bandung. Febrina, Lutfi. 2009. Potensi Pati Ubi Jalar (Ipomoea batatas L) sebagai Bahan Penghancur dan Pengikat dalam Formula Tablet Acetaminophen. Dalam: Jurnal Teknologi Farmasi. UI, Jakarta. Lachman, L., Lieberman, H.A. 1990. Pharmaceutical Dosage Forms : Tablets Volume 2. United States of America, New York. Hal. 254, 299-300, 330. KESIMPULAN Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pati ubi jalar dapat digunakan sebagai bahan pengikat. Pati ubi jalar hingga konsentrasi 20%, dapat meningkatkan kekerasan dan menurunkan keregasan dari tablet hisap, sedangkan pati ubi jalar dengan konsentrasi 25% dapat menurunkan kekerasan dan meningkatkan keregasan dari tablet hisap. DAFTAR PUSTAKA BPOM (Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional Kosmetik dan Produk Komplemen Direktorat Obat Asli Indonesia). 2006. Serial Tanaman Obat, Jahe. BPOM RI, Jakarta. Hal. 4, 16-17.