PROFIL KEHIDUPAN MASYARAKAT SUKU SAKAI DIDESA SEMUNAI KECAMATAN PINGGIR KABUPATEN BENGKALIS Oleh: RirinSellia*SlametRianto**YeniErita. *Geography Departement of Student Education STKIP PGRI West Sumatera ** Guest Lecturer of GeographyDepartement of STKIP PGRI Sumbar ABSTRACT This study aimed to obtain information, and describe profile data about the Community Life Sakai tribe in the village Semunai Uptown District Bengkalis seen from: (1 ) Education Sakai tribal society (2 ) The livelihoods of tribal communities Sakai (3 ) Revenue Society Sakai tribes (4) Peoples Habits Sakai tribe. This study is a qualitative study using interview techniques. To answer this problem used primary data and secondary data. Primary data was collected through observation, interviews, discussions with informants and photographs taken in the field, while the secondary data obtained from the relevant parties.the results showed: (1 ) The condition of public education in general Sakai tribe is not in school because first does not have a cost, but their kids have started school there, (2) The livelihoods of tribal communities Sakai is a fishing river, (3) income Sakai tribe at present uncertain, ranging from 25.000 - Rp 30,000 per day, (4) Habits Sakai tribal communities still exist such as food and the presence of potato manggalo show their customs such as curing a disease called berdikir. Key word : Community Life Sakai tribe
PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang berstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.pendidikan non formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakansecara terstruktur dan berjenjang. Ketiadaan pendidikan, menjadikan kondisi suku Sakai semakin parah. Semisal karena iming-iming sejumlah uang, maka merekapun rela menjual tanahnya. Tetapi uang itu tidak berumur panjang karena perilaku mereka yang konsumtif. Mereka pun sering tidak mendapatkan haknya karena ketidakfahaman mereka akan kontrak yang mereka sepakati dengan perusahaan terkait. Namun sampai saat ini janji tersebut belum terpenuhi. Hingga sekang mereka hanya dijadikan sebagai pekerja buruh untuk meluaskan daratan mereka sendiri tetapi bukan untuk kehidupan yang layak. Dilihat dari segi ekonomi, Selalu ada pengaruh positif dan negatif dari booming industri ini di satu sisi pemasukan yang signifikan didapatkan baik oleh pemerintah daerah, maupun pemerintah pusat. Masyarakat di wilayah tersebut tentunya juga turut berkembang dengan cepat. Namun di sisi lain, salah satu eksesnya adalah pengaruh terhadap kehidupan suku asli yang mendiami wilayah industri tersebut. Dalam penanganannya, mereka selalu mendapatkan porsi yang sedikit dan boleh dikatakan sepotong-sepotong. Karena dengan adanya ekonomi industri tersebut masih banyaknya masyarakat suku sakai yang tidak dapat bekerja di lahan milik mereka sendiri. Dilihat dari segi kebudayaan, Dilingkungan masyarakat suku sakai masih ditemukan upacara yang berkaitan dengan daur hidup (Life cycle). Pelaksanaan upacara tersebut dilaksanakan secara turun temurun yang masih dipertahankan oleh masyarakat suku sakai. Maka berdasarkan latar belakang diatas,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Profil Kehidupan Masyarakat Suku Sakai di desa Semunai Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis. METODOLOGI PENELITIAN Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkam, maka penelitian ini tergolong Penelitian Kualitatif. Menurut kuswana (2012), metode penelitian yang digunakan untuk meneliti objek alamiah, yaitu peneliti merupakan instrument kunci, teknik penelitian pengumpulan data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna, yaitu data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak. A. Setting Penelitian dan Informan Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan Di Desa Semunai Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis. Daerah ini dipilih karena banyak terdapat masyarakat Suku Sakai. Informan Penelitian diambil dengan cara teknik snow ball (bola salju), dan selanjutnya proses bola salju ini berlangsung terus sampai peneliti memperoleh data yang cukup sesuai kebutuhan (arikunto,2006). Cara menanyakan satu individu yang diminta pendapatnya tentang kehidupan masyarakat suku Sakai di desa Semunai kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis. Untuk mengetahui jawaban peneliti ini maka yang menjadi informan dalam penelitian ini yakni masyarakat suku Sakai yang berada di desa Semunai Kabupaten Bengkalis. B. Jenis Data, Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data 1. Jenis Data Data merupakan sejumlah keterangan informasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian hendak dicapai, maka yang akan dikumpulkan adalah berupa data primer dan data sekunder.
2. Sumber Data b. Metode Wawancara Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data langsung atau data primer. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. C. Alat Pengumpulan Data a. Metode Pengamatan Observasi dapat dibagi menjadi dua yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung. Observasi langsung adalah obseravasi yang dilakukan terhadap objek ditempat kejadian atau tempat berlangsungnya peristiwa sehingga observer berada bersama objek yang diteliti. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki atau objek yang diteliti. Paxdhe kawat dalam artikelnya:wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Metode wawancara atau metode interview adalah metode atau cara yang dipergunakan seseorang untuk suatu tujuan tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian lisan dari seorang responden dengan bercakapcakap, berhadapan muka dengan orang itu. c. Metode Dokumenter Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti.metode documenter ini merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari non manusia. Foto merupakan salah satu bahan dokumenter. Foto-foto bermanfaat sebagai sumber informasi karena foto mampu membekukan dan menggambarkan peristiwa yang terjadi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Umum Penelitian Kabupaten Bengkalis dengan ibukota Bengkalis merupakan salah satu Kabupaten kepulawan yang ada diprovinsi Riau, dengan wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur pulau sumatra. Secara geografis posisi wilayah Kabupaten Bengkalis Kabupaten Bengkalis terletak pada bagian pesisir Timur Pulau Sumatera antara 1º 56'00 LU-0º 56 00 ' LU dan 100º 55'30 BT 102º 25 30 BT. Dan untuk kecamatan pinggir terletak pada 1º16 00 LU-0º56 00 LUdan 100º55 30 BT-101º35 30 BT. Adapun wilayah Kecamatan Pinggir mempunyai batas wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara dengan Kecamatan Bukti Batu 2. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Siak 3.Sebelah Timur dengan Kabupaten Siak 4.Sebelah Barat dengan Kecamatan Mandau B. Pembahasan Dari Hasil wawancara penulis dengan informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Profil kehidupan mayarakat suku Sakai di desa Semunai kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis sebagai berikut: Pertama, Kondisi pendidikan masyarakat suku sakai masih sangat miris dikarenakan masyarakat suku Sakai saat ini masih banyak yang tidak sekolah, dikarenakan anak-anak mereka masih banyak yang tidak mau sekolah. Apalagi dengan keadaan sekolah yang telah didirikan oleh perusahaan swasta tidak memiliki guru untuk mengajar mereka. Tirtaharja (2005) Sasaran pendidikan adalah manusia.pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemungkinan untuk menjadi manusia. Kedua, Mata pencaharian masyarakat suku sakai mencari ikan disungai yang berada dekat dengan permukiman mereka tinggal selain itu mereka juga bisa bekerja diladang orang ataupun menjadi kuli bangunan Mata pencaharian Berarti pekerjaan yang menjadi pokok penghidupan (sumbu atau pokok), pekerjaan/pencaharian utama
yang dikerjakan untuk biaya sehari-hari. Seperti Bertani, berladang, dan lain-lain. Ketiga,Pendapatan masyarakat suku sakai sangat tidak menetu. Kadang ada mendpatkan penghasilan kadang tidak ada. Mereka hanya mengandalkan pekerjaan yang tampak disekitarnya saja. (Fuzah dalam artikelnya: 2009) Pendapatan adalah hasil yang kita peroleh dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Keempat,Kebiasaan yang masih tampak saya lihat yaitu makanan ubi manggalo dan acara adat dalam peyembuhan penyakit masyarakatmasyarakat yang ada disekitarnya yang dinamakan berdikir. Kebiasaan merupakan norma yang keberadaannya dalam masyarakat diterima sebagai aturan yang mengikat walaupun tidak ditetapkan oleh pemerintah. Yaitu tingkah laku dalam masyarakat yang dilakukan berulang- ulang mengenai sesuatu hal yang sama, yang dianggap sebagai aturan hidup. (Adwinta dalam artikelnya: 2012) A. Kesimpulan Hasil penelitian mengenai Profil Kehidupan Masyarakat suku Sakai di Desa Semunai kecamatan Pinggir kabupaten Bengkalis, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kondisi pendidikan masyarakat suku Sakai pada umumnya adalah tidak bersekolah dikarenakan dulu tidak memiliki biaya, tetapi anak-anak mereka sudah mulai ada yang sekolah 2. Mata pencaharian masyarakat suku Sakai adalah memancing ikan disungai 3. Pendapatan masyarakat suku Sakai saat sekarang ini tidak menentu, berkisar Rp.25.000 Rp.30.000 perharinya. 4. Kebiasaan masyarakat suku Sakai masih ada seperti makanan dari ubi menggalo dan adanya acara adat istiadat mereka seperti penyembuhan penyakit yang dinamakan berdikir. B. Saran Adapun saran yang penulis kemukakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan maka disini penulis memberikan saran kepada Pemda Kabupaten Bengkalis untuk lebih memperhatikan keadaan masyarakat suku Sakai (Pendidikan, mata
pencaharian, Pendapatan beserta kebiasaan masyarakat suku Sakai) yang ada di desa Semunai kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis. 2. Kepada Masyarakat sekitar desa Semunai kecamatan Pinggir dapat juga membantu bersosialisasi terhadap perkembangan masyarakat suku Sakai. 3. Kepada Pihak LSM (Lembaga swadaya Masyarakat) Untuk lebih memperhatikan kehidupan Masyarakat suku Sakai. 4. Kepada pihak-pihak yang sudah pernah meneliti dan melihat keadaan masyarakat suku Sakai agar dapat ikut serta membantu kelayakan hidup masyarakat disini. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Adwinta. 2012. Pengertian Norma, Kebiasaan, AdatistiadatdanPeraturan.http://adwintaact ivity.blogspot.comdiaksestaggal 21 juli 2013 Departemen Pendidikan Nasional. 2010. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Pidarta.2009.Landasan Jakarta:Rineka cipta Kependidikan. Soemarso.(2005). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta : Salemba empat. Suratno.2007.EkonomiSMA X.Erlangga:Gelora Aksara Undang-Undang No.20Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tirta. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bineka Cipta Wahyuli, 2011 Kehidupan Sosial Ekonomi Suku Jawa di Kelurahan Tanah Lapang Kecamatan Lembah Segar Kota Sawah Lunto.Skripsi Vita sari.2011. orang sakai diriau.http://id.wikipedia.org/wiki/riau http://melayuonline.com/ind/opinion/re ad/373/kepemimpinan-tarekatnaqsabandiyah-bagi-suku-sakaidiakses pada tanggal 22 januari 2013 Suparlan, Parsudi. 1993. Orang Sakai di Riau: Masyarakat Terasing dalam Masyarakat Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor akses tanggal 21 juli 2013 Fuzah. 2009. Sistem Mata Pencaharian. wordpress.com diakses tanggal 21 juli 2013 Kuswana. 2012.Metode Penelitian Sosial, Bandung: Pustaka Setia. Koentjaraningrat.2009. Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta:Rineka cipta.