STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN

STRATEGI PENINGKATAN PENGELOLAAN PRASARANA SANITASI DI WILAYAH PERMUKIMAN PESISIR KOTA KUPANG

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KABUPATEN GIANYAR

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

EVALUASI PELAYANAN PERSAMPAHAN DENGAN OPTIMASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEMPAWAH

BAB III METODE PENELITIAN. Mamuju, mengambil fokus peningkatan kualitas SDM. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU)

STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN SISTEM SANITASI SKALA LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BATU JAWA TIMUR

KAJIAN PENINGKATAN UMUR PAKAI TPA TANAH GROGOT DAN PEMANFAATAN SAMPAH DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG

STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN SISTIM SANITASI SKALA LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BATU JAWA TIMUR

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA

EVALUASI PENGELOLAAN PRASARANA LINGKUNGAN RUMAH SUSUN DI SURABAYA (STUDI KASUS : RUSUNAWA URIP SUMOHARJO)

STRATEGI PENANGANAN GENANGAN DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS KECAMATAN AMPENAN)

Kata kunci : analisa kesetimbangan massa, peran serta masyarakat, lembaga motivator dan lembaga pengelola sampah mandiri.

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PENGANGKUTAN SAMPAH KOTA LIWA, KABUPATEN LAMPUNG BARAT

STRATEGI PENGELOLAAN PEMELIHARAAN FASILITAS GEDUNG KANTOR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA

Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

Rute Pengangkutan Eksisting Kendaraan Arm Roll Truck

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI

3. METODE PENELITIAN

STRATEGI PEMINDAHAN PEDAGANG DI LOKASI PELELANGAN IKAN KE BANGUNAN PASAR LABORA KABUPATEN MUNA

EVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN GUGUK PANJANG KOTA BUKITTINGGI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III : STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PASAR PURING DI KOTA PONTIANAK

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

APLIKASI TEKNOLOGI DAUR ULANG DALAM RANGKA MEREDUKSI VOLUME SAMPAH DI KAWASAN KUTA KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG

Matriks SWOT Merumuskan Strategi Pengelolaan Drainase Perkotaan Kabupaten Luwu

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jarak tangki septik ke sumber air bersih 10 m, ke bangunan 1,5 m. Ada bidang resapan. Ada jaringan pipa air limbah.

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis deskriptif dimana dalam metode ini penelitan bersifat

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

STRATEGI PENINGKATAN PENGGUNAAN TERMINAL BINGKUANG DI KOTA PADANG DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS KESENJANGAN

EVALUASI TEKNIK OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN TANAH LAUT ( Studi Kasus : Kecamatan Pelaihari )

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEREDUKSI SAMPAH DI KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO, SURABAYA TIMUR

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

Tesis DOSEN PEMBIMBING : Ir. Soemino, M. MT. Oleh : Sigit Setyawan NRP

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH B3 RUMAH TANGGA DI KECAMATAN TANDES KOTA SURABAYA

EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya)

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

Struktur Organisasi UPTD kota Kupang. Struktur Organisasi UPTD Kab.Ende. Struktur Organisasi UPTD Kab.TTS. Kepala

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN BUBUTAN SURABAYA

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGIC ASSET MANAGEMENT WASTE SYSTEM IN THE POSO CITY

Gambar 5 Peta administrasi kota Tangerang Selatan

Jultince Virgorita Mandala

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

OPTIMALISASI FASILITAS DAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS RUSUNAWA SELAGALAS KOTA MATARAM)

PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS PERIKANAN DENGAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DI KABUPATEN TUBAN

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

BAB III METODE PENELITIAN

PENYUSUNAN STRATEGI PENGELOLAAN SANITASI PERMUKIMAN KUMUH ( Studi Kasus Kawasan Kumuh Malabero dan Sentiong, Kota Bengkulu )

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH KAWASAN KECAMATAN JEKULO-KUDUS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

Transkripsi:

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG Suryanarti Sultan, Joni Hermana, I.D. A. A. Warmadewanthi Jurusan Manajemen Aset, FTSP Program Pascasarjana, Institut Teknologi Sepuluh pember Surabaya. Email : s_narts@yahoo.co.id ABSTRAK Pengelolaan persampahan di kawasan pesisir Kelurahan Lembang masih belum tertangani secara baik. Latar belakang penyebabnya antara lain kebiasaan penduduk yang membuang sampah sembarang tempat, tidak tersedianya prasarana persampahan dan perhatian pemerintah masih kurang baik dari penyediaan anggaran maupun koordinasi antara instansi yang terkait dalam pengelolaan persampahan. Hal ini mengakibatkan kualitas lingkungan dan kualitas hidup masyarakat setempat juga rendah. Tujuan penelitian ini adalah menyusun strategi peningkatan kinerja pengelolaan persampahan di pesisir Kelurahan Lembang. Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi kondisi eksisting sarana dan prasarana pengelolaan persampahan, wawancara dengan pihak pengelola dan survei terhadap 134 masyarakat yang bermukim di pesisir Kelurahan Lembang dengan menggunakan kuesioner. Evaluasi terhadap kondisi eksisting sarana dan pelayanan persampahan dilakukan dengan metode deskriptif. Melalui evaluasi ini diperoleh gambaran pengelolaan persampahaan dari aspek teknis, kelembagaan dan pembiayaan. Selanjutnya dilakukan penyebaran kuesioner tahap kedua. Analisis yang digunakan pada tahap ini adalah analisis teknik statistik dengan analisa faktor untuk menginterpretasikan dan mengelompokkan seluruh sub variabel dengan menyederhanakan menjadi beberapa faktor utama. Dilanjutkan dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) untuk merumuskan strategi yang dapat meningkatkan kinerja pengelolaan persampahan khususnya di pesisir Kelurahan Lembang. Berdasarkan analisis perumusan strategi ( SWOT) yang merupakan hasil interaksi faktor internal eksternal, memperlihatkan posisi strategi pengelolaan persampahan di pesisir Kelurahan Lembang adalah strategi turn around (Kuadran III), yaitu mengatasi timbulan sampah dengan memperbaiki sistem pewadahan, pengumpulan sampah dan penyuluhan 3R serta memanfaatkan alternatif pilihan teknologi sesuai kebijakan global dan nasional yang menjadi acuan pemerintah daerah. Kata kunci: peningkatan kinerja pengelolaan persampahan, analisa faktor, kawasan pesisir kelurahan lembang. PENDAHULUAN Kabupaten Bantaeng terletak di bagian selatan jasirah Sulawesi dan berjarak kurang lebih 120 kilometer dari Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Luas wilayah Kabupaten Bantaeng adalah 395,83 km2 atau sekitar 0,87 % dari luas wilayah Sulawesi Selatan (BPS Kabupaten Bantaeng, 2007a). Jika ditinjau berdasarkan kondisi geografis dan topografi wilayah, bentang wilayah Kabupaten Bantaeng terdiri dari pegunungan,

dataran rendah dan pantai. Salah satu kelurahan yang memiliki topografi wilayah pantai adalah Kelurahan Lembang. Sebagai salah satu kelurahan yang sedang berkembang pengelolaan sampah di wilayah pesisir Kelurahan Lembang belum tertangani secara baik. Latar belakang penyebabnya antara lain kebiasaan penduduk yang membuang sampah sembarang tempat, tidak tersedianya prasarana persampahan dan perhatian pemerintah masih kurang baik dari penyediaan anggaran maupun koordinasi antara instansi yang terkait dalam pengelolaan persampahan. Hal ini mengakibatkan kualitas lingkungan dan kualitas hidup masyarakat setempat juga rendah. Tujuan penelitian ini adalah menyusun strategi peningkatan kinerja pengelolaan persampahan di pesisir Kelurahan Lembang yang ditinjau dari aspek teknis,, pembiayaan dan kelembagaan. METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi kondisi eksisting sarana dan prasarana pengelolaan persampahan, wawancara dengan pihak pengelola dan survei terhadap 134 masyarakat yang bermukim di pesisir Kelurahan Lembang dengan menggunakan kuesioner. Evaluasi terhadap kondisi eksisting sarana dan pelayanan persampahan dilakukan dengan analisis deskriptif. Melalui evaluasi ini diperoleh gambaran pengelolaan persampahaan dari aspek teknis, kelembagaan dan pembiayaan. Selanjutnya dilakukan penyebaran kuesioner tahap kedua. Analisis yang digunakan pada tahap ini adalah analisis teknik statistik dengan analisa faktor untuk menginterpretasikan dan mengelompokkan seluruh sub variabel dengan menyederhanakan menjadi beberapa faktor utama. Dilanjutkan dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) untuk merumuskan strategi yang dapat meningkatkan kinerja pengelolaan persampahan khususnya di pesisir Kelurahan Lembang. IDE PENELITIAN STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN SAMPAH DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG LATAR BELAKANG PERUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN KAJIAN PUSTAKA PENGUMPULAN DATA A D-1-2

A DATA SEKUNDER DATA PRIMER PENENTUAN RESPONDEN RANCANGAN KUESIONER PENYEBARAN KUISIONER UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Ya PENETAPAN TUJUAN/SASARAN Tidak PENETAPAN INDIKATOR EVALUASI KONDISI EKSISTING (Aspek teknis, Aspek Kelembagaan, aspek Pembiayaan) PERUMUSAN FAKTOR PRIORITAS KONSEP DAN RUMUSAN STRATEGI PENETAPAN PROGRAM Penentuan Ukuran Sampel Gambar 1. Kerangka Penelitian Besar sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus Lwanga dan Lemeshow (1991), yaitu : 2 z 1 / 2 P(1 P) N n 2 2 d ( N 1) z 1 / 2P(1 P) KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan Formula 1 diatas Jika jumlah populasi dalam penelitian ini adalah z 3449 orang, Derajat keofisien konfidensi digunakan 95% sehingga besarnya 1 / 2 = 1,96. Sampling error 5% dan proporsi dalam populasi yang ingin diteliti adalah 10 % maka diperoleh jumlah responden sebanyak 134 orang. Pengambilan sampel secara proportionate stratified random sampling didasarkan adanya perbedaan tingkat pelayanan dari responden memakai rumusan alokasi proporsinal dari Sugiyono (1999) dengan Rumus : (1) D-1-3

N i n i. n (2) N Berdasarkan rumus 2 di atas maka jumlah responden pada tiap strata dapat dilihat pada tabel berikut. Analisa Data Tabel 1. Data Jumlah Populasi dan Sampel TINGKAT PELAYANAN JUMLAH UKURAN SAMPEL BAIK 592 23 CUKUP 1.004 39 KURANG 1.853 72 JUMLAH 3.449 134 Sumber : Hasil Perhitungan 1. Analisa deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi eksisting (data sekunder dan primer) diolah secara deskriptif dan digunakan didalam menganalisis situasi dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau hubungan permasalahan yang diteliti dengan kondisi yang ideal. Sehingga didapatkan suatu konsep strategi dengan dasar sasaran (goals) yang telah ditetapkan. 2. Analisa faktor dilakukan untuk mereduksi data sehingga data-data menjadi lebih sedikit. Dalam penelitian ini, analisis faktor dilakukan atas jawaban responden terhadap faktor-faktor penyebab rendahnya kinerja pengelolaan persampahan di Kelurahan Lembang. Hasil dari analisis ini adalah untuk menyederhanakan atau meminimalkan sub variabel dari sejumlah sub variabel yang ditanyakan kepada responden. HASIL DAN DISKUSI Aspek Teknis Jumlah timbulan sampah diambil berdasarkan klasifikasi kota kecil (SNI 19-3242- 1994,BSN,2007), yaitu sebesar 2, 5 liter/orang/hari. Sehingga jumlah timbulan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat sebesar 8,62 m 3 /hr. Dari timbulan sampah tersebut untuk domestik 75% (6,47 m 3 /hr) dan non domestik 25% (2,15 m 3 /hr). Dari data eksisting diketahui bahwa tingkat pelayanan untuk sampah yang terangkut sebesar 20,89% dan tidak terangkut sebesar 79,11%. Sehingga jika dihitung untuk satu tahun jumlah sampah yang terangkut 657,45 m 3 /tahun dan yang tidak terangkut 2.480,76 m 3 /tahun dari total timbulan setahun sebesar 2.489,76 m 3 /tahun. Target Cakupan Pelayanan Sampah. Berdasarkan metode geometri, maka jumlah timbulan sampah pada tahun 2015 diprediksi sebesar 9,31 m 3 /hr atau 3.397,24 m 3 /tahun, dengan target pelayanan 81% (lihat Tabel 2). Potensi Reduksi Sampah. Karakteristik komposisi sampah di Kabupaten Bantaeng yang terbesar adalah sampah basah/organik (6 6.55%). Selain itu sampah basah berpotensi dapat dimanfaatkan untuk komposting. Dengan menggunakan recovery factor sebesar 0,80 (Tchobanoglous, dk,1993), maka timbulan sampah dapat direduksi. Potensi reduksi tersebut dapat meningkatkan cakupan pelayanan persampahan sampai 81% dan mengurangi jumlah yang belum terlayani seperti yang terlihat pada Tabel 2 berikut. D-1-4

Tahun Tabel 2. Cakupan Pelayanan Sampah Setelah Dilakukan Reduksi Jumlah Timbulan Target Terlayani Belum Terlayani m 3 /hr m3/tahun Pelayanan m 3 /hr m 3 /tahun m 3 /hr m 3 /tahun Keterangan 1 2009 8.62 3,147.21 20.89% 1.80 657.45 6.82 2,489.76 Eksisting 2 2010 8.73 3,187.50 30.50% 2.66 972.19 6.07 2,215.31 3 2011 8.84 3,228.30 45.00% 3.98 1,452.73 4.86 1,775.56 4 2012 8.96 3,269.62 63.00% 5.64 2,059.86 3.31 1,209.76 5 2013 9.07 3,311.47 78.80% 7.15 2,609.44 1.92 702.03 Target RPJMD 6 2014 9.19 3,353.86 80.00% 7.35 2,683.09 1.84 670.77 Target RPJMN 7 2015 9.31 3,397.24 81.00% 7.54 2,751.40 1.77 645.39 >Target MDGs Sumber Perhitungan Aspek Biaya Analisis biaya, dibagi menjadi 2 bagian yang berpengaruh terhadap pengelolaan persampahan, antara lain, biaya operasional dan investasi (lebih lengkap lihat Tabel 3 dan 4) Tabel 3. Operasional dan Pemeliharaan BIAYA OM SEBELUM REDUKSI Keb. Peralatan Jumlah Harga Sat. Total Biaya Operasional (Unit) Fasilitas (Rp/Jam) Dalam 1 Tahun (Rp) 1 Truck 1 36,225 86,940,000 2 Gerobak Sampah 9 2,648 57,204,000 3 Wadah Komunal 9 2,697 58,258,359 Jumlah 202,402,359 BIAYA OM SESUDAH REDUKSI Keb. Peralatan Jumlah Harga Sat. Total Biaya Operasional (Unit) Fasilitas (Rp/Jam) Dalam 1 Tahun (Rp) 1 Truck 1 36,225 86,940,000 2 Gerobak Sampah 4 2,648 25,424,000 3 Wadah Komunal 4 2,697 25,892,604 Jumlah 138,256,604 Sumber Perhitungan Tabel 4. Investasi Sarana Persampahan BIAYA INVESTASI SEBELUM REDUKSI Keb. Peralatan Jumlah Harga Sat. Total Biaya Investasi (Unit) Fasilitas (Rp) Dalam 1 Tahun (Rp) 1 Truck 1 300,000,000 300,000,000 2 Gerobak Sampah 9 2,000,000 18,000,000 3 Wadah Komunal 9 2,139,000 19,251,000 4 Wadah Individual 713 75,000 53,475,000 BIAYA INVESTASI SESUDAH REDUKSI Jumlah 390,726,000 Keb. Peralatan Jumlah Harga Sat. Total Biaya Investasi (Unit) Fasilitas (Rp) Dalam 1 Tahun (Rp) 1 Truck 1 300,000,000 300,000,000 2 Gerobak Sampah 4 2,000,000 8,000,000 3 Wadah Komunal 4 2,139,000 8556000 4 Wadah Individual 713 75,000 53,475,000 Jumlah 370,031,000 Sumber Perhitungan D-1-5

Aspek Kelembagaan Didalam kerangka meningkatkan kapasitas kelembagaan prinsip-prinsip good governance dijadikan tolok ukur. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pengelolaan struktur kelembagaan dengan komitmen yang kuat, bermitra dengan masyarakat, meningkatkan pelatihan dan pendidikan dan responsive terhadap masukan-masukan. Menggali lebih dalam potensi yang ada di masyarakat dan memberi peran yang lebih besar kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sanitasi. Salah satu contohnya adalah dengan membentuk kelompok kelompok masyarakat berdasarkan profesi. Pemerintah sebagai pengatur harus terus memberi bimbingan dan pembinaan pada kelompok ataupun perorangan yang ada di Kawasan Kumuh sebagai proses pemantapan kader dalam masyarakat, sehingga akan tumbuh kesadaran dan inisiatif dari masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam program perbaikan lingkungan. Pembinaan ini dilakukan secara instansional melalui instansi terkait ataupun dengan memanfaatkan aparat kelurahan melalui kegiatan kegiatan sosial dan rapat rapat desa. ANALISA FAKTOR Analisa faktor dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.00 dari 16 sub variabel yang merupakan faktor-faktor penyebab rendahnya kinerja pengelolaan persampahan tereduksi menjadi 11 sub variabel, dengan hasil sebagai berikut : Faktor Nilai Eigen Nilai Varians (%) Tabel 5. Hasil Analisis Faktor Varians Kumulatif (%). Kod e Sub Variabel Loading 1 A2a Pewadahan individu 0.929 1 2.974 18.590 18.590 2 A3 Pemilahan 0.937 3 C1 Prioritas alokasi anggaran 0.936 2 2.119 13.244 31.835 4 A1 Timbulan sampah 0.868 5 C4 Alternatif sumber dana 0.919 3 1.678 10.486 42.320 6 A2b Pewadahan komunal 0.628 7 B3 Personil 0.746 4 1.581 9.879 52.200 8 B1 Status dan kewenangan institusi 0.845 5 1.565 9.784 61.984 9 A4 Pengumpulan 0.709 10 C2 Tarif retribusi sampah 0.636 6 1.508 9.422 71.406 11 C3 Cost recovery 0.767 Hasil Olahan, 2010 KONSEP STRATEGI Diagram strategi digunakan untuk mengetahui posisi strategi yang telah dirumuskan dari hasil interaksi matrik evaluasi faktor-faktor internal dan eksternal. Dasar penentuannya adalah dari hasil penghitungan skor masing-masing sub variabel, yang terdapat dalam matrik evaluasi faktor-faktor internal dan eksternal. Adapun diagram strategi, dapat dilihat pada Gambar berikut. D-1-6

Kuadran III Strategi turn around Meminimalkan kelemahan internal untuk memanfaatkan peluang Peluang Eksternal 0,101 1,876 Kuadran I Strategi agresif menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang 1,876 0,125 1,751 Kelemahan Internal Kekuatan Internal Kuadran IV Strategi defensif meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman 1,775 Ancaman Eksternal Kuadran II Strategi diversifikasi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Gambar 2. Diagram Strategi Dari Gambar diatas terlihat bahwa posisi strategi peningkatan kinerja pengelolaan persampahan menunjukan strategi turn around (Kuadran III), yaitu berupaya meminimalkan kelemahan internal untuk memanfaatkan peluang yang ada. Dengan demikian, strategi yang sebaiknya diterapkan, adalah : Mengatasi timbulan sampah dengan memperbaiki sistem pewadahan, pengumpulan sampah dan penyuluhan 3R serta memanfaatkan alternatif pilihan teknologi sesuai kebijakan global dan nasional yang menjadi acuan pemerintah daerah. KESIMPULAN 1. Peningkatan pelayanan dapat tercapai sampai 81% pada tahun 2015 dari kondisi saat ini 20,89%. 2. Strategi untuk meningkatkan kinerja pelayanan pengelolaan persampahan di pesisir Kelurahan Lembang yaitu Mengatasi timbulan sampah dengan memperbaiki sistem pewadahan, pengumpulan sampah dan penyuluhan 3R serta memanfaatkan alternatif pilihan teknologi sesuai kebijakan global dan nasional yang menjadi acuan pemerintah daerah. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik dan Bappeda Kabupaten Bantaeng, (2009), Kabupaten Bantaeng Dalam Angka 2009, BPS dan Bappeda Kabupaten Bantaeng, Bantaeng Badan Standarisasi Nasional (1994), Spesifikasi Timbulan Sampah Untuk Kota Kecil dan Kota Sedang di Indonesia, SNI 19-3983-1995, LPMB, Bandung. Departemen Kimpraswil, (2002), NSPM Tata Cara Survey dan Pengkajian Kondisi Sosial dan Budaya, Balitbang Kimpraswil, Jakarta. Direktorat Jenderal Cipta Karya, (1999), Petunjuk Teknis Perencanaan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Prasarana Lingkungan Permukiman Perkotaan dan Pedesaan, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. D-1-7

Rangkuti, F., (2006), Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus keduabelas, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Bisnis, cetakan Tchobanoglous, G., Theisen, H., Vigil, S., (1993), Integrated Solid Waste Management, Mc.Graw Hill lnc, International Editions, New York. D-1-8