BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB V PEMBAHASAN. A. Tentang Pendidikan Karakter di SMP Negeri 19 Surabaya. karakter peserta didik di SMP Negeri 19 Surabaya ialah dengan menggunakan

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM MEMBIASAKAN PENGAMALAN AGAMA PESERTA DIDIK DI MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH MAMBA UL HUDA KELURAHAN GUMAWANG WIRADESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB V PENUTUP. 1. Langkah persiapan guru dalam pembinaan perilaku keberagamaan siswa. mengadakan rapat untuk membuat perencanaan dan merancang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari pembahasan hasil penelitian tentang Efektifitas Kegiatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

BAB V PENUTUP. dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Konteks implementasi pembinaan akhlak anak di Panti Asuhan Al-

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN PAI

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

و إ نك ل ع ل ى خ ل ق ع ظ يم

BAB IV PENUTUP. kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis Pesantren di Sekolah Dasar Al- Ahmadi Surabaya peneliti dapat menyimpulkan :

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. a. Strategi keteladanan (modeling) dalam internalisasi nilai-nilai moral. di SMPN 1 Sumbergempol

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tulungagung, selanjutnya disebut sebagai data penelitian. Data yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berjamaah di SMP Assalaam Bandung secara umum adalah sebuah upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan akhlak yang mulia dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN

BAB VI PENUTUP. Menanamkan nilai mahabbatulloh dapat meningkatkan keimanan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian

BAB V PEMBAHASAN. 1. Gambaran Akhlakul Karimah di MAN I Tulungagung. Karena sifat anak yang suka meniru terhadap orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, studi dokumentasi dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB IV PAPARAN DATA. Paparan data disini merupakan uraian yang disajikan untuk mengetahui

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi faktor paling penting bagi karakteristik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014)

BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN. 1. Langkah persiapan guru dalam pembinaan perilaku keberagamaan

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB I PENDAHULUAN. manusia tentang dirinya sendiri, dan tentang dunia dimana mereka hidup.

BAB IV ANALISIS UPAYA REMAJA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU KEAGAMAAN MELALUI KEGIATAN SHALAWAT JAM IYYAH SIMTUDURAR DI DESA JREBENGKEMBANG KECAMATAN

Pernyataan Variabel Pendidikan Agama dalam Keluarga (X1)

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembiasaan Shalat Berjama ah di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB IV PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS. pendidikan agama Islam dalam meningkatkan pengendalian diri peserta didik di

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Selatan di Kota Banjar Baru. Merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

BAB V PEMBAHASAN. Pada pembahasan ini peneliti akan menyajikan uraian sesuai dengan hasil

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. Pendahuluan Bulan Dzulhijah adalah bulan yang penuh dengan kesucian dan kebajikan (hikmah).

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan di desain sedemikian rupa untuk memudahkan. siswa memahami pelajaran. Hampir semua dari faktor pendidikan

PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H

BAB IV TEMUAN PENELITIAN

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

Tabel II Jumlah Penduduk Menurut Usia 2 a. Tabel Kelompok Pendidikan No. Umur Jumlah Tahun Orang

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

Lampiran 1 Gambaran Umum SD Islam Taqwiyatul Wathon Semarang a. Sejarah berdirinya SD Islam Taqwiyatul Wathon Semarang Berdirinya SD Islam Taqwiyatul

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari masyarakat Islam itu sendiri. Keberadaan masjid pada

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pendidikan, yang mengedepankan proses pematangan kejiwaan,

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Konsep Internalisasi Pendidikan Karakter Peserta Didik di SMPN

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB VI PENUTUP. pihak lembaga madrasah beserta komite madrasah dan tokoh masyarakat.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan adalah proses pembentukan perilaku kepada individu atau kelompok agar mendapat pencerahan diri dan ketenangan hati guna memahami nilai-nilai kehidupan dalam beragama melalui kegiatan-kegiatan keagamaan seperti pembinaan akhlak atau moral dan pembinaan ibadah Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab III, dapat dianalisis bahwa pembinaan mental keagamaan siswa di SMP N 2 Warungasem Batang mencakup 2 ruang lingkup, yaitu: 1. Pembinaan Akhlak (Moral) Dari hasil wawancara dapat dianalisis bahwa membina Akhlak (moral) bagi remaja sangatlah penting, hal itu yang selalu menjadi prinsip Guru SMP N 2 Warungasem dalam mendidik siswa-siswinya. Menanamkan sopan santun, budi pekerti ataupun akhlaqul karimah terhadap siswa-siswi merupakan tugas utama SMP N 2 Warungasem Batang, ini bisa dilihat pada visi SMP N 2 Warungasem Batang: Bermutu unggul, berprestasi tinggi, berbudi pekerti luhur yang berlandaskan iman dan taqwa, hal ini dapat dilaksanakan dengan cara menanamkan nilai-nilai keagamaan, penanaman 57

58 nilai yang diselipkan dalam perkataan dan perbuatan guru, sampai pembentukan pada pembiasaan, seperti menanamkan nilai-nilai agama pada diri anak, misalnya memahami dan mengamalkan isi dari Al-Qur an, menyuruh siswa meneladani akhlak Rasulullah, seperti bersikap sabar dan jujur. Menanamkan nilai moral dan budaya, misalnya dengan mengajari siswa-siswinya untuk berperilaku sopan santun dan menghargai orang lain, tidak berperasangka buruk, dengki dan tidak mencari kesalahan orang lain, menanamkan rasa cinta kasih terhadap sesama, misalnya mengajari siswasiswinya untuk saling tolong menolong, ramah terhadap semua orang, saling menyayangi, dan tidak sombong. Pembinaan akhlak dan budi pekerti bagi siswa usia remaja sangat penting diterapkan di sekolah, hal ini telah disadari oleh Guru PAI SMP N 2 Warungasem Batang. Upaya guru tidak hanya usaha-usaha dalam mentransfer ilmu akan tetapi guru juga mempunyai tugas yang lebih besar khususnya untuk guru PAI yaitu mendidik serta menjadi tauladan dalam membentuk kepribadian yang Islami. Pembinaan akhlak (moral) yang dilakukan SMP N 2 Warungasem Batang lebih menekankan pada pembiasaan, misalnya dalam melaksanakan kegiatan keagamaan seperti melaksanakan shalat dhuhur berjamaah, berdzikir serta berdo a bersama, keteladanan, misalnya menjadi tauladan yang baik terutama bagi guru Agama Islam, sehingga menghasilkan perilaku yang Islami. Karena perbuatan baik yang dibiasakan itu akan mendarah daging, mempribadi, dan dengan mudah dapat dilakukan. Di samping itu cara yang

59 terbaik untuk mendidik siswa adalah dengan melalui asuhan dan latihanlatihan dalam melakukan perbuatan baik. Anak didik dibiasakan dan dilatih membantu teman ketika ada teman yang mengalami kesulitan atau pun musibah, mereka juga diajarkan untuk memiliki sikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua, dan mampu menghargai teman. Dapat disimpulkan pula bahwa pembiasan tersebut dimaksudkan agar kepribadian anak dapat terbentuk dengan memberikan kecakapan berbuat dan berbicara. Tahap pembinaan ini menjadi dasar dan sebagai persiapan untuk kehidupan dan perkembangan kepribadian anak dimasa yang akan datang. Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendidikan akhlak yang dilakukan di SMP N 2 Warungasem Batang termasuk dalam kategori yang baik karena menggunakan metode pembiasaan dan latihan yang merupakan pengalaman yang nyata bagi siswa. Sebagai contoh guru menyuruh siswanya untuk saling tolong menolong, seperti yang sudah di programkan di SMP N 2 Warungasem Batang ada dana kematian atau kunjungan kematian. Hal ini dimaksudkan agar siswa itu peduli dengan temannya yang mendapat musibah. 2. Pembinaan Ibadah Berdasarkan pada pandangan bahwa setiap manusia memiliki fitrah keagamaan, yaitu sebuah kecenderungan untuk menerima adanya kekuatan diluar diri kita yang telah menciptakan semesta dan menjadi pengendali dari seluruh alam ini, maka SMP N 2 Warungasem Batang menyuruh siswanya

60 untuk menghayati nilai-nilai ketuhanan, sehubungan dengan hal tersebut SMP N 2 Warungasem Batang telah menerapkan beberapa kegiatan keagamaan, diantaranya: a. Do a dan Dzikir Bersama Dalam mengawali setiap kegiatan yang baik, hendaknya selalu diawali dengan niat dan do a yang baik pula. Do a sangatlah penting dan besar manfaatnya bagi orang yang menuntut ilmu (siswa) yaitu supaya diberi kemudahan dalam memahami ilmu, mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan tercapai semua cita-cita yang diharapkan. Sehubungan dengan hal tersebut SMP N 2 Warungasem Batang mengaharuskan siswanya untuk selalu membiasakan berdo a terutama sebelum melakukan proses pembelajaran dan setelah jam pelajaran selesai. Kegiatan ini dilakukan didalam kelas masing-masing yang dipimpin oleh ketua kelas. Dengan adanya pembiasaan ini akan terpatok dalam diri siswa bahwa apapun yang mereka kerjakan harus disertai dengan do a. Sebagai seorang hamba tidak akan mungkin tanpa berdo a, karena dengan do a menunjukkan bahwa seorang hamba membutuhkan keberadaan Allah dan tidak dapat berdiri sendiri tanpa kekuasaan-nya. Selain do a bersama di dalam kelas, SMP N 2 Warungasem Batang juga mewajibkan siswanya mengikuti dzikir bersama setelah melaksanakan shalat dhuhur berjamaah. Hal ini dapat dijadikan sarana bagi guru dalam melakukan pelatihan serta pembiasaan anak dalam berdzikir. Dengan adanya

61 pembiasaan tersebut diharapkan siswa mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, karena dzikir merupakan amalan yang sangat istimewa dan besar manfaatnya. Dengan berdzikir dapat menjadikan seorang hamba dekat dengan Allah, menjadikan hati bersih, dan tenang sehingga akan terhindar dari perbuatan-perbuatan maksiat yang merugikan. Di SMP N 2 Warungasem Batang juga mengadakan program tahunan yaitu Istighosah Akbar, yang diselenggarakan ketika menjelang ujuan nasional yang dikhususkan untuk kelas IX, tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan motivasi serta memberikan kekuatan mental kepada siswa dalam menghadapi ujian nasional. Pernyataan ini senada dengan yang dikatakan oleh Ibu Nurul Khasanah... yang terakhir kegiatan tahunan: shalat dhuha untuk kelas 9, do a bersama (istighosah) untuk kelas 9.... Dapat disimpulkan bahwa kegiatan do a dan dzikir bersama di SMP N 2 Warungasem Batang dapat dijadikan bagian dari upaya guru dalam mengajarkan pentingnya berdo a dan berdzikir, dengan kata lain semakin banyak kita mengingat Allah maka semakin dekat pula kita dengan-nya, dan Allah akan selalu melindungi hamba-hamba-nya dari perbuatan maksiat, perbuatan yang dapat merusak dan merugikan bagi dirinya. b. Membaca Al-Qur an Kegiatan membaca Al-Qur an di SMP N 2 Warungasem Batang diprogramkan secara rutin, yaitu dilaksanakan setiap hari sebelum mata pelajaran dimulai selama sepuluh menit. Hal ini dimaksudkan supaya siswa terbiasa membaca Al-Qur an dan dapat mengamalkannya ketika di rumah

62 masing-masing. c. Shalat Kegiatan Shalat yang sering dilaksankan adalah shalat dhuhur, biasanya shalat dhuhur dilaksanakan secara berjamaah di mushola SMP N 2 Warungasem Batang yang pelaksanaannya secara bergilir. Selain shalat dhuhur berjamaah Guru PAI juga menganjurkan kepada siswa kelas IX untuk melaksanakan shalat dhuha pada jam istirahat. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya guru dalam Mengajarkan serta membiasakan siswanya melaksanakan shalat berjamaah dan tepat pada waktunya. d. Pengajian Kegiatan pengajian di SMP N 2 Warungasem memang tidak dilakukan secara rutin misalnya seminggu sekali atau sebulan sekali, akan tetapi kegiatan pengajian ini dilaksanakan ketika memperingati hari besar Islam biasanya setiap peringatan isra mi raj, maulid nabi dan pesantren kilat pada bulan puasa. Hal ini senada dengan yang dikatakan Ibu Nurul Khaanah:...yang terakhir kegiatan tahunan: shalat dhuha untuk kelas 9, do a bersama (istighosah) untuk kelas 9, pesantren kilat untuk kelas 7,8,9 setiap bulan ramadhan, peringatan maulid nabi muhammad SAW yang di isi dengan ceramah.... Kegiatan-kegiatan keagamaan yang telah dilaksanakan di SMP N 2 Warungasem Batang bertujuan sebagai sarana untuk membimbing, mengajarkan, serta menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada siswa supaya siswa selalu melakukan kegiatan keagamaan dalam kehidupan sehari-harinya.

63 B. Analisis Upaya Guru PAI dalam Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Upaya Guru PAI dalam pembinaan mental keagamaan siswa di SMP N 2 Warungasem Batang sangat sentral dan kompleks. Karena sosok guru PAI tidak hanya berupaya dalam mendidik dan membina mental keagamaannya saja tapi juga harus bisa menjadi teladan yang baik bagi muridnya. Menurut Al-Ghazali tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan hati manusia untuk berta aruf kepada Allah. Sejalan dengan ini Abdur Al-Rahman Al-Nahlawi menyebutkan tugas pendidik yang pertama adalah fungsi penyucian, yakni berfungsi sebagai pembersih, pemelihara, dan pengembang fitrah manusia. Kedua, fungsi pengajaran yakni menginternalisasikan dan menginformasikan pengetahuan dan nilai-nilai agama kepada manusia. Guru PAI disamping membina, membimbing, mengarahkan, dan membantu kedewasaan siswa juga untuk memberikan suri tauladan yang baik bagi siswa. Dari hasil wawancara dapat dianalisis bahwa upaya guru PAI dalam pembinaan mental keagamaan siswa sangatlah urgen dan vital hal ini karena guru PAI selalu berusaha memberikan bimbingan dan latihan dalam hal pembinaan mental keagamaan siswa serta memberikan teladan yang baik untuk anak-anak didik, sehingga siswa setelah mendapatkan bimbingan dan latihan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu Upaya guru PAI adalah memberi pengarahan dan pandangan kepada siswa

64 serta ikut mengimplementasikan nilai-nilai keislaman agar dapat diteladani oleh siswa. Upaya guru PAI yang lain adalah memotivasi siswa agar bergairah, semangat dan aktif belajar. Dalam upaya memberi motivasi, guru dapat menganalisa motif-motif yang melatarbelakangi anak. Sehingga anak didik merasa semangat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan di SMP N 2 Warungasem Batang. Upaya guru yang tidak kalah pentingnya dari berbagai upaya yang telah disebutkan di atas, adalah memberikan bimbingan. Upaya ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing peserta didik menjadi manusia susila yang cakap, tanpa bimbingan peserta didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangann dirinya. Dalam hal ini guru PAI SMP N 2 Warungasem selalu memberi bimbingan keagamaan kepada anak didik supaya mental keagamaan siswa di SMP N 2 Warungasem Batang semakin hari semakin baik. Dari pernyataan diatas dapat dianalisis bahwa guru PAI SMP N 2 Warungasem sudah melaksanakan upaya sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai pendidik. Guru PAI harus bisa menjadi model dan inspirator bagi siswanya supaya para siswa meneladani sikap-sikap dari guru PAI tersebut. C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembinaan Mental Keagamaan Siswa SMP N 2 Warungasem Batang Berdasarkan data-data terkait dengan upaya guru PAI dalam

65 pembinaan mental keagamaan siswa SMP N 2 Warungasem Batang terdapat faktor pendukung dan penghambat, yaitu: a. Faktor Pendukung Berdasarkan hasil wawancara bahwa faktor pendukung dalam pembinaan mental keagamaan siswa SMP N 2 Warungasem Batang dapat dianalisis melalui dua faktor pendukung yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1. Faktor Internal Faktor internal seperti di lingkungan sekolah SMP N 2 warungasem sendiri yang pertama adalah faktor guru, guru-guru lain selain guru PAI termasuk kepala sekolah semuanya adalah beragama Islam, kebijakan kepala sekolah yang mendukung program-program keagamaan di SMP N 2 Warungasem Batang, adanya dukungan dari guru-guru mata pelajaran yang lain, serta adanya keseriusan dan kesadaran siswa-siswi untuk berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan yang sudah diselenggarakan oleh sekolah. Kemudian termasuk juga dari sarana prasarana cukup mendukung seperti mushola (meskipun perlu perbaikan dan perluasan) 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal seperti dari lingkungan sekitar masyarakat sekitar SMP N 2 warungasem yaitu berada di desa kalibeluk mayoritas masyarakatnya beragama Islam sehingga selalu mendukung kegiatankegiatan yang dilaksanakan oleh siswa-siswi SMP N 2 warungasem dan banyak hal yang terjadi suatu mitra kegiatan bersama, misalnya pada bulan

66 puasa itu terjadi penarikan atau pengumpulan zakat fitrah oleh siswa SMP 2 Warungasem kemudian nanti ditasarufkan kepada warga yang berada di sekitar sekolah yaitu desa kalibeluk, pada saat bulan Dzulhijjah atau bulan idul qurban siswa SMP 2 Warungasem sudah terbiasa senantiasa melaksanakan qurban, meskipun hanya sebagian kecil yang disalurkan kepada warga sekitar sekolah. Demikian juga pada saat-saat ada kegiatan sosial nanti bisa terjadi siswa dengan warga sekitar khususnya para tokoh agama untuk bersama-sama memelihara masjid di desa Kalibeluk atau mensyiarkan agama dalam rangka mengisi kegiatan Romadhon atau kegiatan pesantren kilat yang suatu saat pernah ditempatkan di masjid Kalibeluk. b. Faktor Penghambat Berdasarkan hasil wawancara bahwa faktor penghambat dalam pembinaan mental keagamaan siswa SMP N 2 Warungasem Batang dapat dianalisis melalui dua faktor penghambat yaitu faktor internal dan eksternal. 1. Faktor Internal Faktor penghambat dari internal seperti: Pertama adanya perbedaan tentang pemahaman Islam karena dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, kedua tidak terlaksananya program kegiatan keagamaan dikarenakan tidak adanya dana dari sekolah, ketiga kurangnya kesadaran dari beberapa siswa dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan yang disebabkan oleh lingkungan masing-masing siswa yang heterogen, dan yang terakhir dari sarana prasarana yaitu mushola yang ada tidak terlalu besar sehingga tidak semua siswa dapat ikut shalat Dhuhur berjamaah, dan saat musim kering air

67 menjadi kendala non teknis. 2. Faktor Eksternal Faktor penghambat dari eksternal misalnya, kadang-kadang kalau diajak untuk berpartisipasi yang aktif apalagi kalau sudah berkaitan dengan hal dana agak kurang merespon tetapi sekolah yang membagi bantuan ya terespon sekali untuk kegiatan yang dalam hal untuk kebersamaan atau amaliyah bersama atau kerja bakti sangat terespon, tetapi kalau kembali ke hal dana baik yang dari internal maupun eksternal kurang merespon. Hal ini menandakan bahwa pihak eksternal atau masyarakat sekitar sekolah maunya hanya menerima pemberian dari sekolah saja.