BAB IV PENGARUH FEE BASED INCOME TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) DI BRI SYARIAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk. Tabel. 4.1 Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap variable-variabel dalam penelitian ini. Data-data yang dihasilkan

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA A. PENGUJIAN HIPOTESIS

Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap PT Astra International Tbk. Muhammad Dzulqarnain

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Unilever Indonesia, Tbk, didapatkan informasi Earning Per Share Tahun Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS DATA. telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa penulis adalah : Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya.

PENGARUH FEE BASED INCOME TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) DI BRI SYARIAH. Jl. Tamansari No. 1 Bandung

ANALISIS PENGARUH JUMLAH MODAL TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI PASAR TEBET TIMUR

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. pengaruh model fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham, dengan

ANALISIS PENGARUH KESEJAHTERAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MELEAWAI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH ROE, BOPO DAN NPL TERHADAP TINGKAT DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pendapatan Bunga Bersih Terhadap Tingkat Laba Bersih Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah PT. BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suku Bunga terhadap Return bagi hasil deposito mudharabah pada Bank

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH BIAYA PROMOSI GUDANG GARAM. TBK JEKSON TUA

PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

Analisis Pengaruh Fluktuasi Kurs (US Dollar dan Euro) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ45 MUHAMAD YASIN MARASABESSY

: Hendriyansyah NPM : Pembimbing : Dr, Waseso Segoro, IR. MM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

bebas yang diberi simbol X. Data selisih kurs diperoleh dari Laporan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

: Berkat Kristian Zega NPM : Pembimbing : Anne Dahliawati, SE., MM

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH EARNING PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) TBK. Andriyanto Pakaya 1

PENGARUH PERUBAHAN INFLASI, DANA PIHAK KETIGA, DAN TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT MODAL KERJA

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN

SKRIPSI. Oleh : Nama : Dhika Ermaya Nim : Manajemen Keuangan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (α) dari masing-masing variabel.

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Perbankan Syariah di Indonesia. Muamalat Indonesia, yang berdiri pada ttahun Berdirinya bank ini

PENGARUH PENYALURAN KREDIT TERHADAP PEROLEHAN PENDAPATAN (Studi Kasus : Koperasi Kredit Mitra Usaha Sejahtera Rahastra)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi - ISSN No. 34 / Th. XX / April 201

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

MembawaKTP/SIM/Pasporaslidanfotokopinya

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENGARUH LABA BERSIH DAN DIVIDEN KAS TERHADAP HARGA SAHAM (Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

ARGEN PURNAREZKA EA01

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang akurat. Berdasarkan statistik deskriptif diperoleh hasil sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software

BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan ini diarahkan untuk menganalisis pengaruh variabel. independen (motivasi) terhadap variabel dependen (kinerja) pada BPRS

Prosiding Manajemen ISSN:

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN. Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya di Tebet

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

Gladys Dorothy Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Person Terhadap Peningkatan Sales Volume Merchant Pada Bagian Pengembangan

penggunaan nilai wajar yang di adopsi oleh IAI yaitu mengenai properti investasi yang diatur dalam PSAK 13 dan IAS 40 pada standar IFRS.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskriptif Statistik Sampel Data Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PENDAPATAN MARGIN MURABAHAH TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA)

BAB IV ANALISIS DATA. dengan menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana telah diketahui

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Sena Aradea Manajemen Ekonomi 2013

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Penerapan International Financial Report Standards. Terhadap Laba PT LIPPO KARAWACI Tbk. : Irma Nuarti NPM :

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA, FASILITAS DAN PELAYANAN PADA YAMIEN 88 CIJANTUNG

Transkripsi:

BAB IV PENGARUH FEE BASED INCOME TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) DI BRI SYARIAH 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Kondisi Fee Based Income di BRI Syariah Dewasa ini persaingan di dunia perbankan sudah semakin ketat, khususnya untuk perbankan syariah saat ini menuntut pihak manajemen bank untuk lebih kreatif dan inovatif, serta sesuai dengan prinsip syariah dalam menciptakan produk dan memberikan pelayanan jasa, sehingga dapat lebih menarik minat calon nasabah. Sekarang bank-bank mulai melirik pendapatan dari sektor jasa. Perolehan pendapatan dari jasa-jasa bank ini walaupun relatif kecil, namun mempunyai suatu kepastian dan sangat berperan besar dalam memperlancar transaksi simpan pinjam di dunia perbankan. Hal ini disebabkan risiko terhadap jasa-jasa bank ini lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan yang berasal dari sumber utama yaitu kredit atau pembiayaan. Saat ini, sudah mulai banyak lagi bank yang giat mengejar pendapatan yang bersumber dari pendapatan jasa atau fee based income. Pendapatan yang berasal dari fee based income memberikan keuntungan yang besar, di antaranya adalah pendapatan fee based income memberi jalan untuk menciptakan pendapatan yang lebih stabil tidak tergantung pada fluktuasi suku bunga pasar, fee based income meningkatkan diversifikasi pendapatan bank, fee based income merupakan cara untuk meningkatkan daya saing dan yang terakhir fee based 64

income akan mendorong bank untuk lebih inovatif dalam menciptakan produk dan jasa pelengkap sesuai kebutuhan nasabahnya. Fee based income di bank saat ini merupakan sumber pendapatan yang kedua setelah sumber utama yaitu kredit atau pembiayaan. Tetapi jika pihak bank dapat mengoptimalkan lagi sumber yang berasal dari pendapatan jasa ini, maka ini akan membantu bank dalam meningkatkan laba perusahaan. Sumber fee based income di BRI Syariah yang terbesar saat ini berasal dari layanan transaksi Automated Teller Machine (ATM), karena dari beberapa layanan jasa, layanan inilah yang paling digunakan atau dibutuhkan oleh para nasabah. Sumber fee based income BRI Syariah beberapa di antaranya adalah jasa investasi terikat (mudharabah muqayyadah), jasa layanan, pendapatan dari transaksi valuta asing, bonus titipan wadiah, biaya administrasi delivery channel, biaya administrasi pembiayaan, layanan gadai, layanan garansi bank dan lain-lain. Akad yang digunakan BRI Syariah dalam layanan jasa atau fee based income ini ialah menggunakan akad wakalah bil ujrah, karena dalam melakukan layanan jasa ini pelanggan atau nasabah memberikan mandat kepada bank sebagai wakil untuk diteruskan pembayaran kepada pihak yang telah diamanatkan. Sebagai balasan dari jasanya tersebut, bank mengenakan biaya administrasi kepada nasabah yang disebut dengan fee atau ujrah. Fee based income merupakan variabel independen (X) dalam penelitian ini. Untuk melihat perkembangan fee based income yang terdapat pada BRI Syariah dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 65

Kondisi fee based income di BRI Syariah dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 mengalami pertumbuhan yang fluktuatif pada setiap tahunnya. Pada tabel 4.1 di bawah ini menunjukkan pertumbuhan fee based income dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Pertumbuhan Fee Based Income Tahun 2009 s/d 2014 Tahun Fee Based Income 2009 Rp 3.548.000.000 2010 Rp 9.001.000.000 2011 Rp 11.360.000.000 2012 Rp 9.931.000.000 2013 Rp 6.982.000.000 2014 Rp 9.824.000.000 Sumber: Laporan Keuangan Laba Rugi BRI Syariah Pada tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa kondisi atau pertumbuhan fee based income di BRI Syariah pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Kondisi ini bisa dilihat dari laporan keuangan yang ada di BRI Syariah. Pada tahun 2009 pendapatan non operasional di BRI Syariah yang tercatat di laporan keuangan adalah sebesar Rp 3.548.000.000 dan pada tahun 2010 naik menjadi Rp 9.001.000.000. Tingkat pertumbuhan sebesar 156,69%. Pada tahun 2011 yang tercatat adalah Rp 11.360.000.000, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 26,20%. Pada tahun 2012 yang tercatat adalah Rp 9.931.000.000, dengan tingkat 66

pertumbuhan sebesar 12,57%. Pada tahun 2013 yang tercatat adalah Rp 6.982.000.000, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 29,69%. Dan pada tahun 2014 yang tercatat adalah Rp 9.824.000.000, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 40,70%. Gambar 4.1 Pertumbuhan Fee Based Income Tahun 2009 s/d 2014 12,000,000,000 Fee Based Income 10,000,000,000 8,000,000,000 6,000,000,000 FBI 4,000,000,000 2,000,000,000 0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: Laporan Keuangan Laba Rugi BRI Syariah (data diolah oleh penulis) Berdasarkan gambar grafik 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa peningkatan fee based income setiap tahunnya mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Seiring berjalannya waktu BRI Syariah pada setiap tahunnya dapat meningkatkan pendapatan yang bukan hanya dari pendapatan utama yaitu pembiayaan, tetapi BRI Syariah memulainya dari segi pendapatan jasa atau fee based income, ini dapat dibuktikan dengan melihat laporan keuangan pada tahun 2014. Meskipun pada tahun 2013 pendapatan jasa ini mengalami penurunan tapi pihak bank mampu bangkit dan 67

memperbaiki kekurangan ini dan terbukti pada tahun selanjutnya pendapatan pun naik kembali. Ini merupakan sebuah langkah yang baik dalam peningkatan laba perusahaan. 4.1.2 Perkembangan Earning Per Share (EPS) di BRI Syariah Usaha bank dalam kegiatannya baik dalam segi penyimpanan maupun penyaluran dana itu adalah tidak lain dan tidak bukan demi untuk menaikkan laba perusahaan. Jika laba per tahunnya dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan ini sudah pasti akan menarik para investor dan nasabah, karena ini berarti kegiatan operasional dan manajemen bank berjalan sangat baik. Saat ini perkembangan earning per share (EPS) atau laba per lembar saham di BRI Syariah sudah cukup baik, meskipun beberapa tahun ke belakang banyak penurunan sebagaimana yang tercatat dalam laporan tahunan tetapi untuk tahun selanjutnya bank telah berusaha untuk menaikkan laba perusahaan. Ada banyak alasan mengapa laba menjadi tujuan yang penting tidak saja bagi pihak manajemen tetapi juga bagi pihak pemegang saham. Laba dapat digunakan sebagai pengukuran atas efisiensi manajemen serta sebagai pengukur keberhasilan dan sebagai pedoman pengambil keputusan manajemen di masa yang akan datang. Secara umum laba juga telah diterima sebagai ukuran pengembalian investasi. Semakin besar laba yang diperoleh, dapat juga semakin baiknya suatu bisnis penanaman modal. Oleh karena itu, secara umum manajemen sangat diharapkan dapat menghasilkan laba seoptimal mungkin. 68

Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik pada earning per share (EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa dan menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan. Para calon pemegang saham tertarik dengan earning per share (EPS) yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. Secara singkat dapat peneliti simpulkan bahwa semakin tinggi nilai EPS tentu saja akan menyenangkan pemegang saham, karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Besarnya earning per share (EPS) suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan langsung atau dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Earning per share atau laba per lembar saham adalah suatu analisis yang penting di dalam laporan keuangan perusahaan. Earning per share (EPS) merupakan variabel dependen (Y) dalam penelitian ini. Untuk melihat perkembangan earning per share (EPS) yang terjadi di BRI Syariah dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Perkembangan earning per share (EPS) atau laba per lembar saham di BRI Syariah dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 sebenarnya banyak mengalami kenaikan pada setiap tahunnya, tetapi juga ada penurunan di beberapa tahun ke belakang. Pada tabel 4.2 di bawah ini menunjukkan pertumbuhan fee based income dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: 69

Tabel 4.2 Perkembangan Earning Per Share (EPS) di BRI Syariah Tahun Earning Per Share (EPS) 2009 299.999.000 2010 1.957.999.000 2011 1.957.999.000 2012 1.958.000.000 2013 958.000.000 2014 2.957.999.000 Sumber: Laporan Tahunan BRI Syariah Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa perkembangan earning per share (EPS) di BRI Syariah pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 mengalami kenaikan, meskipun ada pula penurunan tetapi itu tidak terlau besar atau signifikan. Pada tahun 2009 laba yang tercatat dalam laporan tahunan adalah sebesar 299.999.000 lembar saham dan pada tahun 2010 laba tersebut mengalami kenaikan menjadi 1.957.999.000 lembar saham. Tingkat pertumbuhan sebesar 552,66%. Pada tahun 2011 laba yang tercatat yaitu sebesar 1.957.999.000 lembar saham. Pada tahun 2012 laba yang tercatat yaitu sebesar 1.958.000.000 lembar saham, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 5,10%. Pada tahun 2013 laba yang tercatat yaitu sebesar 958.000.000 lembar saham, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 51,07%. Dan pada tahun 2014 laba yang tercatat yaitu sebesar 2.957.999.000 lembar saham, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 208,76%. 70

Gambar 4.2 Pertumbuhan Earning Per Share (EPS) Tahun 2009 s/d 2014 3,500,000,000 Earning Per Share 3,000,000,000 2,500,000,000 2,000,000,000 1,500,000,000 EPS 1,000,000,000 500,000,000 0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: Laporan Tahunan BRI Syariah (data diolah oleh penulis) Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa perkembangan earning per share (EPS) atau laba per lembar saham di BRI Syariah banyak mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 laba yang di dapat masih terbilang sedikit, ini mungkin disebabkan karena perusahaan baru berdiri dan belum banyak melakukan kegiatan opersional maupun layanan jasa. Lalu pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2010 BRI Syariah mulai mengalami kenaikan yang drastis yaitu sekitar 552,66%. Pada tahun selanjutnya bank hampir tidak mengalami penurunan ataupun kenaikan, kalaupun ada penurunan atau kenaikan tersebut tidak terlalu besar, maka dari itu laba dari tahun tersebut tidak berpengaruh apa-apa terhadap laporan keuangan. Lalu pada tahun 2012 bank malah mengalami penurunan yang cukup drastis tetapi bank berusaha untuk 71

menaikkan kembali laba perusahaan dan terbuktilah di tahun selanjutnya bank langsung mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu sekitar 208,76%. 4.1.3 Pengaruh Fee Based Income Terhadap Earning Per Share (EPS) di BRI Syariah Tabel 4.3 Fee Based Income dan Earning Per Share (EPS) di BRI Syariah Tahun Fee Based Income Earning Per Share 2009 Rp 3.548.000.000 299.999.000 2010 Rp 9.001.000.000 1.957.999.000 2011 Rp 11.360.000.000 1.957.999.000 2012 Rp 9.931.000.000 1.958.000.000 2013 Rp 6.982.000.000 958.000.000 2014 Rp 9.824.000.000 2.957.999.000 Sumber: Data diolah oleh penulis 4.1.3.1 Analisis Regresi Sederhana Pada analisis ini akan dijelaskan hasil persamaan regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh fee based income terhadap earning per share (EPS) di BRI Syariah. Berdasarkan data pada tabel 4.3 pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS 20, maka hasil regresi sederhana akan disajikan pada tabel 4.4 di bawah ini: 72

Tabel 4.4 Hasil Analisis Regresi Sederhana Fee Based Income terhadap Earning Per Share (EPS) Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant) -687049288,533 778387395,476 -,883,427 1 FBI,281,088,846 3,179,034 a. Dependent Variable: Earning Per Share (EPS) Sumber: Data hasil output SPSS versi 20 Dari hasil perhitungan analisis regresi pada tabel 4.4 di atas, maka diperoleh bentuk persamaan regresi sederhana sebagai berikut: Artinya, nilai konstanta (a) sebesar menyatakan bahwa jika fee based income (variabel X) nilainya 0, maka besarnya earning per share (variabel Y) nilainya negatif, yaitu sebesar (Rp ). Koefisien regresi sebesar menyatakan bahwa setiap penambahan Rp 1 biaya fee based income akan meningkatkan hasil earning per share (EPS) sebesar Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara fee based income dengan earning per share (EPS), semakin naik pendapatan fee based income maka semakin meningkatkan nilai earning per share (EPS). 73

4.1.3.2 Analisis Koefisien Korelasi Analisis korelasi digunakan untuk membahas derajat hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antara variabel X dan variabel Y atau untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara variabel X dan variabel Y. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 20, maka hasil dari korelasi disajikan pada tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Fee Based Income terhadap Earning Per Share Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,846 a,716,646 551525574,370 a. Predictors: (Constant), FBI b. Dependent Variable: EPS Sumber: Data hasil output SPSS versi 20 Besarnya pengaruh atau koefisien determinasi (R Square) menunjukkan nilai sebesar 0,716 atau sebesar 71,6% diperoleh dari hasil (r 2 x 100%=0,846 2 x 100%=71,6%), artinya variabel fee based income dipengaruhi oleh variabel earning per share (EPS) sebesar 71,6% dan sisanya 28,4% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dilihat dari hasil koefisien korelasi masuk pada kriteria sangat kuat, karena korelasi di antara interval 0,80-1,000. Sifat hubungannya positif (+) dimana setiap kenaikan variabel X (fee based income) akan mengakibatkan kenaikan variabel Y (earning per share), dan begitu pula sebaliknya setiap penurunan 74

variabel X (fee based income) akan mengakibatkan penurunan variabel Y (earning per share). 4.1.3.3 Pengujian Hipotesis (Uji t) Tabel 4.6 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant) -687049288,533 778387395,476 -,883,427 1 FBI,281,088,846 3,179,034 Dependent Variable: Earning Per Share (EPS) Sumber: Data hasil output SPSS versi 20 Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Fee Based Income dengan Earning Per Share (EPS), penulis melakukan tahap-tahap sebagai berikut: a. Pertama: Tentukan hipotesis. Hipotesis yang diajukan sebagai berikut: Ho : β1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh fee based income terhadap earning per share. Ha : β 0 : Terdapat pengaruh fee based income terhadap earning per share. 75

b. Kedua: Menghitung besarnya angka t-hitung. Dengan asumsi bahwa pasangan X dan Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka uji signifikan terhadap nilai r tersebut dilakukan dengan menggunakan uji signifikan t dengan rumus statistik sebagai berikut: Keterangan: b = Koefisien regresi β = Hipotesis nol Sb = Kesalahan standar koefisien regresi c. Ketiga: Menghitung besarnya angkat t tabel dengan ketentuan sebagai berikut: Taraf signifikansi sebesar 5% dan df = n-2 Kriteria pengujian apakah hipotesis itu ditolak atau tidak ditolak adalah sebagai berikut: 3) t hitung t tabel atau -t hitung -t tabel = Ho diterima dan Ha ditolak (-t tabel t hitung t tabel) 4) t hitung > t tabel atau -t hitung < -t tabel = Ho ditolak dan Ha diterima (-t tabel > t hitung > t tabel) Kriteria pengujian ditetapkan dengan membandingkan nilai t hitung dari perhitungan kemudian dibandingkan dengan t tabel dengan menggunakan tabel nilai-nilai dalam distribusi t dengan tingkat signifikansi 0,05. 76

t hitung > t tabel artinya fee based income mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap earning per share, dengan kata lain Ho ditolak dan H1 diterima. t hitung < t tabel artinya fee based income tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap earning per share, dengan kata lain Ho diterima dan H1 ditolak. d. Keempat: Menentukan kriteria uji hipotesis. Untuk menguji hipotesis ini kriteria yang digunakan adalah kriteria sebagai berikut: Nilai t hitung t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. e. Kelima: Membuat keputusan. Pada tabel 4.6 diperoleh nilai t hitung untuk variabel X (fee based income) sebesar 3,179. Kemudian dibandingkan dengan t tabel dengan rumus df=(n-2)= 4 dengan signifikansi 0,05 maka diperoleh 2,132. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel (3,179>2,132), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara fee based income terhadap earning per share (EPS) di BRI Syariah pada tahun 2009 s/d 2014. Terlihat bahwa pada kolom Sign atau significance variabel fee based income mempunyai angka yang signifikan yaitu sebesar 0,034<0,05. Karena itu variabel fee based income memang mempengaruhi earning per share (EPS). 77

4.1.3.4 Analisis Koefisien Determinasi Untuk mengukur kontribusi fee based income terhadap earning per share (EPS), maka dilakukan pengujian koefisien penentu atau koefisien determinasi (KD) yang merupakan kuadrat koefisien korelasi dan biasanya dinyatakan dengan menggunakan rumus: KD = r 2 x 100% SPSS 20: Berikut adalah hasil perhitungan Koefisien Determinasi (r 2 ) menggunakan Tabel 4.7 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,846 a,716,646 551525574,370 a. Predictors: (Constant), FBI b. Dependent Variable: EPS Sumber: Data hasil output SPSS versi 20 Dari perhitungan koefisien determinasi tabel 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa fee based income pada BRI Syariah memberikan kontribusi sebesar 0,716 atau 71,6%. Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh fee based income terhadap earning per share (EPS) adalah 71,6%. Adapun sisanya sebesar 28,4% dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak di teliti dalam penelitian ini, yaitu pendapatan yang bukan berbasis jasa. 78

4.2 Pembahasan 4.2.1 Kondisi Fee Based Income di BRI Syariah Di BRI Syariah pendapatan yang berasal dari sumber pendapatan utama yaitu hasil dari pembiayaan tampaknya masih menjadi pilihan utama dalam rangka meningkatkan kepercayaan nasabah. Tetapi seiring berjalannya waktu bank mulai menyadari kelemahan dari sumber utama tersebut yaitu terdapat kemungkinan nasabah mengalami kemacetan dalam pembayaran. Maka dari itu bank mulai meningkatkan pendapatan dari sektor jasa. Ini terbukti dari laporan keuangan yang menunjukkan bahwa presentase pendapatan jasa atau fee based income yaitu menyumbang 71,6% untuk menambah laba perusahaan. Bahkan jika dilihat lebih mendalam lagi kita bisa melihat bahwa setiap tahunnya pendapatan jasa ini terusmenerus mengalami kenaikan, meskipun di beberapa tahun sempat mengalami penurunan tapi di tahun selanjutnya pihak bank dapat meningkatkan kembali pendapatan tersebut. Sebagaimana yang tercatat di laporan keuangan BRI Syariah, terlihat bahwa pada setiap tahunnya pendapatan jasa ini terus menerus mengalami kenaikan. Ini disebabkan pihak manajemen bank yang semakin memperhatikan laba dari sumber pendapatan ini, ditambah lagi dengan jenis layanan jasa ini yang banyak jenisnya. Sumber fee based income BRI Syariah beberapa di antaranya adalah jasa investasi terikat (mudharabah muqayyadah), jasa layanan, pendapatan dari transaksi valuta asing, bonus titipan wadiah, biaya administrasi delivery channel, biaya administrasi pembiayaan, layanan gadai, layanan garansi bank dan lain-lain 79

Kenaikan fee based income dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya yaitu semakin rutinnya pihak bank dalam mengadakan kerja sama dengan beberapa mitra terkait jasa layanan pengelolaan keuangan nasabah non perorangan (cash management) virtual account. Saat ini, 50% dari layanan virtual account di dominasi dunia pendidikan atau sekolah. Sementara sisanya seperti pembayaran perumahan (residential), kartu kredit, asuransi, dan pembayaran listrik. Pihak bank mengakui, layanan cash management virtual account ini belum banyak menyumbang untuk fee based income. Tetapi, pihak bank menilai, potensi virtual account cukup menjanjikan untuk mendukung peningkatan perolehan fee based income. Pada saat ini pihak bank masih fokus pada pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM (small medium enterprise/smi), kredit pembiayaan rumah (KPR), pembiayaan haji serta tabungan haji. Lalu yang selanjutnya yaitu dari pendapatan transaksi valuta asing. Kegiatan jual beli valas berkaitan dengan fungsi pelayanan bank dalam kegiatan perdagangan dan pembayaran dengan menggunakan mata uang asing. Pesatnya perkembangan transaksi ekspor impor menyebabkan lebih menetapnya perolehan fee based income dari aktivitas ini. BRI Syariah telah menjalankan transaksi trade finance dan treasury dari tahun 2012 hingga sekarang. Pada setiap tahunnya pihak bank selalu mencapai target sehingga sektor ini mampu mendongkrak pendapatan berbasis jasa atau fee based income ini. Garansi bank juga dapat menyumbang jumlah yang besar untuk laporan keuangan bank, namun dalam persoalan ini bank harus memiliki strategi yang bagus 80

agar dapat bersaing dengan bank-bank lain, ini dibuktikan dengan pencapaian garansi bank dari bank-bank lain yang terus melonjat naik bahkan melampaui target. Jika bank lain mampu menggenjot laba yang berasal dari sektor ini, maka pihak BRI Syariah harus mampu mengoptimalkan usahanya dalam rangka menaikkan laba perusahaan. 4.2.2 Perkembangan Earning Per Share (EPS) di BRI Syariah Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. Dengan demikian, laba per lembar saham (EPS) menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham (EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan. Faktor penyebab kenaikan dan penurunan laba per lembar saham yaitu laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap, laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun, laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun, persentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar dan yang terakhir yaitu 81

persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar daripada persentase penurunan laba bersih. Sedangkan penurunan laba per saham dapat disebabkan karena laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik, laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap, laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik, persentase penurunan laba bersih lebih besar daripada persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar dan yang terakhir yaitu persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar daripada persentase kenaikan laba bersih. Jadi bagi suatu badan usaha nilai laba per lembar saham akan meningkat apabila persentase kenaikan laba bersihnya lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar. Saat ini perkembangan laba per lembar saham di BRI Syariah, sebagaimana yang tercatat di laporan tahunan bank menunjukkan banyak kenaikan, bisa dibilang tiap tahunnya laba bank naik. Tetapi ada juga pada tahun tertentu yang mengalami penurunan, tetapi pihak manajemen bank mampu bangkit dan menaikkan persentase jumlah laba bank pada tahun berikutnya. 4.2.3 Pengaruh Fee Based Income Terhadap Earning Per Share (EPS) di BRI Syariah Setelah melalui perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 20, ternyata fee based income menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap earning per share (EPS) di BRI Syariah. Pada setiap tahunnya pendapatan jasa ini sering mengalami 82

kenaikan meskipun terdapat juga penurunan di beberapa tahun. Ini disebabkan pihak manajemen bank yang semakin memperhatikan laba dari sumber pendapatan ini, karena jenis layanan jasa ini banyak jenisnya. Sumber fee based income BRI Syariah beberapa di antaranya adalah jasa investasi terikat (mudharabah muqayyadah), jasa layanan, pendapatan dari transaksi valuta asing, bonus titipan wadiah, biaya administrasi delivery channel, biaya administrasi pembiayaan, layanan gadai, layanan garansi bank dan lain-lain. Banyaknya pendapatan yang bisa dihasilkan dari layanan jasa ini mengakibatkan penambahan jumlah yang besar bagi laba perusahaan. Setelah dilakukan analisis bagaimana pengaruh fee based income terhadap earning per share (EPS) diketahui bahwa di BRI Syariah keduanya memiliki hubungan yang positif, dimana setiap kenaikan variabel X (fee based income) akan mengakibatkan kenaikan variabel Y (earning per share), dan begitu pula sebaliknya setiap penurunan variabel X (fee based income) akan mengakibatkan penurunan variabel Y (earning per share) dengan derajat hubungan fee based income terhadap earning per share (EPS) sangat kuat dengan kontribusi sebesar 71,6%. Dengan demikian, fee based income merupakan salah satu jenis pendapatan yang memiliki peranan penting sebagai indikator dalam kemampuan bank menghasilkan pendapatan non operasional yang dimilikinya dalam rangka meningkatkan laba perusahaan. 83