METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan. Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) meliputi tahapan define,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode, Bentuk, dan Rancangan Penelitian. Sugiyono (2013: 2) bahwa Metode penelitian adalah cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R & menggunakan model penelitian R & D yaitu melalui 4-D model.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. dengan subyek siswa kelas X program keahlian Agribisnis Perikanan sebanyak satu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental. Di dalam penelitian ini tes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dibangun dari beberapa asumsi. Asumsi pertama adalah

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN. 2015/2016, dengan pokok bahasan Lingkaran. eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen.

Transkripsi:

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian dilaksanaan di SMP Negeri 1 Sragen yang beralamat Jalan Raya Sukowati No. 162 Sragen, Kabupaten Sragen. 2. Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tahap persiapan hingga pelaksanaan dimulai pada bulan Maret 2015 sampai dengan Januari 2016. Secara rinci jadwal kegiatan disajikan pada Lampiran 1: 106 B. Model Pengembangan Penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (research and delopment). Penelitian dan pengembangan ini merupakan penelitian yang berorientasi untuk mengembangkan dan menvalidasi produk-produk yang digunakan dalam penelitian. Penelitian yang dilakukan berupa pengembangan modul pembelajaran IPA terpadu. Materi yang dikembangkan berupa materi pembelajaran IPA terpadu dengan tema Ekosistem. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (Educational Research and Development) yang disingkat dengan R&D. Model pengembangan yang dipakai dalam penelitian ini adalah model pengembangan model 4-D yang dikemukakan oleh S. Thiagarajan (1974:5). Model pengembangan 4-D terdiri 4 tahap, yaitu: 1. Pendifinisian (Define); 2. Perancangan (Design); 3. Pengembangan (Develop); 4. Penyebaran (Disseminate). Alasan menggunakan model ini adalah: (a) perangkat pembelajaran model 4-D lebih runtut; (b) adanya tahapan validasi dan ujicoba yang menjadikan draft lebih sempurna; (c) langkah-langkah pengembangan logis; dan (d) tahapan lebih sederhana dibandingkan model yang lain. Tahapan 4-D disajikan pada Gambar 3.1. 54

55 Pra penelitian Analisis PISA, Analisis 8 SNP, Analisis UN, Analisis Proses Pembelajaran, Analisis Kurikulum, Analisis Bahan Ajar, Kemampuan Analisis, Kepedulian Lingkungan Pendefinisian (Define) Pemilihan Format berdasarkan kriteria modul Draf awal Desain Awal modul Perancangan (Design) Validasi Ahli Materi, Validasi Ahli Perangkat Pembelajaran, Validasi Ahli Pengembangan Modul, Ahli Tata Bahasa, Praktisi Revisi I Draf I Uji Coba Terbatas Draf II Revisi II Pengembangan (Develop) Uji Coba Luas Analisis Hasil Revisi III Modul IPA Terpadu Berbasis JAS Penyebaran pada forum guru MGMP Penyebaran (Disseminate) Gambar 3.1. Langkah-langkah Pengembangan Tahapan 4-D (Thiagarajan, Semmel, dan Semmel, 1974)

56 1. Tahap Pendifinisian (Define) Pendefinisian bertujuan menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan di dalam proses pembelajaran. Tahap pendefinisian terdiri dari 8 analisis yaitu: a. Analisis PISA (Programme For International Student Assesment) Analisis PISA bertujuan untuk mengetahui perkembangan pendidikan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara yang tergabung dalam OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development). b. Analisis 8 Standar Nasional Pendidikan Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hasil analisis pemenuhan Standar Nasional Pendidikan meliputi 8 poin, di SMP Negeri 1 Sragen, antara lain: (1) Standar Kompetensi Lulusan; (2) Standar Isi; (3) Standar Proses; (4) Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan; (5) Standar Sarana dan Prasarana; (6) Standar Pengelolaan; (7) Standar Pembiayaan Pendidikan; (8) Standar Penilaian Pendidikan. c. Analisis Ujian Nasional Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hasil Ujian Nasional. Hasil Ujian Nasional dgunakan sebagai tolok ukur kualitas pendidikan antar daerah, sarana memotivasi peserta didik, orang tua, guru dan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. d. Analisis Kurikulum Analisis kurikulum bertujuan untuk mengetahui kebutuhan sumber belajar yang berbentuk modul, serta hubunganya dengan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan silabus yang akan digunakan. Kurikulum yang digunakan kurikulum 2013. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi. Data yang diperoleh berupa catatan hasil analisis kurikulum. e. Analisis Bahan Ajar Analisis Bahan Ajar bertujuan untuk mengetahui bahan ajar IPA yang digunakan peserta didik setingkat SMP harus terpadu, menarik disesuaikan dengan usia kelas VII yang masih berpikir secara nyata. Penampilan bahan ajar sangat menunjang keberhasilan peserta didik dalam belajar.

57 f. Kemampuan Analisis Tujuan analisis kemampuan analisis peserta didik adalah untuk mengetahui kondisi siswa sebelum penelitian dilakukan. Kemampuan analisis meliputi kemampuan menganalisa, mengkategorikan, menguraikan, mengidentifikasikan, merumuskan, merekontruksikan, menentukan. Instrumen berupa lembar observasi peserta didik di sekolah peneliti. Data berupa angket jawaban para siswa. Hasil analisis ini dijadikan acuan dalam menentukan metode, model, dan media pembelajaran yang ditentukan. g. Analisis Kepedulian Lingkungan Analisis materi bertujuan untuk mengetahui kepedulian peserta didik terhadap lingkungan. Instrumen berupa lembar angket peserta didik di sekolah peneliti. Data berupa angket jawaban para siswa. 2. Tahap Perencanaan (Design) Pada tahap ini dilakukan perancangan prototipe modul pembelajaran berbasis kontekstual. Tahap perancangan terdiri dari: a. Merumuskan Tujuan Mengetahui tujuan pembelajaran, metode, model pembelajaran, alat evaluasi, dan butir soal. Instrumen berupa lembar observasi dan data berupa tabel perumusan tujuan. b. Pemilihan Model Keterpaduan Langkah-langkah menentukan model keterhubungan menganalisis KI dan KD dan mencari keterhubungannya dan menentukan tema. c. Pemilihan Format Pemilihan format modul disesuaikan dengan panduan penyusunan modul yang dikeluarkan oleh BNSP. Modul disusun berdasarkan komponen pembelajaran dengan tema interaksi mahkluk hidup dengan pendekatan JAS. Format yang dipilih adalah pengembangan modul IPA Terpadu dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar diadaptasi dari format menurut Sukiman (2011) yang sudah dimodifikasi. d. Desain Awal Produk Tujuan untuk membuat bentuk awal produk modul yang sesuai dengan kriteria penyusunan modul diantaranya: 1) Judul modul merupakan gambaran dari keseluruhan dari modul yang akan dikembangkan; 2) KI dan KD yang akan dicapai siswa setelah mempelajari modul; 3) Tujuan yang akan dicapai; 4) Prosedur kerja yang akan

58 digunakan siswa sebagai acuan dalam mempelajari modul; 5) Apersepsi siswa berisi pengantar materi dan soal untuk menguji pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan dibahas; 6) Uraian materi, memuat konsep-konsep dasar materi IPA yang akan dibahas; 7) Soal latihan dan tugas yang akan dikerjakan siswa; 8) Rangkuman, memuat konsep dan prinsip sains yang harus dipahami siswa setelah mempelajari bab yang bersangkutan; 9) Evaluasi sebagai tolok ukur kemampuan siswa dalam menguasai modul; 10) Kunci jawaban dan soal tugas yang diberikan. 3. Tahap Pengembangan (Develop) Merupakan tahap pengembangan modul untuk memperoleh modul IPA terpadu yang mendapatkan validasi dari ahli, praktisi, dan teman sejawat. Langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Validasi Perangkat Modul Tahap ini dimulai dengan validasi perangkat pembelajaran dengan tujuan membuktikan bahwa suatu proses atau metode dalam pengembangan modul pembelajaran dapat memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dan terdokumentasi dengan baik. Kebenaran dari konten materi, format, bahasa serta komponen yang ada dalam modul menghasilkan draf I dengan harapan mendapat saran dan perbaikan dari validator. Pada tahap ini validator terdiri dari validator ahli materi, validator ahli perangkat pembelajaran, validator pengembangan modul, validator ahli bahasa, praktisi. Praktisi terdiri dari 2 orang guru yaitu guru SMP Negeri 1 Sragen dan guru SMP Negeri 1 Mondokan untuk mengetahui keterbacaan materi, format modul dan untuk mengetahui kemungkinan keterlaksanaan pembelajaran menggunakan modul pembelajaran yang dikembangkan. Setelah draf I divalidasi dan direvisi maka dihasilkan draf II. Draf II selanjutnya akan diujicobakan terbatas ke siswa. b. Uji Terbatas. Dilakukan kepada kelompok yang terdiri dari 10 peserta didik kelas VII A, pada SMP Negeri 1 Sragen Kabupaten Sragen. Bertujuan untuk mengetahui kemampuan operasional modul sebelum uji coba luas. Selama proses uji coba, dilakukan pengamatan, mencacat hal-hal yang penting baik kekurangan, kelebihan, kesalahan

59 maupun penyimpangan yang ada dalam produk. Pengamatan terhadap respon siswa, aktivitas siswa selama pembelajaran. c. Uji Coba Secara Luas Uji coba secara luas dilakukan pada kelas VII A pada sekolah yang sama. Pada tahapan ini dilakukan pembelajaran dan observasi dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas modul ini didalam pembelajaran dan mengevaluasi produk yang telah dikembangkan setelah sebelumnya pada uji coba terbatas telah mengetahui kekurangan dalam penggunaan modul pembelajaran yang telah dikembangkan. Sebelum modul diimplementasikan dalam pembelajaran siswa diberikan pretest terlebih dahulu dan dilanjutkan implementasi modul dalam pembelajaran kemudian diakhiri dengan postest. 4. Tahap Penyebaran (Disseminate) Tahapan ini merupakan tahap akhir dari pengembangan. Pada tahap penyebaran dilakukan sosialisasi bahan ajar melalui pendistribusian dalam jumlah terbatas ke sekolah-sekolah di Kecamatan Sragen. Tujuannya untuk memperoleh respons dan umpan balik terhadap modul yang dikembangkan. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian pada tiap tahap penelitian dan pengembangan dapat dilihat sebagai berikut: 1. Subjek penelitian pada penelitian pendahuluan melibatkan 10 orang siswa kelas 7A SMP Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2015/ 2016 dan 2 orang guru IPA SMP Negeri 1 Sragen. 2. Subjek penelitian pada tahap pengembangan melibatkan 1 validator ahli dan materi, 2 validator teman sejawat (guru IPA SMP), 10 siswa kelas 7A SMP Negeri 1 Sragen dalam ujicoba terbatas, 32 siswa kelas 7A SMP Negeri 1 Sragen sebagai kelas modul pendekatan JAS dan kelas 7B SMP Negeri 1 Sragen sebagai kelas baseline konvensional dalam ujicoba besar. 3. Subjek penelitian pada tahap penyebaran melibatkan 7 orang guru IPA di Kecamatan Sragen.

60 D. Desain Uji Coba Produk Menguji keefektifan produk menggunakan Pre-test Post-test Control Group Design. Rancangan uji coba disajikan pada tabel 3.1. Tabel 3.1. Desain Penelitian Control-Group Pre-test Post-test Desain Penelitian Control Group Pre-test Post-test Pre-test Perlakuan Post-test Kelas baseline konvensional T 1 X a T 2 Kelas modul pendekatan JAS T 1 X b T 2 (Sugiyono, 2012: 116) Keterangan: X a = Pembelajaran menggunakan bahan ajar di sekolah. X b = Pembelajaran menggunakan modul IPA terpadu hasil pengembangan. T 1 = Tes kemampuan awal T 2 = Tes hasil belajar sains Metode ini digunakan karena pada kenyataanya sulit mendapatkan kelompok baseline konvensional yang digunakan penelitian. E. Instrumen Pengumpulan Data Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas penelitian adalah instrument, karena validitas dan kesahihan data yang diperoleh sangat ditentukan oleh kualitas instrument yang digunakan, disamping prosedur pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a). Lembar obsevasi awal kegiatan; b). Lembar validasi modul; c). Angket tanggapan siswa; d) Angket guru terhadap modul; e). Test. Rincian instrument penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut: 1. Lembar Observasi Kegiatan Awal Memperoleh data masukan tentang perlu dan tidaknya menyusun modul IPA terpadu. Lembar observasi diberikan kepada kepala sekolah, guru, siswa. 2. Angket kebutuhan siswa dan guru

61 Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang kebutuhan siswa dan guru terhadap produk yang akan dikembangkan. Data angket ini dijadikan dasar untuk pengembangan modul. Penyusunan angket berdasarkan kisi-kisi. 3. Angket untuk lembar validasi modul Instrument ini digunakan untuk memperoleh data tentang penilaian dari validator terhadap modul. Hasil penilaian ini dijadikan dasar untuk kelayakan pengembangan modul dan bahan perbaikan modul sebelum diujicobakan. Penyusunan angket berdasarkan kisi-kisi penilaian bahan ajar yang sesuai dengn BNSP. Angket dan instrument validasi terlampir. 4. Angket untuk keterbacaan modul Instrument ini digunakan untuk memperoleh data tentang keterbacaan terhadap modul sebelum diujicobakan. Angket keterbacaan modul ini terlampir. 5. Lembar Validasi Modul Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang penilaian dari validator terhadap modul. Hasil penilaian dari validator dijadikan dasar untuk perbaikan modul sebelum diujicobakan. 6. Angket Respon Siswa Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan mengunakan modul IPA terpadu. 7. Angket Respon Guru Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap modul yang dikembangkan. 8. Tes Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest dan postest. Tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yang tuntas setelah belajar dengan menggunakan modul IPA terpadu yang dikembangkan. Data ini digunakan untuk mengetahui keefektifan modul pembelajaran IPA Terpadu yang digunakan. Pretest dan postest yang digunakan dalam bentuk pilihan ganda karena tes pilihan ganda dapat mencakup seluruh materi pembelajaran. Tes pilihan ganda yang digunakan adalah tes pilihan ganda dengan empat opsi jawaban. Dalam penelitian ini soal pretest dan postest terlebih dahulu diuji reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda adalah sebagai berikut:

62 a. Uji Validitas Butir Soal Dengan tehnik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Rumus yang digunakan adalah korelasi product moment sebagai berikut: Dengan r XY = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, N = cacah responden, Y= skor total yang diperoleh dari semua butir soal, dan X= skor butir soal yang diperoleh responden. (Arikunto, 2001:72). b. Uji Reliabilitas : Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Kuder Richarson-21 dengan rumus Dengan r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan, n = cacah butir soal, S= deviasi standar dari tes, dan M= rerata skor total (Arikunto, 2001:103). c. Uji Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Mencari indeks kesukaran (P) digunakan rumus : P = B/J s Dengan P= indeks kesukaran, B= banyaknya siswa menjawab benar, J S =cacah seluruh siswa peserta tes (Arikunto, 2001:108). Adapun kriteria indeks kesukaran adalah: P = 1,00 0,30 adalah soal sukar P = 0,30 0,70 adalah soal sedang P = 0,70 1,00 adalah soal mudah (Arikunto, 2001:201). d. Daya Pembeda Daya pembeda atau daya diskriminasi soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang

63 kurang pandai (berkemampuan rendah) berdasar criteria tertentu. Untuk menentukan indeks deskriminasi (daya pembeda) digunakan rumus: Dengan D= indeks deskriminasi, JA= banyaknya peserta kelompok atas, JB= banyaknya peserta kelompok bawah, B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar, B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar, P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar, P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (Arikunto, 2001:213). Adapun kriteria indeks deskriminasi adalah D = 0,00 0,20 adalah jelak D = 0,21 0,40 adalah cukup D = 0,41 0,70 adalah baik D = 0,71 1,00 adalah baik sekali (Arikunto, 2001:218). F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data untuk kelayakan modul IPA terpadu dengan tema interaksi mahkluk hidup dengan pendekatan JAS dilakukan dengan teknik deskriptif terhadap data pada tahapan studi pendahuluan, validasi, dan data pada tahapan uji coba produk. Penjelasan teknik analisa data adalah sebagai berikut: 1. Analisa Data Tahap Define Analisa data pada tahap define yaitu berupa data analisis (KI, KD dan materi pembelajaran) dan hasil observasai dilapangan berupa data karakteristik peserta didik, sarana dan prasarana yang ada disekolah. 2. Analisa Data Untuk Kelayakan Modul IPA Terpadu Penilaian setiap aspek yang terdapat pada lembar validasi, menggunakan skala Likert empat interval dengan menggunakan skala penilaian instrument lembar validasi produk diinterprestasikan terhadap 4 kriteria penilaian yaitu: 1 = kurang baik 2 = cukup baik 3 = baik 4 = sangat baik

64 Teknik analisa data untuk kelayakan produk dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Tabulasi untuk semua data yang diperoleh dari para validator untuk setiap komponen, dari butir penilaian yang tersedia dalam instrument penilaian. b. Menghitung skor total rata-rata dari setiap komponen dengan menggunakan rumus: = Keterangan: = Skor rata-rata N = Jumlah penilai c. Mengubah skor rata-rata menjadi nilai dengan kriteria. Tabel 3.2 Kriteria Nilai Rerata Total Skor Masing-masing Komponen. No Interval Kriteria 1 328 400 Sangat Baik 2 252 327 Baik 3 176 251 Cukup 4 100 175 Tidak Baik Arikunto 3. Analisis Hasil Belajar a. Keefektifan modul dalam pembelajaran Analisis untuk mengetahui keefektifan dalam pembelajaran, digunakan gain score ternormalisasi (<g ) untuk pretest dan postest kelas baseline konvensional dan modul pendekatan JAS. Gain score ternormalisasi merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan keefektifan dalam pembelajaran. Perhitungan gain score ternormalisasi menurut Hake (1999: 4) menggunakan persamaan sebagai berikut: = Dengan adalah rerata score final (posttest) dan adalah rerata score final (prestest) kelas. Kriteria ternormalisasi adalah: ) 0,70 = gain score ternormalisasi tinggi ) 0,30 = gain score ternormalisasi sedang

65 ) 0,30 = gain score ternormalisasi rendah b. Perbedaan hasil belajar 1) Uji Normalitas Untuk menguji perbedaan hasil belajar tersebut dibuat hipotesis dan diuji dengan statistic uji-t. penggunaaan teknik uji-t memeelukan prasyarat yang harus dipenuhi, antara lain normalitas data dan homoginitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas terhadap dua kelas tersebut dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk menggunakan program SPSS 18,0 for windows dengan taraf signifikansi 0,05. Hipotesis dalam uji kenormalan data adalah sebagai berikut: H 0 H 1 = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal = sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Kriteria pengambilan keputusannya yaitu: jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka H 0 ditolak. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka H 0 diterima. 2) Uji Homogenitas Uji homoginitas dilakukan untuk melihat data berasal dari variasi yang sama atau tidak. Uji ini menggunakan statistik uji Levene dengan bantuan program SPSS 18.0 for Windows dengan taraf signifikansi 0,05. Hipotesis dalam pengujian homoginitas data pada penilaian ini adalah sebagai berikut: H 0 H 1 = kedua varians populasi homogen = kedua varians populasi tidak homogen Kriteria pengambilan keputusannya yaitu: jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka H 0 ditolak. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka H 0 diterima. Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilanjutkan uji kesamaan rata-rata dengan menggunakan uji-t dua pihak melalui program SPSS 18.0 for Windows menggunakan Independen Sample t-test dengan asumsi kedua varians homogen (equal varians assumed) dengan taraf signifikansi 0,05. Jika data tidak terdistribusi normal dilanjutkan uji Mann Whitney. Hipotesis uji-t adalah sebagai berikut: H 0 = tidak terdapat perbedaan antara kelas modul pendekatan JAS dan kelas

66 baseline konvensional H 1 = terdapat perbedaan antara kelas modul pendekatan JAS dan kelas baseline konvensional. Kriteria pengambilan keputusannya yaitu: Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka H 0 ditolak. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka H 0 diterima. 4. Respon Peserta Didik Data tentang respon siswa diperoleh dari angket respon siswa terhadap modul pembelajaran yang dianalisis dengan persentase. Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif berupa nilai persentase respon siswa dan data kualitatif berupa hasil analisis dari persentase respon siswa. Persentase respon siswa didefinisikan sebagai proporsi siswa yang memilih setiap alternatif jawaban pada setiap item pertanyaan dibagi dengan banyaknya siswa dikalikan seratus persen. Persentase respon siswa = x 100% Keterangan: A = Proporsi siswa yang memilih setiap alternatif jawaban pada pertanyaan B = Jumlah siswa Respon siswa dikatakan positif apabila sekurang-kurangnya 80 % siswa menjawab alternatif jawaban sangat senang/ menarik/ membantu/ jelas/ praktis/ setuju/ menginspirasi/ memotivasi/ aktif atau senang/ menarik/ membantu/ jelas/ praktis/ setuju/ menginspirasi/ memotivasi/ aktif.

67