ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERIODE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor).

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk

ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN, LIKUIDITAS SAHAM, DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PEMECAHAN SAHAM

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR)

ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia (Purbawati dkk, 2016).

Oleh : INDAH NOOR KHOIRIA DEWI B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

Oleh: Fretty Asih Rumanti dan Moerdiyanto ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT (Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di BEI )

Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Saham Bonus di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan

BAB III METODE PENELITIAN

I Putu Gede Brahmaputra Waisnawa Suhadak R. Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. mediator untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan informasi cenderung meningkat, tak terkecuali di pasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN ABNORMAL RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT OPTIMAL RANGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMECAHAN SAHAM

BAB III METODE PENELITIAN. yang signifikan antara variabel independent dengan variabel dependent melalui

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, diharapkan para investor semakin

BAB I PENDAHULUAN. harga pasar. Salah-satu karakteristik utama pasar modal yang efisien

BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA. surat berharga (obligasi) ataupun saham. Pasar modal memungkinkan para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang meneliti tentang stock split dan akan menjelaskan persamaan dan

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai corporate action. Corporate action adalah aktivitas emiten

ANALISIS PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. peristiwa seperti pengumuman dividen, right issue, stock split maupun peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan

Shochihatuz Zainia Fauzi Suhadak R. Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek

ANALISIS PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham dapat dikatakan merupakan indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini mengidentifikasikan bahwa stock split merupakan alat yang. penting dalam praktik pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Dalam pasar modal, ada banyak informasi yang bisa

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpublikasi yang bermanfaat sebagai sumber dan pembanding. Berikut merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN SAHAM TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SAHAM DI BEI

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

REAKSI PASAR TERHADAP PERUBAHAN DIVIDEN DENGAN INDIKATOR ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. kecil (Akhmad dan Ramadyansari, 2013). Pasar modal merupakan fasilitas yang

Management Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam pengambilan keputusan bagi para investor di pasar modal. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam masalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai

Management Analysis Journal

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI ARTIKEL ILMIAH

diperdagangkan dan terdaftar di BEJ (Bursa efek Jakarta) dan dilaporkan dalam

RISET BERKENAAN PASAR MODAL

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan

PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version BAB I PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan study peristiwa ( Event Study ) yaitu sebuah teknik riset

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I LATAR BELAKANG. Indonesia, tempat perdagangan saham bagi perusahaan yang sudah go public dilakukan di Bursa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL ATAS PENGUMUMAN KENAIKAN BI RATE TANGGAL 12 NOVEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun luar perusahaan. Dari dalam perusahaan yaitu seperti modal

BAB I PENDAHULUAN. kurang terpecaya, karena sinyal yang diberikan bersifat costly atau. investor percaya akan kondisi perusahaan di masa mendatang.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yakni

PENGUJIAN TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBAGAI REAKSI PASAR MODAL ATAS PERISTIWA STOCK SPLIT

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. dan indikator atau karakteristik pasar lainnya (Hastuti dan Lestari, 2005).

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis volume perdagangan saham dan abnormal

Transkripsi:

ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERIODE 2008-2012 Wening Asriningsih Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia Email: wening.asri@yahoo.com Abstrak: Analisis Abnormal Return dan Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split Periode 2008-2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan abnormal return dan likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split di perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. Penelitian ini menggunakan desain event study, dimana dilakukan pengamatan 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah peristiwa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Paired Sampel t-test dan Uji Wilcoxon Signed Rank test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return namun terdapat perbedaan likuiditas yang signifikan sebelum dan sesudah stock split periode 2008-2012. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa stock split mampu meningkatkan likuiditas. Kata kunci: stock split, abnormal return, likuiditas. Abstract: The Analysis of Abnormal Return and Liquidity Before and After Stock Split in 2008-2012. This study is aimed to find out the differences abnormal return and liquidity before and after stock split at the companies listed for the period of 2008 2012. This study is using event study, in which the writer observed within 10 days before and 10 days after the event date. Data analysis that is uses in this research is Paired Sample t-test and Wilcoxon Signed Rank test. The result of the study show that: there was no differences in abnormal return but there was a significant difference in liquidity before and after stock split. The result of this study indicate the stock split may improve liquidity. Key words: stock split, abnormal return, liquidity PENDAHULUAN Perkembangan pasar modal yang semakin meluas menjadikan pasar modal sebagai alternatif investasi bagi masyarakat. Dalam menentukan perusahaan yang akan dijadikan sebagai tempat investasi, diperlukan berbagai pertimbangan karena tidak sembarang perusahaan bisa dipilih sebagai tempat investasi. Para investor yang memilih untuk berinvestasi di pasar modal, harus membuat keputusan yang dianggap bisa memberikan return sesuai dengan harapan mereka. Dalam hal ini, informasi merupakan hal yang sangat penting bagi investor. Karena informasi merupakan kebutuhan mendasar bagi para investor dalam melakukan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pemilihan portofolio dengan tingkat risiko tertentu. Salah satu informasi yang tersedia dalam pasar modal adalah pengumuman stock split atau pemecahan saham. Menurut Jogiyanto (2010: 561) Pemecahan saham adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Dengan kata lain stock split adalah 10

Analisis Abnormal Return. (Wening Asriningsih) tindakan pemecahan nominal saham menjadi nominal yang lebih kecil, misalnya dari nominal Rp10.000 per saham menjadi nominal Rp5.000 per saham. Menurut Mohamad Samsul (2006: 87) Tindakan memperkecil nilai nominal saham akan membuat jumlah saham menjadi semakin bertambah banyak. Tindakan stock split bertujuan untuk menempatkan harga pasar saham dalam optimal trading range. Stock split tidak mempengaruhi aliran kas perusahaan, sehingga stock split tidak akan merubah kekayaan perusahaan. Hal itu berarti stock split tidak memiliki nilai ekonomis. Meskipun secara teoritis stock split tidak memiliki nilai ekonomis, akan tetapi peristiwa stock split banyak terjadi di pasar modal. Di pasar modal Indonesia, terdapat sekitar 102 peristiwa stock split pada tahun 2000-2012 (Indonesian Capital Market Directory, 2001-2012). Banyaknya peristiwa stock split di pasar modal mengindikasikan bahwa stock split merupakan alat yang cukup penting dalam praktik pasar modal. Hal ini menjadikan stock split sebagai suatu fenomena yang diperdebatkan dan menjadi teka-teki bagi para ahli keuangan. Adanya ketidakcocokan antara teori dan praktek menyebabkan reaksi terhadap pengumuman stock split sangat sulit untuk dipahami. Beberapa bukti empiris menunjukkan bahwa pasar memberikan reaksi positif terhadap pengumuman stock split. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Kadiyala dan Vetsuypens (2002) pada perusahaan-perusahaan yang melakukan stock split di pasar modal New York. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa stock split mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan khususnya profitabilitas perusahaan, yaitu mempengaruhi Return on Asset (ROA). Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Asquith, Healy dan Palepu (1989) yang menunjukkan adanya peningkatan laba (earnings) perusahaan yang melakukan stock split. Dalam stock split terdapat dua hipotesis utama mengapa perusahaan melakukan tindakan tersebut. Hipotesis tersebut adalah Signaling Hypothesis dan Trade Range Hypothesis (Muazaroh dan Rr. Imrani, 2006). Hipotesis pertama yaitu Signaling Hypothesis, merupakan tindakan manajemen perusahaan untuk memberikan informasi mengenai pendapatan masa yang akan datang. Hipotesis ini juga menyatakan bahwa stock split memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa depan yang substantial. Pemecahan saham yang dilakukan oleh perusahaan akan diinterpretasikan oleh investor sebagai sinyal positif bahwa manajer memiliki prospek yang baik di mana hal tersebut ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang positif di sekitar pengumuman split (Jogiyanto, 2010: 564). Abnormal Return merupakan selisih dari actual return (return yang sesungguhnya terjadi) terhadap expected return (return yang diharapkan), yang dapat dirumuskan sebagai berikut: RTNi,t = Ri,t E[Ri,t]. Di mana Rit merupakan actual return, yang dapat dihitung menggunakan closing price harian dengan formula sebagai berikut:. Sedangkan expected return dapat diestimasi menggunakan 3 model, yaitu: 11

Jurnal Economia, Volume 11, Nomor 1, April 2015 1. Mean adjusted model yaitu model yang menganggap bahwa return ekspektasian bernilai konstan yang sama dengan ratarata return realisasian sebelumnya pada periode estimasi 2. Market model yaitu model ekpektasi yang dapat dibentuk dengan menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square) 3. Market adjusted model yaitu model yang menganggap penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut (Jogiyanto, 2010). Penelitian yang mendukung hipotesis ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ikenbery et al (1996) dan Desai dan Jain (1997) yang menemukan abnormal return pada 3 tahun setelah pengumuman split. Dalam konteks pasar modal Indonesia sendiri, terdapat penelitian yang tidak mendukung hipotesis ini. Penelitian tersebut dilakukan oleh Wang Sutrisno et al (2000) dimana hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa stock split hanya mempengaruhi harga, volume perdagangan, dan persentase spread, tetapi tidak mempengaruhi varians dan abnormal return baik ditinjau secara individual maupun sebagai sebuah portofolio. Hipotesis yang kedua yaitu Trade Range Hypothesis. Dalam hipotesis ini dinyatakan bahwa stock split akan meningkatkan likuiditas perusahaan. Harga saham yang terlalu tinggi, akan menyebabkan permintaan terhadap pembelian saham tersebut menurun dan pada akhirnya dapat menyebabkan harga saham perusahaan tersebut menjadi tidak fluktuatif lagi. Penurunan permintaan tersebut dapat disebabkan karena tidak semua investor tertarik untuk membeli saham dengan harga yang terlalu tinggi, terutama investor perorangan yang memiliki tingkat dana terbatas, yang terjadi kemudian adalah para investor akan berbalik untuk membeli saham-saham perusahaan lain. Menurut Variyetmi Wira (2001) likuiditas saham dapat diukur menggunakan beberapa proksi. Pertama, bid-ask Spread saham, yaitu selisih dari harga ask dengan harga Bid dibandingkan dengan harga Ask. Kedua, Trading Turnover atau lebih dikenal dengan TVA yaitu total volume perdagangan yang diukur dengan jumlah saham yang diperdagangkan dibandingkan dengan jumlah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan. Ketiga, Frekuensi Perdagangan, yaitu banyaknya transaksi yang terjadi di pasar modal. Dengan adanya stock split maka harga saham akan menjadi lebih rendah sehingga akan lebih mudah dijangkau oleh investor, hal ini akan meningkatkan permintaan saham dan saham menjadi lebih likuid. Akan tetapi, Copeland dalam Jogiyanto (2010) menemukan hal yang sebaliknya dengan hipotesis ini, yaitu likuiditas pasar akan semakin rendah setelah stock split, yaitu volume perdagangan menjadi lebih rendah dibandingkan sebelumnya, biaya transaksi pialang secara proporsi meningkat dan bid ask spread (selisih harga bid yang diajukan oleh pembeli dan harga ask yang diminta oleh penjual) juga lebih tinggi dari sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan abnormal return saham dan likuiditas saham sebelum dan sesudah peristiwa stock split. 12

Analisis Abnormal Return. (Wening Asriningsih) Dalam hal ini, peneliti ingin mengamati abnormal return dan likuiditas saham di mana pengumuman stock split dijadikan sebagai event. Likuiditas perusahaan akan diukur dengan proksi volume perdagangan saham atau Trading Volume Activity (TVA). Volume perdagangan saham merupakan jumlah satuan unit saham yang diperjualbelikan dalam satuan periode tertentu, dimana dalam penelitian ini yang digunakan adalah periode harian. Penelitian diharapkan dapat memberikan tiga manfaat. Manfaat pertama dapat memberikan informasi kepada investor sebagai acuan dalam menyikapi tindakan perusahaan yang melakukan stock split sehingga investor mampu melakukan pengambilan keputusan yang tepat. Manfaat kedua dapat memberikan informasi mengenai dampak/pengaruh dari keputusan melakukan split terutama terhadap likuiditas sehingga akan lebih berhati-hati dalam mempertimbangkan kebijakan perusahaan yang akan diambil terutama kebijakan mengenai stock split. Manfaat ketiga dapat memberikan tambahan literatur mengenai praktek stock split dan pertimbangan pada penelitian yang akan datang tentang pasar modal khususnya yang terkait dengan stock split. METODE Penelitian ini menggunakan desain event study yaitu penelitian yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Jogiyanto, 2010: 561). Penelitian ini dilakukan selama 20 hari perdagangan terdiri dari 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah stock split. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia dan mengeluarkan kebijakan stock split. Penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling di mana sampel dipilih dengan kriteria perusahaan yang melakukan stock split tahun 2008-2012 dan Saham biasa yang aktif diperdagangkan. Sampel yang diambil adalah perusahaanyang hanya melakukan peristiwa stock split dan tidak melakukan kebijakan lain selama periode peristiwa. Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh sampel sebanyak 31 perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data harga saham penutupan harian, indeks harga saham gabungan harian, jumlah saham yang diperdagangkan harian dan jumlah saham yang beredar harian selama periode peristiwa dari tahun 2008-2012. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang dipublikasikan Divisi Riset dan Pengembangan BEI yang berupa Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2008-2012, idx.co.id dan yahoofinance. Dalam penelitian ini, variabel likuiditas diukur menggunakan proksi volume perdagangan saham. Abnormal return merupakan selisih antara actual return dan expected return. Expected return akan diestimasi menggunakan market model yang dapat dinyatakan sebagai berikut: Ri=α+ βrm, di mana Ri adalah return individu dan Rm adalah market return. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Uji Paired Sample t-test dan Uji Wilcoxon Signed Rank test. 13

Jurnal Economia, Volume 11, Nomor 1, April 2015 HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini akan diuraikan hasil pengujian hipotesis-hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah adanya pendugaan perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah stock split. Hasil analisis dari uji Paired t-test Tabel 1. Ringkasan Uji Hipotesis I Data Abnormal Return t-hitung 0, 891 Sig (2-tailed) 0,380 Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dilihat harga t hitung sebesar 0,891 dengan taraf signifikansi 0,380. Dengan demikian P > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Kesimpulannya bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah stock split. Hasil penelitian ini berlawanan dengan signaling theory karena investor dapat memprediksi informasi yang dibawa oleh adanya peristiwa stock split dan lebih mempercayai perusahaan yang benar-benar memberikan return dari pada perusahaan yang hanya menjanjikan keuntungan di masa yang akan datang. Abnormal return pada hari-hari sesudah stock split cenderung bernilai negatif, hal ini berarti pasar kurang bergairah karena investor sepertinya enggan untuk berinvestasi dengan harga saham ada. Para investor masih berhati-hati dengan nilai abnormal return yang cenderung negatif. Mereka lebih memilih untuk menunggu abnormal return beranjak ke nilai positif terlebih dahulu supaya investasinya mendapatkan return yang seoptimal mungkin. Hal ini juga menunjukkan bahwa pasar tidak bereaksi secara positif atas peristiwa stock split. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wang Sutrisno (2000) yang menyatakan bahwa stock split tidak mempengaruhi abnormal return baik ditinjau secara individual maupun sebagai sebuah portofolio. Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini dilakukan oleh Ana Wayifah (2005) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan pada pengumuman stock split. Dengan demikian secara keseluruhan uji hipotesis pertama, menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara abnormal return saham sebelum dan sesudah stock split. Selain itu, pengumuman stock split tidak mempengaruhi investor dalam melakukan transaksi di pasar modal yang dilihat dari tingkat keuntungan/rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman. Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah pendugaan adanya perbedaan yang signifikan antara likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split. Hasil analisis dari uji Paired t-test. Tabel 2. Ringkasan Uji Hipotesis II TVA Α Z Sebelumsesudah Asymp.Sig (2-tailed) 0,05-4,157 0,000 Tabel 2 menyajikan hasil uji Wilcoxon Signed Rank mengenai likuiditas saham yang diukur menggunakan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah peristiwa stock split. Diperoleh nilai Zhitung yang dihasilkan sebesar -4,157 lebih besar dari pada nilai 14

Analisis Abnormal Return. (Wening Asriningsih) Ztabel yaitu sebesar 1,96 dengan tingkat signifikansi yang dihasilkan sebesar 0,000 dimana nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi yang disyaratkan yaitu sebesar 0,05. Oleh karena nilai Zhitung -4,860 > Ztabel 1,96 dan tingkat signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara likuiditas saham sebelum dan sesudah peristiwa stock split. Hal ini juga membuktikan bahwa stock split mampu meningkatkan likuiditas saham. SIMPULAN Pengujian hipotesis pertama menggunakan Uji Paired t-test, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah stock split, sehingga dapat dikatakan bahwa stock split tidak meningkatkan abnormal return saham. Abnormal return yang diperoleh sebagian besar bernilai negatif yang berarti bahwa kandungan informasi dalam peristiwa tersebut merupakan berita buruk (bad news). Pengujian hipotesis kedua menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test, ditemukan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split. Rata-rata volume perdagangan saham yang dihasilkan sesudah stock split menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan rata-rata volume perdagangan saham sebelum stock split. Hal ini menunjukkan bahwa stock split membuat harga saham menjadi lebih terjangkau sehingga mampu menjadikan saham menjadi lebih likuid. DAFTAR PUSTAKA Ana Wayifah. (2005) Reaksi Pasar Pada Pengumuman Stock Split dan Reserve Split (Study Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ). Desai, Hemang, Prem C. Jain. (1997) Long- Run Common Stock Returns Following Stock Splits and Reverse Splits. Journal of Business, 70(3), 409-433. Indonesian Capital Market Directory 2002-2012 Jogiyanto Hartono. (2010) Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. Kadiyala & Vetsuypens. (2002) Are Stock Splits Credible Signals? Evidence from Short-Interest Data. Financial Management, 31(1), 31-49. Mohamad Samsul. (2006) Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga. Muazaroh & Rr. Iramani. (2006) Analisis Kinerja Keuangan, Kemahalan Saham dan Likuitas Pada Pemecahan Saham. Jurnal Ventura, 9(1), 45-60. Variyetmi Wira. (2012) Pengaruh Kinerja Perusahaan terhadap Likuiditas Saham Menggunakan Trading Turnover (Studi Kasus Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 3(2), 97-120. Wang Sutrisno, Fransisca Yuniartha, Soffy Susilowati. (2000) Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan. 2(2), 1-13. 15