sekresi Progesteron ACTH Estrogen KORTISOL menghambat peningkatan sintesis progesteron produksi prostaglandin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

PEMBERIAN OBAT By : Basyariah Lubis, SST, MKes

PETIDIN, PROPOFOL, SULFAS ATROPIN, MIDAZOLAM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Yayan A. Israr, S. Ked Christopher A.P, S. Ked

Preeklampsia dan Eklampsia

BAB II STUDI PUSTAKA

EMBOLI CAIRAN KETUBAN

BAB I PENDAHULUAN. rahim, tanpa rasa sakit dan koordinasi yang di sebut Braxton Hiks. Kontraksi ini

PANDUAN MEDIK BLOK KEHAMILAN DAN MASALAH REPRODUKSI 3.1 PARTOGRAF. Tujuan Belajar : Mahasiswa mampu melakukan pengisian partograf

BAB I PENDAHULUAN UKDW kelahiran hidup (World Health Organization, 2012). perubahan pada tahun 2012 (Dinkes Jawa Tengah, 2013).

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

Patologi persalinan (2)

BAB I PENDAHULUAN. abdomen dan uterus untuk mengeluarkan janin. 1 Prevalensi terjadinya sectio. keadaan ibu dan janin yang sedang dikandungnya.

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

Penggunaan Obat pada Anak FARMAKOTERAPI PADA KELOMPOK KHUSUS. Penggunaan Obat pada Anak. Alfi Yasmina. Dosis: berdasarkan usia, BB, LPT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

FARMAKOTERAPI PADA KELOMPOK KHUSUS

FARMAKOTERAPI PADA KELOMPOK KHUSUS. Alfi Yasmina

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S. DENGAN POST SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI PRE EKLAMPSIA BERAT DI BANGSAL CEMPAKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

EMBOLI CAIRAN KETUBAN. dr.pom Harry Satria,SpOG

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ABSTRAK

PERSALINAN KALA I. 1. kala 1 persalinan

BAB I PENDAHULUAN. SC, dalam 20 tahun terakhir ini terjadi kenaikan proporsi sectio caesarea dari 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu disebabkan karena abruptio plasenta, preeklampsia, dan eklampsia.

MATA KULIAH FARMAKOLOGI

Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas

By: Kelompok 2 Amelia Leona Ayu Afriza Cindy Cesara Dety Wahyuni Fitri Wahyuni Ida Khairani Johan Ricky Marpaung Silvia Syafrina Ibrahim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan sangat membahagiakan setiap keluarga. Maka segala dukungan moral dan. kesejahteraan ibu dan janinnya. (Maryunani, 2010).

EMBOLI AIR KETUBAN. Emboli air ketuban dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba sewaktu atau beberapa waktu sesudah persalinan.

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

juga mendapat terapi salisilat. Pasien harus diberi pengertian bahwa selama terapi bismuth subsalisilat ini dapat mengakibatkan tinja berwarna hitam

ASUHAN KEPERAWATAN HPP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara terminologi kedokteran abortus ialah suatu keadaan yang tidak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

KUESIONER PENELITIAN

SOAL KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL NISA RAHAYU NURMUSLIMAH, S.ST

Hipertensi dalam kehamilan. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Persalinan Induksi persalinan diindikasikan pada pre-eklampsia dengan kondisi buruk seperti gangguan

Dr. Hotma Partogi Pasaribu, Sp.OG. Departemen Obstetri & Ginekologi Fakultas kedokteran USU RSHAM -RSPM

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Emboli Cairan

LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA WANITA USIA LEBIH DARI 35 TAHUN di RSUP Dr. KARIADI, SEMARANG, TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

Atonia Uteri. Perdarahan post partum dpt dikendalikan melalui kontraksi & retraksi serat-serat miometrium

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

Obat2 Sistem Saraf Otonom. I Dewa Gede Supartama, S. Farm., Apt

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA KEHAMILAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Persalinan adalah Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY K GIII P2101 DENGAN POST DATE DI POLI OBGYNE RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PLASENTA PREVIA TOTALIS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

OBAT OBAT EMERGENSI. Oleh : Rachmania Indria Pramitasari, S. Farm.,Apt.

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kardiovaskular dalam keadaan optimal yaitu dapat menghasilkan aliran

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia angka kematian maternal di Indonesia mengalami. kehamilan atau persalinan (Sujudi, , http:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC). Prawirahardjo (2010) dalam Septi (2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

Kontrasepsi Hormonal (PIL)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

1. ATONIA UTERI. A. Pengertian

MASALAH. Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu. sebelum proses persalinan berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban

INDUKSI PERSALINAN. Kanadi Sumapradja.

kelahiran hidup. Di Yogyakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)

BAB IV PEMBAHASAN. minggu sampai bersalin, nifas serta asuhan pada bayi selama masa neonatus.

IBU DGN MOLAHIDATIDOSA, PLASENTA PREVIA, ABRUPSIO PLASENTA

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

BAB I PENDAHULUAN. Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan kunjungan antenatal ke petugas kesehatan minimal 4 kali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Aktif Kala Tiga adalah mengupayakan kontraksi yang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum

Kewenangan bidan dalam pemberian obat pada kehamilan dan proses kelahiran dan aspek hukumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal adalah

Transkripsi:

Pengertian Macam-macam obat uterotonika Cara kerja / khasiat obat uterotonika Indikasi dan kontraindikasi Dosis yang digunakan Efek samping dan cara mengatasinya Obat Uterotonika - 2

Pada aterm, sekresi ACTH oleh pituitary fetal memulai terminasi kehamilan peningkatan sekresi KORTISOL oleh adrenal fetal. Kortisol menghambat sintesis progesteron oleh plasenta menyebabkan kadar estrogen relatif meningkat hingga satu tingkat diatas kadar progesteron. Progesteron menekan aktivitas uterin dan estrogen meningkatkan aktivitas uterin. Estrogen menyebabkan peningkatan kepekaan myometrium Perubahan ini juga akibat peningkatan produksi prostaglandin oleh plasenta dan yang selanjutnya meningkatkan aktivitas myometrial. Obat Uterotonika - 3

Obat Uterotonika - 4

Uterotonika = Oksitosik Obat yang mempengaruhi (meningkatkan) kontraksi uterus. Mengandung ergonovine, ergometrine atau oxytocin. Untuk : Induksi. Penguatan persalinan. Manajemen aktif pada kala III persalinan. Pencegahan serta penanganan perdarahan post partum. Menghentikan perdarahan akibat abortus inkompletikus. Tidak boleh diberikan sebelum bayi lahir. Obat Uterotonika - 5

Methylergometrine (Metilergometrin Maleat). Nama generik: Methylergometrine Nama dagang: Methergin (Sandoz) Metilat (Metiska Farme) Methovin (Kimia Farma) Oxytocin (Oksitosin) Nama generik: Oxytocin (Pitocin, Syntocinon) Nama paten: Piton S. Syntocinon Hypophysin Piroglandol Obat Uterotonika - 6

Prostaglandin Nama generik: Gemeprost Dinoproston Nama paten: Gemeprost Prostin E2 (pharmacia) Obat Uterotonika - 7

Obat Uterotonika - 8

Farmakokinetik : Biotransformasi dalam hati. Ekskresi melalui hati dan ginjal. Obat Uterotonika - 9

Farmakodinamik (mekanisme kerja) : Mula kerja cepat : IV 40 detik IM 7 8 menit Oral 10 menit Obat Uterotonika - 10

Indikasi : Sebagai stimulan uterus pada perdarahan pasca persalinan atau pasca abortus Kontraindikasi : Persalinan kala I & II Hipersensitivitas terhadap ergot Kehamilan Penderita toksemia gravidarum Obat Uterotonika - 11

Interaksi : Vasokonstriktor dan alkaloid ergot lain. Obat Uterotonika - 12

Dosis : Oral 0.2 0.4 mg sehari 2 4 kali, selama 2 hari. IV atau IM 0.2 mg (1 ml) IM boleh diulang setelah 2 4 jam, bila perdarahan hebat. Catatan: Pemberian IM lebih menguntungkan daripada IV karena efek samping lebih ringan. Obat Uterotonika - 13

Efek samping : Tekanan darah naik, terutama penderita hipertensi kronik atau pre-eklampsia Mual, muntah Penglihatan kabur Sakit kepala Kejang Diare Gatal Kulit dingin Nadi lemah dan cepat Bingung Obat Uterotonika - 14

Peringatan: Hati-hati penggunaan pada penderita hipertensi, penyakit hati, jantung, ginjal, infeksi puerpuralis dan penyakit penyumbatan pembuluh darah. Tidak dianjurkan untuk induksi partus karena masa kerja yang lama dan memberikan kontraksi uterus non fisiologik. Obat Uterotonika - 15

Sediaan: Ciri-ciri sediaan : Tablet salut 0.125 mg dalam strip 10x10 tablet; Vial 0.2 mg/ml; Ampul 1 ml. Cara penyimpanan: Wadah kedap udara; Terlindung dari panas dan cahaya langsung. Obat Uterotonika - 16

OKSITOSIN Pitocin, Syntocinon KONTRAINDIKASI Toksemia, disproporsi sevalopelvik, distres janin, hipersensitivitas, persalinan nonvaginal yang telah diantisipasi, kehamilan (intranasal). INTERAKSI Vasopresor, anestetik siklopropan. FARMAKOKINETIK Absorpsi: diabsorpsi dengan baik melalui mukosa hidung. Distribusi: PP, rendah, luas didistribusi pada cairan ekstraseluler, terdapat dalam jumlah sedikit dalam sirkulasi janin. Metabolisme: t½ = 1 9 menit, dengan cepat dimetabolisme oleh hati. Eliminasi: ginjal. FARMAKODINAMIK IM: mula = 3 5 menit. P = TD L = 2 3 jam IV: mula = segera. P = TD L = 1 jam IN: mula = beberapa menit. P = TD L = 20 menit EFEK SAMPING Efek maternal hanya pada pemakaian IV: hipotensi, hipertensi, mual, muntah, konstipasi, berkurangnya aliran darah uterus, ruam kulit, anoreksi. EFEK TERAPEUTIK Menginduksi/memperbaiki kontraksi persalinan, mengeluarkan ASI. REAKSI YANG MERUGIKAN Serangan kejang, intoksikasi air, perdarahan intrakranial, disritmia, asfiksia; Janin: ikterus, hipoksia. Obat Uterotonika - 17

Farmakokinetik : Inaktivasi dalam hati dan ginjal. Obat Uterotonika - 18

Farmakodinamik (Mekanisme kerja) : Jika diberikan intravena efek uterus terjadi setelah 1 menit, selama 30 60 menit Oksitosin meningkatkan kontraksi dengan cara meningkatkan Ca2+ intraseluler. Obat Uterotonika - 19

Obat Uterotonika - 20

Indikasi : Sebagai stimulan uterus pada : Induksi partus aterm. Inertia uteri (atonia uteri) atau hipotoni uteri. Perdarahan postpartum. Abortus inkompletus kehamilan setelah 20 minggu. Kontraindikasi : Disproporsi sefalopelvik. Malpresentasi. Plasenta previa. Jaringan ikat pada uterus akibat sectio caesarea. Obat Uterotonika - 21

Interaksi : Anestesi : siklopropan dan vasokonstriktor. Estrogen akan memperkuat kontraksi uterus oleh oksitosin. Progestin akan melemahkan kontraksi uterus oleh oksitosin. Obat Uterotonika - 22

Dosis : Injeksi intravena : Induksi partus mula-mula 0.5 miliunit/menit; dapat ditambah 1 2 miliunit/menit tiap 30 40 menit sampai kontraksi uterus optimal (3 4 kali kontraksi tiap 10 menit). Induksi partus aterm 8 10 miliunit/menit sudah cukup. Infus : Mencegah atoni atau perdarahan post-partum 20 40 miliunit/ml dalam larutan elektrolit dengan kecepatan 40 miliunit/menit. Obat Uterotonika - 23

Efek samping : Ruptur uterus Reaksi alergi Bradikardi Kontraksi prematur aritmia pada fetus Kematian fetus Obat Uterotonika - 24

Peringatan : Selama induksi partus perlu dipantau: Keadaan kontraksi uterus Frekuensi nadi fetus dan ibunya Tekanan darah ibu Bila timbul tetani uteri pengobatan segera dihentikan. Obat Uterotonika - 25

Sediaan : Ciri-ciri sediaan : Larutan injeksi 10 miliunit/ml; Ampul 1 ml. Cara penyimpanan : Suhu di bawah 25 o C Sebaiknya 2 10 o C Terlindung dari sinar langsung. Obat Uterotonika - 26