BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali kata-kata yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. dan informasi serta kebutuhan komunikasi dengan negara Jepang, bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan. Sedangkan metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

SUFIKS DERIVASIONAL YANG MENYATAKAN TEMPAT DALAM KOMIK CHIBIMARUKO CHAN JILID 2 KARYA SAKURA MOMOKO

2015 ANALISIS MAKNA VERBA TORU SEBAGAI POLISEMI (KAJIAN SEMANTIK)

BAB I PENDAHULUAN. Kalimat merupakan rangkaian kata-kata yang memiliki makna, meskipun suatu

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

BAB I PENDAHULUAN. bagian-bagian kalimat digunakan kata sambung (konjungsi) yang membuat

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan memproduksi tuturan dengan tepat secara kontekstual

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan dan dikuasai. Di antaranya, diatesis (tai), aspek (sou), kala (jisei), dan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

Bab 5. Ringkasan. Saat ini banyak orang yang mempelajari bahasa Jepang dan mulai tertarik dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III PENGGUNAAN VERBA BANTU KEINGINAN DALAM BAHASA JEPANG. pertama dan orang kedua. Yang mana pola kalimat hoshii adalah:

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

BAB I PENDAHULUAN. Aspek atau aspect adalah kategori gramatikal verba yang menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis bahasa yang berisi nasihat dan pedoman hidup atau

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap bahasa di dunia ini pasti memilikinya. Meskipun suatu kata mempunyai

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan kalimat pasif bahasa Indonesia. Penggunaannya

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR. 2.1 Aspek Dalam Bahasa Jepang Berdasarkan Konsep Ken Machida

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya. Menurut Kridalaksana (2001:21), bahasa adalah sistem lambang

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia ke bahasa Jepang, kita dapat menerjemahkan suatu teks dari

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. atau gagasan-gagasan dalam perasaan. Bahasa juga berfungsi sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. speaks), dengan siapa (with whom), dimana (where), kapan (when), dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan makhluk lainnya didunia ini. Dikatakan bahwa bahasa memiliki

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

PERBANDINGAN MORFEM TA DAN TE ITA PADA VERBA BAHASA JEPANG DALAM ESAI CHUUKYUU KARA MANABU NIHONGO

BAB I PENDAHULUAN. tentang makna. Makna, sebagai penghubung satu bahasa dengan bahasa lain di

BAB I PENDAHULUAN. Onomatope yang berasal dari Bahasa Yunani ονοματοποιία adalah kata atau

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang merupakan bahasa yang banyak dipelajari di Indonesia. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama seperti bahasa lainnya, bahasa Jepang juga memiliki tata bahasanya tersendiri. Salah satu keunikan bahasa Jepang terletak pada verba yang digunakan. Dalam bahasa Jepang tidak semua morfem yang menempel pada verba dapat menjadi menjadi pemarkah kala suatu kalimat yang diucapkan. Tidak hanya sebatas pada morfem yang melekat pada verba saja yang menjadi pemarkah kala dalam bahasa Jepang. Secara leksikal kala dalam bahasa Jepang juga dapat dilihat dari kata keterangan waktu yang digunakan, seperti kata kyonen tahun lalu, rainen tahun depan, dan ima sekarang. Namun, adverbia yang menunjukkan keterangan waktu tersebut tidak selalu digunakan dalam kalimat bahasa Jepang, sehingga untuk mengetahui keterangan waktu dalam suatu kalimat berbahasa Jepang, pembelajar bahasa Jepang harus memperhatikan morfem yang digunakan pada verba kalimatnya. Verba dalam bahasa Jepang memiliki morfem yang menempel pada akhir verba yang digunakan sebagai penentu kala saat kalimat tersebut diucapkan. Misalnya, morfem ru yang merupakan sufiks pada verba yang digunakan sebagai pemarkah kejadian kini atau akan datang dan bentuk verba te iru yang menjadi pemarkah kejadian yang sedang berlangsung, serta verba ta dan te ita, yang berfungsi sebagai pemarkah kejadian pada waktu lampau.

Penggunaan morfem yang menunjukkan keterangan waktu pada verba kalimat bahasa Jepang menjadi unik yang menarik minat orang untuk mempelajarinya. Secara umum pembelajar bahasa Jepang hanya mengetahui fungsi morfem ru, te iru, ta, dan te ita hanya sebatas mengungkapan kalimat yang diucapakan merupakan kejadian yang akan datang, sedang berlangsung, dan sudah berlangsung. Hal ini memang sulit dipahami, karena sistem kala dalam bahasa Indonesia berbeda dengan sistem kala dalam bahasa Jepang. Jika dikaji lebih dalam lagi morfem ru, te iru, ta, dan te ita memiliki fungsi lebih dari hanya sekedar menunjukkan waktu kejadian yang sedang berlangsung dari kalimat yang diucapkan. Penggunaan morfem ru, te iru, ta, dan te ita dalam kalimat dapat dilihat dari contoh berikut. 1. Taroo ga ashita kuru. Tarou NOM besok akan datang Tarou besok akan datang 2. Tarou wa terebi o mite iru. Tarou TOP TV AKU sedang menonton Tarou sedang menonton TV 3. Tarou ga hashita. Tarou NOM berlari-btk LMP Tarou berlari 4. Kare wa sushi o tabete ita. Dia TOP sushi AKU makan-btk LMP Dia makan sushi Dari contoh tersebut dapat dilihat, morfem pada verba dapat menunjukkan waktu dari sebuah aktivitas atau kejadian yang dibicarakan. Pada contoh (1) penggunaan kata ashita besok memperjelas bahwa morfem ru pada verba kuru datang menunjukkan aktivitas atau perbuatan yang baru akan dilakukan.

Penggunaan morfem te iru pada verba mite iru sedang menonton pada contoh (2) jelas menunjukkan aktivitas yang dilakukan sedang berlangsung. Berbeda dengan contoh (1) dan (2), contoh (3) dan (4) hanya menunjukkan waktu dari suatu aktivitas atau kejadian yang berlangsung di waktu yang lampau. Penggunaan morfem ta dan te ita pada contoh (3) dan (4) sama-sama menunjukkan fungsi sebagai pemarkah kala lampau. Namun, perbedaan antara contoh (3) dan (4) dapat dilihat dari segi aspek. Dari segi aspek akan terlihat adanya perbedaan antara verba hashita sudah berlari pada contoh (3) menunjukkan aspek kegiatan yang sudah selesai dilakukan, sedangkan verba tabete ita makan menyatakan suatu aktivitas yang sedang dilakukan pada waktu yang lampau (sedang makan pada waktu lampau). Penelitian ini membahas mengenai morfem ta dan te ita pada verba kalimat bahasa Jepang yang tidak hanya sekedar sebagai pemarkah waktu lampau, tetapi juga morfem ta dan te ita yang menjadi penanda aspek, serta proses pembentukan morfem ta dan te ita pada verba bahasa Jepang. Hal ini penting untuk dibahas, karena pertama, ada dua morfem yang melekat pada verba yang menunjukkan pemarkah lampau. Kedua, pembelajar bahasa Jepang masih banyak yang belum paham tentang penggunaan morfem ta dan te ita pada verba bahasa Jepang. Ketiga, dapat memberikan pemahaman penggunaan kedua morfem tersebut dalam kalimat bahasa Jepang. Walaupun morfem ta dan te ita digunakan sebagai pemarkah kala lampau, tetapi keduanya memiliki perbedaan dan dalam penelitian ini juga akan membahas perbandingan antara morfem ta dan te ita pada verba kalimat bahasa Jepang.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, sebagai berikut. 1. Bagaimanakah penggunaan dan makna morfem ta pada verba bahasa Jepang dalam esai buku Chuukyuu Kara Manabu Nihongo? 2. Bagaimanakah penggunaan dan makna morfem te ita pada verba bahasa Jepang dalam esai buku Chuukyuu Kara Manabu Nihongo? 3. Bagaimanakah perbandingan morfem ta dan te ita pada verba bahasa Jepang dalam esai buku Chuukyuu Kara Manabu Nihongo? 1.3 Tujuan Tujuan penelitian mengenai perbandingan morfem ta dan te ita pada verba kalimat bahasa Jepang dalam buku Chuukyuu Kara Manabu Nihongo ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Masingmasing tujuan tersebut dijabarkan sebagai berikut. 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan morfem ta dan te ita pada verba bahasa Jepang. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menambah khasanah penelitian linguistik yang kajianny adalah bahasa Jepang dan sebagai tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 1.3.2 Tujuan Khusus Secara khusus, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut. 1. Mengetahui penggunaan dan makna morfem ta pada verba bahasa Jepang dalam esai buku Chuukyuu Kara Manabu Nihongo.

2. Mengetahui penggunaan dan makna morfem te ita pada verba bahasa Jepang dalam esai buku Chuukyuu Kara Manabu Nihongo. 3. Mengetahui perbandingan antara morfem ta dan te ita pada verba bahasa Jepang dalam esai buku Chuukyuu Kara Manabu Nihongo. 1.4 Manfaat Penelitian ini memiliki manfaat teoritis dan praktis yang dapat dijelaskan sebagai berikut. 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peminat linguistik terutama dalam pemahaman tentang perbandingan morfem ta dan te ita pada verba bahasa Jepang dalam esai buku Chuukyuu Kara Manabu Nihongo. Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu membantu memahami secara lebih rinci tentang perbandingan morfem ta dan te ita pada verba yang terdapat dalam sebuah kalimat. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara umum, penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan tambahan kepada pembelajar bahasa Jepang khususnya yang berkaitan dengan penggunaan dan makna morfem ta dan te ita pada verba dalam kalimat. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Agar tidak menyimpang dari rumusan masalah yang akan dibahas, penelitian ini dibatasi hanya mengenai pembentukan dan makna morfem ta dan

te ita serta perbandingannya pada verba bahasa Jepang dalam esai buku Chuukyuu Kara Manabu Nihongo. 1.6 Sumber Data Untuk melakukan penelitian tentang perbandingan morfem ta dan te ita pada verba bahasa Jepang, data diambil dari esai yang terdapat dalam buku yang memiliki judul Chuukyuu Kara Manabu Nihongo. Buku ini dijadikan sebagai sumber data, karena di dalam buku Chuukyuu Kara Manabu Nihongo ini terdapat data yang diperlukan untuk penelitian. 1.7 Metode dan Teknik Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan metode dan teknik pengumpulan data, analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis data sebagai berikut. 1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak, yaitu dengan menyimak penggunaan bahasa untuk memperoleh data. Teknik dasar metode ini adalah teknik sadap yaitu menyadap penggunaan bahasa tulis misalnya berupa teks narasi, naskah-naskah kuno, buku, dan lain-lain. Teknik sadap disebut sebagai teknik yang paling dasar, karena pada hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan. Teknik sadap digunakan untuk menyimak sumber data yang berupa kumpulan esai, kemudian menyadap data-data yang berkaitan dengan penggunaan morfem ta dan te ita dalam verba yang digunakan dalam sebuah kalimat. Teknik sadap ini, kemudian dilanjutkan dengan

teknik catat, yaitu mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitian dari penggunaan bahasa secara tertulis. Dalam teknik catat dilakukan pencatatan datadata berupa kalimat yang memiliki verba yang berakhiran ta dan te ita. Data yang sudah terkumpul kemudian diklasifikasikan sesuai dengan penggunaan dan makna morfem ta dan te ita pada verba bahasa Jepang. 1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih yaitu metode analisis yang unsur penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Teknik dasar dari metode agih ini berupa teknik bagi unsur langsung. Disebut demikian, karena cara yang digunakan pada awal kerja analisis ialah membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto, 1993: 31). Teknik bagi unsur langsung digunakan untuk memecah data berupa kalimat yang terdiri dari dua atau lebih klausa. Memecah kalimat yang terdiri dari satu buah klausa bertujuan agar verba yang terdapat pada setiap klausa dapat dianalis dengan baik. Contoh : - 私 は 日本 が 大好き ですから Watashi wa Nihon ga daisuki desukara, Saya TOP Jepang NOM sangat menyukai karena, こんな母親や こんな母親に育てられている konna haha oya ya, konna haha oya ni sodaterarete iru ibu-ibu seperti ini Prt, ibu-ibu seperti ini DAT membesarkan 子供たち を 見る と kodomo tachi o miru to,

anak-anak AKU melihat ketika, ちょっと心配になってくるのです (CKMN: 19) chotto shingei ni natte kuru no desu. sedikit khawatir DAT menjadi GEN KOP Data tersebut yang merupakan kalimat yang terdiri dari beberapa klausa. Dengan teknik bagi unsur langsung, kalimat tersebut dapat dibagi menjadi dua klausa seperti berikut. 1. 私 は 日本 が 大好き です Watashi wa Nihon ga daisuki desu. Saya TOP Jepang NOM sangat menyukai KOP 2. こんな母親 に 育てられている konna haha oya ni sodaterarete iru ibu-ibu seperti ini DAT membesarkan 子供たち を 見る と kodomo tachi o miru to, anak-anak AKU melihat ketika, ちょっと心配になってくるのです chotto shingei ni natte kuru no desu. sedikit khawatir DAT menjadi GEN KOP Hal ini mempermudah untuk menganalisis verba yang digunakan sebagai pemarkah kala dan aspek dalam sebuah kalimat. Kemudian dilanjutkan dengan teknik perluasan. Teknik perluasan digunakan untuk menganalisis verba yang telah mendapatkan tambahan morfem ta dan te ita sehingga, dapat terlihat makna verba yang menunjukkan pemarkah kala dan aspek.

1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Hasil analisis data kemudian disajikan dengan metode informal yaitu perumusan dengan menggunakan kata-kata biasa, termasuk terminologi yang bersifat teknis (Sudaryanto, 1993: 145).