PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata kunci : akor, Harmonic Product Spectrum, frekuensi nada ABSTRACT

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN NADA TUNGGAL KEYBOARD (ORGEN) PADA PC BERBASIS MATLAB

PENDAHULUAN Tujuan Latar Belakang Ruang Lingkup Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Nada dan Chord Gitar

1. Pendahuluan Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicolokan ke komputer, hal ini untuk menghindari noise yang biasanya muncul

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

BAB 1 PENDAHULUAN. cara-cara yang sesuai untuk mengkombinasikan pola-pola nada, misalnya angkaangka.

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan manusia lainnya berbeda-beda intonasi dan nadanya, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal CoreIT, Vol.1, No.2, Desember 2015 ISSN: X (Cetak) Niky Fetra 1, Muhammad Irsyad 2 1,2

BAB 1 PENDAHULUAN. musik. Salah satu seni yang menarik untuk diketahui dan yang paling sering

ABSTRAK. Kata kunci: biola, Fast Fourier Transform, konversi, nada, not balok. vi Universitas Kristen Maranatha

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian

PENGEMBANGAN MODEL PROBABILISTIC NEURAL NETWORK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR ARVIANI RIZKI

APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER

SISTEM PENGENALAN CHORD PADA FILE MUSIK DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN PITCH CLASS PROFILES DAN HIDDEN MARKOV MODEL. Ivanna K. Timotius, Adhi Prayogo

Deteksi Kualitas Pemasangan Ubin Berbasis Ekstraksi Ciri Bunyi Dengan Klasifikasi K-Nearest Neighbor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. database dan database query, secara keseluruhan menggunakan cara yang sama.

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK

PENGEMBANGAN MODEL CODEBOOK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR TONI HARYONO

METODE PENELITIAN. Gambar 1 Alur metode penelitian.

PENGEMBANGAN MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT BACKPROPAGATION UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR YOSI NURHAYATI

APLIKASI PENGKONVERSI NADA-NADA INSTRUMEN TUNGGAL MENJADI CHORD MENGGUNAKAN METODE PITCH CLASS PROFILE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

IDENTIFIKASI KEBERADAAN TIKUS BERDASARKAN SUARANYA MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat. Alat dan bahan yang digunakan sebelum pengujian:

EKSPRESI EMOSI MARAH BAHASA ACEH MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan terhadap gelombang suara. Pengenalan gelombang suara yang sudah

PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik

Digital Signal Processing To Identify chords Singer Using Mel Frequency Cepstral Coefficients (MFCC) and Neural Network Backpropagation Methods

PEMBANGUNAN METODE CODEBOOK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI CIRI MFCC ARMEN MARTA

APLIKASI PENGKONVERSI NADA-NADA INSTRUMEN TUNGGAL MENJADI CHORD MENGGUNAKAN METODE PITCH CLASS PROFILE

Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

Perbandingan Estimasi Selubung Spektral dari Bunyi Voiced Menggunakan Metoda Auto-Regressive (AR) dengan Weighted-Least-Square (WLS) ABSTRAK

PENERAPAN LVQ DENGAN INISIALISASI K-MEANS UNTUK PENGENALAN NADA GITAR DENGAN EKSTRAKSI CIRI MFCC ARIF BUDIARTO

CARA MUDAH MENENTUKAN AKOR SUATU LAGU

Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TUNER GITAR BERBASIS FAST FOURIER TRANSFORM PADA PLATFORM IOS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. suara, video, animasi, virtual 3D, dan sebagainya bisa diakses bisa diakses kapan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

STEM GITAR BASS MENGGUNAKAN HARMONIC PRODUCT SPECTRUM

DETEKSI KESALAHAN NADA PADA STRING GITAR DENGAN MENGGUNAKAN HARMONIC PRODUCT SPECTRUM

PENGENALAN NADA PIANIKA MENGGUNAKAN JENDELA SEGITIGA, DCT, DAN FUNGSI JARAK EUCLEDIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BRAMARA D Dosen Pembimbing I : NIP Dosen Pembimbing II : Andi Rahmadiansah, ST, MT. NIP

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TUNER GITAR BERBASIS FAST FOURIER TRANSFORM DAN HARMONIC PRODUCT SPECTRUM PADA PLATFORM ANDROID

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

CHORD-SCALE BLUES. Untuk MELODI IMPROVISASI - ARANSEMEN Djanuar Ishak, 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Musik sudah menjadi keseharian dalam kehidupan manusia. Hampir di setiap

Jony Sitepu/ ABSTRAK

BAB III Analisis. Gambar III.1 Rancangan Pemrosesan

DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR DAN DISCRETE FOURIER TRANSFORM UNTUK NOISE FILTERING PADA CITRA DIGITAL

BAB 3 ANALISIS SISTEM / PROGRAM YANG BERJALAN

Akustik Gitar. Tahap Pemula & Menengah

PENGENALAN CHORD PADA GITAR DENGAN MFCC SEBAGAI METODE EKSTRAKSI CIRI DAN JARINGAN SARAF TIRUAN SEBAGAI METODE PENGENALAN POLA FAUZI SISWOYO

Jl. Telekomunikasi, Dayeuh Kolot, Bandung Indonesia

SOUND CONVERSION USING FAST FOURIER TRANSFORM ALGORITM

Ekstraksi Suara Saron Mengunakan Cross Correlation Untuk Transkripsi Notasi Gamelan

PENGENALAN CHORD PADA ALAT MUSIK GITAR MENGGUNAKAN CODEBOOK DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI CIRI MFCC ELGHAR WISNUDISASTRA

ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI. mahasiswa Binus University secara umum. Dan mampu membantu

BAB I PENDAHULUAN. kicauan salah satunya adalah burung Anis Merah (zootheracitrina), CucakHijau

i. Perangkat Keras Prosesor Intel Pentium(R) Dual-Core CPU 2.20 GHz

Penggunaan Tapis Adaptif Dalam Proses Editing suara Pada Pembuatan Film Layar Lebar

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz

PENERJEMAH FILE MUSIK BEREKSTENSI WAV KE NOT ANGKA. Albertus D Yonathan A / ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENGUKURAN LAPANGAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA SEISMOELEKTRIK

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau

RANCANG BANGUN APLIKASI PIANO MENGGUNAKAN METODE SINE, KARPLUS, DAN WAVETABLE Design Application Of Piano Using Sine, Karplus, And Wavetable Method

2.4. Vector Quantization Kebisingan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Requirements Definition...

Journal of Control and Network Systems

SIMULASI DAN ANALISIS KLASIFIKASI GENRE MUSIK BERBASIS FFT DAN CONTINOUS DENSITY HIDDEN MARKOV MODEL

PENGENALAN AHKAMUL HURUF MENGGUNAKAN METODE LPC DAN TRANSFORMASI SLANT. Abstract

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2]

LAPORAN PRAKTIKUM DSP

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK MENENTUKAN JENIS KAWANAN IKAN, JARAK KAWANAN IKAN, DAN POSISI KAPAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGATURAN POSISI KAMERA CCTV DENGAN PERINTAH SUARA

Penerapan Pohon dan Modulo untuk Menentukan Akor Triad

BAB III ANALISIS KARYA

yaitu dalam ketepatan pengenalan pola berdasarkan kelas untuk menampilkan genre.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia untuk mendengar sangat luar biasa. Sistem pendengaran manusia dapat

MODUL 2 PENGHITUNGAN ENERGI PADA SINYAL WICARA

SIMULASI DAN ANALISIS KLASIFIKASI GENRE MUSIK BERBASIS FFT DAN K- NEAREST NEIGHBOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi karena bergetarnya suatu benda, yang menyebabkan udara di sekelilingnya

CHORD-SCALE DIATONIK MAYOR. untuk

Transkripsi:

PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM Agustina Trifena Dame Saragih 1, Achmad Rizal 2, Rita Magdalena 3 Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom Jl. Telekomunikasi, Dayeuh Kolot Bandung, 40257 Indonesia E-mail: 1 agustina.trifena@gmail.com, 2 arz@stttelkom.ac.id, 3 rta@stttelkom.ac.id ABSTRAK Akor merupakan rangkaian nada-nada yang tersusun secara teratur dari sebuah tangga nada dan bisa merepresentasi tangga nada tersebut. Frekuensi nada pada akor juga mewakili frekuensi nada dasarnya. Misalnya, frekuensi nada A=440 maka frekuensi akor A juga sama dengan kelipatannya, yaitu 110, 220 dan seterusnya. Begitu pula untuk akor yang lain. Untuk menentukan suatu akor berdasarkan frekuensi, STFT (Short Time Fourier Transform) memberikan solusi berdasarkan window yang akan memfilter sinyal suara atau bunyi.stft (Short Time Fourier Transform) merupakan algoritma pengembangan dari FFT (Fast Fourier Transform). Algoritma STFT akan mencuplik sinyal masukan dalam rentang waktu t tertentu. Sinyal masukan awal masih dalam domain frekuensi. Sinyal hasil cuplikan tersebut akan menempati domain waktu dan frekuensi. Untuk pencuplikan sinyal, STFT menggunakan fungsi window dengan lebar window (T) sesuai dengan sinyal hasil cuplikan. Fungsi window diletakkan pada sinyal yang pertama untuk tiap frekuensi yang berbeda.penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keakuratan dari window pada STFT (Short Time Fourier Transform) terhadap penentuan nada berdasarkan frekuensi. Tingkat keakuratan ditentukan dari banyaknya akor yang diharapkan muncul. Untuk menghasilkan banyak kemungkinan keakuratan, window dirancang dalam beberapa segmentasi yang berbeda. Dari rancangan tersebut, hasil keakuratan sistem yang telah dibuat, mencapai 60 % hingga 70 %.. Kata Kunci: window, STFT, frekuensi nada, dan akor. 1. PENDAHULUAN Musik sangat erat kaitannya dengan pendengaran dan perasaan. Untuk memahami musik, seseorang harus terlatih pendengarannya dan perasaannya dalam memainkan nada-nada yang ada di partitur musik. Jika pendengarannya tidak terlatih untuk mendengar suara suatu nada, pemain musik tersebut sulit untuk menentukan nada-nada yang sedang didengarnya. Begitu pula dengan perasaan pemain musik. Jika perasaannya belum menyatu dengan nada-nada yang ada di partitur, kemungkinan besar, pemain itu akan memainkan nada dengan tempo yang tidak sesuai. -nada musik yang didengar oleh pemain musik, erat kaitannya dengan frekuensi bunyi yang ia dengar. Sedangkan perasaan si pemain, memiliki peran yang besar dalam menentukan tempo yang akan dimainkan. Frekuensi dan tempo yang diterima setiap orang berbeda-beda jika ia harus memonitor nada yang akan dicari. Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhahad metode STFT untuk mengenali akor gitar. menggunakan metode STFT, komponen frekuensi tiap saat dari sinyal akan dapat diamati. Dengan menghitung komponen frekuensi tertinggi tiap saat maka akan dapat dihitung akor gitar yang terjadi saat itu. 2. AKOR GITAR Chord atau akor secara umum dapat diartikan sebagai suatu rangkaian nada-nada yang tersusun secara teratur dari sebuah tangga nada dan bisa mewakili tangga nada tersebut (Rendra, 2008). Jika diartikan dalam gitar, akor adalah dua atau lebih nada yang dibunyikan bersamaan dalam satu petikan dan dalam satu waktu yang sama. Dalam sebuah lagu, akor berfungsi sebagai musik pengiring atau rhythm. Secara umum, akor dibagi kedalam 3 kelompok yaitu : akor mayor, akor minor dan akor substitusi (Sambu, 2008). a. Akor Mayor Akor mayor adalah beberapa nada diatonis mayor yang dibunyikan secara bersamaan, dalam satu waktu yang sama. diatonis mayor adalah nada-nada dengan urutan jarak antar nada 1-1-1/2-1-1-1-1/2. b. Akor Minor Akor minor adalah beberapa nada diatonis minor yang dibunyikan secara bersamaan, dalam satu waktu yang sama. diatonis mimor adalah nada-nada dengan urutan jarak antar nada 1-1/2-1-1-1/2-1-1. c. Akor Substitusi Akor substitusi tidak berasal dari tangga nada diatonis mayor maupun minor, tetapi lebih ke interval atau jarak nada yang menyusunnya. F-114

Ada beberapa jenis akor substitusi standar, yaitu : a. Akor Dim (diminished) mempunyai jarak antar nada (interval) diatonis mayor penyusun akor adalah 11/2 nada. b. Akor Aug (augmented) seperti Dim, tetapi interval nada diatonic mayornya adalah 2 nada. c. Akor Sus (suspended) lebih menekankan pada penambahan nada pada akor penyusunnya. Misal, sus4, maka ditambahkan nada keempat dari tangga nada penyusun akor. Pada umumnya, suatu lagu sering memakai akor mayor dan akor minor kecuali lagu-lagu yang beraliran rock dan jazz yang sering menambahkan akor substitusi dalam mengiringi alunan nada lagu tersebut. Setiap nada memiliki frekuensi masingmasing. Secara internasional, nada A 4 (A pada oktaf ke-4) memiliki frekuensi 440. Dan untuk mengetahui berapa frekuensi nada-nada lainnya dapat menggunakan persamaan : f n = f 0 * a n (1) dengan f n adalah frekuensi nada dgn jarak-n yang dicari, f o adalah frekuensi yang diketahui (A 4 =440 ), a n adalah (2) 1/12 Nilai-nilai frekuensi nada berdasarkan persamaan di atas dapat di lihat pada table di bawah ini. Tabel 1. Frekuensi nada A, A#, B, C, C#, D 2009). Urutan akor mayor ialah nada pertama, ketiga dan kelima dari nada dasar. Sedangkan urutan akor minor ialah nada pertama, nada ketiga bes (nada ketiga akor mayor yang diturunkan setengah nada) dan nada kelima. Jika dimisalkan nada dasar do = C, maka untuk akor mayor C terdapat kombinasi C-E- G, sedangkan untuk akor minor C atau Cm terdapat kombinasi C-Eb(E bes)-g. Begitu juga untuk nadanada dasar lainnya. Padanan akor yang ada dapat dilihat pada Tabel 3. berikut. Tabel 3. Padanan Akor Akor Mayor Akor Minor C C - E - G Cm C - D# - G D D - F# - A Dm D - F - A E E - G# - B Em E - G - B F F - A - C Fm F - G# - C G G - B - D Gm G - A# - D A A - C# - E Am A - C - E B B - D# - F# Bm B - D - F# 3. DESAIN SISTEM Secara sederhana sistem yang dibangun dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. dasar A A=110 A=220 A=440 A=880 A A# B C C# D 110 116.54 123.47 130.81 138.59 146.83 220 233.08 246.94 261.62 277.18 293.66 440 466.16 493.88 523.25 554.36 587.32 880 932.32 987.76 1046.5 1108.7 1174.6 Tabel 2. Frekuensi nada D#, E, F, F#, G, G# dasar A A=110 A=220 A=440 A=880 D# E F F# G G# 155.56 164.81 174.61 184.99 195.99 207.65 311.12 329.62 349.22 369.99 391.99 415.31 622.25 659.25 698.45 739.98 783.99 830.61 1244.5 1318.5 1396.9 1479.9 1567.9 1661.2 -nada pembentuk akor mayor dan minor memiliki urutan yang hampir sama (Wikipedia, Gambar 1. Diagram blok sistem 3.1 Akusisi Data Data input diambil dari suara gitar yang direkam menggunakan microphone yang terhubung dengan soundcard. Suara gitar yang diambil hanya memainkan akor tanpa suara vocal. Data disimpan dalam bentuk *.wav. 3.2 Preprocessing Proses preprocessing yang dilakukan pada data dapat dilihat pada Gambar 2. Pada tahap awal dilakukan normalisasi pada data. Proses Normalisasi dilakukan agar amplitudo (simpangan) sinyal masukan berada dalam range -1 sampai +1. Berikut persamaan untuk normalisasi (Yani, 2008). N 1 S ( i ) = S ( i ) S ( i ) (2) N i = 1 S ( i ) S ( i ) = (3) S max Tahap selanjutnya dilakukan thresholding untuk mengurangi nilai frekuensi yang acak agar terlihat lebih mulus dan diharapkan dapat membantu program lebih teliti dalam menentukan akor. Nilai F-115

threshold yang diberikan dalam program ini berbeda-beda antara 0.1, 0.3 dan 0.6. 3.3 Analisis Frekuensi Dalam analisis frekuensi ini, hanya menentukan nilai-nilai frekuensi yang terdapat dalam setiap segmen, proses yang dilakukan seperti pada Gambar 3.. Dari nilai frekuensi tersebut dapat ditentukan nada yang sesuai untuk frekuensi yang ada. Dari nilai frekuensi yang didapat, dilihat kemungkinan toleransi (d) yang ada. Dari rentang toleransi tersebut, disesuaikan dengan kemungkinan nada berdasarkan frekuensi yang telah ditetapkan. Datadata rentang frekuensi nada dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4. Gambar 2. Preprocessing Tahap berikutnya adalah analisis dengan STFT. Secara matematis STFT dapat dirumuskan sebagai berikut (Smith, 2007) : STFT ( t n, f k ) = T t n D + 1 2 T l = t n D 2 w ( t n D l ) x( l ) e j 2πf k l / T (3) Secara sederhana proses implementasi STFT terdiri dari frame blocking, windowing dan NFFT (Ifeachor, 2002). Proses frame blocking digunakan untuk membatasi sinyal selama selang waktu tertentu, kemudian windowing untuk meratakan sinyal. Window yang digunakan dalam penelitian ini adalah window rektangular. Tahap selanjutnya adalah NFFT, sinyal tiap frame di NFFT dengan rumus (Ludeman, 1987) N 1 n= 0 e j2πnk / N X ( k) = x( n) (4) Karena X(k) merupakan bilangan kompleks maka diambil nilai magnitude-nya sebagai masukan tahap selanjutnya. Sinyal ini akan memberikan informasi tentang komponen frekuensi sinyal siap saat. Gambar 3. Proses analisis frekuensi Tabel 3. Toleransi nada A-D dasar A 1 2 3 4 5 6 () A A# B C C# D Tabel 4. Toleransi D#-G# Toleransi A=110 110 117 123 131 139 147 ±3 A=220 220 233 247 262 277 294 ±5 A=440 440 466 494 523 554 587 ±10 A=880 880 932 988 1047 1109 1175 ±20 dasar A 7 8 9 10 11 12 () D# E F F# G G# 3.4 Penentuan akor Dalam menentukan akor keluaran, terdapat padanan akor yang terdiri dari tiga frekuensi nada pembentuk. Alur penentuan akor dapat dilihat pada Gambar 4. Pada setiap frekuensi nada dalam suatu rentang waktu tertentu, ditentukan tiga frekuensi nada utama atau dominan dibandingkan dengan lainnya. Tiga frekuensi tersebut disesuaikan dengan padanan akor yang ada. Jika terdapat tiga atau minimal dua nada yang bersesuaian dengan padanan akor yang ada, nada-nada tersebut dapat dikatakan sebagai akor tersebut. Toleransi A=110 156 165 175 185 196 208 ±3 A=220 311 330 349 370 392 415 ±5 A=440 622 659 698 740 784 831 ±10 A=880 1245 1319 1397 1480 1568 1661 ±20 F-116

Gambar 4. Diagram alir pengenalan akor 4. PENGUJIAN SISTEM 4.1 Pengujian dengan devider berbeda Di sini pengujian dilakukan dengan merubah devider terhadap lima sampel lagu yang ada. Devider adalah jumlah pembagi dari frekuensi sampling. Ini akan menentukan panjang frame yang terbentuk. Devider dinyatakan dengan N dimana panjang frame adalah frekuensi sampling dibagi dengan 2 N. Nilai N yang diuji adalah 1,2, 4 dan 8. Dari tingkat akurasi yang ada diambil nilai rata-rata dari keseluruhan data. Hasil dapat dilihat pada Gambar 5. keakuratan mendekati 70%. Sedangkan divider 8 memiliki tingkat keakuratan hanya berkisar 60%. Divider yang digunakan mempengaruhi lebar segmentasi penentuan akor yang akan digunakan dalam sistem. Lebar segmentasi yang berbeda dirancang berdasarkan sifat akor yang tetap atau memiliki nada yang sama untuk range waktu tertentu. Semakin besar divider, semakin sempit segmentasi penentuan akor dalam sistem. Dan begitu pula sebaliknya, semakin kecil divider, semakin lebar segmentasi dalam sistem. Lebar atau sempitnya segmentasi berpengaruh pada banyak dan sedikitnya frekuensi nada yang harus disesuaikan dengan padanan akor yang ada. Banyak sedikitnya kemungkinan frekuensi yang tercakup dalam segmen mempengaruhi tingkat keakuratan sistem. Penentuan tingkat akurasi dari sistem, masih dilakukan perhitungan secara manual antara jumlah segmentasi akor yang dihasilkan oleh program simulasi dengan akor yang seharusnya muncul oleh dua orang yang berbeda sebanyak dua kali kemungkinan. Dari nilai perhitungan yang di dapat, akurasi ditentukan dari banyaknya kemungkinan akor yang diharapakan muncul dibagi dengan banyak jumlah segmentasi seluruhnya dan kemudian diambil nilai rata-rata secara keseluruhan dari delapan lagu yang ada. 4.2 Pengaruh devider terhadap akurasi pada tiap data Berdasarkan pengujian data yang berupa delapan rekaman lagu permainan gitar, setiap data memiliki tingkat akurasi yang berbeda untuk tiap divider yang berbeda. Hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar 6 berikut. Gambar 5. Grafik perubahan devider terhadap akurasi Dari Gambar 5 terlihat divider 2 memiliki tingkat keakuratan paling tinggi dibandingkan divider lainya yaitu di atas 70%. Keakuratan selanjutnya diikuti oleh divider 1 dan 4 yang memiliki Gambar 6. Akurasi pada tiap data uji Dari Gambar 6 di atas, jika dilihat pada divider yang sama dan lagu yang berbeda, tingkat keakuratan tiap lagu berbeda-beda. Banyak alasan yang menyebabkan terjadinya perbedaan keakuratan ini. Alasan utama yang mendasari perbedaannya F-117

karena human error dan kelemahan analisis berdasarkan frekuensi nada. Dalam human error, banyak kemungkinan kesalahan yang sering terjadi. Kesalahan yang sering terjadi adalah munculnya akor yang tidak diharapkan di saat akor yang seharusnya muncul. Misalnya pada range waktu tertentu, seharusnya hanya muncul akor F dan G. Tapi, ditengah-tengah range waktu tersebut muncul akor D. Hal ini disebabkan karena teknik memainkan gitar yang menentukan senar-senar yang dirambas dan juga letak senar-senar yang memiliki peluang kalau tidak ditekan bersamaan bisa menghasilkan padanan akor yang lain. Gambar 7-9 akan membantu menjelaskan mengapa muncul padanan akor yang tidak diharapkan (Sambu, 2008). Gambar 7. Akor F Gambar 8. akor D Gambar 9. akor D Berdasarkan gambar di atas, akor F dibentuk dari : senar 1-F, senar 2-C, senar 3-A, senar 4-F, senar 5-C, senar 6-F; akor D dibentuk dari : senar 1-F#, senar 2-D, senar 3-A, senar 4-D, senar 5-tidak dimainkan, senar 6-tidak dimainkan; akor G dibentuk dari : senar 1-G, senar 2-B, senar 3-G, senar 4-D, senar 5-B, senar 6-G. Peralihan permainan akor dari F ke G memungkinkan timbul akor D karena pada akor D terdapat nada pembentuk akor yang mewakili akor F dan G. tersebut ialah nada A dan D. Karena pada simulasi Tugas Akhir ini memperhatikan tiga frekuensi tertinggi pembentuk akor, muncul akor D yang mewakili nada A dan D yang juga terdapat di akor F dan G. Peluang munculnya nada tersebut lebih besar pada akor D dibandingkan akor F dan G. Alasan lainnya terdapat pada kelemahan dari analisis berdasarkan frekuensi. Dari hasil rekaman data yang ada, terdapat suara yang tidak hanya permainan gitar, tetapi juga suara noise lainnya seperti suara orang yang ikut terekam dan suara senar yang akan kembali ke keadaan awal. Suarasuara ini pula memiliki frekuensi nada tersendiri. Dari frekuensi tersebut, suara-suara itu menghasilkan akor tertentu. Tetapi dibalik kelemahan analisis frekuensi ini, hal ini juga bisa menjadi kelebihan sistem karena dapat menentukan akor apa saja dalam suatu lagu tanpa harus ada permainan gitar. Jika dilihat dari divider yang berbeda dan lagu yang sama, terdapat pula perbedaan keakuratan sistem. Hal ini juga disebabkan oleh human error, kelemahan analisis berdasarkan frekuensi nada dan ditambah kelemahan pada lebar-sempitnya segmentasi yang bergantung pada nilai divider yang berbeda. Seperti telah dijelaskan dianalisis Pengaruh Divider terhadap Segmentasi, semakin tinggi nilai divider, semakin tinggi pula jumlah segmentasi tetapi membuat lebar segmentasi semakin sempit. Semakin sempit segmentasi, memungkinkan lebih banyak akor yang dihasilkan. Semakin banyak akor yang dihasilkan memberikan peluang semakin banyak pula akor yang tidak diharapkan untuk muncul. Hal ini yang membuat tingkat keakuratan divider 8 lebih kecil dibandingkan divider 1, 2, dan 4. 5. KESIMPULAN Dari pengujian dan analisis sistem yang telah dilakukan terhadap proses penentuan akor gitar maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Program simulasi penentuan akor gitar ini dapat direalisasikan karena tingkat akurasi yang dihasilkan cukup baik yaitu berkisar 60% sampai 70%. b. Program simulasi ini juga dapat menentukan akor tidak hanya gitar tetapi juga suara lainnya sehingga lagu apa pun dapat ditentukan akor keluarannya. c. Nilai divider mempengaruhi ketepatan dalam penentuan akor. Divider yang paling baik dari hasil percobaan ialah divider dua. d. Kesalahan dalam penentuan akor sebagian besar disebabkan oleh human error dan kelemahan analisis berdasarkan frekuensi. PUSTAKA Smith, Julius Orion. (2007). Short Time fourier Transform. Diakses pada Februari 2008 pada. F-118

http://ccrma.stanford.edu/~jos/parshl/short_time _Fourier_Transform_STFT.html. Ifeachor, Emmanuel C dan Barrie W. Jervis. (2002). Digital Signal Processing. USA : Prentice Hall. Ludeman, Lonnie C. (1987). Fundamentals of Digital Signal Processing. Canada : John Wiley & Sons. Rendra, Yulia. (2008). Belajar Main Piano untuk Pemula. Jakarta : PT. Buku Kita. Sambu, Gari Rakai. (2008). Pintar Main Gitar dalam 7 Hari. Yogyakarta : Media Pressindo. Anonim. (2009) Tangga, Diakses pada April Mei 2009 dari www.wikipedia.org. Yani, Kalfika. (2008). Tugas Akhir : Analisis Algoritma STFT untuk Deteksi Sinyal Carrier FHSS CDMA. Bandung : IT Telkom. F-119