V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Natar terdiri dari 24 desa yaitu Desa Banda Rejo, Suka Bandung,

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di Pulau Jawa. Bagian utara

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah

BAB IV GAMBARAN UMUM

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. keadaan penduduk, keadaan sarana dan prasana, keadaan pertanian, dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo,

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Semarang memiliki aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN. berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Letaknya antara Lintang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a) Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Geografi. Astronomi. Batas Wilayah. Cuaca

Luas Wilayah Kota Pematangsiantar Menurut Kelurahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Desa Banyuroto adalah 623,23 ha, dengan

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

Transkripsi:

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat berdasarkan letak geografis dan tata guna lahan serta sumberdaya manusianya. 5.1.1. Letak Geografis dan Tata Guna Lahan Kecamatan Kebon Pedes termasuk kedalam wilayah Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Jarak dari Kecamatan Kebon Pedes ke Ibukota Kabupaten yaitu 70 Km, jarak ke Ibukota Provinsi yaitu 90 Km, dan jarak ke Ibukota Negara yaitu 120 Km. Secara administratif, batas wilayah Kecamatan Kebon Pedes adalah : 1. Sebelah Utara dan Timur berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Nyalindung. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Baros. Kecamatan Kebon Pedes terbagi menjadi lima desa, yaitu Desa Kebon Pedes, Desa Cikaret, Desa Jambenenggang, Desa Bojong Sawah, dan Desa Sasagaran. Dari satu desa ke desa lainnya hanya memerlukan waktu paling lama 30 menit dari jarak terjauh dengan kendaraan bermotor. Kantor Kecamatan dan kantor BP3K Kecamatan Kebon Pedes berada di Desa Sasagaran. Sedangkan Puskesmas Kebon Pedes berada di Desa Jambenenggang. Sebagian besar jalan menuju kelima desa ini sudah cukup bagus dengan jalan yang sudah diaspal, tetapi ada juga jalan yang masih berbatu. Dari Kecamatan Sukaraja ke Desa Kebon Pedes dapat melewati Terminal Sukaraja. Perjalanan membutuhkan waktu sekitar 15 menit dari jalan raya Sukaraja menuju Desa Kebon Pedes dengan menggunakan kendaraan bermotor. Angkutan umum yang dapat digunakan untuk menuju Desa Kebon Pedes, Desa Jambenenggang, Desa Bojong Sawah, dan Desa Sasagaran adalah angkutan perkotaan (angkot) dan ojeg. Namun, di Desa Bojong Sawah angkot jarang yang melintas sehingga penduduk harus menunggu angkot kurang lebih satu jam. Bila ke desa lainnya angkot lebih mudah ditemui. Sedangkan untuk ke Desa Cikaret hanya dapat menggunakan ojeg. Hal ini dikarenakan jalan yang menuju Desa

Cikaret sudah rusak, banyak lubang disepanjang jalan menuju desa ini, sehingga angkot tidak lewat. Angkot yang menuju ke desa-desa tersebut hanya ada pada pukul tujuh pagi hingga tiga sore, setelah waktu tersebut penduduk hanya dapat menggunakan ojeg hingga pukul delapan malam. Jalan yang menghubungkan Kecamatan Sukaraja menuju Desa Kebon Pedes yang melewati Terminal Sukaraja sudah rusak, banyak lubang besar yang harus dilewati. Pengguna jalan harus berhati-hati, terutama pengguna sepeda motor karena lubang mencapai kedalaman 10 cm, dengan diameter lubang mencapai lima meter. Bila arus lalu lintas padat, maka akan terjadi kemacetan yang cukup lama di sekitar Terminal Sukaraja karena pengguna jalan harus memperlambat kendaraannya bila melewati jalan yang rusak, terlebih bila hujan. Kecamatan Kebon Pedes berada di ketinggian 500-600 meter diatas permukaan laut (mdpl) dengan curah hujan 2.668 mm per tahun dengan hari hujan 196 hari, lima bulan basah dan tujuh bulan kering dengan suhu udara rata-rata 20-27 0 C. Luas wilayah pertanian di kecamatan ini, yaitu 1.034,82 ha yang dibedakan menjadi lahan basah dan lahan kering. Luas lahan basah dan lahan kering di Kecamatan Kebon Pedes dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Luas Lahan Basah dan Lahan Kering di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2011 Jenis Lahan Luas Lahan (ha) Lahan Basah - Teknis - - Tadah hujan 80,26 - Pengairan Perdesaan 618,58 Jumlah 698,84 Lahan Kering - Tegalan 106,15 - Kolam 27,21 - Pekarangan 175,62 - Lain-lain 27,00 Jumlah 335,98 Sumber : BP3K Kecamatan Kebon Pedes (2011)

Luas lahan basah di Kecamatan Kebon Pedes lebih banyak dibandingkan luas lahan kering. Hal ini mendukung potensi padi untuk dikembangkan di kecamatan ini. Tanah di daerah ini mempunyai struktur tanah yang gembur, solum tebal, lempung halus berpasir, dengan ph 4,5-6. Topografi di Kecamatan Kebon Pedes mempunyai lahan datar 68 persen dan lahan bergelombang 32 persen. Berdasarkan luas lahan basah (sawah) dibedakan menjadi sawah pedesaan dan sawah tadah hujan. Berikut luas sawah di setiap desa di Kecamatan Kebon Pedes dapat dilihat pada Tabel 4. Urutan desa yang memiliki sawah terluas di Kecamatan Kebon Pedes, yaitu Desa Bojong Sawah, Desa Cikaret, Desa Kebon Pedes, Desa Sasagaran, dan Desa Jambenenggang. Berdasarkan jenis pengairannya, sawah pedesaan (pengairan dari sungai) dan tadah hujan. Desa Bojong Sawah seluruh sawahnya merupakan sawah pedesaan. Petani padi di Desa Bojong Sawah mengairi sawahnya dengan menggunakan air dari sungai. Sedangkan Desa Jambenenggang luas sawah yang dimilikinya lebih banyak yang merupakan sawah tadah hujan. Petani di Desa Jambenenggang menggairi sawahnya lebih banyak yang menggunakan air hujan. Berarti tidak semua desa di Kecamatan Kebon Pedes mempunyai sumber air yang sama untuk mengairi sawah. Hal ini juga membuat intensitas tanam padi di Kecamatan Kebon Pedes berbeda. Ada yang satu tahun tiga kali teteapi ada juga yang satu tahun hanya dua kali. Tabel 4. Luas Sawah di setiap Desa di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2011 Luas sawah (ha) Desa Pedesaan Tadah Total Persentase Hujan Kebon Pedes 113.1 4,00 117,10 16,84 Bojong Sawah 221,0 0,00 221,00 31,53 Sasagaran 105,0 9,26 114,26 16,35 Jambenenggang 48,0 54,00 100,00 14,31 Cikaret 133,48 13,00 146,48 20,96 Jumlah 618,58 80,26 698,84 100,00 Sumber : BP3K Kecamatan Kebon Pedes (2011)

Rata-rata kepemilikan lahan setiap KK (Kepala Keluarga) di Kecamatan Kebon Pedes tahun 2011 cukup bervariasi. Setiap KK di Kecamatan Kebon Pedes paling banyak memiliki lahan dengan luas rata-rata 0,11 0,25 ha (42,23 persen) dan KK paling sedikit memiliki lahan dengan luas rata-rata lebih dari 1 ha (1,20 persen). Hal ini menjadi salah satu alasan jumlah petani penggarap di kecamatan ini lebih banyak dibandingkan pemilik lahan. Jumlah KK di Kecamatan Kebon Pedes berdasarkan penguasaan lahan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Rata-rata Kepemilikan Lahan di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2011 Rata-rata kepemilikan lahan (ha) Jumlah KK Persentase < 0,1 1.099 21,34 0,11 0,25 2.175 42,23 0,26 0,50 1.569 30,47 0,51 1,00 245 4,76 > 1,00 62 1,20 Jumlah 5.150 100,00 Sumber : BP3K Kecamatan Kebon Pedes (2011) Kecamatan Kebon Pedes pada Tahun 2011 mempunyai jumlah KK Tani sebanyak 5.387. Jumlah KK Tani yang menjadi petani penggarap lebih banyak dibandingkan yang lainnya sebesar 43,45 persen. Jumlah KK Tani yang menjadi petani pemilik dan penggarap menempati posisi kedua terbanyak sebesar 23,61 persen. Jumlah KK Tani yang menjadi buruh tani sebesar 23,61 persen dan KK Tani menjadi petani pemilik hanya sebesar 6,6 persen. Jumlah KK Tani berdasarkan penguasaan lahan, baik petani pemilik, pemilik dan penggarap, penggarap, serta buruh tani paling banyak terdapat di Desa kebon Pedes karena jumlah KK Tani di desa ini lebih banyak dibandingkan desa lainnya yaitu sebesar 23,24 persen. Jumlah KK Tani berdasarkan penguasaan lahan di Kecamatan Kebon Pedes dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Kepala Keluarga Tani Berdasarkan Penguasaan Lahan di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2011 Petani berdasarkan penguasaan lahan Jumlah Pemilik Pemilik Penggarap Buruh (KK Desa Penggarap Tani Tani) Kebon Pedes 84 306 571 291 1.252 Bojong Sawah 82 288 535 265 1.170 Sasagaran 57 208 389 198 852 Jambenenggang 72 264 484 243 1.063 Cikaret 70 256 483 241 1.050 Jumlah 356 1.272 2.341 1.120 5.387 Sumber : BP3K Kecamatan Kebon Pedes (2011) 5.1.2. Sumberdaya Manusia Jumlah penduduk di Kecamatan Kebon Pedes berdasarkan data tahun 2011 sebanyak 29.040 orang dengan jumlah laki-laki lebih banyak 3,2 persen dibandingkan jumlah perempuan. Bila dilihat dari komposisi umur, jumlah anakanak yang paling banyak dengan persentase sebesar 32,22 persen, disusul oleh jumlah remaja sebesar 23,98 persen dan jumlah umur tua sebesar 22,98 persen. Sedangkan jumlah umur yang paling sedikit yaitu umur dewasa sebesar 20,80 persen. Walau demikian, penduduk di Kecamatan Kebon Pedes lebih banyak pada usia yang produktif (15 44 tahun). Jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2011 Komposisi Umur Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan Anak-anak 4.805 4.554 9.359 (0-14 tahun) Remaja 3.531 3.433 6.964 (15-29 tahun) Dewasa 3.057 2.984 6.041 (30-44 tahun) Tua 3.363 3.313 6.676 (45 65 tahun) Jumlah 14.756 14.284 29.040 Sumber : Monografi Kecamatan Kebon Pedes (2011)

Penduduk di Kecamatan Kebon Pedes memiliki pekerjaan yang bervariasi. Pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh penduduk di kecamatan ini adalah buruh tani dan paling banyak kedua adalah petani. Selain buruh tani dan petani, pekerjaan yang paling banyak dilakukan penduduk di kecamatan ini, antara lain buruh pekerja/karyawan, wiraswasta, PNS, pensiunan, TNI/Polri, dan lainnya (jasa, transportasi, dan pergudangan). Bervariasinya pekerjaan penduduk di Kecamatan Kebon Pedes menunjukkan bahwa sumber daya manusia sudah cukup baik. Jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan di Kecamatan Kebon Pedes dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2011 Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase Pegawai Negeri Sipil (PNS) 203 3,17 TNI/Polri 23 0,36 Petani 1.548 24,14 Buruh Tani 1.765 27,53 Wiraswasta 326 5,08 Buruh Pekerja/Karyawan 1.126 17,56 Pensiunan 179 2,79 Lain-lain 1.240 19,34 Jumlah 6.410 100,00 Sumber : Monografi Kecamatan Kebon Pedes (2011) Tingkat pendidikan di Kecamatan Kebon Pedes pada umumnya sudah cukup baik. Walaupun sebagian besar penduduknya hanya tamat Sekolah Dasar (SD), namun penduduk yang tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sudah mencapai 48,74 persen. Penduduk di Kecamatan Kebon Pedes juga cukup banyak yang melanjutkan ke perguruan tinggi, mulai dari D1 hingga S3. Keterbatasan biaya dan jauhnya lokasi sekolah maupun perguruan tinggi menjadi hambatan penduduk untuk melanjutkan sekolah. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2011 Pendidikan Jumlah Penduduk (orang) Persentase PAUD / TK 950 9,26 SD/MI 3.764 36,52 SMP/MTs 2.639 25,63 SMA/SMK/MA 2.380 23,11 D1-D3 315 3,06 S1-S3 249 2,42 Jumlah 10.297 100,00 Sumber : Monografi Kecamatan Kebon Pedes (2011) Di Kecamatan Kebon Pedes terdapat fasilitas sekolah mulai dari jenjang PAUD hingga SMA. Namun jumlahnya masih terbatas. Jumlah PAUD di kecamatan ini sebanyak 30 unit dan TK sebanyak 5 unit. Jumlah SD sebanyak 13 unit dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebanyak tiga unit. Jumlah SMP sebanyak satu unit dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebanyak dua unit. Kecamatan ini tidak terdapat SMA, namun sudah terdapat SMK sebanyak satu unit dan Madrasah Aliyah (MA) sebanyak satu unit. Kurangnya fasilitas sekolah dapat menjadi kendala pengembangan pendidikan di Kecamatan Kebon Pedes. 5.2. Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Responden Responden dalam penelitian ini adalah petani padi sehat yang bergabung dalam gapoktan disetiap desanya. Petani responden termasuk kedalam Gapoktan Sawargi (Desa Kebon Pedes), Gapoktan Bina Tani (Desa Bojong Sawah), Gapoktan Genta (Desa Sasagaran), dan Gapoktan Mekar Tani (Desa Jambenenggang). Responden terdiri dari petani mitra sebanyak 26 orang dan petani non mitra sebanyak 30 orang. Karakteristik sosial ekonomi petani responden dijelaskan berdasarkan umur dan jenis kelamin, status dalam keluarga dan jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, pengalaman usahatani padi sehat, penguasaan lahan dan status penguasaan lahan, pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan, serta pendapatan non usahatani dan pendapatan usahatani non padi sehat. Karakteristik petani responden ini secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 3.

5.2.1. Umur dan Jenis Kelamin Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, 80,35 persen petani responden adalah laki-laki dan 19,65 persen adalah perempuan. Bila dibedakan berdasarkan kemitraan, persentase petani mitra yang laki-laki lebih banyak dibandingkan petani non mitra. Sedangkan persentase petani mitra yang perempuan lebih rendah yang petani mitra dibandingkan petani non mitra. Ratarata umur petani mitra adalah 49 tahun dan rata-rata umur petani non mitra adalah 51 tahun. Petani mitra lebih banyak dalam usia produktif (25 54 tahun) dibandingkan petani non mitra dengan selisih 5,55 persen. Persentase petani responden berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Persentase Petani Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Jumlah Petani Mitra (persen) Jumlah Petani Non Mitra Kelompok Umur (persen) (tahun) Jenis kelamin L P L P 25 34 3,8-3,3-35 44 30,8-13,3 10,0 45 54 30,8 7,7 16,7 13,3 55 64 15,4 3,8 30,0-65 3,8 3,8 13,3 - Jumlah 84,6 15,4 76,7 23,3 100 100 5.2.2. Status dalam Rumah Tangga dan Jumlah Tanggungan Keluarga Berdasarkan Tabel 11, bila dilihat dari status dalam rumah tangga, baik petani mitra maupun non mitra sebagian besar adalah kepala keluarga (KK). Hal ini berarti petani responden mempunyai tanggung jawab yang besar dalam keluarga. Hanya lima orang petani responden (sembilan persen) adalah seorang ibu atau istri yang membantu kepala keluarga dalam usahatani padi sehat. Bila dilihat dari jumlah tanggungan keluarga. Petani responden mempunyai jumlah tanggungan keluarga yang berbeda-beda, mulai dari satu hingga sembilan orang. Jumlah tanggungan keluarga pada petani mitra maupun non mitra paling banyak berada diantara 4 6 orang. Rata-rata jumlah tanggungan keluarga petani mitra sebanyak lima orang dan petani non mitra sebanyak empat

orang. Berarti jumlah tanggungan keluarga petani mitra lebih banyak dibandingkan petani non mitra. Tabel 11. Persentase Petani Responden Berdasarkan Status dalam Rumah Tangga dan Jumlah Tanggungan Keluarga di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Jumlah tanggungan keluarga (orang) Jumlah Petani Mitra (persen) Jumlah Petani Non Mitra (persen) Status dalam Rumah Tangga KK Ibu/Istri KK Ibu/Istri 1 3 15,4 3,8 30,0 3,3 4 6 69,2-46,7 10,0 7 9 11,5-10,0 - Jumlah 96,2 3,8 86,7 13,3 100 100 5.2.3. Tingkat Pendidikan Responden Tingkat pendidikan terakhir responden bervariasi, mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Petani mitra dan non mitra paling banyak yang pendidikan terakhirnya SD. Namun persentase petani non mitra yang pendidikan terakhirnya SD lebih banyak dibandingkan petani mitra. Petani non mitra pun lebih banyak yang tidak tamat SD dibandingkan petani mitra. Tingkat pendidikan petani mitra lebih tinggi dibandingkan petani non mitra dengan variasi pendidikan yaitu SD, SMP, SMA, D3, dan S1. Sedangkan pendidikan petani non mitra hanya SD, SMP, dan satu orang S1. Tidak ada petani non mitra yang berpendidikan SMA. Persentase petani non mitra pun lebih banyak yang tidak tamat sekolah dibandingkan petani mitra. Berarti petani mitra lebih berpendidikan dibandingkan petani non mitra karena persentase petani mitra yang pendidikan terakhirnya sama dengan atau lebih besar SMA ( SMA) lebih banyak dibandingkan petani non mitra. Persentase petani responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Persentase Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Pendidikan terakhir Jumlah Petani Mitra (persen) Tamat Tidak Tamat Jumlah Petani Non Mitra (persen) Tamat Tidak Tamat SD/Sederajat 30,8 3,8 56,7 20,0 SMP/Sederajat 23,1 3,8 16,7 3,3 SMA/Sederajat 23,1 3,8 - - D3 3,8 - - - S1 7,7-3,3 - Jumlah 88,5 11,5 76,7 23,3 100 100 5.2.4. Pengalaman Usahatani Padi Sehat Pengalaman dalam usahatani padi sehat bervariasi, dari satu musim hingga 21 musim. Pengalaman responden dalam usahatani padi sehat lebih lama dilakukan oleh petani mitra, dengan lama mengusahakan padi sehat lebih bervariasi, mulai dari satu hingga 21 musim. Sedangkan petani non mitra variasi lama mengusahakan padi sehat berada pada satu hingga enam musim, dan hanya satu orang yang sudah berpengalaman 21 musim. Rata-rata lama pengalaman mengusahakan padi sehat petani mitra sebanyak enam musim sedangkan petani non mitra sebanyak tiga musim. Persentase petani responden berdasarkan pengalaman mengusahakan padi sehat dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Persentase Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani Padi Sehat di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Lama Jumlah Petani Persentase Jumlah Petani Persentase mengusahakan padi sehat (musim) mitra (orang) non mitra (orang) 1 3 15 57,7 28 93,3 4 6 3 11,5 1 3,3 7 9 1 3,8 - - 10 12 4 15,4 - - 13 15 2 7,7 - - 16 18 - - - - 19 21 1 3,8 1 3,3 Jumlah 26 100 30 100

5.2.5. Luas dan Status Penguasaan lahan Berdasarkan total lahan (sawah maupun bukan) yang dikuasai petani responden, rata-rata total lahan petani mitra lebih besar 23 persen dari total lahan yang dikuasai petani non mitra. rata-rata total lahan petani mitra sebesar 0,71 ha, sedangkan petani non mitra sebesar 0,54 ha. Total lahan yang dikuasai petani responden, terdiri dari lahan basah (sawah), lahan kering (biasanya ditanam sayuran), dan/atau kolam ikan konsumsi (ikan mas, nila, dan lainnya). Bila dilihat dari penguasaan lahan basah saja (sawah), luas penguasaan sawah responden berada dikisaran kurang dari 0,2 ha hingga lebih dari 1 ha. Luas penguasaan sawah petani mitra dan non mitra tidak terlalu berbeda dengan penguasaan sawah yang paling banyak berada diantara 0,2 0,4 ha. Rata-rata luas sawah yang dikuasi oleh petani mitra sebanyak 0,51 ha dan petani non mitra sebanyak 0,47 ha. Jumlah petani responden berdasarkan luas penguasaan sawah dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Luas Penguasaan Sawah di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Luas Penguasaan Jumlah Petani Persentase Jumlah Petani non Persentase sawah (ha) mitra (orang) mitra (orang) < 0,2 6 23,1 10 33,3 0,2 0,4 10 38,5 10 33,3 0,41 0,6 3 11,5 4 13,3 0,61 0,8 2 7,7 1 3,3 0,81 1 2 7,7 2 6,7 > 1 3 11,5 3 10,0 Jumlah 26 100,0 30 100,0 Berdasarkan status penguasaan sawah, responden mempunyai status penguasaan sawah yang bervariasi. Petani mitra paling banyak status penguasaan sawahnya adalah milik dan sewa. Walaupun petani mitra sudah mempunyai lahan sendiri, namun untuk meningkatkan luas lahan yang dikuasai petani juga melakukan sewa lahan. Hal ini dikarenakan luas lahan yang dikuasai petani responden masih banyak yang berada dibawah 0,5 ha. Sedangkan petani non mitra, status penguasaan lahan yang paling banyak adalah sewa. Berarti petani non mitra dalam mengusahakan padi sehat hanya tergantung luas sawah yang

disewa karena tidak mempunyai sawah sendiri. Jumlah petani responden berdasarkan status penguasaan sawah dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Status Penguasaan Sawah di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Status Jumlah Petani Persentase Jumlah Persentase Penguasaan sawah mitra (orang) Petani non mitra (orang) Milik 6 23,1 8 26,7 Sewa 8 30,8 10 33,3 Numpang - - 2 6,7 Milik dan Sewa 11 42,3 9 30,0 Milik dan 1 3,8 - - Numpang Milik dan Gadai - - 1 3,3 Jumlah 26 100,0 30 100,0 5.2.6. Pekerjaan Utama dan Sampingan Lebih dari 80 persen, petani mitra maupun petani non mitra pekerjaan utamanya (berdasarkan curahan waktu yang paling banyak) adalah petani. Berarti sebagian besar waktu petani responden setiap harinya dihabiskan untuk bekerja sebagai petani. Petani disini tidak hanya bekerja pada lahan sendiri, namun petani responden juga banyak yang bekerja di lahan orang lain. Bila pada lahan sendiri sudah tidak ada kerjaan, biasanya petani bekerja di lahan orang lain untuk berbagai kegiatan, seperti menanam bibit (nandur) bagi petani perempuan dan mengolah lahan bagi petani laki-laki. Itu pun bila ada petani lain yang membutuhkan jasa mereka. Petani responden juga tidak hanya bekerja di sawah namun juga di lahan kering yang biasanya ditanami sayuran, pada lahan sendiri maupun orang lain. Setiap harinya petani disibukkan oleh pekerjaan di lahan, biasanya petani hanya beristirahat pada saat solat dzhuhur dan kembali ke lahan setelah jam satu siang, lalu pulang ke rumah pada saat solat ashar. Bahkan ada petani yang beristirahat dan solat di saung, baru pulang ke rumah ketika hari mulai senja karena jauhnya jarak lahan dengan rumah. Selain petani, pekerjaan utama petani responden yang lainnya dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Pekerjaan Utama di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Pekerjaan Jumlah Petani Persentase Jumlah Petani Persentase Utama mitra (orang) non mitra (orang) Petani 22 84,6 28 93,3 Guru 2 7,7 1 3,3 Aparatur 1 3,8 - - Desa Ibu Rumah 1 3,8 1 3,3 Tangga Jumlah 26 100,0 30 100,0 Petani responden mempunyai beberapa pekerjaan yang dilakukan setiap hari selain bertani dan pekerjaan utama lainnya. Peternak dijadikan pekerjaan sampingan yang paling banyak dilakukan oleh petani mitra maupun non mitra. Pekerjaan sampingan yang paling banyak dipilih setelah berternak adalah wirausaha. Namun, petani non mitra paling banyak tidak mempunyai pekerjaan sampingan. Berarti petani non mitra yang sebagian besar pekerjaan utamanya adalah petani, hanya menggantungkan hidup dari hasil pertanian saja. Petani yang pekerjaan utamanya sebagai peternak, sebagian besar memelihara ayam, domba, dan sapi pedaging. Namun juga ada yang berternak itik dan ikan. Petani yang memelihara domba atau sapi, biasanya ketika selesai pekerjaan di lahan (sawah maupun lainnya) maka petani lalu mencari rumput untuk pakan ternak. Pekerjaan ini dilakukan ketika siang atau sore hari. Kandang ternak ini biasanya ditempatkan di sawah bila dekat dengan rumah atau di sebelah rumah. Petani yang memelihara hewan ternak (domba dan sapi pedaging) yang berkelompok maka penempatan ternak tersebut berada pada lokasi kandang yang sama. Dimana penjagaannya dilakukan secara bergantian. Kotoran yang dihasilkan pun dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik dalam jumlah yang banyak. Sedangkan petani yang pekerjaan sampingannya sebagai wirausahaan, sebagian besar membuka warung di rumah atau berjualan barang secara kredit. Pekerjaan sampingan lainnya yang dilakukan petani responden dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Pekerjaan Jumlah Petani Persentase Jumlah Petani Persentase Sampingan mitra (orang) non mitra (orang) Petani 4 15,4 2 6,7 Buruh Tani 3 11,5 2 6,7 Peternak 8 30,8 9 30,0 Guru 1 3,8 - - Wiraswasta 4 15,4 5 16,7 Swasta 2 7,7 - - Aparatur Desa 1 3,8 1 3,3 Ibu Rumah Tangga - - 1 3,3 Tidak Punya 3 11,5 10 33,3 Pekerjaan Sampingan Jumlah 26 100,0 30 100,0 5.2.7. Pendapatan Non Usahatani dan Pendapatan Usahatani Non Padi Sehat Petani yang mempunyai pekerjaan sampingan diluar usahatani padi sehat maka akan menghasilkan pendapatan non usahatani dan/atau pendapatan usahatani non padi sehat yang dapat dilihat persentase. Rata-rata pendapatan non usahatani petani mitra sebesar Rp 1,8 juta per bulan dan sebarannya pun paling banyak berada pada Rp 1 jt 2 jt per bulan. Sedangkan petani non mitra rata-rata pendapatan non usahataninya sebesar Rp 2 juta per bulan, namun sebaranya paling banyak yang berada dibawah Rp 1 jt per bulan. Rata-rata pendapatan usahatani non padi sehat petani mitra sebesar Rp 1,2 juta per bulan, sedangkan petani non mitra sebesar Rp 1 juta per bulan. Walaupun rata-rata pendapatan usahatani non padi sehat petani mitra maupun non mitra lebih dari Rp 1 jt per bulan, namun sebarannya paling banyak berada kurang dari Rp 1 juta per bulan. Rata-rata pendapatan non usahatani petani mitra dan non mitra lebih besar dibandingkan rata-rata pendapatan usahatani non padi sehat. Hal ini karena pendapatan non usahatani yang dihitung tidak hanya yang dihasilkan oleh petani responden itu sendiri, namun juga dijumlahkan dengan pendapatan non usahatani anggota keluarga lainnya, suami atau istri, dan anak. Begitu pula perhitungan pada pendapatan usahatani non padi sehat. Namun, karena sebagian

besar anggota keluarga tidak bekerja dalam bidang pertanian, sehingga pendapatan usahatani non padi sehat petani responden lebih kecil dibandingkan pendapatan non usahatani. Persentase petani responden berdasarkan pendapatan non usahatani dan pendapatan usahatani non padi sehat dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Persentase Petani Responden Berdasarkan Pendapatan Non Usahatani dan Pendapatan Usahatani Non Padi Sehat di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Jumlah Pendapatan (Rp juta/bulan) Jumlah Petani Mitra (persen) Jumlah Petani Non Mitra (persen) PNU PUNPS PNU PUNPS 0 11,5 19,3 16,7 3,3 < 1 26,9 50,0 26,7 70,0 1 2 30,8 19,2 23,3 3,3 2,01 3 7,7-10,0 13,3 3,01 4 7,7-6,7 3,3 4,01 5 3,8 3,8 3,3 3,3 > 5 11,5 7,7 13,3 3,3 Jumlah 100,0 100,0 100,0 100,0