BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Akita Jaya Mobilindo berawal pada tahun 1974 dengan nama CV. Sumber Jaya Motor yang bergerak dalam bidang usaha jual beli kendaraan bermotor di kawasan pecenongan, Jakarta dan sebuah station wagon (karoseri) Pulo Gadung, yang mengembangkan produk karoseri yang berbasiskan produk Toyota, yang hasilnya berbagai tipe antara lain; Rover Road Master, Hatchback, dan lain-lain. Sejalan dengan perkembangan waktu tipe Rover adalah tipe paling sukses di pasar sehingga pada tahun 1987 secara resmi CV. Sumber Jaya Motor berubah statusnya menjadi PT. Akita Jaya Mobilindo, yang juga sebagai autorized dealer dari Toyota, yang hingga kini PT. Akita Jaya Mobilindo terus berkembang dengan jumlah karyawan saat ini lebih kurang 76 orang. Group ini berkeyakinan bahwa karyawan adalah tulang punggung perseroan dan merupakan aset yang berharga. Oleh karena itu program pengembangan serta kesejahteraan karyawan merupakan kebijaksanaan yang senantiasa menjadi titik keberhasilam manajemen. Hal ini membuahkan hasil yang nyata dan merupakan kebanggaan group, terbukti dari dedikasi dan loyalitas karyawan seperti tercermin pada tingkat perpindahan karyawan yang relatif rendah, program pengembangan dilakukan dengan mengirim karyawan-karyawan untuk mengikuti kursus-kursus selain mengikuti program pelatihan yang dilakukan oleh group. Program kesejahteraan karyawan yang dilakukan antara lain dengan cara pemberian bonus, tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan bagi karyawan dan keluarga serta fasilitas transport dalam bentuk uang dan kendaraan. Program kesejahteraan karyawan yang dikaitkan dengan kemajuan dan keuntungan yang diraih group senantiasa dikembangkan agar dapat menciptakan suasana kerja yang 34
35 lebih baik. Hal ini sangat penting karena group ini senantiasa ingin agar dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar tenaga kerja yang apabila tidak diperhatikan sewaktu-waktu akan dapat menjadi kendala bagi perkembangan group. Adapun didirikannya PT. Akita Jaya Mobilindo adalah untuk mencegah para dealer-dealer Toyota di DKI Jakarta melakukan persaingan harga yang dinilai PT. Toyota Astra Mobilindo (TAM) merupakan hal yang tidak menguntungkan karena mengakibatkan harga mobil Toyota diwilayah DKI Jakarta menjadi tidak seragam. 3.2 Perkembangan Perusahaan PT. Akita Jaya Mobilindo digolongkan sebagai perusahaan yang bergerak di bidang otomotif. Adapun tujuan operasional dari perusahaan sampai saat ini adalah : 1. Memberikan kesempatan kepada masyarakat sebagai salah satu aspek dalam rangka penyerapan tenaga kerja. 2. Untuk mendapat keuntungan. Dalam hal ini perusahaan menerapkan prinsip ekonomi diproyeksi laba yang akan dicapai. 3. Memperluas pangasa pasar, antara lain dengan mencari pemakai baru. Sistem penilaian PT. Akita Jaya Mobilindo dalam mengukur kepuasan kerja karyawan dan kinerja karyawannya pada saat ini hanyalah berupa observasi (pengamatan) saja, hal tersebut disebabkan karena jumlah populasi karyawan PT. Akita Jaya Mobilindo secara keseluruhan hanya berjumlah 76 orang saja dan atasan permasing-masing divisi tidaklah mengalami kesulitan dalam mengingat nama-nama karyawan dibawahnya. Penilaian berupa observasi ini walau mudah dilakukan, tetapi penilaian tersebut kurang lengkap dan tidak ada kepastian penilaian untuk semua orang berdasarkan indikator yang sama dan tidak ada nilai pasti akan kemampuan dari karyawan yang dinilai. Dari sistem penilaian yang berupa observasi tersebut, penulis mencoba untuk menambahkan sistem penilaian yang berupa kuesioner, yang dimana hasil dari penilaian
36 berupa kuesioner ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan penilaian yang berupa observasi. Kelebihan dan kekurangan dari sistem penilaian dengan kuesioner adalah sebagai berikut: Kelebihan dari sistem penilaian dengan kuesioner : Dapat mengungkapkan pendapat atau tanggapan seseorang secara individual maupun kelompok terhadap permasalahan. Dapat disebarkan untuk responden yang berjumlah besar dengan waktu yang relatif singkat. Tetap terjaganya objektivitas responden dari pengaruh luar terhadap satu permasalahan yang teliti. Tetap terjaganya kerahasiaan responden untuk menjawab sesuai dengan pendapat pribadi. Karena diformat dalam bentuk surat, maka biaya lebih murah. Penggunaan waktu yang lebih fleksibel sesuai dengan waktu yang telah diberikan peneliti. Dapat menjaring informasi dalam skala luas dengan waktu yang cepat. Kekurangan dari sistem penilaian dengan kuesioner : Peneliti tidak dapat melihat reaksi responden ketika memberikan informasi melalui isian kuesioner. Responden tidak memberikan jawaban dalam waktu yang telah ditentukan. Responden memberikan jawaban secara asal-asalan. Kembalinya kuesioner bergantung pada kesadaran responden dalam menjawab dan mengantar lewat kartu pos.
37 3.3 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan Susunan tugas dan wewenang serta tanggung jawab perusahaan ini dituangkan dalam struktur organisasi yang menggambarkan kerangka kerja secara jelas mengenai tugas dan tanggung jawab pegawai pada posisinya dalam organisasi. PT. Akita Jaya Mobilindo menggunakan struktur organisasi fungsional yang terlihat pada pembagian divisi-divisi yang dimana orang-orang terlibat dalam suatu aktivitas. Gambar 3.1 merupakan bagan struktur organisasi PT. Akita Jaya Mobilindo, Kebon Jeruk yang terletak di Jalan Raya Perjuangan Kebon Jeruk No. 33A, Jakarta.
Presiden Direktur Direktur Operasional Direktur keuangan Direktur Pemasaran Direktur Karoseri Controller Manager Gedung HRD Kepala Bengkel Accounting Keuangan Counter Sales Sales Supervisor Customer Service Desain Body Quality Control Divisi Service Divisi Suku Cadang Kasir Sales Senior Pemasangan Body Cleaning Service Maintenance Security Sales Executive Sales Junior Sumber : PT. Akita Jaya Mobilindo Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi PT. Akita Jaya Mobilindo 38
39 PT. Akita Jaya Mobilindo dalam aktivitasnya yang spesifik telah menyusun struktur organisasi berdasarkan konsep fungsional. Adapun tugas-tugas untuk tiap-tiap fungsi adalah sebagai berikut : 1. Presiden Direktur Tugas dan tanggung Jawab utama : (a) Menentukan dan merumuskan perincian Pelaksanaan kebijaksanaan umum yang telah digariskan. (b) Merumuskan, menyusun dan menetapkan rencana jangka panjang yang hendak dicapai. (c) Merumuskan, menyusun dan menetapkan kegiatan operasi perusahaan dan mengadakan penelitian atas pelaksanaan kebijaksanaan yang telah dijalankan oleh para direktur. (d) Memecahkan masalah yang timbul dalam pelaksanaan kebijakan umum. 2. Direktur Operasional Mengatur serta mengendalikan fungsi-fungsi operasional dan bertanggung jawab atas jalannya operasional dari : (a) Controller (b) Manajer gedung (c) HRD (d) Kepala bengkel 3. Controller Tugas dan tanggung Jawab utama : (a) Membuat dan menyusun laporan tahunan setiap kegiatan dan melaporkan pada direktur operasional. (b) Membuat dan menentukan sistematik komputer pada setiap bagian.
40 (c) Memberitahukan masukan dan saran-saran terhadap beberapa masalah yang timbul. 4. Quality Control Megendalikan dan menjalankan pengawasan kualitas mutu kendaraan yang akan dipasarkan. 5. Direktur Keuangan Dalam melaksanakan tugasnya, direktur dibantu oleh tiga divisi yaitu : (a) Kepala Divisi Keuangan (Finance Division Head ) Tersedianya serta lancarnya penggunaan dan keuangan yang optimal dan efisien. (b) Kepala Divisi Akuntansi (Accounting Division Head ) Terlaksana prosedur akunting administrasi. Tersedianya penyajian laporan administrasi dan keuangan serta perpajakan yang baik dan akurat. Mengawasi bagian Produksi. 6. Direktur Pemasaran (a) Mencapai target PT. Akita Jaya Mobilindo di bidang pemasaran, service, suku cadang dan pemeliharaan konsumen. (b) Memperluas pangsa pasar yang ada dan menguasainya. 7. Direktur Karoseri Acc Tugas dan tanggung Jawab utama : (a) Mengatur jumlah produksi. (b) Menentukan produk apa saja yang akan diproduksi
41 (c) Membuat schedule produksi sesuai dengan permintaan. (d) Membuat laporan produksi kepada presiden direktur dan dewan direksi. 8. Desain body (a) Merancang desain kendaraan. (b) Menentukan desain mana yang akan digunakan. (c) Bertanggung jawab akan R&B (Research and Development) 9. Pemasangan body (a) Melakukan urutan kerja dalam perakitan. (b) Bertanggung jawab atas mutu perakitan. 10. Manager gedung Mengatur atau bertanggung jawab terhadap operasional gedung. 11. HRD Mengatur Sumber Daya Manusia di dalam perusahaan. 12. Kepala Bengkel (a) Membuat dan merencanakan persediaan bengkel selama satu tahun. (b) Membuat dan membersihkan tempat kerja agar selalu terlihat bersih. (c) Mengarahkan bawahan (teknisi) agar bekerja sesuai aturan perusahaan. (d) Melatih dan merekrut karyawan baru agar dapat dimanfaatkan oleh perusahaan. 13. Counter sales Sales pasif yang hanya bekerja di dalam gedung.
42 14. Sales Supervisor (a) Sales aktif yang bekerja di lapangan dan mengepalai seluruh personal sales. (b) Membuat dan merencanakan penambahan sales untuk kurun waktu tertentu. (c) Membuat dan memberikan ketrampilan, pelatihan cara pembuatan dan seluk beluknya. (d) Memberi teguran dan semangat kerja para sales agar bekerja lebih giat. (e) Memberikan dan memutuskan kenaikan gaji karywan (sales). (f) Menerima dan melatih karyawan baru bagi kepentingan perusahaan. 15. Customer Service Melakukan pelayanan terhadap pelanggan (pemelihara pelanggan). 16. Security Menjaga keamanan lingkungan di dalam perusahaan. 17. Maintenance Melakukan perawatan Gedung (perusahaan). 18. Cleaning service Pelaksana kebersihan lingkungan gedung. 19. Divisi service Pelaksana perawatan kendaraan. 20. Divisi Suku Cadang Menyiapkan persediaan suku cadang.
43 3.4 Analisis kekuatan bersaing PT. Akita Jaya Mobilindo Untuk mengetahui secara jelas Kondisi bisnis PT. Akita Jaya Mobilindo pada saat ini adalah dengan melihat lima kekuatan bersaing dalam perusahaan untuk memberikan gambaran akan kondisi bisnis perusahaan, menemukan posisi, serta mengetahui bagaimana perusahaan dapat melindungi diri dengan sebaik-baiknya terhadap tekanan persaingan atau dapat mempengaruhi tekanan tersebut secara positif. PENDATANG BARU POTENSIAL Ketuatan tawar-menawar pemasok: Rendah. Ancaman masuknya pendatang baru: Tidak ada. PEMASOK: 1. Perusahaan telah melakukan kesepakatan dengan PT. Toyota Astra Mobilindo. 2. Perusahaan hanya memfokuskan penjualan terhadap konsumen. PARA PESAING INDUSTRI: PT. Astra Internasional Persaingan di antara Perusahaan yang ada: Cukup tinggi PEMBELI: 1. Tidak mempunyai pilihan. 2. Harga tidak dapat berubah. 3. Tidak ada pembedaan konsumen. 4. Konsumen tidak mempunyai kekuatan tawar-menawar. Ancaman produk atau jasa pengganti: Sangat tinggi. Kekuatan tawar-menawar pembeli: Rendah. PRODUK PENGGANTI: 1. Busway (Angkutan Umum). 2. Motor (Kendaraan dua roda). Gambar 3.2 Lima ancaman pada PT. Akita Jaya Mobilindo. Sumber: Hasil wawancara pada PT. Akita Jaya Mobilindo. Adapun kelima ancaman yang dapat diuraikan pada PT. Akita Jaya Mobilindo, adalah sebagai berikut:
44 1. Ancaman Pendatang Baru Tingkat ancaman akan pendatang baru yang dihadapi PT. Akita Jaya mobilindo hingga saat ini dapat dikatakan tidak ada, karena dealer-dealer yang berlokasi didekat PT. Akita Jaya Mobilindo merupakan dealer yang telah lama berdiri atau bersamaan dengan berdirinya PT. Akita Jaya Mobilindo. Dealer-dealer lama tersebut terdiri dari PT. Restu Mahkota Karya (Suzuki), PT. Adi Prima Utama (Daihatsu), PT. Honda Prospec Motor (Honda), PT. Eurokars Crisdew Utama (BMW), PT. Arisma Dawindo Sarana (Mercedes Benz), PT. Lautan Berlian (Mitsubishi), PT. Armada Auto Tara (Isuzu), dan importir umum seperti PT. Budi Jaya (CBU). PT. Akita Jaya Mobilindo dalam menghadapi pesaing lama adalah dengan mempertahankan reputasi yang baik dalam segi produk (mutu), penjualan serta pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tersebut. 2. Tingkat Rivalitas Di Antara Para Pesaing Yang Ada Dalam hal ini ancaman akan tingkat rivalitas dari para pesaing yang ada terbilang cukup tinggi, hal ini disebabkan karena pesaing bukan hanya terdiri dari dealer yang berlokasi disekitar PT. Akita Jaya Mobilindo, tetapi ancaman tersebut juga datang dari perusahaan yang menjual produk dengan merk yang sama. Contohnya adalah PT. Akita Jaya Mobilindo (Toyota Astrido) dengan PT. Astra Internasional (Auto 2000) yang berlokasi di Jalan Kebun Jeruk Jakarta, dimana kedua perusahaan tersebut menjual produk yang serupa yaitu kendaraan roda empat (mobil) dengan merk Toyota. Untuk menjaga loyalitas para konsumen dan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain maka PT. Akita Jaya Mobilindo menjaganya dengan cara: Menyiapkan strategi dalam memasarkan produknya. Menyediakan pelayanan yang terbaik baik bagi konsumen. Menjaga nama baik perusahaan didalam maupun diluar lingkungan. Mengikuti perkembangan informasi dan harga pasar.
45 3. Tekanan dari produk pengganti Tekanan dari produk pengganti merupakan ancaman yang sangat tinggi. Hal tersebut disebabkan karena: a. Pada saat ini pemerintah telah menyediakan sarana transportasi berupa angkutan umum (busway) sebagai pengganti kendaraan pribadi, dengan biaya yang lebih murah. b. Produk pengganti lainnya adalah berupa kendaraan roda dua (motor), yang dimana harga, perawatan dan suku cadang yang ditawarkan relatif lebih murah dibandingkan kendaraan roda empat (mobil). 4. Kekuatan tawar-menawar Pembeli Ancaman akan kekuatan daya tawar pembeli adalah rendah, karena: a. Konsumen tidak mempunyai pilihan akan viitur-vitur yang diinginkan, karena dealer hanya menyediakan vitur-vitur yang telah disediakan oleh pabrik. b. Harga yang telah ditetapkan oleh dealer tidak dapat ditawar oleh konsumen. c. Dealer tidak melakukan pembedaan terhadap konsumen sehingga konsumen tidak memerlukan biaya peralihan dalam mendapatkan prioritas dari dealer. d. Konsumen tidak mempunyai kekuatan tawar menawar terhadap dealer, kecuali konsumen mempunyai potensi yang menguntungkan sehingga tidak dapat ditolak oleh dealer. (umumnya dealer tidak menginginkan konsumen beralih ke dealer lain) e. Konsumen mempunyai hak dalam mendapatkan informasi akan spesifikasi, harga dan lain-lain dari kendaraan yang akan dibelinya. 5. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Dalam hal ini ancaman akan kekuatan daya tawar pemasok adalah rendah, karena: a. PT. Akita Jaya Mobilindo tidak mempunyai pilihan untuk memfokuskan diri terhadap beberapa industri mobil lainnya, hal tersebut dikarenakan bahwa PT. Akita Jaya Mobilindo telah melakukan kesepakatan dengan PT. Toyota Astra Mobilindo (TAM) yang dimana merupakan pusat dari perusahaan mobil Toyota lainnya, sehingga PT.
46 Akita Jaya Mobilindo hanya dapat menjual mobil dengan satu merk dagang saja, yaitu TOYOTA. b. PT. Akita Jaya Mobilindo hanya memfokuskan diri kepada konsumen bukan kepada industri, karena PT. Akita Jaya Mobilindo ingin meningkatkan volume penjualan dan meraih laba yang sebesar-besarnya dari para konsumen.