BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh setiap individu dalam hal ini khususnya bagi individu pada penelitian ini yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Seseorang yang sudah dapat dikatakan kaya (wealthy), tidak hanya akan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Kekayaan diklasifikasikan sebagai tipe tingkat tinggi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semakin berkembang. Perkembangan ini terjadi tak lepas dari para private banker

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan bisa juga berpengaruh dalam kesalahan memilih instrumen investasi.

5 Langkah Wealth Discovery INTEGRATED LIFE PLANNER

CV. INFINITE SOLUTIONS

Klien SS juga memiliki keengganan untuk memulai belajar mengenai wealth. untuk menganalisa kekayaan Klien SS agar dapat memberikan rekomendasi atas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. alternatif investasi tersebut. Besarnya return yang didapat memiliki korelasi yang

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

Catatan 31 Maret Maret 2010

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Solution for your wealth accumulation needs

Investing Today, Investing Tomorrow.

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan Tambahan)

FORMULIR PEMBUKAAN REKENING REKSA DANA ASANUSA

Solution for your wealth accumulation needs

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Investors Kami. PaRa. Investasi adalah konsep umum untuk mencadangkan uang, waktu

Perencanaan Keuangan Keluarga Bapak Andy Christian dengan Pengoptimalisasian Aset

BAB I PENDAHULUAN. Hukum kelangkaan atau Scarcity (Mankiw, 2002) menyebutkan bahwa

PT Phillip Sekuritas Indonesia

Ingin Hidup Nyaman dan Bahagia?

Ingin Hidup Nyaman dan Bahagia?

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai

FORMULIR PEMBUKAAN REKENING REKSA DANA ASANUSA

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Setiap orang memiliki tujuan-tujuan keuangan seperti untuk

Entrepreneurship and Innovation Management

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

Manulife Investor Sentiment Index Study Q Indonesia. Februari 2016

Kalkulator Perencanaan Keuangan Android Manual Book

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan setiap orang bekerja adalah memperoleh pendapatan

BAB 2 PROSES BISNIS PT DANAREKSA (PERSERO)

AVRIST. INVESTMENT Link INVESTASI MAKSIMAL PERLINDUNGAN JIWA OPTIMAL

Panduan Berinvestasi Melalui Reksadana

BAB I PENDAHULUAN. Tidak mengherankan jika masih banyak pendapat yang beranggapan bahwa status

JUMLAH ASET LANCAR

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)

8 Langkah Pengelolaan Keuangan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para. (Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009).

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

WEALTH ASSURANCE BANGUN MASA DEPAN ANDA MULAI SEKARANG

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang,

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Perencanaan Keuangan untuk Seorang Pemilik Toko Perhiasan

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

30 Juni 31 Desember

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II PROSES BISNIS

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Poerbaningsih Adi Warsito No.116. Bringin Life sebagai salah satu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (shareholder). Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat dua jenis Dana Pensiun menurut Undang-Undang Nomor 11. tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Kedua jenis Dana Pensiun itu

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SIGNATURE LIFE ASSURANCE

Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan II. Lingkungan Keuangan Pasar, Lembaga Keu & Pasar, Bunga Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun lebih dari itu, kegiatan mengelola

OPTIMALISASI NERACA DAN ARUS KAS UNTUK MENCAPAI TUJUAN KELUARGA BAPAK DONI


Laporan Kinerja Bulanan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

FORMULIR PEMBUKAAN REKENING (INDIVIDU)

WEALTH ASSURANCE BANGUN MASA DEPAN ANDA MULAI SEKARANG

WEALTH ASSURANCE BANGUN MASA DEPAN ANDA MULAI SEKARANG

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

Manajemen Investasi. Pertemuan ke-6 Manajemen Dana Bank Magister Manajemen Univ. Gunadarma. by Dr. Peni Sawitri, Dra., MM

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

Kegagalan masyarakat Indonesia dalam mengendalikan pengeluarannya diperburuk dengan kesalahan keuangan yang berulang

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

TESIS ANALISIS PENGELOLAAN KEKAYAAN BERDASARKAN TIGA PILAR WEALTH MANAGEMENT PADA LEMBAGA KEUSKUPAN AGUNG PALEMBANG

Manajemen SDM - Kenaikan gaji karyawan - Mengadakan pendidikan dan Pelatihan. Man. Keuangan Memenuhi Kebutuhan dana yang diperlukan oleh perusahaan

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

Fakultas Program Studi elearning Kode MK Disusun Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat

I. PENDAHULUAN. dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Menurut data Departemen Keuangan

RINGKASAN INFORMASI PRODUK INVESTRA LINK FOR WORKSITE

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal tidak dilakukan dengan cara bertemu langsung antara penjual

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis keuangan mengakibatkan likuiditas sektor perbankan dan institusi

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga

BAB 2 LANDASAN TEORI

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan setiap individu dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kemampuan mereka mengatur berbagai hal secara baik, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam melakukan pengaturan tersebut, setiap individu dapat melakukan secara sendirian atau dengan bantuan pihak lain, terutama pada bidang-bidang tertentu yang memerlukan keahlian khusus atau kompetensi tersendiri. Perlunya bantuan dari pihak lain tersebut dimaksudkan supaya lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Efektif berarti tujuan yang telah ditetapkan dapat diperoleh sesuai dengan perencanaan yang ada, sedangkan efisien berarti proses pencapaian tujuan tersebut berjalan dengan tepat dan benar sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan. Dengan proses yang efektif dan efisien ini akan berdampak pada lebih optimalnya hasil yang diperoleh, karena dapat meminimalkan risiko terbuangnya berbagai macam sumber daya, baik sumber daya manusia, modal dan waktu, yang berarti dapat meningkatkan keuntungan atau pendapatan. Demikian halnya dengan pengelolaan kekayaan yang merupakan kegiatan yang penting dilakukan oleh setiap individu dalam hal ini khususnya bagi individu pada penelitian ini yang masuk pada kategori High Networth Individuals (HNWI), yaitu menurut Diktat Sertifikasi Wealth Management HNWI merupakan individu yang mempunyai kekayaan bersih minimal US$ 1juta (Satu Juta Dollar) atau setara dengan Rp. 10 Milyar (Sepuluh Milyar Rupiah). Dikarenakan ketidaktepatan pengelolaan kekayaan akan mengakibatkan terjadinya penurunan asset yang dimiliki atau terjadi potensial loss terhadap asset yang telah dikumpulkan selama kurun waktu tertentu. Hal ini tentu saja akan berdampak tidak baik terhadap kondisi keuangan individu tersebut bahkan bisa saja kesalahan pengelolaan yang dilakukan, misalnya terlalu spekulatif pada suatu instrument investasi tertentu tanpa adanya back up proteksi (asuransi) akan investasi 1

tersebut, pada akhirnya secara ekstrim akan menyebabkan terjadinya kebangkrutan. Kesalahaan pengelolaan kekayaan pada umumnya disebabkan oleh faktor-faktor seperti : tidak jelasnya tujuan individu dalam mengelola kekayaan; tidak memadainya asuransi jiwa dan asuransi kesehatan yang dimiliki; terlalu tamak dan memiliki tingkat spekulasi tinggi; manajemen hutang yang buruk atau terlalu banyak hutang; tidak adanya rekomendasi dari ahli perencanaan keuangan (profesional); dan salah memilih wealth manager (Diktat Wealth Management untuk mata kuliah Wealth Protection and Investment Decision, 2010). Keinginan yang dimiliki oleh setiap individu terhadap pengelolaan kekayaan, tentu saja tidak sama antara individu satu dengan lainnya. Perbedaan ini terjadi berdasarkan latar belakang masing-masing individu, gaya hidup (life style) saat ini dan yang diinginkan setelah tidak bekerja (masa pensiun), serta preferensi masing-masing individu terhadap risiko investasi, sehingga untuk memberikan rekomendasi terhadap bentuk pengelolaan kekayaan yang tepat bagi setiap individu tidak sama, karena setiap individu bersifat unik dan memiliki ciri khas tertentu. Preferensi individu terhadap risiko investasi penting untuk diketahui karena berkaitan dengan pemilihan jenis investasi yang tepat sesuai dengan risk tolerance yang dimiliki. Individu yang Agresif (Risk Neutral) memiliki toleransi untuk mengalami kerugian besar dalam jangka pendek (dibandingkan dengan umumnya investor lain), namun dengan tujuan untuk memperoleh laba secara substansial, biasanya individu ini lebih memilih berinvestasi pada saham; adapun bagi individu yang Moderat (Risk Seeking) mempunyai toleransi untuk mengalami kerugian sebagai imbalan untuk memperoleh peningkatan dalam jangka panjang, biasanya individu ini memilih berinvestasi pada obligasi atau pendapatan tetap; dan individu yang Konservatif (Risk Averse) menjadikan keamanan sebagai prioritas utama meskipun tetap mengharapkan investasi yang dilakukan dapat tumbuh secara memadai, misalnya lebih baik dari tingkat inflasi, biasanya individu ini melakukan investasi pada pasar uang seperti deposito. (Diktat Wealth Management untuk mata kuliah Strategic Analysis for Wealth Management, 2010). 2

Kriteria lain yang dapat mempengaruhi individu dalam melakukan investasi adalah Risk Apetite berdasarkan umur yang terbagi menjadi empat tahap yaitu: 1. Tahap Akumulasi (Accumulation stage) berumur antara 20-35 tahun, individu dapat mengambil risiko besar pada tahap awal dari kehidupan, kekayaan masih sedikit dan periode waktu investasi masih panjang. 2. Tahap Konsolidasi (Consolidation stage) berumur antara 36-52 tahun, individu berumur menengah saat ini telah mengumpulkan portofolio investasi yang cukup besar, walaupun masa pensiun masih jauh tetapi hal tersebut sudah menjadi prioritas. 3. Tahap Spending berumur antara 53-65 tahun, mendekati masa pensiun, pendapatan menurun dan mengambil peranan untuk mengumpulkan asset untuk biaya hidup, prioritas adalah untuk pengamanan dan perlindungan daripada pengumpulan kekayaan. 4. Tahap Pemberian (gifting stage) berumur 65+ tahun, keinginan untuk mendapatkan penghasilan tetap mengalahkan keinginan mengumpulkan kekayaan, serta keamanan investasi dan perlindungan kekayaan menjadi prioritas utama. (Diktat Wealth Management untuk mata kuliah Strategic Analysis for Wealth Management, 2010). Kriteria-kriteria yang ada tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan komposisi investasi yang dilakukan oleh setiap individu, sehingga untuk melakukan pengelolaan kekayaan yang tepat perlu dilakukan profiling terhadap individu dalam hal ini selanjutnya disebut sebagai klien agar dapat dilakukan evaluasi terhadap pengelolaan kekayaan klien yang ada saat ini apakah sudah tepat antara kriteria dengan pelaksanaan investasinya. Untuk mengakomodir tercapainya pengelolaan kekayaan yang tepat bagi para HNWI tersebut, maka diperlukan perencana keuangan atau financial planner yang mengutamakan nilai integritas dalam memberikan layanan bagi para HNWI tersebut. Berdasarkan kamus kompetensi, integritas adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan ini. Nilai integritas sangat 3

diperlukan bagi perencana keuangan, karena layanan jasa keuangan ini berdasarkan kepercayaan antara klien dan perencana keuangan. Disamping itu, nilai aset yang akan dikelola adalah dalam jumlah besar sehingga diperlukan kejujuran dan keterbukaan dalam pengelolaan aset dimaksud karena berkaitan dengan risiko dan keuntungan yang harus disampaikan secara transparan dan bukan berdasarkan kepentingan pribadi. Selain itu, para HNWI biasanya memiliki kesibukan yang tinggi dan tidak mempunyai banyak waktu untuk mengurus secara langsung aset yang dimiliki, sehingga para perencana keuangan yang memiliki pengetahuan cukup tentang berbagai macam instrumen keuangan yang tersedia dan mengikuti perkembangan ekonomi global yang berpengaruh terhadap kinerja instrumen investasi tersebut, menjadi pilihan mereka untuk mengelola aset yang mereka miliki dengan memperoleh layanan yang bersifat personal atau pribadi dan berbeda antara satu dan lainnya. Hal-hal yang tersebut diatas menjadi alasan bagi berkembangnya sektor jasa Wealth Management. Definisi Wealth Management menurut wikipedia adalah Wealth Management is an advanced investment advisory discipline that incorporates financial planning and specialist financial services, sehingga Wealth Management dapat disebut sebagai salah satu produk (dalam hal ini) perbankan sebagai penasihat atau konsultan keuangan berpengalaman yang memberikan solusi untuk memaksimalkan perkembangan dan keamanan keuangan bagi para klien dalam hal ini HNWI sebagai target pasarnya. Wealth Management memiliki beberapa keuntungan yaitu perhatian pribadi dari seseorang atau tim khusus yang terdiri dari ahli keuangan yang berdedikasi tinggi serta solusi keuangan yang dihasilkan bersifat personal atau tailor-made sesuai dengan profil risiko dan jangka waktu investasi yang diinginkan dan akan dilakukan kajian secara periodik terhadap investasi yang dilakukan untuk memastikan tujuan investasi tetap relevan dengan kondisi ekonomi saat ini. Adapun 5 harapan utama yang diinginkan oleh HNWI dari jasa perencana keuangan adalah: 4

1. Memiliki keterampilan atau keahlian khusus di bidang keuangan. 2. Dapat memberikan saran atau solusi keuangan yang bersifat global. 3. Dapat memberikan saran untuk menempatkan aset pada alokasi yang tepat dan strategis. 4. Dapat memberikan perencanaan keuangan jangka panjang. 5. Dapat memberikan penjelasan tentang manajemen risiko investasi dengan baik. (Diktat Wealth Management untuk mata kuliah Wealth Protection and Investment Decision, 2010). Untuk memenuhi harapan HNWI tersebut, maka perencana keuangan yang baik harus memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Memiliki kualifikasi pendidikan atau sertifikasi Wealth Manager. 2. Memiliki etika bisnis dan integritas. 3. Memiliki pengalaman dan track record yang baik. 4. Memiliki pengetahuan yang luas tentang produk dan jasa investasi keuangan. (Diktat Wealth Management untuk mata kuliah Wealth Protection and Investment Decision, 2010). Kriteria-kriteria tersebut diatas diperlukan untuk meminimalkan risiko investasi yang dilakukan oleh perencana keuangan sehingga keuntungan yang didapatkan oleh para HNWI menjadi optimal, karena risiko merupakan ketidakpastian akan terjadinya kerugian, yaitu kapan kerugian akan terjadi dan seberapa parah kerugian tersebut jika terjadi. Kemampuan dalam manajemen risiko inilah yang menjadi tugas penting bagi perencana keuangan dalam mengelola kekayaan klien sesuai dengan preferensi klien terhadap risiko itu sendiri. Pada dasarnya, Wealth management memiliki tiga pilar utama dalam mengelola kekayaan, yaitu wealth protection and preservation (proteksi dan pemeliharaan kekayaan), wealth growth and accumulation (pengembangan dan pengumpulan kekayaan), serta wealth distibution 5

and transition (pewarisan kekayaan dan menghadapi masa transisi atau pensiun). Namun pada penelitian kali ini dibatasi pada pilar pertama saja yaitu wealth protection and preservation (proteksi dan pemeliharaan asset atau kekayaan). Adapun ringkasan profil klien berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan untuk memperoleh data-data asset atau kekayaan klien dan profil risiko klien adalah sebagai berikut: Klien dengan nama samaran Rusdiansyah berusia 56 tahun bekerja sebagai wiraswasta pemilik usaha jasa konstruksi bangunan (kontraktor), pemilik toko bahan bangunan, beberapa usaha rumah makan, usaha counter dan service handphone, serta usaha ternak Kambing Etawa. Adapun umur isteri 54 tahun yang saat ini berperan sebagai ibu rumah tangga. Klien memiliki 3 orang anak. Anak Pertama Perempuan berusia 35 tahun dengan status menikah dan sudah mandiri, terpisah dengan orang tua. Anak kedua Laki-laki berusia 32 tahun dengan status menikah dan sudah mandiri, terpisah dengan orang tua. Anak ketiga Perempuan berusia 25 tahun belum menikah, tetapi sudah menyelesaikan pendidikan S1 dan sudah bekerja, hanya saja masih tinggal bersama orang tua. Bapak Rusdiansyah dan isteri awalnya memulai usaha sebagai pemborong atau kontraktor kecil-kecilan sejak tahun 1980. Dari kurun waktu tersebut sampai dengan saat ini, usaha klien berkembang tidak hanya pada jasa kontraktor tetapi juga pada bidang usaha lain seperti usaha toko bahan bangunan, usaha rumah makan, usaha counter serta service handphone, dan usaha ternak Kambing Etawa. Terlihat disini bahwa klien telah melakukan diversifikasi usaha. Hasil dari bisnis yang klien tekuni lebih dari 30 tahun tersebut berupa berbagai macam asset yang didominasi pada asset fisik berupa tanah dan bangunan di berbagai lokasi (dikurangi rumah induk) senilai Rp. 13.110.000.000,- ; Tabungan pada salah satu bank milik pemerintah sebesar Rp. 1.375.000.000,- ; Deposito sebesar Rp. 200.000.000,- ; Tabungan Dollar sebesar USD 33.300, dengan asumsi kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dollar pada saat penelitian ini dilakukan sebesar Rp. 9.570,- sehingga total tabungan Dollar klien dalam Rupiah sebesar Rp. 6

318.681.000,- ; Emas seberat 1.800 gram yang disimpan di rumah., dengan asumsi harga emas per gram Rp. 460.000,- sumber www.seputarforex.com sehingga nilai total emas milik klien Rp. 828.000.000,- Disamping itu klien juga memiliki kendaraan roda empat dan roda dua, baik untuk keperluan transportasi sehari-hari maupun digunakan untuk kegiatan operasional karyawannya dengan total nilai sebesar Rp. 2.641.450.000,- Untuk menjalankan usaha utama klien yaitu jasa konstruksi bangunan, saat ini klien memiliki pinjaman dari salah satu bank milik pemerintah sebesar Rp. 1.500.000.000,- dengan jangka waktu satu tahun, bunga 13% per tahun, adapun sistem pinjaman ini adalah tiap bulan hanya membayar bunga saja, dan setelah jatuh tempo dilakukan pelunasan terhadap pokok hutang atau dapat diperpanjang kembali. Hal ini sudah dilakukan klien selama kurang lebih 15 tahun dengan jumlah pinjaman yang berbeda-beda. Dari hasil wawancara terhadap klien, diketahui bahwa saat ini klien tidak memiliki asuransi khusus baik untuk dirinya maupun untuk isteri dan anaknya. Demikian juga untuk asuransi kebakaran dan asuransi kendaraan, tidak dimiliki oleh klien. Klien hanya memiliki asuransi jiwa yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh pinjaman modal kerja seperti tersebut di atas serta asuransi kebakaran pada salah satu aset yang dijadikan agunan pinjaman tersebut. Alasan klien tidak memiliki asuransi dikarenakan klien tidak terlalu mengetahui secara detail mengenai asuransi, arti penting dan manfaatnya serta berdasarkan pengalaman buruk dari beberapa rekan klien yang mengungkapkan adanya penyimpangan dalam penyetoran premi asuransi. Adanya pola lama dimana para agen atau pemasar asuransi menjemput bola premi asuransi dari peserta asuransi yang kemudian tidak disetorkan sebagaimana mestinya selama kurun waktu tertentu membuat klien menjadi tidak tertarik terhadap asuransi. 7

1.2 Rumusan Masalah Masalah-masalah penelitian yang dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana profil risiko yang dimiliki oleh klien? 2. Apakah investasi yang dilakukan sudah sesuai dengan profil risiko yang dimiliki klien saat ini? 3. Apakah aset atau kekayaan klien sudah mendapatkan proteksi yang sesuai dengan profil risiko klien? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi profil risiko yang dimiliki oleh klien 2. Mengevaluasi kesesuaian antara profil risiko dan jenis investasi yang dilakukan oleh klien. 3. Mengevaluasi dan menganalisis proteksi aset atau kekayaan klien berdasarkan pilar pertama Wealth Management, yaitu Proteksi dan Pemeliharaan Kekayaan. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Memberikan masukan tentang tingkat profil risiko dalam melakukan investasi. 2. Memberikan informasi tentang kesesuaian antara profil risiko dan jenis investasi yang dilakukan pada penelitian ini. 3. Merekomendasikan proteksi terhadap aset atau kekayaan bagi klien pada penelitian ini, sehingga risiko yang mungkin terjadi dapat dihindarkan atau diminimalisir. 8