BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut James A.F. Stoner (2006, p7), manajemen adalah suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional

Riset Operasional TABEL TRANSPORTASI. Keterangan: S m = Sumber barang T n = Tujuan barang X mn = Jumlah barang yang didistribusikan

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

PERAMALAN (FORECASTING)

BAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354).

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB VII METODE TRANSPORTASI

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Manajemen Pengertian Manajemen

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP

METODE TRANSPORTASI Permintaan Masalah diatas diilustrasikan sebagai suatu model jaringan pada gambar sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Heizer dan Render (2009:4) menyatakan bahwa manajemen operasi adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Metode Transportasi. Rudi Susanto

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

MODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MASALAH TRANSPORTASI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Model Transportasi /ZA 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENERAPAN METODE TRANSPORTASI UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA DISTRIBUSI PADA PT. DELI AGUNG PATRIA PERKASA

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke

TRANSPORTASI NORTH WEST CORNER (NWC)

Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik pabrik tersebut ke gudang gudang penjualan dengan biaya pengangkutan terendah.

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

biaya distribusi dapat ditekan seminimal mungkin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hermansyah, Helmi, Eka Wulan Ramadhani INTISARI

BAB 2 LANDASAN TEORI

III KERANGKA PEMIKIRAN

IMPLEMENTASI METODE NWC DAN MODI DALAM PENGOPTIMALAN BIAYA PENDISTRIBUSIAN PUPUK (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN RIMBA AYU)

ANALISIS EFISIENSI BIAYA DENGAN METODE TRANSPORTASI DAN DECISION TREE PADA DISTRIBUSI BARANG PT. CAHAYA TALENTA ASIA

BAB II: LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

EMA302 Manajemen Operasional

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

DAFTAR ISI. JUDUL BAGIAN DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI...

ANALISA PERBANDINGAN METODE VAM DAN MODI DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. MITRA MAYA INDONESIA

BAB 2 LANDASAN TEORI. sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi

Analisis Biaya Distribusi Tas Dengan Menggunakan Metode Transportasi Solusi Awal Pada CV. Nabilah Putri.

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #3 Ganjil 2015/2016. EMA302 Manajemen Operasional

PERAMALAN (FORECASTING)

OPTIMASI DISTRIBUSI GULA MERAH PADA UD SARI BUMI RAYA MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI DAN METODE LEAST COST

TEKNIK RISET OPERASI UNDA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

TRANSPORTASI & PENUGASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN SISTEM PERAMALAN PENJUALAN GALON MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Dugaan atau perkiraan mengenai kejadian atau peristiwa pada waktu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. X Krian)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi

METODE TRANSPORTASI. GUDANG A GUDANG B GUDANG C KAPASITAS PABRIK PABRIK W. RP 20 RP 5 RP RP 15 RP 20 RP RP 25 RP 10 RP 19 50

METODE TRANSPORTASI. Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas pabrik Pabrik W. Rp 20 Rp 5 Rp Rp 15 Rp 20 Rp Rp 25 Rp 10 Rp 19 50

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Pertemuan 4 Transportasi Dengan Dummy

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERENCANAAN PRODUKSI

Pertemuan 3 Transportasi Tanpa Dummy

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Menurut Terry (2009 : 122) manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Menurut Patterson dan Plowman (2009 : 122) manajemen dapat didefinisikan sebagai suatu teknik, maksud dan tujuan dari sekelompok manusia tertentu yang ditetapkan, dijelaskan dan dijalankan. Menurut Lawrence A. Appley (2009 : 122) manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain. Menurut Glover (2005 : 98) manajemen merupakan kemampuan manusia dalam menganalisis, merencanakan, memotivasi, menilai dan mengawasi penggunaan secara efektif sumber-sumber manusia dan bahan yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi - definisi tersebut, ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan manajemen adalah seni menyelesaikan tugas dengan orang lain melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap aktivitas organisasi sesuai dengan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2.2 Pengertian Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Menurut Heizer dan Render (2009 : 4) manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output dan berlangsung disemua organisasi. Dalam perusahaan 9

10 manufaktur, dapat terlihat jelas aktivitas produksi yang menghasilkan barang, namun dalam organisasi yang tdak menghasilkan produk secara fisik, fungsi produksi mungkin tidak terlihat dengan jelas. 2.3 Pengertian Efisiensi Menurut Robbins dan Coulter (2010 : 23) Efficiency it s often refferred to as Doing Things Right or getting the most output from least amount of inputs. Efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar atau memperoleh output terbesar dengan input terkecil. Jadi bisa dikatakan efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber daya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. 2.4 Peramalan 2.4.1 Pengertian Peramalan Menurut Prasetya Hery dan Fitri (2009 : 43) peramalan (forecasting) merupakan suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Peramalan dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis. Dengan peramalan yang baik diharapkan pemborosan akan bisa dikurangi, dapat lebih terkonsentrasi pada sasaran tertentu, perencanaan lebih baik, sehingga tujuan perusahaan dapat menjadi terwujud.

11 2.4.2 Klarifikasi Peramalan Heizer dan Render (2009 : 163) mengatakan bahwa peramalan biasanya di klarifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang dilingkupinya. Horizon waktu terbagi menjadi beberapa kategori : Peramalan Jangka Pendek Peramalan ini meliputi jangka waktu hingga 1 tahun, tetapi umumnya kurang dari 3 bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja dan tingkat produksi. Peramalan Jangka Menengah Peramalan ini umumnya mencakup hitungan bulan hinggan 3 tahun. Peramalan ini bermanfaat untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas serta menganalisis bermacam-macam rencana operasi. Peramalan Jangka Panjang Umumnya dilakukan untuk merencanakan masa 3 tahun keatas. Peramalan jangka panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal, lokasi atau pengembangan fasiltas, serta penelitian dan pengembangan. 2.4.3 Jenis-Jenis Peramalan Heizer dan Render (2009 : 164) mengatakan bahwa ada 3 jenis peramalan dalam perencanaan operasi dimasa depan, yaitu : Peramalan Ekonomi Peramalan ini menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indikator perencanaan lainnya. Peramalan Teknologi Peramalan teknologi memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru. Peramalan Permintaan

12 Peramalan permintaan adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut peramalan penjualan yang mengendalikan produksi, kapasitas serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia. 2.4.4 Teknik Peramalan Jay Heizer dan Barry Render (2009 : 167) berpendapat bahwa bermacam-macam metode peramalan telah ditetapkan dengan tujuan mendapatkan hasil ramalan yang tepat guna, dimana metode peramalan tersebut kemudian akan menjadi bagian dari fungsi perencanaan dan merupakan sarana pengambilan keputusan. Ada dua metode peramalan yang dapat digunakan, yaitu teknik peramalan kualitatif dan kuantitatif. Teknik peramalan kualitatif lebih menitikberatkan pada pendapat (judgement) dan intuisi manusia dalam proses peramalan, sehingga data historis yang ada menjadi tidak begitu penting. Teknik peramalan kuantitatif sangat mengandalkan pada data historis yang dimiliki. Teknik kuantitatif ini biasanya dikelompokkan menjadi dua yaitu teknik statistik dan teknik deterministik. Teknik statistik menitikberatkan pada pola, perubahan pola, dan faktor gangguan yang disebabkan perngaruh random. Yang termasuk dalam teknik ini adalah teknik smoothing, dekomposisi dan teknik Bob- Jenkins. Sedangkan teknik deterministik mencakup identifikasi dan penentuan hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel-variabel lain yang akan mempengaruhinya. Yang termasik dalam teknik ini adalah teknik regresi sederhana, regresi berganda dan model input output. Untuk meramalkan suatu keadaan dengan menggunakan data historis tanpa menghiraukan pengaruh atau hubungan dengan variabel lainnya, metode peramalan yang biasa digunakan adalah metode kuantitatif statistik. 2.4.4.1 Metode Peramalan Kuantitatif Heizer dan Render (2009 : 167) metode peramalan kuantitatif meliputi peramalan deret waktu (time series) dan peramalan Kausal. Dasar dari kedua metode ini adalah pada data yang lalu dengan menggunakan prediktor untuk masa mendatang. Dengan mengelolah data yang lalu melalui metode Deret waktu dan Kausal akan sampai pada suatu hasil peramalan.

13 Peramalan Deret Waktu (time series) Menurut Box Jenkins (2008) peramalan Time Series merupakan catatan historikal dengan beberapa aktivitas dengan pengukuran dengan interval dengan jarak yang sama kecuali bulanan. Dengan konsistensi dalam kegiatan dan metode pengukuran. Peramalan ini berusaha untuk memprediksi masa depan dengan menggunakan data historis. Data yang di kumpulkan, dicatat dan di observasi secara berurutan. Periode waktu yang digunakan dapat berupa tahun, kuartal, bulan, minggu, hari bahkan dalam beberapa kasus dapat menggunakan jam. Analisis time series ini di lakukan untuk beberapa kepentingan, antara lain: 1. Untuk memprakirakan nilai masa depan dan membantu dalam manajeman operasi bisnis. 2. Untuk membuat perencanaan bahan baku, fasilitas produksi dan jumlah staf guna untuk memenuhi permintaan dimasa mendatang. Metode Deret Waktu (Time Series) meliputi : Rata-rata Bergerak (Moving Average) Metode ini sangat bermanfaat apabila kita dapat membuat asumsi bahwa permintaan cenderung stabil sepanjang waktu. Peramalan rata-rata bergerak (Moving Average) menggunakan sejumlah data aktual masa lalu untuk menghasilkan peramalan. Moving Average berguna jika kita dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan stabil sepanjang masa kita ramalkan. Secara matematis, Moving Average dinyatakan sebagai berikut : Moving Average = Exponential Smoothing Permintaan dalam periode n sebelumnya Exponential smoothing merupakan salah satu metode peramalan yang relatif mudah digunakan, karena tidak memerlukan input data yang banyak. Dalam model rata-rata bergerak (Moving Average) dapat dilihat bahwa untuk semua data obesrvasi memiliki bobot yang sama yang membentuk rata-ratanya. Padahal, data observasi terbaru seharusnya memiliki bobot yang lebih besar n

14 dibandingkan dengan data observasi di masa yang lalu. Hal ini dipandang sebagai kelemahan model peramalan Moving Average. Untuk itu, digunakanlah metode Exponential Smoothing agar kelemahan tersebut dapat diatasi. Regresi Linear Regresi linear adalah alat statistik yang dipergunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu atau beberapa variabel terhadap satu buah variabel. Variabel yang mempengaruhi sering disebut variabel bebas atau variabel independen. Variabel yang dipengaruhi sering disebut dengan variabel terikat atau variabel dependen. Regresi linear hanya dapat digunakan pada skala interval dan ratio. Neural Network Dalam buku Software Zaitun Time series (2013 : 65) menjelaskan bahwa Neural Network merupakan metode komputasi yang saat ini mengalami kemajuan pesat. Neural network telah teruji kehandalannya dalam menangani berbagai masalah pada berbagai bidang keilmuan. Kehandalan tersebut salah satunya disebabkan kemampuan yang dimiliki Neural Network yang sering disebut Universal Approximation, yaitu dapat mengaproksimasi semua fungsi kontinu multivariate untuk semua tingkat akurasi termasuk untuk fungsifungsi non linear. Kemampuan Neural Network dalam universal approximation telah diteliti oleh berbagai peneliti untuk forecasting data time series pada berbagai jenis data. Dari berbagai penelitian tersebut, Neural Network menunjukkan kinerja yang memuaskan dalam forecasting time series. Mekanisme kerja Neural Network meniru cara kerja jaringan saraf biologis, sama seperti jaringan saraf biologis, Neural Network tersusun atas sel-sel saraf (Neuron) yang saling terhubung dan beroperasi secara paralel. Pemrosesan informasi pada setiap neuron dilakukan dengan menjumlahkan hasil perkalian bobot-bobot koneksi dengan data-data masukan. Hasil penjumlahan ini akan diteruskan ke neuron berikutnya melalui sebuah fungsi yang disebut fungsi aktivasi. Terdapat beberapa jenis fungsi aktivasi, antara lain adalah fungsi aktivasi linear, semi linear, sigmoid, sigmoid bipolar dan tangen hiperbolik. Dari beberapa jenis fungsi aktivasi yang disebutkan, untuk fungsi sigmoid bipolar dengan ouput yang memiliki range antara 1 sampai -1,

15 syntax yang digunakan pada mutlak yang y=tansig(a). Dengan model matematis sebagai berikut: Y=f(x)= Peramalan Sebab Akibat (Causal) Metode peramalan ini memasukkan dan menguji variabel-variabel yang diduga mempengaruhi variabel dependen. Model kausal biasanya menggunakan analisis regresi untuk menentukan mana variabel yang signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2.4.4.2 Metode Peramalan Kualitatif Peramalan metode kualitatif ini tidak memerlukan data yang serupa seperti metode peramalan kuantitatif. Input yang dibutuhkan tergantung pada pemikiran intuitif, pertimbangan dan pengetahuan yang telah di dapat. Metode peramalan kualitatif meliputi: Metode Exploratoris Metode ini dimulai dengan masa lalu dan masa kini sebagai titik awalnya dan bergerak kearah masa depan dengan melihat semua kemungkinan yang ada. Metode Normatif Metode ini dimulai dengan menetapkan sasaran dan tujuan yang akan datang, kemudian bekerja mundur untuk melihat apakah hal ini dapat dicapai berdasarkan kendala, sumber daya dan teknologi yang tersedia. 2.5 Metodologi Box Jenkins Metode peramalan Box Jenkins (2008) adalah suatu metode yang sangat tepat untuk menangani atau mengatasi kerumitan deret waktu dan situasi peramalan lainnya. Alasan dikembangkannya metode pendekatan ini adalah karena metode peramalan yang ada selalu mengasumsikan atau dibatasi hanya untuk macam-macam pola tertentu dari data. Sebagai contoh: metode Exponential Smoothing menggunakan asumsi adanya suatu pola yang stasioner dari data yang ada, dsb. Dalam metode Box Jenkins (ARIMA) tidak dibutuhkan adanya asumsi tentang suatu pola yang tetap, yang berbeda dengan

16 metode-metode lainnya. Metode Box Jenkins (ARIMA) akan tepat guna jika observasi dari data runtut waktu bersifat dependen atau berhubungan satu sama lain secara statistik. 2.6 Pengertian Distribusi Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Proses distribusi merupakan kegiatan yang mampu: 1. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat merealisasikan kegunaan bentuk, tempat, waktu dan kepemilikan. 2. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan non fisik. Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan yang terjadi diantara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat didalam proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan resiko dan arus pemesanan. Menurut Tjiptono (2008 : 285) saluran distribusi dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa. Menurut Kotler dan Keller (2010 : 49) sekelompok organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa yang disediakan untuk digunakan atau dikonsumsi. 2.7 Tingkatan Saluran Distribusi Kotler (2010 : 113), mengemukakan bahwa dalam penyaluran barang dapat menggunakan 2 cara, yaitu penyaluran barang secara langsung dan tidak langsung. Penyaluran secara alngsung yaitu penyaluran yang dilakukan langsung dari perusahaan kepada konsumen akhir, misalnya dengan cara mengirim tenaga penjual atau membuka toko untuk menjual produk dari perusahaannya. Sedangkan penyaluran tidak langsung harus menggunakan perantara, seperti pedangang besar, agen atau distributor.

17 Dalam proses penyaluran barang-barang dari produsen ke konsumen akhir, perusahaan harus dapat menentukan pilihan yang tepat didalam memilih tingkatan saluran pemasaran yang digunakan. Berikut ini, beberapa bentuk tingkatan saluran distribusi yang ada : a. Saluran Tingkat Nol (Zero Level Channel) Saluran ini sering juga disebut juga saluran langsung karena dalam proses penyalurannya dilakukan tanpa melalui perantara. Jadi, penyalurannya dilakukan langsung dari produsen ke konsumen. Ada 3 cara dalam melakukan saluran langsung ini, yaitu : penjualan dari rumah ke rumah, penjualan lewat pos dan penjualan lewat toko. b. Saluran Tingkat Satu (One Level Channel) Dalam saluran ini terdapat satu perantara penjualan. dimana dalam pasar konsumen perantara sekaligus merupakan pengecer. Dalam pasar industri, pengecer seringkali bertindak sebagai agen pengecer atau makelar. c. Saluran Tingkat Dua (Two Level Channel) Dalam saluran ini terdapat dua perantara penjualan. dalam pasar konsumen mereka merupakan grosir atau pedagang besar sekaligus pengecer. Sedangkan dalam pasar industri merupakan penyalur tunggal dan penyalur industri. d. Saluran Tingkat Tiga (Three Level Channel) Dalam saluran ini terdapat tiga perantara penjualan, yaitu : agen, pedagang besar dan pengecer. Saluran ini adalah saluran terpanjang dar keempat tingkatan saluran pemasaran, karena produsen menggunakan tiga perantara untuk mencapai ke konsumen akhir. 2.8 Permodelan Transportasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005 : 391) permodelan transportasi adalah suatu prosedur berulang untuk memecahkan permasalahan meminimasi biaya pengiriman produk dari beberapa sumber ke beberapa tujuan. Jadi pengertian transportasi adalah pemindahan barang atau jasa dari beberapa sumber ke beberapa tujuan dengan memecahkan permasalahan biaya transportasi agar biaya tersebut optimum. Masalah transportasi berhubungan dengan distribusi barang dari beberapa titik supply ke sejumlah titik permintaan. Biasanya telah

18 diberikan kapasitas barang di setiap sumber dan permintaan barang di setiap tujuan. Masalah transportasi juga dapat digunakan ketika perusahaan mencoba untuk mengambil keputusan dimana akan dibuka fasilitas baru, sebelum membuka gudang, perusahaan atau kantor pemasaran sangat baik sekali untuk mendapatkan sejumlah tempat alternatif. Keputusan keuangan yang baik berhubungan dengan lokasi juga dapat meminimalisasi biaya transportasi dan produksi secara keseluruhan. 2.9 Jenis-Jenis Metode Transportasi Metode untuk memudahkan perusahaan dalam menentukan pengalokasian produk adalah menggunakan metode transportasi. Terdapat 3 metode transportasi, antara lain : 1. Metode North West Corner Menurut Siswanto (2006 : 274) metode North West Corner adalah sebuah metode untuk menyusun tabel awal dengan cara mengalokasikan distribusi mulai dari sel yang terletak pada sudut kiri atas. Menurut Mulyono, Sri (2007 : 117) metode North West Corner adalah metode paling sederhana diantara kedua metode yang lainnya. Langkah-langkahnya dapat diringkas sebagai berikut : 1) Mulai pada pojok barat laut tabel dan dialokasikan sebanyak mungkin pada tabel bagian sudut kiri atas tanpa menyimpang dari kendala penawaran atau permintaan. 2) Ini akan menghabiskan penawaran pada sumber 1 atau permintaan pada tujuan 1. Akibatnya, tidak ada lagi barang yang dapat dialokasikan ke kolom atau baris yang telah dihabiskan dan kemudian baris atau kolom itu dihilangkan. Kemudian alokasikan sebanyak mungkin ke kotak di dekatnya pada baris atau kolom yang tidak dihilangkan. Jika kolom maupun baris telah dihabiskan, pindahlah secara diagonal ke kotak berikutnya. 3) Lanjutkan dengan cara yang sama sampai semua penawaran telah dihabiskan dan keperluan permintaan telah dipenuhi. 2. Metode Least Cost Menurut Reinder dan Heizer (2005 : 634) metode Least Cost adalah metode yang membuat alokasi berdasarkan kepada biaya yang terendah. Metode ini

19 merupakan sabuah pendekatan yang sederhana, yang menggunakan langkahlangkah berikut : 1) Identifikasi sel dengan biaya baling rendah. Pilih salah satu jika terdapat biaya yang sama. 2) Alokasikan unit sebanyak mungkin untuk sel tersebut tanpa melebihi pasokan atau permintaan. Kemudian coret kolom atau baris itu (atau keduanya) yang sudah terisi penuh. 3) Dapatkan sel dengan biaya paling rendah dari sisa sel yang belum dicoret. 4) Ulangi langkah ke 2 dan 3 sampai semua unit habis dialokasikan. 3. Metode Vogel s Approximation (VAM) Menurut Siswanto (2006 : 279) langkah-langkah metode VAM dapat diringkas sebagai berikut : 1) Buatlah matrik yang menunjukkan kebutuhan masing-masing sumber dan biaya transportasi per unit. 2) Carilah selisih antara dua biaya terkecil di masing-masing kolom baris. 3) Pilih selisih paling besar diantara selisih-selisih yang telah dihitung pada langkah pertama. 4) Sesuaikan penawaran dan permintaan untuk menunjukkan alokasi yang sudah dilakukan, hilangkan semua baris dan kolom dimana penawaran dan permintaan telah habis. 5) Jika semua penawaran dan permintaan belum dipenuhi, kembali ke langkah satu. 2.10 Langkah-Langkah Metode Transportasi Menurut Siswanto (2006 : 268) model transportasi pada saat dikenali pertama kali di selesaikan secara manual dengan menggunakan algoritma yang dikenal sebagai algoritma transportasi, algoritma ini cukup dikenal dan masih sering diajarkan hingga tahun 90-an. 1. Diagnosis masalah dimulai dengan sumber, tujuan, parameter dan variabel. 2. Seluruh informasi tersebut kemudian dituangkan kedalam matriks transportasi.

20 Jika kapasitas seluruh sumber lebih besar dari permintaan seluruh tujuan, maka sebuah kolom dummy perlu ditambahkan untuk menampung kelebihan kapasitas tersebut. Jika kapasitas seluruh sumber lebih kecil dari permintaan seluruh tujuan, maka sebuah baris dummy perlu ditambahkan untuk menyediakan kapasitas semu yang akan memenuhi permintaan itu, jelas sekali bahwa kelebihan permintaan itu tidak dapat terpenuhi. 3. Setelah matrik transportasi terbentuk, kemudian dimulai dengan menyusun tabel awal. Ada 3 macam metode untuk menyusun tabel awal, yaitu: Metode Biaya Terkecil atau Least Cost Method Metode Sudut Barat Laut atau North West Corner VAM atau Vogell s Approximation Method Ketiga metode diatas masing-masing berfungsi untuk menentukan alokasi distribusi awal yang akan membuat seluruh kapasitas sumber teralokasi ke seluruh tujuan. 4. Setelah penyusunan tabel awal selesai maka sebagai langkah selanjutnya adalah pengujian optimalitas tabel untuk mengetahui apakah biaya distribusi total telah minimum dilihat dari iterasi, dimana iterasi adalah suatu proses atau metode yang digunakan secara berulang-ulang dalam menyelesaikan permasalahan metode transportasi untuk hasil yang diinginkan menjadi lebih optimal. Secara matematis, pengujian ini dilakukan untuk menjamin bahwa nilai fungsi tujuan minimum sudah tercapai, ada dua pengujian optimalitas algoritma transportasi: 1. Stepping Stone Method 2. MODI atau Modifield Distrbution Method 5. Langkah terakhir adalah revisi tabel bila dalam langkah keempat terbukti bahwa tabel belum optimal atau biaya distribusi total masih mungkin diturunkan lagi. Tapi jika langkah keempat telah membuktikan bahwa tabel telah optimal, langkah kelima ini tidak di perlukan lagi. 2.11 Kerangka Pemikiran Penelitian di mulai dengan melakukan validasi terhadap data penjualan pompa PT. Sumber Tehnik Makmur periode Januari 2012 Juni 2014. Setelah data terbukti valid, maka selanjutnya dilakukan peramalan penjualan dengan 4 metode,

21 yaitu Moving Average, Exponential Smoothing, Trend dan Neural Network. Dari ke 4 metode peramalan tersebut akan didapatkan 1 metode yang paling akurat sehingga langkah selanjutnya adalah dari data hasil peramalan yang di dapat, dilakukan perhitungan efisiensi biaya distribusi dengan 3 metode yaitu NWC, Least Cost dan VAM. Dari perhitungan efisiensi biaya distribusi, akan di dapatkan biaya distribusi yang paling optimal, setelah itu maka dilakukanlah perubahan sistem pada perusahaan sehingga dapat meningkatkan kinerja bisnis tersebut.

22 MASALAH DATA PENJUALAN VALIDASI DATA DEKOMPOSISI VALID TIDAK VALID PERAMALAN EXPONENTIAL SMOOTHING MOVING AVERAGE NEURAL NETWORK TREND / REGRESI HASIL PERAMALAN PERHITUNGAN TRANSPORTASI NORTH WEST CORNER LEAST COST VAM HASIL PERHITUNGAN TRANSPORTASI KESIMPULAN Sumber : Diolah oleh penulis

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 23