BAB I PENDAHULUAN. Semua kekayaan bumi Indonesia yang dikelola sebagai pengembangan

dokumen-dokumen yang mirip
DISAMPAIKAN DI DINAS PUPESDM PROP DIY

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa

Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang

AKSES ENERGI DAN PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN DI DIY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi telah mencakup pada prinsip pengembangan usaha kepada

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesan yang baik terhadap produk atau layanan tersebut sehingga

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dicapai oleh suatu Negara, namun lebih dari itu pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan maupun pengembangan suatu wilayah. Besarnya peranan tersebut mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya yang meliputi pada aspek sosial, ekonomi maupun politik.

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi.

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya alat rumah tangga yang menggunakan listrik. Akan tetapi, pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Wilayah

ANALISIS PERMINTAAN LISTRIK RUMAH TANGGA (R1-900 VA) DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Pada dewasa ini, listrik menjadi kebutuhan utama yang harus dipenuhi. Listrik

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu perencanaan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dalam segala

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

PROYEKSI KEBUTUHAN LISTRIK PLN TAHUN 2003 S.D 2020

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 meningkat sebesar 5,91% dibandingkan dengan akhir tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Faktor-faktor yang..., Iva Prasetyo Kusumaning Ayu, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1% dan akan. mengalami peningkatan menjadi sebesar 5,2% pada tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi standar. Sistem distribusi yang dikelola oleh PT. PLN (Persero)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. akhir abad 19 ini sangatlah vital untuk menunjang kebutuhan hidup sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan

BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di jaman modern seperti sekarang ini, listrik menjadi kebutuhan yang amat

PEMENUHAN SUMBER TENAGA LISTRIK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008

I. PENDAHULUAN. negara, tetapi pembangunan memiliki perspektif yang luas lebih dari itu. Dimensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan secara berturut-turut dibahas tentang latar

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk

Versi 27 Februari 2017

secara prinsip penggunaan energi di lingkungan hunian penduduk akan meningkat seiring dengan kepadatan rumah.

BAB I PENDAHULUAN. seperti karbohidrat, akan tetapi juga pemenuhan komponen pangan lain seperti

Benny Marbun Kepala Divisi Niaga PT PLN (Persero) Batam, 23 November 2012

A. Latar Belakang. di Indonesia. Permasalahan utama yang dihadapi PT. PLN (Persero) adalah mulai

BAB I PENDAHULUAN. kv, yang membentang sepanjang Pulau Jawa-Bali. Sistem ini merupakan

BESAR SUBSIDI UNTUK DISTRIBUSI JAWA TIMUR TAHUN 2007 SEBESAR Rp.224,21/kWh

ANALISIS RAMALAN KEBUTUHAN BEBAN ENERGI LISTRIK DI REGIONAL SUMATERA UTARA TAHUN DENGAN METODE GABUNGAN

Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Energi di Indonesia. Asclepias Rachmi Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. 3 Mei 2014

BAB I PENDAHULUAN. Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda

Studi Awal Kebutuhan Energi Listrik dan Potensi Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2000 TENTANG HARGA JUAL TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

Financial Support in in Sustainable Renewable Energy Across Indonesia (Case : Electricity)

APLIKASI MATLAB UNTUK PERAMALAN BEBAN BERDASARKAN GOLONGAN TARIF JARINGAN DISTRIBUSI RANDUDONGKAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

BAB I PENDAHULUAN. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

Boks: Dampak Gempa terhadap Masyarakat Dunia Usaha DIY

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan kapasitas pembangkit tenaga listrik.(dikutip dalam jurnal Kelistrikan. Indonesia pada Era Millinium oleh Muchlis, 2008:1)

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin

Perindustrian, Pertambangan, Energi dan Konstuksi / Manufacturing, Minning, Energy and Construction

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Menurut RUPTL PT. PLN , antara tahun 2008 dan 2012,

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

APLIKASI MATLAB UNTUK PERAMALAN BEBAN JARINGAN DISTRIBUSI DI UPJ RANDUDONGKAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor

Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia

*) Bibit Supardi, S.Pd., MT adalah guru SMAN 3 Klaten dan Alumni S2 Mikrohidro Magister Sistem Teknik UGM.

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL

ENERGI DAN KESEJAHTERAAN

RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008

KETERSEDIAAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI NTT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROYEKSI KEBUTUHAN DAYA LISTRIK DI PROPINSI SULAWESI TENGAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan, hiburan dan kebutuhan hidup lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sentralisasi, tetapi setelah bergulirnya reformasi maka pola sentralisasi berganti

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan fungsi kinerja perusahaan untuk mencapai kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. satu perhatian besar dari berbagai negara-negara di dunia. Sumber daya energi

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang di

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua kekayaan bumi Indonesia yang dikelola sebagai pengembangan ekonomi, yang diantaranya dari sisi kehutanan, pertanian, pertambangan dan energi yang ada seharusnya selalu diperhatikan bagaimana mekanisme pengelolaan sumber-sumber energi serta Sumber Daya Alam (SDA) yang ada. Selain memberikan manfaat pada masa sekarang juga yang akan menjamin kelangsungan kehidupan di masa depan. Pembangunan disektor SDA dan Energi harus menjamin akan adanya manfaat yang besar bagi pengembangan serta pembangunan di wilayah daerah dan sebagai peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Sumber daya yang sangat vital dibutuhkan dalam kehidupan dan bagi pembangunan yaitu energi. Pengembangan serta pembangunan energi ini dititik fokuskan untuk mendorong kegiatan pembangunan, peningkatkan kesejahteraan rakyat serta memenuhi kebutuhan energi masyarakat dengan menjamin tersedianya energi dan mutu pelayanan (Pramana,2010). Energi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat karena energi merupakan parameter bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Hampir semua sektor kehidupan (industri,rumah tangga, transportasi, jasa, dan lain-lain) tidak bisa dipisahkan dari sektor energi. Pada sektor rumah tangga, energi memiliki banyak fungsi antara lain berfungsi untuk penerangan, memasak, pemanas dan pendingin ruangan serta berbagai jenis kegiatan rumah tangga yang lain (Nuryanti,2007). 1

Konsumsi energi sekitar 20 negara di dunia yaitu sebesar 80%. Salah satu dari Negara itu adalah Indonesia. Dengan begitu Indonesia termasuk Negara yang mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan efisiensi energi dan menjadi pemimpin peralihan ke energi bersih. Laporan ini mencatat bahwa banyak negara yang masih tidak memiliki akses ke energi listrik apabila dihitung yaitu sebanyak 1,2 miliar penduduk di dunia dunia atau sama jumlahnya dengan penduduk India. Sebesar 80% dari jumlah tersebut yang tidak mempunyai akses ke energi modern adalah mereka yang bertempat tinggal di pedesaan. Pada periode 1990-2010 jumlah penduduk yang teraliri listrik bertambah 1,7 miliar jiwa, namun jumlah ini hanya sedikit di bawah jumlah pertumbuhan penduduk pada periode yang sama. Laporan ini mengungkapkan, bahwa pertumbuhan akses energi listrik dan bahan bakar yang bersih harus terus ditingkatkan. Sektor energi harus tumbuh dua kali lipat pada tahun 2013 agar kebutuhan semua penduduk di bumi ini terpenuhi (World Bank, 2012). Dalam sepuluh tahun terakhir (2003-2013), konsumsi energi final di Indonesia mengalami peningkatan dari 79 juta TOE (Tonnes Oil Equivalent) menjadi 134 juta TOE atau tumbuh rata-rata sebesar 5,5% pertahun. Peningkatan kebutuhan dan konsumsi energi pertahun tersebut harus dibarengi kapasitas yang tersedia. Namun upaya pemenuhan kebutuhan energi di dalam Negeri antara lain terkendala oleh ketersediaan infrastruktur energi seperti pembangkit listrik, kilang minyak, pelabuhan, serta transmisi dan distribusi. 2

Dewasa ini, seiring dengan perkembangan zaman, semakin berkembangnya kemajuan teknologi pembangunan energi untuk kebutuhan rumah tangga serta industri yang dimana berkaitan erat dengan tenaga listrik yang merupakan salah satu faktor yang penting bagi pembangunan, terlebih sebagai unsur mutlak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Listrik merupakan salah satu bagian energi yang paling dibutuhkan manusia dalam kegiatan kesehariannya, melihat bagaimana listrik adalah yang menjadi kebutuhan pokok manusia yang penting serta menyangkut kepentingan umum, sehingga ketersediaan energi listrik merupakan hal yang sangat penting demi tercapainya tujuan pengembangan dan pembangunan seperti yang diharapkan dan pengelolaanya merupakan taanggung jawab pemerintah walaupun kemungkinan sektor swasta dapat ikut berperan didalam pengelolaan tersebut (Nuryanti, 2007). Di Indonesia jumlah energi listrik yang terjual per kelompok pelanggan yaitu sebesar 187.541,02GWh pada tahun 2013, jumlah tersebut meningkat sebesar 7,79% jika dibandingkan dengan tahun 2012. Terlihat bahwa kelompok pelanggan yang paling besar adalah sektor Rumah Tangga yaitu sebesar 77.210,71 GWh (41,17%). Hal ini dibuktikan dengan data sebagai berikut : 3

Tabel 1.1. Jumlah Energi Listrik Terjual Per Kelompok Pelanggan Pada Tahun 2013 di Indonesia Kelompok Pelanggan GWh 2013 2013(%) Industri 64.381,40 34,33% Rumah Tangga 77.210,71 41,17% Bisnis 34.498,38 18,40% Lain-lain 11.450,53 6,10% Jumlah 187.541,02 7,79% Sumber : Statistik PLN, 2013 Pada tahun 2013 jumlah energi listrik yang terjual yaitu sebesar 187.541,02 GWh, meningkat 7,79% jika dibandingkan tahun 2012. Konsumsi sebesar 64.381,40 GWh (34,33%) yaitu pada kelompok pelanggan Industri,pada Kelompok pelanggan Rumah Tangga yaitu sebesar 77.210,71 GWh (41,17%), sebesar 34.498,38 GWh (18,40%) pada kelompok bisnis, dan pada kelompok Lainnya (sosial, gedung pemerintah dan penerangan jalan umum) 11.450,53 GWh (6,10%). Masing-masing kelompok pelanggan untuk semua jenis kelompok pelanggan yaitu Industri, Rumah Tangga, Bisnis dan Lainnya mengalami peningkatan penjualan energi listrik dalam setiap sektor. Sektor yang paling banyak jumlah konsumsinya yaitu pada kelompok pelanggan rumah tangga (PLN, 2013). Kondisi ketenagalistrikan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada masa sekarang ini sedang mengalami krisis sebagai akibat terjadinya lonjakan permintaan akan listrik yang lebih besar dibanding tingkat pasokannya. Setiap tahun, seiring dengan pertumbuhan jumlah rumah tangga serta perkembangan 4

ekonomi jumlah volume daya yang didistribusikan semakin lama semakin meningkat. Pertumbuhan penduduk terus meningkat harus diimbangi dengan ketersediaan tenaga listrik karena meningkatnya permintaan tenaga listrik. Kehidupan manusia yang sangat bergantung akan listrik semakin besar yang membawa dampak pada bertambahnya jumlah pelanggan Perusahaan Listrik Negara. Di tahun 2006 sebagai akibat adanya dampak bencana gempa bumi yang kemudian terjadinya gangguan pada jaringan listrik jumlah pelanggan dan jumlah listrik yang terpasang (Kwh) sempat mengalami penurunan, namun dalam sepuluh tahun terakhirpolanya terus meningkat. Pola peningkatan daya listrik yang didistribusikan hampir sama dengan daya listrik yang terjual, namun dari sisi kuantitas daya jauh lebih besar. Komposisi pelanggan pengguna layanan listrik dikategorikan menjadi beberapa jenis, yakni rumah tangga, usaha, industri dan umum (pemerintah, kegiatan sosial, rumah sakit, lembaga pendidikan, tempat ibadah dan lainnya). Sampai dengan tahun 2014, dengan proporsi mencapai 92,2% kelompok rumah tangga merupakan kelompok dengan jumlah pelanggan listrik terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta, proporsi tersebut sedikit menurun jika dibandingkan dengan jumlah proporsi tahun 2013 yaitu sebesar 92,4%. Rasio elektrifikasi di DIY tahun 2014 di bawah 100 persen, namun lebih tinggi dari ratarata nasional sebesar 81,70 persen. Rasio elektrifikasi adalah perbandingan jumlah rumah tangga yang teraliri listrik dengan jumlah kesuluruhan rumah (RUPTL PLN 2015-2024). Rasioelektrifikasi ini menggambarkan tingkat ketersediaan energi listrik untuk masyarakat (Statistik PLN, 2014). 5

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi tanpa sumber energi listrik dengan sistem pembangkit listrik sistem konvensional. Di DIY tidak ada pembangkit listrik skala mikro, menengah, maupun makro yang digunakan untuk penyediaan kebutuhan energi listrik masyarakat. Pendistribusian energi listrik oleh PLN APJ Yogyakarta ataupun Divisi Regional DIY tidak di hasilkan/ dibangkitkan di wilayah DIY, tetapi energi listrik tersebut berasal dari pembangkit listrik provinsi lain yaitu di supply dari pembangkit-pembangkit listrik yang berada di daerah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur melalui sistem interkoneksi Jawa-Bali (JAMALI). Di Yogyakarta hanya terdapat satu APJ (Area Pelayanan Jaringan) sebagai pusat pelayanan di area Yogyakarta yang bertugas mengatur seluruh distribusi energi listrik di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. APJ membawahi beberapa UPJ ( Unit Pelayanan dan Jaringan) yang ada di setiap daerah. Unit-unit tersebut antara lain :UPJ Yogyakarta Utara, UPJ Yogyakarta Selatan, UPJ Kalasan, UPJ Wates, UPJ Sedayu,UPJ Wonosari, UPJ Sleman, dan UPJ Bantul. Berikut data Jumlah Pelanggan, Tenaga Listrik yang Terpasang dan Dijual di DIY tahun 2008-2015 yaitu sebagai berikut : 6

Tabel 1.2. Jumlah Pelanggan, Tenaga Listrik yang Terpasang, Dibangkitkan dan Dijual di D.I. Yogyakarta 2008-2015 Daya Daya yang Daya yang Terpasang/ Dibangkitkan/ Dijual/ Tahun/ Langganan Installated (Produksi) Electricity Sold Year / Costumers Capacity (VA) Generated (KWH) (KWH) 2008 745 557 837 431 019 1 636 087 646 1 481 575 542 2009 770 293 882 479 013 1 733 410 946 1 578 453 018 2010 792 516 924 868 363 1 866 766 573 1 705 941 418 2011 851 527 1 051 020 972 2 018 312 691 1 869 768 571 2012 891 816 1 130 965 316 2 210 053 065 2 043 752 015 2013 935 821 1 234 927 074 2 391 821 388 2 046 220 185 2014 972 327 1 320 489 674 2 551 650 008 2 369 612 713 2015 1 033 966 1 448 866 374 2 655 966 471 2 484 153 383 Sumber : BPS DIY, 2015. Dapat dilihat dari tabel 1.2 jumlah pelanggan pada tahun 2008 sebesar 745,557 dan pada tahun 2015 sebesar 1.033.966. Ini menunjukkan bahwa penggunaan listrik di DIY terus mengalami peningkatan. Dan pada tabel diatas kita juga dapat melihat daya yang terpasang pada tahun 2008 sebesar 837,431,019 KWH, dengan daya yang dijual sebesar 1,481,575,542 KWH. Pada tahun 2012 meningkat sangat signifikan dengan daya yang terpasang sebesar 1,130,965,316 KWH, dan daya yang dijual sebesar 2,043,752,015 KWH. Kemudian pada tahun 2015 meningkat sangat signifikan dengan daya yang terpasang sebesar 7

1.448.866.374KWH, dan daya yang dijual sebesar 2.484.153.383KWH. Ketika daya yang terpasang lebih sedikit dari yang terjual, menandakan bahwa ada banyak permintaan dari para konsumen dalam permintaan energi di DIY. Berdasarkan data dari statistik Perusahaan Listrik Negara Area Pelayanan Jaringan (APJ) YOGJAKARTA tahun 2009, 2010, dan 2011 jumlah konsumsi listrik kwh per Tarif, bahwa pelanggan listrik di DIY sangat didominasi oleh pelanggan dari kelompok rumah tangga, yaitu pada tahun 2009 sebanyak 932.620.923 kwh, tahun 2010 sebanyak 1.000.504.284 kwh dan pada tahun 2011 sebanyak 1.051.544.032 kwh. Tabel 1.3. Konsumsi Kwh pertarif di Daerah Istimewa Yogyakarta KWH Konsumsi 2009 2010 2011 Sosial 121.067.189 13.616.759 138.328.606 Rumah Tangga 932.620.923 1.000.504.284 1.051.544.031 Bisnis 360.854.197 366.844.129 357.756.063 Industri 189.046.777 195.767.828 193.856.071 Pemerintah 81.332.639 88.419.508 90.264.226 Multiguna 3.935.456 19.507.817 38.019.573 Jumlah 1.688.857.181 1.804.660.325 1.869.768.571 Sumber : PLN APJ Yogyakarta, 2011. Dari data konsumsi listrik DIY diatas di sektor rumah tangga jumlahnya sebesar 1.051.544.031. Dan konsumsi listrik tertinggi yaitu di kota Yogyakarta 8

dengan presentase 35% dari jumlah keseluruhan konsumsi listrik rumah tangga. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1.4. Presentase Konsumsi Energi Listrik Setiap Rayon dan Kab/Kota Sektor Rumah Tangga di DIY Kab/Kota Rayon % Yogya Utara 18% Kota Yogyakarta Yogya Selatan 17% Sleman 14% Sleman Kalasan 8% Bantul Bantul 12% Wates 8% Kulonprogo Sedayu 12% Gunung Kidul Wonosari 11% Jumlah 100% Sumber: PLN APJ Yogyakarta,2011. Melihat data dan kenyataan bahwa konsumsi energi listrik sektor rumah tangga tertinggi adalah berada di kota Yogyakarta sedangkan jumlah rumah tangga di kota Yogyakarta adalah yang paling sedikit jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya di DIY yaitu sebesar 144.137. Dari kenyataan tersebut maka permintaan listrik tertinggi yang berada di Kota Yogyakarta perlu adanya penelitian yang berfokus pada daerah tersebut mengingat kebutuhan energi listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat serta agar dapat diketahui faktor apa saja yang menjadi penyebab tingginya permintaan listrik di kota Yogyakarta. Karena energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sangat penting serta menyangkut kepentingan umum dan energi listrik termasuk kebutuhan dasar masyarakat, maka hal tersebut seharusnya memberikan dorongan bagi pemerintah untuk mengembangkan program penyediaan tenaga listrik. Selain daripada itu energi listrik memainkan peran yang 9

sangat penting dalam kehidupan masyarakat, listrik dapat sangat dibutuhkan untuk memperlancar segala jenis pekerjaan yang berkaitan dengan penggunaan energi listrik, dapat digunakan untuk kegiatan sehari hari, memasak, menyetrika baju, untuk penerangan dan banyak macam-macam lainnya. semua pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih praktis dan efisien dengan adanya energi listrik, di jaman modern seperti sekarang, peralatan peralatan kerja, perabot perabot rumah tangga, bahkan sampai mainan anak anak menggunakan tenaga listrik. Dengan demikian permintaan akan daya sambung listrik akan terus meningkat seiring dengan kebutuhan yang semakin meningkat serta jaringan listrik yang semakin luas serta masyarakat desa maupun kota ingin menikmati, mempermudah setiap pekerjaan yang dilakukan. Untuk setiap tahunnya permintaan/konsumsi energi listrik terus mengalami peningkatan. Hal tersebut disebabkan karena semakin tingginya konsumsi energi listrikoleh masyarakat terutama sektor rumah tangga. Kebutuhan energi listrik dewasa ini sebenarnya dapat digolongkan sebagai salah satu kebutuhan dasar, karena tanpa listrik pada umumnya aktivitas ekonomi terganggu bahkan sebagian menjadi lumpuh. Karena pada masa sekarang ini energi merupakan kebutuhan dasar masyarakat maka berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti yang membahas tentang permintaan listrik. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hayati (2008) telah menunjukan hasil bahwa permintaan listrik pada sektor rumah tangga di Dusun Nambongan dipengaruhi secara signifikan oleh pendapatan rata-rata total keluarga, jumlah tanggungan keluarga dan luas bangunan rumah berpengaruh 10

positif dan signifikan terhadap permintaan listrik pada rumah tangga. Sedangkan pengeluaran energi (minyak tanah,kayu bakar, gas, dan premium/solar) berpengaruh negatif dan signifikan. Dari penelitian Hafinda (2010) didapatkan hasil sebagai berikut peralatan listrik, luas bangunan rumah, dan jumlah tanggungan keluarga memiliki pengaruh yang positif dan siginifikan terhadap permintaan jumlah daya listrik di kota Medan. Selanjutnya Khattak,dkk. (2010) melakukan penelitian dengan hasil penelitian yaitu menunjukkan bahwa permintaan listrik rumah tangga sebagian besar dipengaruhi oleh pendapatan, tingkat pendidikan, jumlah kamar dan perubahan cuaca. Harga listrik juga mempengaruhi permintaan listrik tetapi hanya untuk konsumen yang memiliki relatif lebih rendah penggunaan listrik perbulannya. Berdasarkan uraian permasalahan diatas, penulis merasa sangat tertarik untuk meneliti serta merujuk pada beberapa hasil studi empiris terdahulu mengingat banyaknya permintaan terkait energi listrik, penulis ingin mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan energi listrik di Daerah Istimewa Yogyakarta pada sektor rumah tangga yang terus menerus meningkat setiap tahunya. Terlebih DIY tanpa sumber energi dan permintaan listrik di kota Yogyakarta merupakan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya di DIY. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik : Determinan Permintaan Listrik Rumah Tangga di Kota Yogyakarta 11

B. Rumusan Masalah Mengingat permintaan akan energi listrik semakin mengalami peningkatan yang terus-menerus maka akan dilakukan analisis mengenai faktor faktor yang secara umum mempengaruhi permintaan energi listrik sebagai akibat peningkatan energi listrik sektor Rumah Tangga di Yogyakarta. Dengan mengacu pada permasalahan yang telah dikemukakan, maka muncul pertanyaan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan listrik rumah tangga di kota Yogyakarta dengan variabel independen yaitu pendapatan keluarga, jumlah peralatan listrik, jumlah anggota keluarga, luas bangunan rumah, dan tingkat pendidikan. C. Tujuan Penelitian Melihat dari rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan keluarga terhadap jumlah permintaan listrik rumah tangga di Kota Yogyakarta. 2. Mengetahui seberapa besar jumlah peralatan listrik terhadap jumlah permintaan listrik rumah tangga di Kota Yogyakarta. 3. Mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap jumlah permintaan listrik rumah tangga di Kota Yogyakarta. 4. Mengetahui seberapa besar pengaruh luas bangunan rumah terhadap jumlah permintaan listrik rumah tangga di Kota Yogyakarta. 5. Mengetahui seberapa besar tingkat pendidikan terhadap jumlah permintaan listrik rumah tangga di Kota Yogyakarta. 12

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi Penelitian ini dapat dijadikan sebagai saran dalam mengambil sebuah keputusan atau kebijakan untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan terhadap konsumen. 2. Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi masyarakat dalam mengatur penggunaan listrik secara efektif dan efesien. 3. Bagi Mahasiswa Penelitian ini menambah masukan dan tambahan bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian selanjutnya. 13