Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

dokumen-dokumen yang mirip
1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

PENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

Jurnal Dinamis Vol. II, No. 6, Januari 2010 ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa

Penentuan Tingkat Resiko Kerja Dengan Menggunakan Score Reba

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

19/03/2013. Apa Itu RULA? Contoh RULA Worksheet. Klasifikasi Skor RULA. Penghitungan Skor RULA. Contoh Kasus

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

KAJIAN POSTUR KERJA PADA PENGRAJIN TENUN SONGKET PANDAI SIKEK

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang nyaman baik

PERANCANGAN FASILITAS KERJA PADA INDUSTRI KECIL MENENGAH PAK SARYOTO

Perbaikan Fasilitas Kerja pada Stasiun Kerja Jahit di Home Industry Konveksi Permata

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Pendekatan Metode Rapid Upper Limb Assesment

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat,

ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan Buah dan Penimbangan Tonase TBS (Tandan Buah Segar) di PT.Sahabat Mewah dan Makmur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

PERBAIKAN PROSES IRAT BAMBU DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI DI UKM ALIFA CRAFT WEDDING SOUVENIR KASONGAN,BANTUL

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

EVALUASI ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RULA (RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT) UNTUK MENGIDENTIFIKASI ALAT BANTU PADA MESIN ROASTING KOPI

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA STASIUN CUTTING

Rancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Pada Stasiun Pemarutan Tepung Tapioka

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN KERJA PEMOTONGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

Redesain Alat Pemipihan Biji Melinjo Dengan Pendekatan Metode Antropometri Di UD. SARTIKA

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR MENGGUNAKAN METODE RULA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS

BAB II LANDASAN TEORI

Ergonomic and Work System Implementasi Desain Ergonomi Mobil Mesin Penggilingan Padi

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

Transkripsi:

Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.1 (2015) 11-16 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya Amri*, Anwar dan Rizka Finusa Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh Reuleut - Aceh Utara, Aceh - Indonesia * Corresponding Author: amri_ir@yahoo.co.id; +62 853 7201 7976 Abstrak Sistem kerja yang ergonomis merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan, khususnya pada saat melakukan sortasi biji kopi. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem kerja sortasi biji kopi dengan menggunakan pendekatan ergonomi. Langkah langkah yang dilakukan adalah dengan pengambilan data postur kerja dan data antropometri tubuh pekerja. Data yang diperlukan adalah data postur kerja, dan data antropometri yang diperlukan adalah data tinggi bahu duduk, tinggi siku duduk, tinggi popliteal, pantat popliteal, jangkauan tangan, lebar pinggul, lebar bahu, dan rentangan tangan, data. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tinggi nahu 62.82 cm, tinggi popliteal 42.72 cm, pantat popliteal 40.79 cm, lebar pinggul 37.58 cm, lebar bahu 45.85 cm, tinggi siku duduk 67.20 cm, jangkaun jauh 174.60 cm. Copyright 2015 Department of industrial engineering. All rights reserved. Kata Kunci: Ergonomi, Rula, Antropometri 1 Pendahuluan Tingkat permintaan kopi arabika sangat tinggi sehingga membutuhkan perhatian dari perusahaan dalam mempertimbangkan kapasitas produksi. Tingginya tingkat permintaan sering menjadi masalah, karena akan memperlambat pengiriman produk jadi siap ekspor. Faktor yang dapat mempengaruhi keterlambatan pengiriman adalah terhambatnya rangkaian kegiatan proses akhir produksi terutama pada proses sortasi biji kopi. CV. Kopi Tunah Kolak Jaya merupakan perusahaan pengekspor kopi, salah satu proses produksi yang dilakukan adalah proses sortasi biji kopi, agar biji kopi yang akan dikirim berkualitas baik. Dibagian proses produksi CV. Kopi Tunah Kolak Jaya terdapat sistem kerja yang kurang ergonomis, dimana pada bagian sortasi biji kopi para pekerja melakukan kegiatanya dengan postur membungkuk, dan tidak menggunakan alat kerja berupa meja dan kursi kerja, hal ini dapat menyebabkan terjadinya ketidaknyamanan kerja bagi karyawan. Keluhan pada bagian tubuh sudah dirasakan oleh para pekerja akibat postur kerja yang tidak ergonomis, berupa sakit leher, sakit bahu, sakit punggung, sakit pinggang. Salah satu upaya untuk mengatasi hal ini adalah memperbaiki sistem kerja yang tidak ergonomis. Dalam hal ini, perlu diadakan perubahan sistem kerja atau cara kerja para pekerja CV. Kopi Tunah Kolak Jaya, karena jika tenaga kerja atau karyawannya mengalami sakit, dan yang lainya, maka proses pemenuhan kebutuhan untuk para konsumen atau para pembeli akan mengalami kemacetan dan akan membuat konsumen tidak nyaman atau tidak puas, sehingga para konsumen akan berpindah kepada perusahaan lain. Metode yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pada perusahaan tersebut adalah ergonomi, yaitu perbaikan metode yang dilakukan dengan menilai sistem kerja yang telah ada menggunakan RULA dan memperbaiki sistem kerja tersebut menggunakan antropometri. 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian Ergonomi Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan [1]. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, Manuscript received March 3, 2015, revised April 1, 2015 Copyright 2015 Department of Industrial Engineering. All rights reserved.

12 Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya [2]. Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah [3]: 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. 2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. 3. Menciptakan keseimbangan rasional antara sebagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap system kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. Ergonomi dirasakan menjadi semakin penting hingga saat ini, hal tersebut disebabkan [4]: 1. Manusia sebagai sumber daya utama dalam sebuah sistem. 2. Adanya regulasi nasional maupun internasional mengenai sistem kerja dimana manusia terlibat didalamnya. 3. Para pekerja adalah human being. Dengan ergonomi, sistem-sistem kerja dalam semua lini departemen dirancang sedemikian rupa memperhatikan variasi pekerja dalam hal kemampuan dan keterbatasan (fisik, psikis, dan sosio -teknis) dengan pendekatan human-centered design (HCD). Konsep evaluasi dan perancangan ergonomi adalah dengan memastikan bahwa tuntutan beban kerja haruslah dibawah kemampuan rata-rata pekerja (task demand < work capacity). Dengan inilah diperoleh rancangan sistem kerja yang produktif, aman, sehat dan nyaman bagi pekerja [5]. 2.2 Antropometri Data antropometri sangat penting dalam menentukan alat dan cara mengoperasikannya. Kesesuaian hubungan antara antropometri pekerja dengan alat yang digunakan sangat berpangaruh pada sikap kerja, tingkat kelelahan, kemampuan kerja dan produktivitas kerja. Antropometri juga menentukan dalam seleksi penerimaan tenaga kerja, misalnya orang gemuk tidak cocok untuk pekerjaan ditempat suhu tinggi, pekerjaan yang memerlukan kelincahan dan lain-lain. Data antropometri dapat digunakan untuk mendesain pakaian, tempat kerja, lingkungan kerja, mesin, alat dan sarana kerja serta produkproduk untuk konsumen yang meliputi [6]: a. Status kesehatan dan nutrisi Status kesehatan dan nutrisi atau keadaan gizi berhubungan erat satu sama lainnya yang berpegaruh pada produktivitas dan effisiensi kerja. Dalam melakukan pekerjaan tubuh memerlukan energi, apabila kekurangan baik secara kuantitatif maupun kualitatif kapsitas kerja akan terganggu. Selain jumlah kalori yang tepat, penyebaran persediaan kalori selama bekerja adalah sangat penting [1-4]. b. Kesegaran jasmani Kesegaran jasmani adalah suatu kesanggupan atau kemampuan dari tubuh manusia untuk melakukan penyesuian atau adaptasi terhadap beban fisik yang dihadapi tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki kapasitas cadangan untuk melakukan aktivitas berikutnya. Komponen kesegaran jasmani yang disebut biomotorik meliputi 10 komponen utama, yaitu: kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, keseimbangan, koordinasi, ketepatan dan waktu reaksi [4]. c. Kemampuan kerja fisik Kemampuan kerja fisik adalah suatu kemampuan fungsional seseorang untuk mampu melakukan pekerjaan tertentu yang memerlukan aktivitas otot pada periode waktu tertentu. Komponen kemampuan kerja fisik dan kesegaran jasmani seseorang ditentukan oleh kekuatan otot, ketahanan otot dan ketahanan kardiovaskuler [3]. - Kekuatan otot, Kekuatan otot adalah tenaga maksimum yang digunakan oleh suatu group otot kondisi yang ditetapkan. Kekuatan otot biasanya ditentukan setelah beberapa putaran kerja. Kekuatan otot statis biasanya dikenal sebagai kontraksi volunter maksimum atau kekuatan isometik yaitu tenaga maksimum yang digunakan untuk suatu group otot setelah percobaan tunggal (singel trial). Kekuatan otot dinamis memerlukan pengerahan selama proses gerakan. Kekuatan otot dinamis adalah beban maksimum yang dapat ditangani oleh seseorang tepat waktu atau beberapa kali tanpa istirahat diantara repetisi untuk pekerjaan yang diinginkan [5]. Kekuatan otot merupakan kemmpuan otot-otot skeletal atau otot rangka untuk melakukan kontraksi atau tegangan maksimal dalam menerima beban, menahan atau memindahkan beban sewaktu melakukan aktivitas atau pekerjaan [5]. - Ketahanan otot, adalah kemampuan spesifik grup otot untuk terus dapat melakukan pekerjaan sampai seseorang tidak mampu lagi

13 Amri, Anwar dan Rizka Finusa untuk mempertahankan pekerjaannya. Daya tahan otot pada prinsipnya dapat dilatih dan dikembangkan sejak usia dini sampai usia 20 tahun. Daya tahan otot mencapai kemampuan maksimum pada usia 25-30 tahun [4]. - Ketahanan kardiovaskuler, Ketahanan kardiovaskuler adalah suatu pengukuran kemampuan sistem kardiovaskuler dengan melakukan pekerjaan secara terus menerus sampai terjadi kelelahan. Ketahanan kardiovakuler adalah suatu kemampuan tubuh untuk bekerja dalam waktu lama tanpa kelelahan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut [6]. 2.3 Rapid upper limb assessment (RULA) Rapid Upper Limb Assessment (RULA) merupakan suatu metode penelitian untuk menginvestigasi gangguan pada anggota badan bagian atas. Metode ini dirancang oleh Lynn Mc Atamney dan Nigel Corlett yang menyediakan sebuah perhitungan tingkatan beban muskuluskeletal di dalam sebuah pekerjaan yang memiliki resiko pada bagian tubuh dari perut hingga leher atau anggota badan bagian atas [7]. Metode ini tidak membutuhkan peralatan spesial dalam penetapan penilaian postur leher, punggung, dan lengan atas. Setiap pergerakan di beri skor yang telah ditetapkan. RULA dikembangkan sebagai suatu metode untuk mendeteksi postur kerja yang merupakan faktor resiko. Metode didesain untuk menilai para pekerja dan mengetahui beban musculoskletal yang kemungkinan menimbulkan gangguan pada anggota badan atas. Metode ini menggunakan diagram dari postur tubuh dan tiga tabel skor dalam menetapkan evaluasi faktor resiko. Faktor resiko yang telah diinvestigasi dijelaskan oleh McPhee sebagai faktor beban eksternal yaitu [7]: 1. Jumlah pergerakan 2. Kerja otot static 3. Tenaga/kekuatan 4. Penentuan postur kerja oleh peralatan 5. Waktu kerja tanpa istirahat. Dalam usaha untuk penilaian 4 faktor beban eksternal (jumlah gerakan, kerja otot statis, tenaga kekuatan dan postur), RULA dikembangkan untuk : 1. Memberikan sebuah metode penyaringan suatu populasi kerja dengan cepat, yang berhubungan dengan kerja yang beresiko yang menyebabkan gangguan pada anggota badan bagian atas. 2. Mengidentifikasi usaha otot yang berhubungan dengan postur kerja, penggunaan tenaga dan kerja yang berulang-ulang yang dapat menimbulkan kelelahan otot. 3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dengan sebuah metode penilaian ergonomi yaitu epidomiologi, fisik, mental, lingkungan dan faktor organisasi. Pengembangan dari RULA terdiri atas tiga tahapan yaitu [8]: 1. Mengidentifikasi postur kerja 2. Sistem pemberian skor 3. Skala level tindakan yang menyediakan sebuah pedoman pada tingkat resiko yang ada dan dibutuhkan untuk mendorong penilaian yang melebihi detail berkaitan dengan analisis yang yang didapat. Ada empat hal yang menjadi aplikasi utama dari RULA, yaitu untuk [9]: 1. Mengukur resiko muskoluskeletal, biasanya sebagai bagian dari perbaikan yang lebih luas dari ergonomi. 2. Membandingkan beban muskoluskeletal antara rancangan stasiun kerja yang sekarang dengan yang telah dimodifikasi. 3. Mengevaluasi keluaran misalnya produktivitas atau kesesuaian penggunaan peralatan. 4. Melatih pekerja tentang beban muskoluskeletal yang diakibatkan perbedaan postur kerja. Dalam mempermudah penilaian postur tubuh, maka tubuh dibagi atas 2 segmen grup yaitu grup A dan grup B. 3 Metodologi Penelitian Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Postur Kerja Dari data postur tubuh pekerja sortasi biji kopi, maka dapat dilihat hasil pada Gambar 2. Gambar 2. Data Pengukuran Metode Rula Untuk Elemen Kegiatan Dengan Postur Bungkuk

14 Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya Identifikasi masalah - Bagaimana sistem kerja yang ergonomis - Bagaimana ukuran kursi dan meja yang ergonomis Penetapan tujuan - Untuk mengetahui sistem kerja yang ergonomis - Untuk mengetahui ukuran kursi dan meja yang ergonomis Data Primer - Data perusahaan - Data postur karyawan - antropometri operator Observasi lapangan Pengumpulan Data Data Skunder - Study kepustakaan tentang RULA dan Antropometri Untuk mengetahui hasil dari skor grup C postur bungkuk, diperlukan data hasil dari skor grup A dan skor grup B dimana skor grup A adalah 4 dan grup B adalah 6 dan mendapatkan hasil 6. Skor akhir kegiatan sortasi biji kopi dengan postur membungkuk berdasarkan adalah 6 ini menunjukkan bahwa level resiko kegiatan sortasi biji kopi dengan postur membungkuk termasuk level sedang dan harus dilakukan tindakan dalam waktu dekat. 4.1.3 Perbandingan kondisi aktual dengan sesudah perbaikan Sistem kerja dengan menggunakan alat kerja berupa kursi dan meja kerja dapat dilihat pada Gambar 3. Pengolahan Data - Penilaian postur kerja - Uji keseragaman data dan kecukupan data - Melakukan perhitungan persentil Analisis dan Pembahasan - Melakukan perancangan kursi dan meja kerja sesuai dengan data yang telah diperoleh - Analisa usulan perancangan dan manfaat yang diperoleh Kesimpulan dan Saran Gambar 1. Tahap-tahap Penelitian Penjelasan 1. Postur tubuh grup A - Postur tubuh bagian atas ( upper arm ) - Lengan atas membentuk sudut 40 0 skor = 2 - Postur tubuh dengan bagian lengan bawah (lower arm) Lengan bawah membentuk sudut 60 0 dengan skor =1 - Postur tubuh bagian pergelangan tangan (rist) Pergelangan tangan membentuk sudut 20 0 dengan skor = 3 - Putaran pergelangan tangan berada digaris tengah dengan skor = 1 2. Postur tubuh grup B - Postur tubuh bagian leher ( neck ) - Leher membentuk sudut 12 0 dengan skor =2 - Postur tubuh bagian batang tubuh ( trunk ) - Batang tubuh membentuk sudut 60 0 dengan skor =3 - Postur tubuh bagian kaki (legs) Kaki berada pada posisi normal/seimbang dengan skor = 1 Gambar 3 Data Pengukuran Metode Rula Dengan Postur Kerja Menggunakan Alat Kerja Penjelasan 1. Postur tubuh grup A - Postur tubuh bagian atas ( upper arm ) - Lengan atas membentuk sudut 40 0 skor= 2 - Postur tubuh dengan bagian lengan bawah (lower arm) - Lengan bawah membentuk sudut 80 0 dengan skor =1 - Postur tubuh bagian pergelangan tangan (wrist) - Pergelangan tangan posisi netral dengan skor = 1 - Putaran pergelangan tangan berada digaris tengah dengan skor = 1 2. Postur tubuh grup B - Postur tubuh bagian leher (neck) - Leher membentuk sudut 20 0 dengan skor =2 - Postur tubuh bagian batang tubuh ( trunk ) - Batang tubuh posisi normal dengan skor =1 - Postur tubuh bagian kaki (legs) Kaki berada pada posisi normal/seimbang dengan skor =1

15 Amri, Anwar dan Rizka Finusa Skor akhir kegiatan sortasi biji kopi dengan menggunakan alat kerja berupa kursi dan meja kerja adalah 3 ini menunjukkan level resiko kegiatan sortasi biji kopi dengan menggunakan alat kerja berupa kursi dan meja kerja termasuk level kecil. 4.2 Analisis Hasil Dalam perancangan kursi kerja, ukuran yang diambil sesuai dengan ukuran rata-rata dari data pengukuran antropometri. Data antropometri adalah sebagai berikut: a. Tinggi bahu duduk Pengukuran pada tinggi bahu duduk digunakan dalam merancang sandaran kursi dan untuk menentukan tinggi kursi kerja. b. Tinggi popliteal Tinggi popliteal digunakan dalam merancang tinggi tempat duduk kursi kerja. c. Pantat popliteal Pantat popliteal digunakan untuk menentukan panjang alas duduk kursi kerja. d. Lebar pinggul Lebar pinggul digunakan untuk menentukan lebar alas duduk kursi. e. Lebar bahu Lebar bahu di gunakan untuk menentukan lebar sandaran pada kursi. Adapun kursi yang dirancang terdapat pada Gambar 4. Gambar 4. Kursi yang dirancang Dalam perancangan meja kerja, ukuran yang diambil sesuai dengan ukuran rata-rata dari data pengukuran antropometri. Data antropometri adalah sebagai berikut : a. Tinggi siku duduk Data ini berguna untuk menentukan tinggi meja kerja dari alas. b. Jangkauan jauh Untuk menentukan panjang minimum meja kerja c. jangkauan normal Untuk menentukan lebar minimum meja kerja Adapun gambar meja kerja dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Meja Kerja 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sistem kerja yang ergonomis adalah sistem kerja dengan menggunakan alat kerja, yaitu meja dan kursi kerja, berdasarkan analisis yang dilakukan pada karyawan sortasi biji kopi dengan postur membungkuk mendapatkan nilai 6. Level resiko kegiatan sortasi biji kopi dengan postur membungkuk termasuk level sedang dan harus dilakukan tindakan dalam waktu dekat. 2. Ukuran kursi dan meja kerja yang ergonomis untuk operator sortasi biji kopi dirancang berdasarkan data pengukuran antropometri operator dengan menggunakan data perhitungan persentil 95 th, adalah sebagai berikut: a. Data kursi kerja: - Tinggi bahu duduk 62.82 cm - Tinggi popliteal 42.72 cm - Pantat popliteal 40.79 cm - Lebar pinggul 37.58 cm - Lebar bahu 45.85 cm b. Data meja kerja - Tinggi siku duduk 67.20 cm Jangkauan jauh 174.60 cm 5.2 Saran Adapun saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis disarankan kepada perusahaan untuk mengubah sistem kerja yang ada karena sistem tersebut masih memiliki efek yang dapat menurunkan produktifitas kerja.

16 Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya 2. Dari hasil analisis, maka disarankan kepada perusahaan agar memberikan alat kerja berupa kursi dan meja kerja kepada operator sortasi biji kopi dengan menggunakan data operator tersebut. 3. Guna untuk mendapatkan data yang akurat perlu melakukan pengukuran antropometri, Daftar Pustaka [1]. Nurmianto, Eko. 2004. Ergonomi (Konsep Dasar dan Aplikasinya). Surabaya : Guna Widya [2]. Tarwaka., Bakri, Solichul, H.A, & Lilik Sudiajeng., 2004, Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, UNIBA PRESS, Surakarta. [3]. Nurmianto, Eko. 2003,Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi 1, Guna Widya, Surabaya. [4]. Sutalaksana, Iftikar Z&Anggawisastra, Ruhana, 2006, Teknik Perancangan Sistem Kerja, Edisi 1,ITB, Bandung. [5]. Wignjosoebroto, Sritomo, 1989,Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja, Guna Widya, Surabaya. [6]. Manuaba, A. 1998. Bunga Rampai Ergonomi Volume 1, Kumpulan Artikel, Universitas Udayana. Denpasar [7]. McAtamney, L. & Corlett, E. N. (1993) RULA : a survey method for the investigation of work- related upper limb disorders, Applied Ergonomics [8]. Sutalaksana, Iftikar Z&Anggawisastra, Ruhana, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, ITB, Bandung. [9]. Sutalaksana, Iftikar. Jurnal Ergonomi tentang Poster K3 Efektif Bila Dirancang Baik. Bandung: Institut Teknologi Bandung. 2000