BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dibahas teori-teori yang digunakan sebagai landasan dan dasar pemikiran yang mendukung analisis dan pemecahan permasalahan dalam penelitian ini. 2.1 Kajian Ergonomi Istilah ergonomi berasal dari dari bahasa Yunani yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum). Ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan (Nurmianto, 1996). Ergonomi merupakan ilmu yang bersifat multi-disipliner yang mana terdiri dari berbagai disiplin ilmu seperti anatomi, biologi, psikologi, fisiologi, dan sosiologi. Ergonomi membahas studi mengenai sistem dimana manusia, fasilitas kerja, serta lingkungan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan utamanya yakni menyesuaikan kondisi kerja dengan manusia. Pada umumnya, setiap pekerjaan yang tidak dilakukan secara ergonomis berdampak pada ketidaknyamanan, biaya produksi yang tinggi, kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang meningkat, serta performansi kerja yang menurun dimana menyebabkan efisiensi dan daya kerja menurun. Oleh sebab itu, ilmu ergonomi perlu diterapkan oleh setiap komponen (pekerja) dalam suatu sistem untuk mencapai produktivitas kerja yang setinggi-tingginya namun dengan tetap menciptakan kenyamanan, kesehatan, dan keselamatan dari komponen itu sendiri. Menurut Suma mur (1989), ergonomi bisa mengurangi beban kerja. Dengan evaluasi secara fisiologi (menilai fisik) atau psikologi (menilai mental), beban kerja dapat diukur dan dapat diberikan anjuran/usulan sistem kerja (jika diperlukan). Keseimbangan antara target kerja dan beban kerja perlu diperhatikan untuk meningkatkan produktivitas kerja. Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi menurut Tarwaka (2011) yaitu: II - 1

2 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. 2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. 3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. Seperti yang dinyatakan Manuaba (2003), manfaat penerapan ergonomi yaitu (1) Pekerjaan bisa cepat selesai, (2) Risiko kecelakaan kerja berkurang, (3) Man-days/hours tidak banyak yang hilang, (4) Risiko penyakit akibat kerja berkurang, (5) Gairah/kepuasan kerja meningkat, (6) Biaya ekstra untuk kecelakaan/penyakit akibat kerja bisa ditekan, (7) Absensi/tidak masuk kerja rendah, (8) Kelelahan berkurang, (9) Rasa sakit berkurang, (10) Produktivitas kerja meningkat. 2.2 Gangguan Musculoskeletal Keluhan musculoskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot rangka yang dirasakan oleh seseorang, mulai dari keluhan yang ringan sampai keluhan yang sangat sakit (Tarwaka, 2011). Keluhan muskuloskeletal merupakan istilah lain dari Musculo Skeletal Disorders (MSDs) atau Repetitive Strain Injuries (RSIs) atau Work-related Upper Extremity Disorders (UEDs) (Melhorn, 1996). Keluhan musculoskeletal dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam yaitu keluhan sementara dan keluhan menetap (Tarwaka, 2011). Keluhan sementara (reversible) yaitu keluhan musculoskeletal yang terjadi saat otot menerima beban statis, artinya rasa sakit segera menghilang jika pembebanan dihentikan. Adapun keluhan menetap (persistent) yaitu terjadi karena otot rangka menerima beban yang sifatnya statis. Sementara itu, keluhan menetap yaitu keluhan musculoskeletal yang bersifat menetap, artinya rasa sakit pada otot rangka masih tetap terasa meskipun beban telah menghilang. Beberapa faktor penyebab terjadinya gangguan musculoskeletal disebutkan dalam buku Tarwaka (2011), antara lain: II - 2

3 1. Peregangan otot yang berlebihan Terkadang beberapa aktivitas kerja membutuhkan pengerahan tenaga yang besar (berlebihan), seperti aktivitas mengangkat, mendorong, menarik, dan menahan beban yang tergolong berat. Peregangan otot dikatakan berlebihan saat pengerahan tenaga yang dikeluarkan melampaui batas optimum kekuatan otot. Apabila hal tersebut sering terjadi maka dapat mengakibatkan keluhan/gangguan otot. 2. Aktivitas yang berulang (repetitive) Beberapa pekerjaan dilakukan secara berulang (repetitive), seperti aktivitas mencangkul, menumbuk, dsb. Keluhan otot terjadi karena saat aktivitas dilakukan berulang maka otot diharuskan selalu bekerja dan tidak memperoleh kesempatan untuk relaksasi (beristirahat), sehingga dapat menyebabkan terjadinya cedera otot. 3. Sikap kerja yang buruk Sikap kerja yang buruk merupakan sikap kerja saat posisi bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi posisi normal. Posisi normal yang dimaksud yaitu titik pusat gravitasi tubuh. Sikap kerja buruk disebut juga sikap kerja tidak normal atau tidak alamiah. Sikap kerja dapat dilakukan dengan jongkok, duduk, berdiri, berjalan, ataupun sikap lainnya yang berkenaan dengan beban seperti mengangkat, membawa, mendorong, dan menarik beban. Sikap kerja yang buruk umumnya terjadi karena fasilitas kerja tidak sesuai dengan karakteristik manusia. Ketidaksesuaian tersebut memaksa pekerja melakukan gerakan kerja di luar sikap alamiah pekerja sehingga menyebabkan terjadinya cedera otot. 2.3 Postur Kerja Postur merupakan posisi bagian-bagian tubuh tertentu saat bekerja, yang mana ditentukan oleh ukuran tubuh, desain area kerja dan task requirements, serta ukuran peralatan lainnya yang digunakan untuk bekerja (Pulat, 1992). Postur kerja adalah pengaturan sikap tubuh manusia saat melakukan pekerjaan. Postur kerja bergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan. Postur kerja yang sering dilakukan antara lain jongkok, duduk, berdiri, serta sikap tubuh lainnya. Dalam melakukan pekerjaan, postur kerja satu orang dengan orang lain berbeda sehingga kekuatan yang dihasilkan juga berbeda. Postur kerja yang benar dapat menciptakan II - 3

4 kenyamanan, sedangkan postur kerja yang salah dapat menyebabkan cedera musculoskeletal. Postur yang salah adalah posisi kerja yang terjadi karena tidak seimbangnya interaksi antara pekerja dan alat kerja atau dimungkinkan adanya alat kerja yang kurang sesuai dengan antropometri pekerja (Budiman, 2015). Sebagai contoh postur kerja yang salah yaitu membungkuk, memutar (twisting), miring (bending), dsb. Postur kerja yang salah sering disebut juga sikap kerja yang tidak normal atau tidak alamiah. Adanya pertimbangan ergonomi terkait postur kerja bisa digunakan untuk mendapatkan usulan postur kerja yang lebih baik dan lebih nyaman bagi pekerja. 2.4 Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) Rapid Entire Body Assessment (REBA) adalah metode penilaian postur kerja yang menilai faktor resiko gangguan tubuh keseluruhan (Hignett and McAtamney, 2000). REBA bisa digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja manusia mulai dari postur leher, punggung, lengan, pergelangan tangan, serta kaki pekerja. Metode ini juga dipengaruhi oleh faktor coupling, beban eksternal yang menimpa tubuh, serta aktivitas yang dilakukan pekerja. Pada metode REBA, tubuh manusia dibagi 2 grup untuk penilaian postur tubuh, yaitu grup A dan grup B. Grup A terdiri dari batang tubuh (trunk), leher (neck), dan kaki (legs). Sementara grup B terdiri dari lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), dan pergelangan tangan (wrist). Masing-masing grup tersebut diberi skala skor postur tubuh dan penyataan tambahan (adjusment). Penilaian postur kerja dimulai dari pengisian skor tiap komponen pada grup A dan grup B sesuai dengan kondisi postur tubuh yang diteliti. Lalu tandai skor sesuai hasil skor pada tahap sebelumnya, dimana tabel A untuk grup A dan tabel B untuk grup B. Untuk grup A ditambahkan skor beban/kekuatan dan untuk grup B ditambahkan skor coupling untuk masing-masing tangan. Adapun skor A adalah skor dari tabel A dijumlahkan dengan skor beban/kekuatan dan skor B adalah skor dari tabel B dijumlahkan dengan skor coupling. Lalu tandai skor C pada tabel C sesuai hasil skor A dan skor B sehingga didapatkan skor REBA dengan jumlah dari skor C dan skor aktivitas. Dengan demikian dapat diketahui tingkatan/level resiko postur kerja. II - 4

5 Grup A 1. Batang Tubuh (Trunk) Gambar 2.1 Postur Tubuh Bagian Batang Tubuh (Trunk) Sumber: Hignett dan McAtamney, 2000 Tabel 2.1 Skor Postur Tubuh Bagian Batang Tubuh (Trunk) Pergerakan Batang Tubuh Skor Adjusment Posisi normal (tegak lurus) 1 0 o -20 o (ke depan maupun belakang) 2 <-20 o atau 20 o -60 o 3 +1 jika batang tubuh berputar/bengkok/bungkuk >60 o 4 2. Leher (Neck) Gambar 2.2 Postur Tubuh Bagian Leher (Neck) Sumber: Hignett dan McAtamney, 2000 Tabel 2.2 Skor Postur Tubuh Bagian Leher (Neck) Pergerakan Leher Skor Adjusment 10 o -20 o 1 +1 jika leher >20 o (ke depan maupun belakang) 2 berputar/bengkok II - 5

6 3. Kaki (Legs) Gambar 2.3 Postur Tubuh Bagian Kaki (Legs) Sumber: Hignett dan McAtamney, 2000 Tabel 2.3 Skor Postur Tubuh Bagian Kaki (Legs) Pergerakan Kaki Skor Adjusment Posisi normal/seimbang (berjalan/duduk) 1 +1 jika lutut antara 30 o -60 o +2 jika lutut >60 o Bertumpu pada satu kaki lurus 2 4. Beban (Load) Tabel 2.4 Skor Beban (Load) Beban Skor Adjusment <5 kg kg 1 +1 jika kekuatan cepat Grup B >10 kg 2 5. Lengan Atas (Upper Arm) Gambar 2.4 Postur Tubuh Bagian Lengan Atas (Upper Arm) Sumber: Hignett dan McAtamney, 2000 II - 6

7 Tabel 2.5 Skor Postur Tubuh Bagian Lengan Atas (Upper Arm) Pergerakan Lengan Atas Skor Adjusment 20 o (ke depan maupun ke belakang) 1 +1 jika bahu naik >20 o (ke belakang) atau 20 o -45 o 2 45 o -90 o 3 >90 o 4 +1 jika lengan berputar/bengkok +1 jika miring, menyangga berat dari lengan 6. Lengan Bawah (Lower Arm) Gambar 2.5 Postur Tubuh Bagian Lengan Bawah (Lower Arm) Sumber: Hignett dan McAtamney, 2000 Tabel 2.6 Skor Postur Tubuh Bagian Lengan Bawah (Lower Arm) Pergerakan Lengan Bawah Skor 60 o -100 o 1 <60 o atau >100 o 2 7. Pergelangan Tangan (Wrist) Gambar 2.6 Postur Tubuh Bagian Pergelangan Tangan (Wrist) Sumber: Hignett dan McAtamney, 2000 II - 7

8 Tabel 2.7 Skor Postur Tubuh Bagian Pergelangan Tangan (Wrist) Pergerakan Pergelangan Tangan Skor Adjusment 0 o -15 o (ke atas maupun ke bawah) 1 +1 jika pergelangan tangan >15 o (ke atas maupun ke bawah) 2 putaran menjauhi sisi tengah Adjusment 8. Coupling (kopling) Tabel 2.8 Skor Kopling Kopling Skor Keterangan Baik 0 Kekuatan pegangan baik Sedang 1 Pegangan bagus tetapi tidak ideal atau kopling cocok dengan bagian tubuh Kurang baik 2 Pegangan tangan tidak sesuai walaupun mungkin Tidak dapat diterima 3 Kaku, pegangan tidak nyaman, tidak ada pegangan atau kopling tidak sesuai dengan bagian tubuh 9. Beban (force/load) Beban diberi skor sebagai berikut: Skor 0 untuk beban <2 kg (pembebanan sesekali) Skor 1 untuk beban 2-10 kg (pembebanan sesekali) Skor 2 untuk beban 2-10 kg (pembebanan statis atau berulang-ulang) Skor 3 untuk beban >10 kg (berulang-ulang atau sentakan cepat) Tabel 2.9 Skor Aktivitas Aktivitas Skor Keterangan Postur statik 1 1 atau lebih bagian tubuh statis/diam, contoh: memegang lebih dari 1 menit II - 8

9 Pengulangan 1 Tindakan berulang-ulang, contoh: mengulangi > 4 kali per menit (tidak termasuk berjalan) Ketidakstabilan 1 Tindakan menyebabkan jarak yang besar dan cepat pada postur (tidak stabil) Tingkatan/level resiko postur kerja dengan metode REBA dan tindakan yang harus dilakukan dapat dilihat pada Tabel Tindakan perbaikan yang mungkin dilakukan adalah merancang ulang sistem kerja berdasarkan prinsip ergonomi. Tabel 2.10 Tingkatan/Level Resiko Postur Kerja dan Tindakannya Skor Level Resiko Level Tindakan Tindakan 1 Dapat diabaikan 0 Tidak diperlukan perbaikan 2-3 Kecil 1 Mungkin diperlukan perbaikan 4-7 Sedang 2 Perlu dilakukan perbaikan 8-10 Tinggi 3 Segera dilakukan perbaikan Sangat tinggi 4 Dilakukan perbaikan sekarang juga 2.5 Antropometri dalam Ergonomi Antropometri adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain alat atau tempat kerja sebagai upaya untuk memperoleh kondisi kerja yang aman, nyaman, sehat, efektif, dan efisien, serta produktivitas kerja yang maksimal (Suma mur, 1995). Antropometri merupakan studi yang mempelajari pengukuran fisik tubuh manusia secara sistematis yaitu mengenai dimensi bentuk dan ukuran tubuh yang dapat digunakan dalam klasifikasi dan perbandingan antropologis (Tarwaka, 2011). Data antropometri diperlukan agar rancangan suatu produk dapat sesuai dengan operatornya. Pada pengolahan data antropometri yang digunakan adalah data antropometri hasil pengukuran dimensi tubuh manusia yang berkaitan atau mengoperasikan rancangan produk. II - 9

10 2.5.1 Antropometri Statis Antropometri statis disebut juga antropometri struktural, yaitu pengukuran dimensi tubuh yang dilakukan saat tubuh dalam kondisi diam atau posisi statis. Antropometri statis meliputi dimensi otot rangka seperti antara pusat sendi (antara siku dan pergelangan tangan) dan dimensi kontur seperti dimensi permukaan tubuh dan kulit. Di bawah ini ditunjukkan standar pengukuran dimensi tubuh beserta nama dimensi antropometri secara umum. Gambar 2.7 Dimensi Antropometri Statis Posisi Berdiri Sumber: Chuan, dkk., 2010 II - 10

11 Gambar 2.8 Dimensi Antropometri Statis Posisi Duduk Sumber: Chuan, dkk., 2010 Gambar 2.9 Dimensi Antropometri Tangan dan Kaki Sumber: Chuan, dkk., 2010 Keterangan nama dimensi antropometri: 1. Tinggi badan (stature) 2. Tinggi mata berdiri (eye height) 3. Tinggi bahu berdiri (shoulder height) II - 11

12 4. Tinggi siku berdiri (elbow height) 5. Tinggi pinggang berdiri (hip height) 6. Tinggi tangan menggenggam (knuckel height) 7. Tinggi ujung jari (fingertip height) 8. Tinggi kepala duduk (sitting height) 9. Tinggi mata duduk (sitting eye height) 10. Tinggi bahu duduk (sitting shoulder height) 11. Tinggi siku duduk (sitting elbow height) 12. Tebal paha (thigh thickness) 13. Panjang buttock-lutut (buttock-knee length) 14. Panjang buttock-popliteal (buttock-popliteal length) 15. Tinggi telapak kaki-lutut (knee height) 16. Tinggi telapak kaki-popliteal (popliteal height) 17. Lebar sisi bahu (shoulder breadth (bideltoid)) 18. Lebar bahu bagian atas (shoulder breadth (biacromial)) 19. Lebar pinggul (hip breadth) 20. Tebal dada (chest (bust) depth) 21. Tebal perut (abdominal depth) 22. Panjang bahu-siku (shoulder-elbow length) 23. Panjang lengan bawah (elbow-fingertip length) 24. Panjang rentang tangan ke depan (upper limb length) 25. Jangkauan depan menggenggam (shoulder-grip length) 26. Panjang kepala (head length) 27. Lebar kepala (head breadth) 28. Panjang tangan (hand length) 29. Lebar tangan sampai metakarpal (hand breadth) 30. Panjang kaki (foot length) 31. Lebar kaki (foot breadth) 32. Panjang depa (span) 33. Panjang rentangan siku (elbow span) 34. Jangkauan ke atas (vertical grip reach) 35. Jangkauan ke samping (vertical grip reach) II - 12

13 36. Jangkauan ke depan (forward grip reach) 37. Berat badan (body weight) Persentil dalam Antropometri Distribusi normal umumnya digunakan pada penetapan data antropometri dalam suatu perancangan tertentu. Distribusi normal dapat diketahui dari nilai ratarata dan simpangan standar dari data yang diperoleh. Adapun persentil adalah nilai yang menunjukkan prosentase tertentu dari sekelompok orang yang memiliki ukuran dimensi antropometri pada atau di bawah nilai tersebut. Sebagai contoh menurut Nurmianto (2008), 95% populasi adalah sama dengan atau lebih rendah dari 95% persentil dan 5% populasi adalah sama dengan atau lebih rendah dari 5% persentil. Berikut ini nilai-nilai persentil yang umum diterapkan dalam perhitungan antropometri menurut Tarwaka (2011), dimana x adalah rerata dan SD adalah standar deviasi dari populasi. Tabel 2.11 Macam Persentil dan Cara Perhitungannya dalam Distribusi Normal Persentil ke- Cara Perhitungan 99 x + 2,325 SD 95 x + 1,645 SD 90 x + 1,28 SD 50 x 10 x 1,28 SD 5 x 1,645 SD 1 x 2,325 SD 2.6 Penelitian Terdahulu Sebelumnya sudah banyak dilakukan penelitian mengenai evaluasi postur kerja dan beban kerja. Beberapa penelitian diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Muhammad Hanafi (2010) Penelitian yang dilakukan berjudul Perancangan Ulang Fasilitas Kerja Alat Pembuat Gerabah dengan Mempertimbangkan Aspek Ergonomi (Studi Kasus: Sentra Industri Gerabah, Bayat, Klaten). Tujuan dari penelitian ini adalah merancang ulang alat pembuat gerabah guna mengurangi beban kerja pekerja gerabah. Tools yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Nordic Body Map (NBM), metode 10 denyut (ten pulse methods), metode Rapid II - 13

14 Upper Limb Assessment (RULA), dan pengukuran antropometri. Kuesioner NBM diberikan kepada 6 pekerja, yang mana diketahui terdapat keluhan pada bagian tubuh leher bagian bawah, punggung, pinggang ke belakang, pantat, siku kiri, siku kanan, paha kiri, dan paha kanan. Penilaian beban kerja digolongkan dalam kategori beban kerja sedang. Sementara penilaian postur kerja menunjukkan perlu dilakukan tindakan perbaikan dalam waktu dekat. Penelitian yang dilakukan menghasilkan desain tambahan pada alat rancangan lama antara lain sandaran punggung dapat diatur maju mundur sehingga pekerja dapat bersandar pada sandaran punggung. Selain itu pada putaran bawah ditambahkan bearing sehingga saat pekerja mengayuh putaran bawah akan terasa lebih ringan, serta tempat duduk juga dapat diatur ketinggiannya. 2. Argadia Teguh Widodo dan Rahmaniyah Dwi Astuti (2015) Penelitian yang dilakukan berjudul Perancangan Alat Bantu untuk Memperbaiki Postur Kerja pada Aktivitas Memelituran dalam Proses Finishing. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang alat bantu yang dapat memperbaiki postur kerja saat melakukan proses finishing pemelituran untuk mengurangi keluhan dan menurunkan level resiko postur kerja. Pengumpulan data yang dilakukan meliputi pengambilan gambar postur kerja, data keluhan pekerja, data kebutuhan pekerja, dan data antropometri pekerja. Tools yang digunakan adalah metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) untuk menilai postur kerja dan Nordic Body Map (NBM) untuk mengidentifikasi adanya keluhan tubuh akibat kerja. Hasil penilaian postur kerja menunjukkan bahwa postur kerja awal sebelum diterapkan rancangan alat bantu merupakan sikap kerja yang kurang ergonomis saat melakukan proses kerja. Berdasarkan penilaian metode REBA ketiga postur kerja yang dinilai pada rangkaian proses kerja finishing pemelituran termasuk dalam level tindakan 3 yaitu perlu segera dilakukan perbaikan. Sementara itu, hasil kuesioner Nordic Body Map menunjukkan adanya keluhan di 13 titik segmen tubuh, sehingga terlihat adanya dampak proses kerja yang tidak ergonomis yang dilakukan. Oleh sebab itu, dirancang suatu fasilitas kerja berupa alat bantu yang dapat memperbaiki postur kerja II - 14

15 aktivitas finishing pemelituran. Dalam perancangan alat bantu dilakukan penentuan dimensi yang sesuai dengan kebutuhan pekerja dan antropometri tubuh pekerja. Rancangan alat bantu yang dihasilkan mampu mengurangi keluhan yang dirasakan pekerja saat melakukan proses kerja serta dapat menurunkan level resiko postur kerja yang awalnya high risk menjadi low risk. II - 15

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD Satria merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang produksi linggis. Usaha ini dikelola secara turun menurun yang didirikan pada tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Egonomi Ergonomi atau ergonomis berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Ergonomi dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, beregrak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki

Lebih terperinci

Metode dan Pengukuran Kerja

Metode dan Pengukuran Kerja Metode dan Pengukuran Kerja Mengadaptasi pekerjaan, stasiun kerja, peralatan dan mesin agar cocok dengan pekerja mengurangi stress fisik pada badan pekerja dan mengurangi resiko cacat kerja yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN 1. KElOMPOK DATA YANG BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Data Aspek Fungsi Rancangan Primer(utama) Sekunder(penunjang Perancangan 1. Buku Tentang Desain

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT. ANALISIS POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESMENT PADA OPERATOR DALAM PEMBUATAN PEMBERSIH AIR LIMBAH DI PT. KAMIADA LESTARI INDONESIA Disusun Oleh: Roni Kurniawan (36411450) Pembimbing:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA I-20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi dan Produktivitas 2.1.1 Ergonomi Ergonomi atau ergonomics (bahasa Inggrisnya) sebenarnya berasal dari kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI Silvi Ariyanti 1 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Mercubuana Email: ariyantisilvi41@gmail.com ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan MODUL 10 REBA 1. Deskripsi Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomic dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mendapatkan gambaran tentang langkah-langkah pendekatan yang dilakukan untuk memcahkan masalah dalam penelitian ini, maka dalam bab ini akan dijelaskan secara terperinci

Lebih terperinci

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ Cita Anugrah Adi Prakosa 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2) Laboratorium

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.1 (2015) 11-16 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA Fahmi Sulaiman 1 * & Yossi Purnama Sari 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Politeknik LP3I Medan Tel: 061-7867311

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini akan dibahas analisis dan interpretasi hasil yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan pengolahan data. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi mengenai analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Arbeitswissenschaft di Jerman, Human Factors Engineering atau Personal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Arbeitswissenschaft di Jerman, Human Factors Engineering atau Personal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi 2.1.1 Defenisi Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Pada berbagai negara digunakan istilah yang berbeda, seperti

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian. Metodologi penelitian ini akan membantu menyelesaikan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cuci jet stream motor Al-Hidayah adalah suatu bidang jasa mencuci motor dengan menggunakan engine spray. Kelebihan dari cuci jet stream motor adalah bisa membersihkan

Lebih terperinci

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA Definisi Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia Antropometri

Lebih terperinci

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol18.no1.19-28 Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja Dian Palupi Restuputri, M. Lukman, Wibisono Teknik Industri, Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Penelitian merupakan serangkaian aktivitas merumuskan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menarik suatu kesimpulan dari suatu permasalahan yang dijadikan objek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisa Metode Analisa metode (Methods Analysis) adalah kegiatan pencatatan secara sistematis dan pemeriksaan dengan seksama mengenai cara yang berlaku atau diusulkan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang secara sistematis memanfaatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang secara sistematis memanfaatkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang secara sistematis memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu

Lebih terperinci

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Analisis Pemindahan Material Secara Manual Pada Pekerja Pengangkut Kayu Dengan Menggunakan Metode

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Analisis Postur Tubuh Dan Pengukuran Skor REBA Sebelum melakukan perancangan perbaikan fasilitas kerja terlebih dahulu menganalisa postur tubuh dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 51-56 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING

Lebih terperinci

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak Analisis Tingkat Risiko Cedera MSDs pada Pekerjaan Manual Material Handling dengan Metode REBA dan RULA pada Pekerjaan Area Produksi Butiran PT. Petrokimia Kayaku Reza Rashad Ardiliansyah 1*, Lukman Handoko

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan hasil dari

Lebih terperinci

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA Samuel Bobby Sanjoto *1), M.Chandra Dewi K 2) dan A. Teguh Siswantoro 3) 1,2,3) Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma

Lebih terperinci

Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire

Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire A. DATA RESPONDEN Nama : Usia : Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Status Pernikahan : Berat Badan Tinggi Badan : kg : cm Tangan dominan : a. Kanan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii AYAT AL-QURAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xv DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan masalah dalam bidang kesehatan kerja pada saat ini. Gangguan ini akan menyebabkan penurunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Pustaka Studi Lapangan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tempat dan kondisi kerja yang kurang nyaman dapat menimbulkan kerugian bahkan kecelakaan pada karyawan. Akibat yang ditimbulkan dari kurangnya kenyamanan dan keamanan kondisi kerja

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan semakin meningkat pula. Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut banyak orang membuka usaha di bidang bahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1.Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh Fitriadi dan Bambang (2015) ini mengangkat judul Perancangan Alat Bantu Penyayatan untuk Peningkatan Kapasitas

Lebih terperinci

Jurnal Dinamis Vol. II, No. 6, Januari 2010 ISSN

Jurnal Dinamis Vol. II, No. 6, Januari 2010 ISSN ANALISIS POSTUR KERJA DALAM SISTEM MANUSIA MESIN UNTUK MENGURANGI FATIGUE AKIBAT KERJA PADA BAGIAN AIR TRAFFIC CONTROL (ATC) DI PT. ANGKASA PURA II POLONIA MEDAN Farida Ariani Staff Pengajar Departemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Batu bata Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan dari kerikil dan batu-batu lainnya. Tanah ini banyak ditemui di sekitar kita. Itulah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Hasil A. Penilaian Postur Kerja Berdasarkan Metode RULA Hasil pengolahan data postur kerja pengawas radiasi pertama di SDPFPI- DPFRZR-BAPETEN dengan metode RULA, dapat dilihat

Lebih terperinci

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X ANALISA KELUHAN DAN USULAN PERANCANGAN TROLI ERGONOMIS SEBAGAI ALAT BANTU ANGKUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA ( Studi Kasus : Pelelangan Ikan Muara Angke ) Renty Anugerah Mahaji Puteri 1*, Yakub 2 12

Lebih terperinci

Penentuan Tingkat Resiko Kerja Dengan Menggunakan Score Reba

Penentuan Tingkat Resiko Kerja Dengan Menggunakan Score Reba Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vo.1 No.1 (01) 5-9 ISSN 30 934X Ergonomi Penentuan Tingkat Resiko Kerja Dengan Menggunakan Score Reba Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA)

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) Muhammad wakhid Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Latar Belakang Masalah Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan adanya aktivitas manual yaitu

Lebih terperinci

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL SECARA MANUAL PEKERJA PENGANGKUT GENTENG UD. SINAR MAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) Dian Herdiana Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

POSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT

POSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT POSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT Model Konsep Interaksi Ergonomi POSTURE??? Postur Kerja & Pergerakan An active process and is the result of a great number

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Desain Pengertian desain menurut Ulrich & Eppinger (2008: 190) berdasarkan keterangan dari Industrial Designers Society of America (IDSA) adalah layanan profesional dalam menciptakan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS Meri Andriani Universitas Samudra, Jl. Meurandeh Prodi Teknik Industri. Email: meri_zulham@yahoo.com Abstrak Postur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan perhatian dari suatu industri. Hal tersebut merupakan input perusahaan yang penting karena tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan juga semakin meningkat. Banyak pembangunan dilakukan di wilayah perkotaan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor pekerja masih sangat mempengaruhi tingkat produktivitas suatu sistem produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja dapat

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kursi roda menjadi alat bantu yang sangat penting bagi penyandang cacat fisik khususnya penyandang cacat bagian kaki dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Akan tetapi, kursi roda yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi 2.1.1. Pengertian Ergonomi Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC BAB V ANALISA HASIL 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, OWAS & QEC Berdasarkan bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan analisis hasil pengolahan data terhadap pengukuran

Lebih terperinci

Analisa Postur Kerja Menggunakan Metode OWAS dan RULA

Analisa Postur Kerja Menggunakan Metode OWAS dan RULA https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol18.no1.43-54 Analisa Postur Kerja Menggunakan Metode OWAS dan RULA Alfin Nur Bintang *, Shanty Kusuma Dewi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA Etika Muslimah 1*, Dwi Ari Wibowo 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masalah utama dalam aktivitas produksi ditinjau dari segi kegiatan / proses produksi adalah bergeraknya material dari satu proses ke proses produksi berikutnya. Untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Jangka Panjang bidang kesehatan terdiri atas upaya pokok di bidang kesehatan yang dituangkan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dalam SKN disebutkan

Lebih terperinci

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan Ery Suhendri¹, Ade Sri Mariawati²,Ani Umiyati³ ¹ ² ³ Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa erysuhendri@yahoo.com¹,adesri77@gmail.com²,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat rentan mengalami gangguan musculoskeletal. Keluhan musculoskeletal adalah keluhan

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali Alfian Destha Joanda *1) dan Bambang Suhardi *2) 1,2) Program Pascasarjana

Lebih terperinci

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa ANALISIS POSTUR KERJA PADA INDUSTRI GERABAH Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI, FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA, Jln.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perbandingan Standar Pada tahun 1992 Departemen Pertahanan Amerika Serikat telah menerbitkan Military Handbook MIL-HDBK 759B yang antara lain berisi tentang standardisasi dimensi

Lebih terperinci

Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ

Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ Tri Yanuar 1, Yayan Harry Yadi 2, Ade Sri Mariawati 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Umur/Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian.

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Keterbatasan Penelitian Penelitian terhadap proses pekerjaan finishing yang terdiri dari pemeriksaan kain, pembungkusan kain, dan pengepakan (mengangkat kain) ini memiliki

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN (Studi Kasus Industri Tenun Pandai Sikek Sumatera Barat) Nilda Tri Putri, Ichwan

Lebih terperinci

Gambar. Postur Batang Tubuh REBA Tabel. Skor Batang Tubuh REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal 1

Gambar. Postur Batang Tubuh REBA Tabel. Skor Batang Tubuh REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal 1 Lampiran 1. Form penilaian metode REBA Grup A: b.batang tubuh (trunk) Gambar. Postur Batang Tubuh REBA Tabel. Skor Batang Tubuh REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal 1 0-20 0 (ke depan dan

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA DAN PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING INDUSTRI KECIL (Studi kasus: Industri Kecil Pembuatan Tahu di Kartasuro) Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi Aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, teknik, manajemen dan desain / perancangan yang berkenaan pula dengan optimasi,

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 1 2017 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN ALAT ANGKUT TABUNG LPG 3 KG YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI UD. X) Ronal Natalianto Purnomo, Julius Mulyono *, Hadi Santosa Jurusan

Lebih terperinci

Perancangan Ulang Fasilitas Kerja Alat Pembuat Gerabah dengan Mempertimbangkan Aspek Ergonomi

Perancangan Ulang Fasilitas Kerja Alat Pembuat Gerabah dengan Mempertimbangkan Aspek Ergonomi Performa (2011) Vol. 10, No.1: 11-18 Perancangan Ulang Fasilitas Kerja Alat Pembuat Gerabah dengan Mempertimbangkan Aspek Ergonomi Muhammad Hanafi, Rahmaniyah Dwi Astuti, dan Irwan Iftadi Laboratorium

Lebih terperinci

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh   Abstrak ANALISA POSTUR KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) PADA PEKERJA BAGIAN MOTHER PLANT DEPARTEMEN NURSERY PT. TOBA PULP LESTARI, TBK PORSEA Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli

Lebih terperinci

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina Industrial Engineering Journal Vol.5 No.2 (2016) 17-22 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina Amri 1*, Syarifuddin, As

Lebih terperinci

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI Jenis Data 1. Dimensi Linier (jarak) Jarak antara dua titik pada tubuh manusia yang mencakup: panjang, tinggi, dan lebar segmen tubuh, seperti panjang jari, tinggi lutut,

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012 USULAN PERBAIKAN TERHADAP AKTIVITAS PENURUNAN PASIR DI DEPO PASIR MAKMUR MENGGUNAKAN PENDEKATAN POSTUR KERJA DAN ASSESSMENT TERHADAP FISIOLOGI KERJA (Studi Kasus: Depo Pasir Makmur, Surakarta). Taufiq

Lebih terperinci

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X Krishna Tri Sanjaya 1 Staf Pengajar, Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban krishnasanjaya@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Ergonomi Kata Ergonomi berasal dari dua kata Latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam. Ergonomi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang

Lebih terperinci

POSTUR KERJA. 1. Video postur kerja operator perakitan 2. Foto hasil screencapture postur kerja

POSTUR KERJA. 1. Video postur kerja operator perakitan 2. Foto hasil screencapture postur kerja A. Deskripsi POSTUR KERJA Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Rapid

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PEMELITURAN DALAM PROSES FINISHING (Studi Kasus: Home Industry Waluyo Jati)

PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PEMELITURAN DALAM PROSES FINISHING (Studi Kasus: Home Industry Waluyo Jati) PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PEMELITURAN DALAM PROSES FINISHING (Studi Kasus: Home Industry Waluyo Jati) Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR Iwan Suryadi 1, Siti Rachmawati 2 1,2 Program Studi D3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Postur kerja adalah sikap tubuh pekerja saat melaksanakan aktivitas kerja. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator yang kurang

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Alternatif yang dipilih untuk perancangan alat pilin tampar pandan menggunakan alternatif 3 dengan biaya pembuatan alat Rp 911.000,00 2. Setelah dianalisis

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI ALMIZAN Program Studi Teknik Industri, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pentingnya Konsep Ergonomi untuk Kenyamanan Kerja Ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni yang berupaya menserasikan antara alat, cara, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomi, karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka efektivitas, efisiensi

Lebih terperinci

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA 60 ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA Friska Pakpahan 1, Wowo S. Kuswana 2, Ridwan A.M. Noor 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT X bergerak di bidang industri manufaktur yang memproduksi karet sebagai hasil utamanya. Operator mengalami keluhan sakit pada leher, punggung, lengan, dan kaki akibat pekerjaan yang dilakukan

Lebih terperinci

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo Performa (2011) Vol. 10, No. 2: 119-130 Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo Maria Puspita Sari, Rahmaniyah Dwi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang. keselamatan dan kesehatan akan aman dari gangguan.

BAB I PENDAHULUAN. industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang. keselamatan dan kesehatan akan aman dari gangguan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT. Guwatirta Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang UTRA. Dalam perusahaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN DODOL DI TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2016 Identitas Umum Responden 1. Nama : 2. Usia (thn) : 3. Jenis Kelamin : L/P

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam menjalankan proses produksi terutama kegiatan yang bersifat manual. Salah satu bentuk peranan manusia

Lebih terperinci

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS Dian Palupi Restuputri *1, Erry Septya Primadi 2, M. Lukman 3 1,2,3 Universitas Muhammadiyah Malang Kontak person:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di era globalisasi ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri di Indonesia. Sehingga industri perlu mengadakan perubahan untuk mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas manual material handling atau penanganan material secara manual masih menjadi sebagian besar aktivitas yang ada di dunia industri seperti aktivitas pengangkatan,

Lebih terperinci

C.6. Perancangan Alat Bantu Kerja Pada Pekerjaan Manual Material Handling...

C.6. Perancangan Alat Bantu Kerja Pada Pekerjaan Manual Material Handling... PERANCANGAN ALAT BANTU KERJA PADA PEKERJAAN MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) UNTUK MEMPERBAIKI SIKAP KERJA DAN BEBAN KERJA BURUH ANGKUT (Studi Kasus di Pasar Gede Surakarta) Taufiq Rochman, Irwan Iftadi,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci