STUDI KOMPARASI PENERAPAN MEDIA ABACUS DAN MEDIA BLOKJES TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMTIKA ANAK TUNANETRA KELAS V SLB-A

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengaruh Penggunaan Media Blokjes

Abstrak. Nurina Rahma

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini tercantum pada undang-undanng Republik Indonesia No.20 pasal 5 ayat 2

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan baik itu anak yang normal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS CARA MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu:

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG SUDUT DWELL DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA SISTEM PENGAPIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penyempurnaan kurikulum, latihan kerja guru, penyediaan sarana, pengadaan alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan membahas deskripsi data, pengolahan data, pengujian

Pengaruh Media Menara Angka Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Kelompok A

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif,

MODIFIKASI MEDIA KOTAK SORTASI UNTUK KEMAMPUAN MENGENAL BANGUN RUANG PADA ANAK TUNANETRA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA TUNANETRA. Oleh: Siti Rachmawati ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kadek Rahayu Puspadewi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN TES TERTULIS

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN PECAHAN ANAK TUNANETRA

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA TUNARUNGU DI SLB B/C

BAB III METODE PENELITIAN. pemecahan suatu masalah yang dihadapi yang dilakukan secara ilmiah, sistematis

Penggunaan Balok Sempoa dalam Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Perkalian pada Siswa

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Atas studi pendahuluan yang dilaksanakan bersamaan Program Latihan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di MI Darun Najah Pati mulai tanggal 10 Maret 2014 s.d.

PENDAHULUAN Pendidikan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PENGARUH MEDIA WAYANG ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK KELOMPOK B

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, dan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian, Quasi Eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Media internet sebagai sumber belajar efektif dalam meningkatkan

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BAGI SISWA TUNANETRA

SKRIPSI. Oleh. Dewi Nindya Sari NIM

BAB III METODE PENELITIAN. Pencocokkan Kartu Indeks (Index Card Match) untuk Meningkatkan

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Bangunan

MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

Oleh Nike Yesika Saragih ABSTRAK

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS BERBANTUAN KARTU DOMINO DENGAN MELIHAT KEMAMPUAN AWAL SISWA

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN MENGUKUR VOLUME BERBASIS ALAT UKUR BRAILLE UNTUK ANAK TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika ialah suatu ilmu yang berkaitan dengan penalaran atau berfikir

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK BERTUKAR PASANGAN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI AINUN NADIFAH NIM.

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Sugiono ( 2009 ) penelitian pengembangan adalah penelitian yang digunakan

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PERTIWI 2 PADANG

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA - VIIIG. Pengambilan sampel dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Mengurang Bilangan Bulat. 2010:10), mengartikan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 yang

adanya perkembangan ilmu pengetahuan Mengingat pentingnya membaca bagi

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

ARTIKEL ILMIAH SKRIPSI. Oleh ENRICO WIRANATA SITOMPUL A1D109240

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan membaca yang diperoleh pada tahap membaca permulaan akan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III MEDOTE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAPAN KOORDINAT PADA MATERI VEKTOR KELAS XI SMK

Gambar 3.1 : Desain penelitian oleh Newman dalam Endang mulyatiningsih (2011:89) Keterangan: R = Random Assigment X 1

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR MELALUI PEMANFAATAN KELOMPOK BELAJAR. Sri Lestari SMK Negeri 2 Karanganyar Jawa Tengah

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 4 SD

Transkripsi:

STUDI KOMPARASI PENERAPAN MEDIA ABACUS DAN MEDIA BLOKJES TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMTIKA ANAK TUNANETRA KELAS V SLB-A Nita Aprilia Sari E-mail: nita_aprilia@yahoo.com Abstrak Matematika sangat penting baik bagi kehidupan praktis sehari-hari maupun untuk kepentingan melanjutkan studi. Meskipun demikian, metode pembelajaran matematika seringkali dirasa kurang efektif, khususnya untuk siswa tunanetra. Penelitian ini adalah penelitian kausal komparatif, dengan desain penelitian Purposive Control Group Only Design. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan perbandingan prestasi belajar matematika dengan media Abacus dan media Blokjes pada anak tunanetra kelas V di SLB-A YPAB Surabaya. Data dikumpulkan dengan metode tes dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai post tes soal matematika dengan menggunakan blokjes menunjukkan rata-rata paling rendah yaitu 40 dan rata-rata paling tinggi 60. Hal tersebut dikarenakan anak masih menggunakan cara penjumlahan susun ke bawah, cara ini kurang praktis dan membuat anak ceroboh dalam melakukan perhitungan, sedangkan nilai post tes soal matematika dengan menggunakan abacus menunjukkan rata-rata paling rendah yaitu 66,7 dan rata-rata paling tinggi 86,7. Berdasarkan hasil analisis menggunakan U Test ( Man Withney Test), diperoleh hasil ZH adalah,-1,97 dengan nilai kritis α 5% (pengujian dilakukan 2 sisi). Artinya Ho ditolak dan Ha diterima karena ZH < -1,96, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika anak tunanetra kelas V di SLB-A YPAB Surabaya antara menggunakan media abacus dan media blokjes. Kata kunci: Media Abacus dan Media Blokjes, Matematika, Anak Tunanetra 110

Pendahuluan Vol. II, No. 2, September 2014 111 Matematika sangat penting baik bagi kehidupan praktis sehari-hari maupun untuk kepentingan melanjutkan studi. Meskipun demikian, proses pembelajaran matematika seringkali dirasa kurang efektif, khususnya untuk siswa tunanetra. Menghadapi tunanetra berbeda dengan anak awas. Perbedaan ini terjadi karena tunanetra kehilangan penglihatannya, maka dalam memberikan konsep pengertian yang abstrak haruslah sangat diperhitungkan. Widdjajantin (1996) menyatakan bahwa: untuk mempelajari sesuatu sehingga dimengerti selain menggunakan intelegensi juga meggunakan penglihatan, tanpa keduanya dalam kondisi baik, maka seseorang akan mengalami kesukaran dalam mempelajari metematika. Gagne dan Briggs (dalam Azwandi, 2007) menjelaskan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran. Bagi tunanetra tersedia beberapa alat bantu berhitung seperti Abacus dan Blokjes. Menurut Herman (2002), hasil berhitung menggunakan Abacus selanjutnya dapat dipindahkan dalam bayangan otak manusia, sehingga dapat berhitung lebih cepat dan membantu mengoptimalkan secara sinergis perkembangan otak kiri dan fungsi otak kanan manusia. Nafir (2000) menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika anak tunanetra di Bojonegoro setelah menggunakan media berhitung Blokjes. Media Blokjes dipergunakan untuk mengerjakan hitunganhitungan yang sederhana yang belum terlalu kompleks. Metode ini tidak mempunyai aturan pemakaian secara khusus dan rumit. Oleh karena itu blokjes dipakai oleh anak kelas 1-4. Media blokjes digunakan di SLB-A YPAB Surabaya untuk pembelajaran matematika kelas I sampai dengan kelas VI, sedangkan media Abacus tidak dipergunakan untuk proses pembelajaran matematika di SLB-A YPAB Surabaya, padahal media abacus memiliki potensi yang sama baiknya dengan media Blokjes untuk meningkatkan prestasi belajar matematika anak tunanetra. Pada studi awal yang dilakukan peneliti di lapangan menunjukkan respon anak terhadap media Abacus sangat baik hanya dengan 2 kali intruksi cara pengoperasian abacus dalam pengerjaan penjumlahan sampai 2 angka anak sudah bisa mempraktekannya dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu tentang kelebihan dan kekurangan media abacus dan media blokjes, maka peneliti bermaksud mengkaji lebih mendalam tentang perbandingan penerapan media abacus dan media Blokjes terhadap prestasi belajar matematika anak tunanetra kelas V di SLB-A YPAB Surabaya.

112 Studi Komparasi Penerapan Media ABACUS dan Media BLOKJES Media Abacus Media Abacus adalah alat bantu khusus matematika yang memiliki bagianbagian sebagai berikut: bingkai, sekat, lajur yang berjumlah 13 lajur dan manik-manik dimana tiap lajur berisikan 5 manik-manik, 4 manik-manik untuk bagian bawah dan 1 manik-manik untuk bagian atas, di bawah lajur dipasang alas yang terbuat dari kain karpet atau kain sejenisnya yang bertujuan agar manik-manik tidak mudah bergeser apabila dipakai mengerjakan hitungan. Panjang media abacus ±20 cm dan lebar ±10 cm. Gambar 1. Media Abacus Menurut Supriono dan Suprianto (dalam Kalis, 2001) Abacus berfungsi untuk: 1). mengenal nilai tempat, 2). mengerjakan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan cacah dan bilangan desimal, 3). konversi ukuran panjang pada sistem metris, 4). Penerangan dalam jual beli dan secara tepat menentukan uang kembali. Pengguna media abacus yang telah terbiasa dapat menerapkan metode hitung Abacus tanpa media secara fisik, namun cukup dengan membayangkan. Media Blokjes Media Blokjes adalah alat bantu khusus matematika untuk anak tunanetra berupa papan hitung yang terbuat dari kayu atau ebonit, yang terbagi atas petakpetak berbentuk bujur sangkar, ke dalam petak dapat dimasukkan kubus yang mirip dadu, angka atau tanda hitungan dinyatakan oleh bidang atas kubus yang diletakkan dalam petak. Panjang media Blokjes ± 30 cm dan lebarnya ± 20 cm.

Vol. II, No. 2, September 2014 113 Gambar 2. Blokjes Gambar 3. Kubus dan tanda-tanda hitungan Gambar 4. Tanda operasi hitung Metode Penelitian Subjek Subyek penelitian yang akan diteliti adalah anak tunanetra kelas V di SLB-A YPAB SURABAYA yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) intelegensi norm al, (2) memiliki prestasi belajar matematika yang relatif sama (dilihat dari nilai rapot semester I tahun ajaran 2008), (3) tingkat ketajaman penglihatan 6/20 m -6/60 m (low vision), (4) saat ini duduk di kelas V SLB-A YPAB Surabaya.

114 Studi Komparasi Penerapan Media ABACUS dan Media BLOKJES Desain Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Control Group Only Design, dengan skema kerja sebagai berikut: Treatment X (Media Eksperimen/Abacus) Post test T2 Y (Media Kontrol/Blokjes) T2 Gambar 5. Bagan Desain Penelitian Purposive Control Group Only Design Perlakuan diberikan dalam enam kali pertemuan, dengan rincian sebagai berikut: Tahap I II III IV V VI Tabel I. Rincian Tahap Perlakuan Aktivitas Pemberian soal matematika dengan kriteria (mudah) pada siswa yang dikerjakan dengan media blokjes Pemberian soal matematika dengan kriteria (seda ng) pada siswa.yang dikerjakan dengan media blokjes Pemberian soal matematika dengan kriteria (sukar) pada siswa.yang dikerjakan dengan media blokjes Pemberian materi I dan soal matematika dengan kriteria (mudah) pada siswa.yang dikerjakan dengan media abacus Pemberian materi II dan soal matematika dengan kriteria (sedang) pada siswa.yang dikerjakan dengan media abacus Pemberian materi III dan soal matematika dengan kriteria (sukar) pada siswa.yang dikerjakan dengan media abacus Penggalian dan analisis data Penggalian data dilakukan dengan metode tes verbal yang berbentuk essay (terlampir) yang terdiri 3 macam model evaluasi (item) yaitu soal mudah, sedang dan sukar. Kategorisasi tingkat kesukaran soal disusun sebagai berikut: 1. Item soal mudah (N1) sebanyak 5 soal, masing-masing soal jika benar mendapat nilai 20 dan jika salah mendapat nilai 0, maka benar semua mendapat nilai 100. 2. Item soal sedang (N2) sebanyak 5 soal, masing-masing soal jika benar mendapat nilai 20 dan jika salah mendapat nilai 0, maka benar semua mendapat nilai 100.

Vol. II, No. 2, September 2014 115 3. Item soal sukar (N3) sebanyak 5 soal, masing-masing soal jika benar mendapat nilai 20 dan jika salah mendapat nilai 0, maka benar semua mendapat nilai 100. Analisis data dilakukan dengan teknik statistik non parametik dengan menggunakan analisis U -test (Man-Withney Test). Peneliti menggunakan U -test karena di sini terdapat sampel yang berbeda, menggunakan sampel kecil dan membandingkan dua media yang independen. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penilaian kemampuan matematika para subjek dengan media Blokjes dan Abacus dirangkum sebagai berikut: No. Nama Siswa Tabel 2. Hasil Post Tes Soal Matematika dengan Menggunakan Media Blokjes/Media Kontrol Nilai Post Tes N1 N2 N3 Jumlah Nilai Akhir NA 1. NN 80 40 0 120 40 2. SI 40 60 60 140 53,3 3. VN 40 80 60 180 60 Jumlah 153,3 No. Nama Siswa Tabel 3. Hasil Post Tes Soal Matematika dengan Menggunakan Media Abacus/Media Eksperimen Nilai Post Tes N1 N2 N3 Jumlah Nilai Akhir NA 1. NN 80 60 60 200 66,7 2. SI 100 80 60 240 80 3. VN 100 80 80 260 86,7 Jumlah 233,4 Tabel 4. Rekapitulasi Post Tes Matematika dengan Menggunakan Media Abacus/Media Eksperimen dan Media Blokjes/Media Kontrol Nilai post tes No. Nama siswa Media Eksperimen Media Kontrol 1. NN 66,7 40 2. SI 80 53,3 3. VN 86,7 60 Jumlah 233,4 153,3

116 Studi Komparasi Penerapan Media ABACUS dan Media BLOKJES Hasil penghitungan dengan uji jenjang Mann-Withney Test menghasilkan nilai Z = -1.9. Dengan nilai kritis untuk α = 5% dan kriteria pengambilan keputusannya: Ho ditolak apabila Z > + 1,96 atau Z < -1,96 Ho diterima apabila -1,96 Z +1,96 dapat dinyatakan bahwa Ho yang berbunyi tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa tunanetra kelas V yang menggunakan media Abacus dengan media Blokjes di SLB-A YPAB SURABAYA ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika anak tunanetra kelas V di SLB-A YPAB SURABAYA antara menggunakan media Abacus dan media Blokjes. Berdasarkan uji coba dalam penelitian dapat dikatakan bahwa media abacus lebih efektif dari pada media Blokjes untuk pembelajaran matematika anak tunanetra kelas V SD. Pembahasan Setelah dilakukan pembelajaran matematika dengan menggunkan media Abacus tampak ada perubahan yang lebih baik dari pada dengan menggunakan media Blokjes pada hasil post tes. Hasil post tes soal matematika dengan menggunakan Blokjes menunjukkan rata-rata paling rendah yaitu 40 dan rata-rata paling tinggi 60. Hal tersebut dikarenakan anak masih menggunakan cara penjumlahan susun ke bawah, cara ini kurang praktis dan membuat anak ceroboh dalam melakukan perhitungan. Hasil post tes soal matematika dengan menggunakan abacus menunjukkan rata-rata paling rendah yaitu 66,7 dan rata-rata paling tinggi 86,7. Selain itu pada saat mengerjakan soal dengan Blokjes banyak anak yang masih bingung dengan cara pengoperasiannya khususnya pada soal dengan kriteria sedang (penjumlahan sampai 6 angka dengan 1,2,3 kali teknik menyimpan) dan soal kriteria sukar (penjumlahan sampai 6 nagka dengan 4 kali teknik menyimpan) hal ini ditandai dengan salah meletakkan bilangan penjumlah dan anak masih memerlukan bantuan dari guru dalam pengoperasiannya. Sedangkan pada saat mengerjakan soal dengan menggunakan media Abacus yaitu pada penjumlahan tanpa menyimpan tidak ada kesulitan bagi anak dalam melakukan penjumlahan, posisi tangan dan nilai tempat dilakukan dengan baik dan sangat mudah bagi anak. Kendala baru dijumpai ketika melakukan penjumlahan dengan teknik menyimpan 1,2,3 kali dan 4 kali teknik menyimpan, anak sering salah dalam perpindahan manik-manik ketika menggeser ke kanan beberapa manic-manik ikut tergeser dikarenakan anak kurang hati-hati, di samping itu berhitung dengan menggunakan Abacus akan membentuk mental aritmatika anak. Sejalan dengan pendapat Hadi (2005) menyatakan bahwa anak tunanetra mengalami kesulitan dalam pengerjaan soal aritmatika yang kompleks dikarenakan tunanetra kesulitan mengintegrasikan semua jenis fakta yang sudah dipelajari, namun kemampuan aritmatika anak tunanetra dapat menyamai anak normal apabila

Vol. II, No. 2, September 2014 117 pembelajarannya menggunakan pendekatan-pendekatan khusus seperti menggunakan media yang tepat. Davidson (dalam Tarsidi,2007) menyatakan bahwa fakta di lapangan sebagian anak tunanetra di kelas awal (1-3) yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika banyak disebabkan karena guru menggunakan alat bantu hitung seperti blokjes. Ternyata penggunaan blokjes tidak efektif sebab menyebabkan pemborosan waktu dan tenaga karena anak harus meraba dan meletakkan tanda operasi hitung dan angka satu per satu. Selain itu anak sering mengalami kesalahan dalam memahami nilai tempat jika perhitungan sudah mencapai 4 digit (ratus an dan ribuan). Menurut Darling (dalam Agustyawati,2007) aktivitas belajar bagi anak tunanetra dapat diciptakan sama dengan anak normal yang tidak mengalami hambatan penglihatan. Ia mengatakan bahwa alat bantu matematika sangat penting digunakan dalam mengembangkan konsep-konsep yang benar bagi tunanetra. Selain itu penggunaan alat bantu seperti abacus bagi anak tunanetra diperlukan untuk efektifitas melakukan perhitungan karena mengurangi pemborosan waktu dan tenaga, dan pada akhirnya akan membentuk mental aritmatika anak tunanetra. Dengan kemampuan mental aritmatika yang baik akan mempermudah anak tunanetra menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan kalkulasi. Menurut Azwandi (2007) menyatakan bahwa ada interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar anak dalam menentukan hasil belajar anak. Artinya, bahwa anak akan mendapat keuntungan yang signifikan apabila belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristiknya. Lebih lanjut dikatakan Maolani (2009) mengemukakan bahwa media pendidikan memiliki beberapa manfaat sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran lebih menarik, 2. Proses pembelajaran lebih efektif, 3. Efisiensi dalam waktu dan tenaga, 3. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, 4. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif, 5. Informasi pelajaran yang disajikan dengan media yang tepat akan memberikan kesan yang mendalam dan lebih lama tersimpan pada diri anak. Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan U test ( Man Whitney test) diperoleh hasil ZH adalah,-1,97, dan nilai kritis α 5% (pengujian dilakukan 2 sisi) dengan nilai kritis ± 1,96, maka ZH < -1,96. Sehingga hipotesis nihil ( Ho) yang menyatakan tidak ada perbedaan prestasi belajar matematika pada siswa tunanetra kelas V antara yang menggunakan media abacus dengan media blokjes ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika anak tunanetra kelas V di SLB-A YPAB Surabaya yang menggunakan media Abacus dan media Blokjes. Penggunaan media abacus terbukti lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan matematika pada para subyek dibandingkan penggunaan media Blokjes.

118 Studi Komparasi Penerapan Media ABACUS dan Media BLOKJES Daftar Pustaka Agustiyawati. 2007. Penerapan konsep Abacus Pada Alat Hitung Kecekan. Jurnal Pendidikan,(Online), Vol. 2 No.3, ( http://agustiyawati.blogspot.com, diakses 27 Desember 2007). Azwandi, Y. 2007. Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Hadi, P. 2005. Kemandirian Tunanetra. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Herman, M. 2002. Berhitung Menggunakan Abacus. Jurnal Pendidikan, (Online), Vol. 1, No. 2, (http//www.ah gemas.com /2006/02/berhitung -cepat, diakses 24 Oktober 2008) Kalis, T. 2001. Pengaruh Penggunan Media Abacus terhadap perstasi Belajar Matematika Anak TunaRungu di SLB Bojonegoro. Skripsi tidak di terbitkan : PLB FIP Unesa. Maolani, I. 2009. Media Pembelajaran ICT (Ikhlas, Cerdas, Tangkas. Jurnal Pendidikan, (Online),Vol 2 No. 3, (http://i-maolani.blogspot.com, diakses 4 maret 2009) Nafir. 2000. Pengaruh Penggunaan Blokjes terhadap Prestasi Belajar Matematika Anak Tunanetra Kelas D6 di SDLB Negeri Juwet Kenongo Porong Sidoarjo. Skripsi tidak di terbitkan : PLB FIP Unesa. Tarsidi, D. 2007. Dampak Ketunanetraan terhadap Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan,(Online), Vol. 3 No.2, ( http://d-tarsidi.blogspot.com, diakses 17 Maret 2009) Widdjajantin, A. 1996. Ortopedagogik Tunanetra I. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.