BAB III PENGUKURAN DAN PENGOLAHAN DATA. Penelitian dilakukan menggunakan gravimeter seri LaCoste & Romberg No.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian survei metode gayaberat secara garis besar penyelidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Gayaberat merupakan salah satu metode dalam geofisika. Nilai Gayaberat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berupa data gayaberat. Adapun metode penelitian tersebut meliputi prosesing/

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah data gayaberat daerah

BAB 2 LANDASAN TEORITIS PERMASALAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

KOREKSI-KOREKSI KONVERSI HARGA BACAAN KOREKSI PASANG SURUT KOREKSI DRIFT

commit to user 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. METODOLOGI PENELITIAN

III. TEORI DASAR. Dasar dari metode gayaberat adalah hukum Newton tentang gayaberat dan teori

BAB III. TEORI DASAR. benda adalah sebanding dengan massa kedua benda tersebut dan berbanding

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN

2 1 2 D. Berdasarkan penelitian di daerah

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Metode Gayaberat

2014 INTERPRETASI STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DAERAH LEUWIDAMAR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRAL DATA GAYABERAT

BAB III TEORI DASAR (3.1-1) dimana F : Gaya antara dua partikel bermassa m 1 dan m 2. r : jarak antara dua partikel

MAKALAH GRAVITASI DAN GEOMAGNET INTERPRETASI ANOMALI MEDAN GRAVITASI OLEH PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga

BAB II TEORI DASAR METODE GRAVITASI

III. TEORI DASAR. kedua benda tersebut. Hukum gravitasi Newton (Gambar 6): Gambar 6. Gaya tarik menarik merarik antara dua benda m 1 dan m 2.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TEORI DASAR. Gambar 2.1. Sketsa gaya tarik dua benda berjarak R.

TEORI DASAR. variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di bawah. eksplorasi mineral dan lainnya (Kearey dkk., 2002).

PEMETAAN ANOMALI BOUGUER LENGKAP DAN TOPOGRAFI SERTA PENENTUAN DENSITAS BOUGUER BATUAN DAERAH PANAS BUMI PAMANCALAN

Gambar 4.1. Peta penyebaran pengukuran gaya berat daerah panas bumi tambu

V. INTERPRETASI DAN ANALISIS

BAB II METODE PENELITIAN

PEMODELAN DINAMIKA MASSA RESERVOIR PANAS BUMI MENGGUNAKAN METODE 4D MICROGRAVITY

III. TEORI DASAR. variasi medan gravitasi di permukaan bumi. Metode gayaberat dilandasi oleh

Yesika Wahyu Indrianti 1, Adi Susilo 1, Hikhmadhan Gultaf 2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gaya berat adalah salah satu metode dalam geofisika. Metode gayaberat

Unnes Physics Journal

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pengukuran geofisika adalah usaha untuk mendapatkan kuantitas parameterparameter

Geodesi Fisis. Minggu II,III : Review Medan Gayaberat Bumi Metode Pengukuran Gayaberat. Isna Uswatun Khasanah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Dengan Menggunakan Metode Gravity Di Desa Sumbermanjingwetan dan Desa Druju Malang Selatan

BAB 2 TEORI DASAR 2.1 Metode Geologi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dengan batas koordinat UTM X dari m sampai m, sedangkan

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Potensial Mineral dengan Menggunakan Metode Gravitasi di Lapangan A, Pongkor, Jawa Barat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghasilkan variasi medan magnet bumi yang berhubungan dengan

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. 23 Juli 2012 Lutfia P.I.A

PEMODELAN ANOMALI GRAVITASI MENGGUNAKAN METODE INVERSI 2D (DUA DIMENSI) PADA AREA PROSPEK PANAS BUMI LAPANGAN A

Secara umum teknik pengukuran magnetik ini pada setiap stasiun dapat dijelaskan sebagai berikut :

ANALISIS KETELITIAN PENGUKURAN GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE GRID TERATUR DAN GRID ACAK

MODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT

PENGUKURAN GAYA BERAT DI G. BATUR PEBRUARI - MARET 2009

EKSPLORASI GAYA BERAT, oleh Muh Sarkowi Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta Telp: ; Fax:

BAB III METODE PENELITIAN

2014 PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON

METODOLOGI PENELITIAN. : Pertamina Upstream Technology Center. : Jl. Medan Merdeka Timur No. 6 Jakarta Pusat. Tanggal : 3 November 24 Desember 2014

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

Gambar 3.1. Daerah Penelitian (Sumber : Google Earth)

Pendugaan Struktur Patahan Dengan Metode Gayaberat

Gravitymeter, alat ukur percepatan gravitasi (g).

BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA ANOMALI BOUGUER

BAB I PENDAHULUAN. Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GAYABERAT DI DAERAH KOTO TANGAH, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT

PEMETAAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANAS BUMI MG DENGAN METODE GRAVITASI. Magfirah Ismayanti, Muhammad Hamzah, Lantu

BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... INTISARI... ABSTRACT... KATA PENGANTAR...

ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 63 INVERSI DATA GAYA BERAT 3D BERBASIS ALGORITMA FAST FORIER TRANSFORM DI DAERAH BANTEN INDONESIA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH KOMPTENSI APLIKASI METODE GAYABERAT MIKRO ANTAR WAKTU UNTUK PEMANTAUAN INTRUSI AIR LAUT DI KAWASAN SEMARANG UTARA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. lempeng besar (Eurasia, Hindia-Australia, dan Pasifik) menjadikannya memiliki

Teori Dasar GAYA MAGNETIK. Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1. dan m 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN MODEL GEOID LOKAL DELTA MAHAKAM BESERTA ANALISIS

Pemisahan Anomali Regional-Residual pada Metode Gravitasi Menggunakan Metode Moving Average, Polynomial dan Inversion

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. amat Olahan Data Gayaberat Terlampir, lih. Lampiran III) dengan ketinggian

Unnes Physics Journal

PENYELIDIKAN GAYA BERAT UNTUK PEMETAAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DI DAERAH KARANGANYAR BAGIAN BARAT FATHONI SUKMA HIDAYAT M

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik

BAB I PENDAHULUAN. Tuban adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Penduduknya

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

INVERSI DATA GAYA BERAT 3D BERBASIS ALGORITMA FAST FORIER TRANSFORM DI DAERAH BANTEN INDONESIA

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN KOTA MAKASSAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAYABERAT (GRAVITY)

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

ANALISIS REDUKSI TOPOGRAFI DATA GAYABERAT DENGAN PENDEKATAN METODE LA FEHR DAN WHITMAN PADA PENENTUAN ANOMALI BOUGUER

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN KEBERADAAN HIDROKARBON BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT PADA DAERAH CEKUNGAN KALIMANTAN TENGAH

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN KEBERADAAN HIDROKARBON BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT PADA DAERAH CEKUNGAN KALIMANTAN TENGAH

Jaring kontrol gayaberat

Pemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta. Dian Novita Sari, M.Sc. Abstrak

Reduksi Dan Interpretasi Data Gravitasi. Susilawati. Jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 66 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran... 69

ANALISIS PENURUNAN MUKA AIR TANAH DI SEKARAN DAN SEKITARNYA BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT MIKRO ANTAR WAKTU PERIODE 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

TESIS PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH YAPEN DAN MAMBERAMO, PAPUA BERDASARKAN ANOMALI GRAVITASI

Gambar 4.2. Lokasi titik pengukuran gayaberat.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan persamaan (2-27) tersebut, pada kajian laporan akhir ini. dilakukan kontinuasi ke atas dengan beberapa ketinggian (level surface) terhadap

GEOMETRI BATUAN DASAR (BASEMENT) DAERAH SERANG BANTEN BERDASARKAN DATA GAYABERAT BASEMENT GEOMETRY OF SERANG BANTEN BASED ON GRAVITY DATA

Transkripsi:

BAB III PENGUKURAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Pengukuran Gayaberat Penelitian dilakukan menggunakan gravimeter seri LaCoste & Romberg No. G-804. Nomor yang digunakan menunjukkan nomor produksi alat yang membedakan karakter instrumen yang digunakan. Sehingga tabel konversi tiaptiap gravimeter memiliki karakter tersendiri. Prinsip gravimeter pada dasarnya merupakan suatu neraca pegas yang mempunyai massa yang terkena gayaberat. Perubahan berat yang disebabkan oleh gayaberat akan menyebabkan panjang pegas berubah (gambar 3.1) s m mg m m(g+ g) s Gambar 3.1 Prinsip gravimeter stabil Berdasarkan hukum Hooke yang menyatakan bahwa perubahan panjang pegas adalah sebanding dengan perubahan panjang gaya maka: F = m g = k s (3.1) 26

27 dan m s = g (3.2) k Dengan m = massa beban (kg) k = konstanta elastisitas pegas (N/m) s = perubahan panjang pegas (m) g = perubahan gayaberat (m/s 2 ) Dalam klasifikasinya gravimeter LaCoste & Romberg ini termasuk ke dalam tipe zero length spring. Gravimeter tersebut mempunyai skala pembacaan dari 0-7000 mgal, dengan ketelitian 0,01 mgal dan koreksi apung rata-rata kurang dari 1 mgal setiap bulannya. Dalam penggunaannya, gravimeter ini memerlukan suhu yang tetap, karena itu alat ini dilengkapi dengan termostat untuk menjaga supaya suhunya tetap. Prinsip kerja gravimeter terdiri dari suatu beban pada ujung batang, yang ditahan oleh zero length spring yang berfungsi sebagai pegas utama. Besarnya perubahan gayatarik bumi akan menyebabkan perubahan kedudukan beban dan pengamatan dilakukan dengan pengaturan kembali beban tersebut pada kedudukan semula. Perubahan kedudukan pada ujung batang disamping karena adanya variasi gayatarik bumi juga disebabkan karena adanya goncangangoncangan. Untuk menghilangkan efek goncangan, maka ujung batang yang lain dipasang shock eliminating spring.

28 Gambar 3.2 Prinsip kerja gravimeter LaCoste & Romberg No.G-804 3.2 Data Yang Dipergunakan Pada pengambilan data gayaberat di lapangan, data yang diperoleh merupakan besaran variasi nilai gravitasi untuk masing-masing titik ukur. Variasi nilai-nilai tersebut diolah sehingga menghasilkan data anomali nilai gayaberat. Data di lapangan juga meliputi pencatatan data stasiun, waktu pengukuran, posisi lintang, posisi bujur, serta ketinggian terhadap permukaan laut, dan pencatatan kondisi topografis. Selain data di lapangan, data lain juga diperlukan untuk mendukung dan digunakan dalam pengolahan data lapangan, data tersebut adalah data dan peta geologi daerah Yogyakarta dan Surakarta-Giritontro. Data geologi merupakan data yang memaparkan morfologi daerah pengukuran serta karakteristik geofisiknya.

29 3.3 Pengolahan Data Gayaberat Pengukuran gayaberat dilapangan secara umumnya merupakan pengambilan data mentah yang harus diolah untuk memperoleh gambaran anomali yang dicari, yaitu anomali Bouguer. Anomali Bouguer yaitu harga pengamatan gayaberat yang telah dikoreksi oleh koreksi-koreksi yang akan diuraikan selanjutnya. Pengolahan ini diawali dengan konversi bacaan alat gravimeter ke satuan miligal hingga diperoleh peta anomali Bouguer. Harga percepatan gayaberat rata-rata pada permukaan bumi dalam satuan SI adalah 9,8 m/s 2. Satuan yang lebih kecil dinyatakan dalam micrometer/s 2 atau g.u (gravity unit). Dalam satuan cgs, harga gayaberat dinyatakan dalam cm/s 2 atau Gal. Yang biasanya digunakan dalam pengukuran yaitu miligal (mgal) dimana 1 mgal = 10-3 gal = 10-3 cm/s 2 setara dengan 10 g.u. Beberapa koreksi yang dilakukan dalam pengolahan data gayaberat adalah sebagai berikut: 3.3.1 Konversi bacaan Gravimeter ke dalam Miligal Contoh perhitungan: Data stasiun G-1 diketahui pembacaan (reading) = 1787.06 mgal Dari tabel milligal value untuk La Coste & Romberg dengan No. G-804 (Lampiran B, halaman 68) diperoleh nilai: Counter reading = 1700 mgal Value in mgal = 1730.44 Faktor interval = 1.0179

30 Maka persamaan konversi yang digunakan adalah: Konversi = [{(reading counter reading) x faktor interval} + value in mgal] (3.3) = [{(1787.06 1700) x 1.0179} + 1730.44 = 1819.058374 mgal 3.3.2 Koreksi Pasang Surut Data koreksi pasang surut bumi merupakan data hasil perhitungan teoritik yang dapat diperoleh dari BAKOSURTANAL, BMG, Puslitbang Geologi dan Teknik Geodesi ITB. Pada penelitian ini, koreksi pasang surut telah dilakukan oleh LIPI. Contoh: data stasiun G-1 Diketahui : 8 0 017055 LS, 110 0 416889 BT, ketinggian 311,19 m, tanggal pengukuran 9 Juni 2006, waktu pengukuran 14:22 WIB maka diperoleh nilai pasang surut dari tabel adalah sebesar -0.045 mgal 3.3.3 Koreksi Apung Diketahui : Contoh: data Base station Konversi reading di BS (BS 1 ) = 1824.046084 mgal Waktu awal di BS (t 1 ) = 8.5 Konversi reading di BS (BS 2 ) = 1823.046484 mgal Waktu akhir di BS (t 2 ) = 2.5

31 Pasut awal di BS (Pasut 1 ) Pasut akhir di BS (Pasut 2 ) = 0.0827 mgal = 0.1523 mgal Waktu pembacaan di stasiun (t x ) = 10.75 Koreksi apung untuk titik-titik pengamatan dilakukan berdasarkan anggapan bahwa perubahan koreksi drift linier terhadap waktu sehingga dirumuskan sebagai interpolasi terhadap persamaan garis lurus Maka koreksi apungnya adalah (BS2 + Pasut 2 ) (BS1 + Pasut1) Koreksi apung = (t x t1) (t t ) 2 1 (3.4) (1823.995189 + 0.1532) (1823.046484 + (0.0827)) = (10.75 8.5) (2.5 8.5) = 0.0000 mgal 3.3.4 Different in Reading (g diff ) Pada penelitian ini, koreksi g diff dilakukan termasuk di dalamnya untuk menghitung medan gaya terkoreksi. Different in reading = (medan gaya berat terkoreksi di stasiun) (medan gaya berat terkoreksi di base station) (3.5) = Koreksi reading Koreksi reading di BS (3.6) = (Konversi reading di stasiun + Pasut di stasiun Drift di stasiun) (Konversi reading di BS + Pasut di BS Drift di BS) (3.7) Contoh: data stasiun G-1 Diketahui : Konversi reading di stasiun = 1819.058374 mgal

32 Pasut di stasiun = 0.0450 mgal Drift di stasiun = 0.008 mgal Konversi reading di BS = 1823.995189 mgal Pasut di BS = 0.1523 mgal Drift di BS = 0.019 mgal Maka g diff = (1819.058374 mgal 0.0450 mgal 0.008 mgal) (1823.995189 mgal + 0.1523 mgal 0.019 mgal) = 5.123 mgal 3.3.5 Medan Gayaberat Observasi (g Obs ) g obs = g n + g diff Dalam penelitian ini g n ditetapkan sebesar 978205.1358085 mgal yaitu data g di BMG. Contoh: data stasiun G-1 Diketahui g n = 978205.1358085 mgal g diff = - 5.123 mgal Maka g obs = g n + g diff (3.8) = 978205.1358085 mgal 5.123 mgal = 978200.013 mgal 3.3.6 Medan Gayaberat Teoritis (Lintang/Normal, g theo ) 2 4 ( + 0. 005278895 sin φ 0. sin φ) g theo = 978031. 846 1 000023462 Contoh: data stasiun G-1 (3.9) (Telford et al.,1990:10)

33 Dalam formulasi Microsoft Excel g theo dapat dihitung sebagai berikut: g theo = 978031.846*(1+0.00193185138639*SIN(8.017055 *PI()/180)^2)/SQRT(1-0.00669437999013*SIN(8.017055 *PI()/180)^2) = 978133.114 mgal 3.3.7 Koreksi Udara Bebas Nilai gayaberat berubah pada ketinggian yang berbeda, hal ini berhubungan dengan jarak suatu massa ke titik pusat gayaberat. Pada hukum Newton: GM g = 2 R (3.10) Maka dg dr 2GM 2g = = = 0. 3086 mgal / m 3 R R (3.11) (Telford et al.,1990:11) Sehingga nilai gayaberat akan berkurang sebesar 0.3086 mgal tiap perubahan ketinggian menjauhi pusat gayaberat sepanjang garis khatulistiwa. Perubahan nilai ini disebut koreksi udara bebas. Contoh: data stasiun G-1 Diketahui tinggi (h) = 311.1893 m Maka KUB = 0.3086 mgal/m x h (3.12) (Telford et al.,1990:11) = 0.3086mGal/m x 311.1893 m = 96.03301798 mgal

34 3.3.8 Koreksi Medan Langkah-langkah pengolahan data koreksi medan adalah sebagai berikut: Ambil data selisih ketinggian titik amat dengan ketinggian topografi di setiap kompartemen. Nilai θ ditentukan dari sudut yang dibentuk oleh suatu zona pada suatu kompartemen. Jari-jari tiap kompartemen didapatkan dari ketentuan Hammer Chart (Telford et al.,1990:13) dalam satuan feet. Dalam penelitian ini, koreksi medan telah dilakukan oleh LIPI. 3.3.9 Koreksi Bouguer Gayatarik yang disebabkan oleh lapisan batuan dengan ketebalan tak hingga z dan massa jenisnya σ adalah: g = 2π Gσ z (3.13) (Telford et al.,1990:12) = 0.04193 σ z dengan σ dalam g/cm 3 dan z dalam m Pengaruh dari lapisan batuan tersebut disebut efek Bouguer atau koreksi Bouguer. Contoh: data stasiun G-1 Diketahui rapatmassa batuan (ρ) = 2.67 gr/cm 3 Ketinggian titik amat (h) = 311.1893 m Maka KB = 0.04193 x ρ x h (3.14)

35 = 0.04193 x 2.67 g/cm 3 x 311.1893 m = 34.83860682 mgal 3.3.10 Anomali Bouguer Diketahui : Contoh: data stasiun G-1 g obs g theo KUB KB KM = 978200.013 mgal = 978133.114 mgal = 96.03301798 mgal = 34.83860682 mgal = 0.119 mgal Maka AB = g obs g theo + KUB KB + KM (3.15) (Telford et al.,1990:15) = 978200.013-978133.114 + 96.03301798-34.83860682 + 0.119 = 128.212 mgal 3.4 Pemisahan Anomali Regional Sisa Anomali Bouguer dapat dianggap sebagai superposisi anomali-anomali yang ditimbulkan oleh struktur geologi dangkal, menengah dan dalam maupun struktur yang berdekatan dan saling berinteraksi sehingga menimbulkan anomali yang tumpangtindih (overlap). Untuk mendapatkan anomali yang berasosiasi dengan kondisi geologi atau untuk meningkatkan resolusi sebelum diinterpretasi maka dilakukan pemisahan anomali-anomali tersebut dan metode yang digunakan adalah metode perata

36 bergerak. Penurunan anomali sisa dengan metode ini adalah proses secara tidak langsung, dimana keluaran dari perata bergerak adalah anomali regionalnya sehingga anomali sisa didapat dengan mengurangkan regional terhadap hasil pengukuran. g reg (i) = [ g(i 1) +...+ g(i) +...+ g(i + n)]/n (3.16) (Setyanta et al.,2008:383) Dengan: g = Anomali Bouguer di titik i n = lebar jendela = (N 1)/2 i = Nomor stasiun ukuran jendela N harus ganjil. Dari persamaan diatas memperlihatkan bahwa n stasiun awal dan akhir tidak dapat dihitung anomali regionalnya kecuali jika data diperbesar dengan ekstrapolasi. Pemisahan anomali regional sisa dengan metode perata bergerak dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Dengan menggunakan program Surfer 8 dibuat grid dari data anomali Bouguer sehingga data peta tersebut merupakan nilai gayaberat untuk tiap titik grid pada peta tersebut secara merata. Data yang akan diperoleh merupakan data numerik peta anomali Bouguer.

37 Gambar 3.3 Data grid anomali Bouguer Dari data yang telah diperoleh, nilai gayaberat disusun sesuai dengan koordinatnya pada peta anomali Bouguer. Sehingga secara tidak langsung, data-data yang berupa angka tersebut menunjukkan bentukan peta anomali Bouguer. Menentukan besaran jendela yang akan digunakan untuk data regional dan sisa. Besaran jendela harus berupa matriks bujursangkar dengan komponen baris dan kolom ganjil. Misalnya 3x3, 5x5, 9x9, dan seterusnya. Semakin besar ukuran jendela yang digunakan maka anomali yang muncul akan semakin terfokus. Matriks hasil rata-rata ini merupakan data regional. Data regional yang telah diperoleh diubah kembali menjadi data yang berupa kolom-kolom, bukan matriks. Dalam mengubah bentuk data ini perlu diperhatikan bahwa nilai yang telah dijadikan rata-rata memiliki titik

38 koordinat masing-masing. Maka penempatan koordinat terhadap data ratarata harus tepat sehingga akan terbentuk data koordinat dan nilai gayaberat yang baru. Data tersebut diplot dengan menggunakan program Surfer 8 sehingga menjadi peta anomali regional. Data regional yang diperoleh selanjutnya dikurangkan dengan hasil anomali Bouguer dan menghasilkan data anomali sisa. Hasil pengurangan anomali bouguer diplot dengan program Surfer 8 dan menjadi peta anomali sisa. 3.5 Pemodelan Pemodelan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mendapatkan model bawah permukaan yang akan menggambarkan distribusi rapat massa dan geometris bendanya pada kedalaman bervariasi di daerah penelitian, dan biasanya disebut interpretasi kuantitatif. Pemodelan terdiri dari pemodelan ke depan (forward modelling) dan pemodelan kebelakang (inverse modelling). Pemodelan kedepan dilakukan dengan cara mencoba-coba parameter model benda anomali dengan bentuk sembarang dua dimensi sampai diperoleh anomali gayaberat perhitungan yang paling sesuai atau mendekati anomali pengamatan. Sedangkan pada pemodelan kebelakang parameter benda anomali diperoleh secara langsung dari anomali gayaberat pengamatan atau data.

39 Setelah dibuat peta anomali Bouguer, anomali regional, dan anomali sisa dengan bantuan program Surfer 8, ditentukan garis lintasan yang akan dipakai dalam pemodelan dan garis lintasan tersebut digambar dalam peta untuk selanjutnya dilakukan pemodelan. Untuk memudahkan pemodelan, digunakan program GMSys yang berdasarkan pada metode poligon Talwani dua dimensi secara interactive forward modelling yaitu cara pemodelan dengan melakukan pendugaan bentuk geometris bawah permukaan yang dikorelasikan dengan struktur geologi daerah penelitian yang dapat dilihat pada peta geologi. Pada program GMSys diperlukan input data berupa jarak antar titik pengamatan, ketinggian daerah penelitian, dan nilai anomali Bouguer. Tampilan hasil dari program GMSys ini berupa profil anomali dan model geometris benda. Langkah-langkah dalam pengolahan data dapat digambarkan dalam diagram alur sebagai berikut :

40 Gaya Berat Waktu Posisi Ketinggian Koreksi Pasang Surut Koreksi Apungan Koreksi Medan Rapat Massa Regional Koreksi Udara Bebas Koreksi Bouguer Koreksi Lintang Bouguer Anomali Didapatkan dengan menggunakan metode moving Average Informasi geologi setempat Dengan bantuan program Surfer 8 Dengan bantuan program GMSys dan didukung dengan data geologi Plot Dan Kontur Anomali Sisa Pemodelan Analisis Kesimpulan Gambar 3.4 Diagram Alur Pengolahan Data