BAB II KAJIAN TEORI. relevan dengan penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa kajian relevan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan cara untuk mengembangkan sumber daya manusianya salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI

Jubaidah Monayanti Fathan Jurusan : Pendidikan Seni Drama,Tari dan Musik Anggota Penulis : 1. Riana Diah Sitharesmi 2. Zulkifli S.Pd, M.Sn.

Teknik dan Kriteria Evaluasi Pendidikan Seni Tari Dewi Karyati dan Maman Tocharman

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2

30. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SD/MI

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan

TINJAUAN MATA KULIAH...

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

KOMPOSISI TARI 1. Gerak Tari

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mencakup tingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu potensi yang dimiliki manusia adalah potensi kreatif. Setiap

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. adalah lembaga formal yang kita kenal dengan sekolah. guru sesuai dengan disiplin ilmu yang dikuasainya.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

Berdasarkan hasil pengematan buatlah definisi tari menurut Anda:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013

Desain Estetik Dalam Komposisi Tari Berpasangan Oleh: Lilin Candrawati.S.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sepanjang hayat (Long Life Education), merupakan kalimat yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan karya insan yang terbentuk dari bagian yang

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Mata pelajaran seni tari merupakan bagian dari pendidikan seni budaya. Sesuai dengan

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala *

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan kreativitas dalam penyelenggaraan pendidikan dewasa ini

Dasar Kreativitas Tari

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

S I L A B U S MATA KULIAH SENI ANAK USIA DINI II. Oleh : INDRA YENI, S.Pd., M.Pd. NIP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya yang mulai memasuki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

TARI NAPA DI KECAMATAN PASAR MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN : TINJAUAN KOREOGRAFI

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENARI TARI KLASIK GAYA SURAKARTA MELALUI PENDEKATAN APRESIASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE CERITA BERGAMBAR DI KELOMPOK B TK PERTIWI MOJAYAN I KLATEN TENGAH TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Dalam merancang pendidikan untuk anak usia prasekolah memerlukan

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum yang sekarang banyak digunakan oleh sekolah yaitu Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

Proses Penciptaan Tari. Oleh : Joko Pamungkas, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita kategori ringan membutuhkan pendidikan sebagaimana anak

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB II KAJIAN TEORI. penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Menurut Herbart

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Orang tua dan guru belum memahami akan perkembangan potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

BAB II KAJIAN TEORI. menyerupai hasil belajar kognitif. Keterampilan adalah kemampuan untuk

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga peran guru. Siswa dan guru harus berperan aktif dalam pembelajaran. Guru

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

PENDIDIKAN SENI TARI ANAK USIA DINI MELALUI STIMULUS BERKREASI TARI NUSANTARA

TARI KAWUNG ANTEN KARYA GUGUM GUMBIRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan seni tari yang diajarkan di sekolah-sekolah. Pendidikan seni tari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bealakang Norma Egi Rusmana, 2013

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

Transkripsi:

7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian tentang Tengge-Tengge sebagai stimulus kreativitas tari belum pernah diteliti sebelumnya. Namun peneliti menemukan beberapa kajian yang relevan dengan penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa kajian relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Irnawati RH Dunggio 2012 melakukan penelitian yang berjudul Karya Wisata sebagai Rangsang Awal Kreativitas Tari (penelitian pada siswa kelas VII 2 SMP Negeri 1 Kota Gorontalo). adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana proses pembelajaran seni tari menggunakan metode karya wisata sebagai rangsang awal kreativitas tari di kelas VII 2 SMP Negeri 1 Gorontalo?. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode karya wisata dapat merangsang kreativitas tari siswa yang dilihat dari kemampuan siswa dalam menciptakan gerak setelah setelah dilakukan penerapan metode karya wisata di tiga tempat yaitu lahan persawahan, kolam renang lahilote dan taman kota. Bila dicermati penelitian ini lebih ditekankan pada penggunaan metode karya wisata. Nurnaningsih Hasan 2011 melakukan penelitian yang berjudul Olah Tubuh Sebagai Media Untuk Merangsang Kemampuan Merangkai Gerak Tari pada Siswa Kelas VII 1 SMP Negeri 2 Limboto Kabupaten Gorontalo. Permasalahan yang diteliti adalah Bagaimana merangsang kemampuan siswa 7

8 kelas VII 3 untuk merangkai gerak tari dengan menggunakan media olah tubuh?. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan media olah tubuh diperlihatkan bahwa kemampuan siswa merangkai gerak tari lebih baik setelah diterapkan olah tubuh. Kaitannya dengan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti adalah peneliti menggunakan unsur komposisi tari yang sama untuk menilai kemampuan siswa yaitu gerak, dinamika, pola lantai dan musik pengiring. Dengan demikian kedua penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah semua bertujuan merangsang kemampuan siswa dalam berkreasi tari. Sedangkan perbedaanya terletak pada media yang digunakan dan sampel yang diteliti. Pada penelitian Irnawati Dunggio lebih ditekankan pada penggunaan karya wisata dengan mengambil sampel kelas VII 2 SMP Negeri 1 Kota Gorontalo sementara pada penelitian Nurnaningsih Hasan lebih menekankan pada penggunaan media Olah Tubuh dan mengambil sampel Kelas VII 1 SMP Negeri 2 Limboto Kabupaten Gorontalo. Dalam penelitian ini peneliti lebih menekankan pada penggunaan Tengge-Tengge sebagai stimulus dan mengambil sampel kelas VIII 3 SMP Negeri 8 Kota Gorontalo. 2.2 Kajian Teori 2.2.1 Tengge-Tengge sebagai Rangsang Smith (1985:20) mengemukakan bahwa Rangsang merupakan sesuatu yang membangkitkan fikir, atau semangat, atau mendorong untuk melakukan kegiatan. Dengan adanya rangsang siswa akan mendapatkan ide untuk

9 menciptakan suatu gerakan sesuai dengan rangsang yang diperoleh. Dalam penelitian ini peneliti lebih menekankan pada rangsang kinestetik, yaitu dengan menggunakan Tengge-Tengge untuk merangsang siswa dalam menciptakan gerak tari. Tengge-Tengge merupakan salah satu permainan tradisional anak Gorontalo yang dilakukan dengan cara berjingkat-jingkat. Dalam permainan ini lebih menekankan pada kemampuan kaki karena berjingkat dilakukan dengan satu kaki. Permainan ini memiliki 24 gerak, dimana gerak-gerak tersebut merupakan gerak sederhana sehingga permainan ini mudah diingat dan dilakukan. Gerak dalam permaianan Tengge-Tengge dapat dijadikan sebagai perbendaharaa gerak oleh siswa dalam membuat satu kreativitas tari yang baru. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Smith (1985:22) Bukan tidak mungkin bahwa ta ri disusun berdasarkan gerak itu sendiri. Gerak-gerak dari rangsang yang diperoleh akan disusun menjadi sebuah tari yang akan menjadi sebuah tari kreasi baru. 2.2.2 Kreativitas Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada (Munandar, 1992:47). Kegiatan kreativitas memerlukan unsur-unsur lain yang mendukung kegiatan tersebut. Sama halnya dengan kreativitas tari memerlukan hal-hal lain yang dapat mendukung hal tersebut, salah satunya adalah dengan memberikan rangsang untuk menciptakan sebuah tari. Dalam hal ini adalah menerapkan Tengge-Tengge untuk merangsang kreativitas tari siswa.

10 Munandar (1992:67) mengemukakan bahwa Kreativitas akan berkembang dalam suasana yang memberikan kebebasan untuk menyelidiki. Dengan memberikan kebebasan kepada siswa, siswa akan akan lebih leluasa untuk mengembangkan kemampuannya. 2.2.3 Seni Tari Tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan musik diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu dalam tari (Setiawati, 2008:22). Jadi elemen utama dalam tari adalah gerak. Gerak - gerak ini akan lebih mudah tercipta bila siswa diberikan sebuah rangsangan untuk menciptakan gerakan tersebut. dalam hal ini peneliti mencoba untuk menerapkan Tengge-Tengge untuk merangsang siswa dalam menciptakan gerak tari. Gerakgerak tersebut kemudian disusun dan atur sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah tarian yang indah dan dapat dinikmati oleh semua orang. 2.2.4 Komposisi Tari 2.2.4.1 Gerak Gerak adalah elemen utama dalam tari namun tidak semua gerakan dapat dikatakan sebagai gerak tari. Setiawati (2008:23) mengemukakan bahwa Gerakan tubuh manusia dalam wujud gerak sehari-hari, gerak olah raga, gerak bermain, gerak bekerja, gerakan pencak-silat,serta gerak untuk berkesenian. Jenis gerakan seperti tersebut diatas, apabila harus diwujudkan ke dalam bentuk gerak tari pada puncaknya harus distilisasi atau didistorsi. Jadi gerak tari merupakan gerak yang

11 diambil dari gerak manusia sehari-hari hanya saja gerkan tersebut kemudian dirubah dan diperindah sehingga memiliki makna dan dapat dinikmati. 2.2.4.2 Dinamika Setelah gerakkan dibuat, maka gerakkan tersebut tidak langsung dapat dinikmati akan tetapi diperlukan unsur komposisi tari lainnya untuk melengkapi gerakkan tersebut diantaranya adalah dinamika. Setiawati ( 2008 : 236 ) mengemukakan bahwa Dinamika dapat diwujudkan bermacam-macam teknik. Pergantian level dari tinggi ke rendah atau sebaliknya, pergantian tempo dari cepat ke lambat atau sebaliknya, serta pergantian tekanan gerak lambat ke cepat atau sebaliknya. Dengan adanya dinamika gerakkan yang telah dibuat akan lebih bervariasi dan tidak kelihatan monoton. 2.2.4.3 Pola lantai Pola lantai atau desain lantai merupakan hal yang berkaitan dengan desain ruang yang digunakan dalam menari. Setiawati (2008 : 229 ) mengemukakan Secara umum desain ini terbagi ke dalam dua bagian yakni desain garis lurus dan disain garis lengkung. Dalam penelitian ini peneliti lebih menekankan pada pola desain garis lurus. Setiawati ( 2008 : 229 ) Pola garis lurus dapat dibuat ke depan, ke belakang, dan ke samping atau serong. Formasi garis lurus juga dapat dalam bentuk segitiga, segi empat, huruf T, huruf V, dan bentuk lain seperti desain zigzag atau kebalikannya.penggunaan pola lantai tidak dibatasi pada satu arah hadap namun harus tetap mempertimbangkan ruang atau panggung tempat menari dan jumlah penari.

12 2.2.5 Musik pengiring Tari dan musik pengiringnya merupakan dua hal yang saling beriringan. Dalam penyajian sebuah tarian tidak terlepas dari musik untuk mengiringi tarian tersebut. Pemilihan iringan tari biasanya disesuaikan dengan tempo tarian. Setiawati ( 2008 : 226) mengemukakan bahwa Masalah tempo atau ritme, dinamik dan sinkop yang terdapat dalam bunyi suatu musik dapat membentuk irama dan dinamik yang mampu menggugah rasa kita untuk mengekspresikan gerak. Musik dapat juga berfungsi untuk membangun suasana yang dapat penari maupun penikmat tari lebih menghayati dan menikmati tarian tersebut.