PENDAHULUAN km, dan gugusan pulau sebanyak tentu saja berpotensi untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Produksi dari suatu usaha penangkapan ikan laut dan perairan umum sebahagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dimasukan kedalam kelompok Negara mega-biodiversity yang merupakan dasar dari

BAB 6 PENUTUP. temuan penelitian tentang bagaimana pengelolaan sektor kelautan dan perikanan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

P E N I N G K A T A N K A P A S I T A S P O K T A N &

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak

PENDAHULUAN. lebih baik (better farming), berusahatani lebih baik (better bussines), hidup lebih

PENDAHULUAN. daya alam ini salah satunya menghasilkan ikan dan hasil perikanan lainnya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu, Indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari yang terdapat di daratan hingga di lautan. Negara Kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

I. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENDAHULUAN. sumberdaya kelautan yang sangat potensial untuk dikembangkan guna

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 473 TAHUN 2011 TANGGAL PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI DAN NELAYAN DI KABUPATEN GARUT

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

PENDAHULUAN. perairan darat yang sangat luas dibandingkan negara Asean lainnya. Sumber daya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008

I. PENDAHULUAN. Luas perairan laut Indonesia diperkirakan sebesar 5,8 juta km 2, panjang garis

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A.Sejarah Umum Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

SIKAP NELAYAN TERHADAP PROGRAM UNGGULAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN DELI SERDANG

PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (SP3K)

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago state) terluas di

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Universitas Sumatera Utara. 1 lebih ini, tidak pernah beroperasi sebagai pelabuhan pelelengan ikan, sehingga. 1 Dirjen Perikanan 2000

I. PENDAHULUAN. nasional terutama dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan bagi

tambahan bagiperekonomian Indonesia (johanes widodo dan suadi 2006).

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakangMasalah Ahmad Dali Majid,2014

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang

MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BAB I PENDAHULUAN. besar dan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu mereka yang bertempat tinggal

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat

1.I. Latar Belakang lkan tuna sebagai salah satu sumber bahan baku bagi perekonomian

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

DUKUNGAN PENYULUH DI KELEMBAGAAN PETANI PADA PENGUATAN PERKEBUNAN KOPI RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan merupakan bagian dari usaha

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAQ LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. yang cukup besar yaitu sektor perikanan. Indonesia merupakan negara maritim yang

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tantangan, menyesuaikan diri dalam pola dan struktur produksi terhadap

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. ikan atau nelayan yang bekerja pada subsektor tersebut.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

PENGANTAR. Latar Belakang. merupakan keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan, dan bahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Kelurahan Tanjung Sari sekitar 8930 Ha.

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan adalah masalah yang tidak ada habisnya untuk. dibahas, apalagi Indonesia penduduk terpadat ke empat dunia masih

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan laut yang banyak dan beraneka ragam. Luas perairan laut Indonesia diperkirakan sebasar 5,8 juta km², panjang garis pantai 81.000 km, dan gugusan pulau sebanyak 17.508 tentu saja berpotensi untuk menghasilkan hasil laut yang jumlahnya cukup besar, yaitu 6,26 juta per ton. Potensi produksi perikanan Indonesia tersebut tergolong besar (Hardjamulia, Naamindan, dan Poernomo, 2001). Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang memiliki peranan dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam penyediaan bahan pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan kerja. Bila sektor perikanan dikelola secara serius maka akan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dapat mengentaskan kemiskinan masyarakat Indonesia terutama, masyarakat nelayan dan petani ikan (Mulyadi, 2005). Kelompok nelayan dibentuk bertujuan untuk memperkuat kelembagaan dan sumber daya manusia secara terintegrasi, mengelola sumber daya perikanan secara berkelanjutan, meningkatkan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan, dan memperluas akses pasar domestik dan internasional (Anonimous, 2010).

Peranan kelompok nelayan sebagai kumpulan nelayan adalah sebagai: kelas belajar-mengajar; unit produksi nelayan; wahana kerja sama antar anggota kelompok atau antar kelompok dengan pihak lain. Tugas kelompok nelayan sebagai kelas belajar-mengajar adalah: menggali dan merumuskan keperluan belajar para anggota kelompok; menjalin kerja sama dengan sumber informasi dan teknologi; menciptakan iklim belajar yang baik; mempersiapkan sarana belajar; mendorong anggota untuk mampu mengemukakan pendapat; mendorong anggota berperan aktif dalam proses belajar-mengajar; merupakan kesepakatan bersama; menaati dan melaksanakan kesepakatan bersama dan; mengadakan pertemuan rutin (Anonimous, 2010). Tugas kelompok nelayan sebagai wahana kerja sama meliputi:(1) menciptakan iklim kerja sama yang baik,(2) menciptakan suasana keterbukaan,(3) mengatur pembagian tugas,(4) mengembangkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab,(5) mengembangkan kader kepemimpinan,(6) mengadakan pemupukan modal, dan (7) mengadakan hubungan melembaga dengan koperasi nelayan (Anonimous, 2010). Struktur organisasi berkaitan dengan hubungan yang relatif tetap diantara berbagai tugas yang ada dalam organisasi, proses untuk menciptakan struktur tersebut, dan pengambilan keputusan tentang alternatif struktur disebut dengan nama desain organisasi. Pembagian tugas berkaitan dengan proses membagi tugas ke dalam suatu unit-unit tugas secara berturut-turut lebih kecil, semua tugas dispesialisasikan dalam derajat yang sama, karena tidak semua orang dapat

melakukan sesuatu, tetapi beberapa tugas sangat berbeda dengan tugas yang lainnya (Gitosudarmo dan sudita, 1997). Tumbuh dan kembangnya kelompok-kelompok dalam masyarakat pada umumnya didasarkan atas adanya kepentingan bersama, sedangkan kekompakan kelompok tergantung pada faktor pengikat yang dapat menciptakan keakraban individu yang bergabung didalam kelompok. Faktor pengikat yang paling umum biasanya perasaan dan kesamaan yang bisa menciptakan keakraban dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memberikan keuntungan timbal balik (Hurairah dan Purwato, 2006). Organisasi lebih dari sekedar penjumlahan individu-individu maupun kelompok. Kejadian-kejadian yang terjadi dalam kontek struktur organisasi, struktur dan posisi seseorang dalam organisasi membawa pengaruh terhadap interaksi sosial dalam organisasi. Dalam struktur organisasi hubungan pelaporan yang bersifat hirarki memberikan kekuasaan dan wewenang tertentu untuk mempengaruhi individu yang lainnya dalam organisasi (Gitosudarmo dan sudita, 1997). Organisasi dibentuk agar dapat menjadi unit sosial yang paling efektif dan efisien. Efektivitas organisasi diukur dari tingkat sejauh mana ia berhasil mencapai tujuannya, sedangkan efisien organisasi dikaji dari segi jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan suatu unit masukan (Etzioni, 1985). Upaya pengelolaan perikanan perairan umum secara rasional, yang bertujuan untuk melestarikan sumber daya ikan dan melestarikan hasil tangkapan nelayan setempat, dapat dilakukan melalui beberapa cara : (1) Peningkatan stok

ikan yang dapat dilakukan melalui upaya penebaran, penebaran kembali (2) Pembentukan suaka perikanan yang disertai aspek hukum (3) Penerbitan peraturan penangkapan dan peraturan perikanan lainnya (4) Pembentukan kelembagaan pengeloloaan, termasuk pembentukan peraturan penangkapan, yang diikuti dengan upaya penegakan hukum (Hardjamulia, Naamindan, dan Poernomo, 2001). Kelompok nelayan merupakan suatu unit yang terdiri dari jumlah orang yang saling berinteraksi dan membentuk kelompok yang memiliki satu jenis usaha (penangkapan dan pemasaran, pengolahan, budidaya) serta memiliki tujuan yang sama untuk mengembangkan wirausaha dibidang kelautan dan perikanan. Ketertarikan peneliti membandingan kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan dilihat dari perkembangan orgaisasi kelompok, karakteristik anggota kelompok nelayan, struktur organisasi nelayan, tujuan organisasi nelayan, iklim dan kekompakan nelayan, dan pembinaan anggota kelompok nelayan. Pada Tabel 1 dapat dilihat jumlah kelompok nelayan di Kelurahan Nelayan Indah pada tahun 2009 adalah 24 kelompok. Ini merupakan jumlah kelompok nelayan yang terbanyak di kota Medan. Jumlah kelompok nelayan penangkap ikan 12 kelompok dan jumlah kelompok nelayan pengolah ikan 7 kelompok dengan jumlah anggota 458 anggota Oleh karena itu, hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan membandingkan kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan. Untuk mengetahui Jumlah Kelompok Nelayan, dan Jumlah Anggota Kelompok Nelayan

Penangkap ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan dita Kota Medan dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini : No Tabel 1. Jumlah Kelompok Nelayan, dan Jumlah Anggota Kelompok Nelayan Penangkap ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan di Kota Medan. Kelurahan Kelompok Nelayan Penangkap Ikan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan Jumlah Kelompok Nelayan 1 Labuhan Deli 9 3 21 315 2 Pekan Labuhan 4 0 17 203 3 Nelayan Indah 12 7 24 458 4 Sei Mati 0 0 2 25 5 Bagan Deli 14 1 4 292 6 Belawan Secanang 1 0 9 205 7 Belawan Bahagia 0 0 1 12 8 Belawan Bahari 2 15 18 218 9 Belawan 1 8 2 12 219 10 Ladang Bambu 0 0 2 35 11 Gedung Johor 0 0 1 13 12 Suka Maju 0 0 2 28 13 Tanjung Sari 0 0 1 14 14 Petisa Hulu 0 0 1 16 15 Medan Helvetia 0 0 1 1 Sumber: Pertanian dan Kelautan Kota Medan 2009 Jumlah Anggota Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah : 1. Bagaimana perkembangan kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) selama 5 tahun terakhir di daerah peneliti? 2. Bagaimana perbedaan karakteristik (umur, pendidikan formal terakhir, jumlah anggota keluarga, masa keanggotan) anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) di daerah peneliti? 3. Bagaimana struktur organisasi kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) di daerah peneliti? 4. Bagaimana pendapat dan perbedaan pendapat antara anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap tujuan kelompok di daerah peneliti? 5. Bagaimana pendapat dan perbedaan pendapat antara anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap iklim dan kekompakan dalam kelompok di daerah peneliti? 6. Bagaimana pendapat dan perbedaan pendapat antara anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap pembinaan dalam kelompok di daerah peneliti? Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perkembangan kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) selama 5 tahun terakhir di daerah peneliti. 2. Untuk mengetahui karakteristik (umur, pendidikan formal terakhir, jumlah anggota keluarga, masa keanggotaan) anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) di daerah peneliti. 3. Untuk mengetahui struktur organisasi kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) di daerah peneliti. 4. Untuk mengetahui pendapat dan perbedaan pendapat antara anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap tujuan kelompok di daerah peneliti. 5. Untuk mengetahui pendapat dan perbedaan pendapat antara anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap iklim dan kekompakan dalam kelompok di daerah peneliti. 6. Untuk mengetahui pendapat dan perbedaan pendapat antara anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap pembinaan di daerah peneliti. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan diharapkan juga berguna untuk pihak-pihak akademik yang berkepentingan untuk mengadakan penelitian tentang kelompok nelayan, serta bahan masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan atas pelaksanaan kegiatan perikanan dan kepengurusan struktur organisasi kelompok nelayan. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka Kelompok adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama sehingga terdapat hubungan yang timbal balik dan saling pengaruh- mempengaruhi serta memiliki kesadaran saling tolong menolong (Van Den Ban A. W dan Hawkins, 1999.) Organisasi adalah unit sosial yang dikordinasikan dengan sadar, yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang berfungsi atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan atau serangkai tujuan bersama (Sunarto, 2004). Tujuan organisasi adalah keadaan yang dihendaki pada masa akan datang yang senantiasa dikejar oleh orgasisasi agar dapat direalisasikan. Organisasi itu sendiri dapat atau bahkan juga tidak mampu mewujudkan citra masa depan yang akan dicita-citakan sejak semula. Tetapi apabila cita-cita itu telah tercapai maka tujuan tidak lagi berfungsi menjadi citra yang membimbing organisasi dan kemudian membaur dengan organisasi lingkungannya (Etzioni, 1985). Stuktur organisasi terdiri dari ketua, sekteraris, bendahara, dan seksi-seksi lain yang membatu ketua dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Gitosudarmo dan Sudita, 1997 organisasi perlu dikoordinaskan berbagai aktivitas dari para anggotanya. Pekerja dalam tingkat bawah dalam melaksanakan tugasnya harus berjalan dengan tujuan organisasi secara keseluruhan, dan menejer pada tingkat atas dalam organisasi perlu mengetahui pelaksanaan aktivitas dari orang-orang pada tingkat bawah dalam organisasi.

Struktur organisasi merupakan cara untuk membantu manajeman mencapai sasaran. Karena sasaran diturunkan dari strategi keseluruhan organisasi itu, logis saja bahwa strategi dan struktur hendaknya erat bertautan. Lebih spesifik, struktur hendaknya mengikuti strategi (Sunarto, 2004). Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi adalah pola-pola perilaku yang muncul. Walaupun dua buah organisasi mungkin beroperasi dalam lingkungan yang sama, memakai peralatan yang sama, dan memiliki penguasaan teknologi yang sama, persoalannya mungkin memiliki latar belakang skill dan pendidikan profesional yang sama, namun organisasi yang satu mungkin lebih inovatif, efesien, dan efektif dalam mencapai sasarannya dari pada yang lain (Melcher,1994). Pembinaan kelompok nelayan adalah setiap usaha untuk mengembangkan kemampuan kelompok sesuai dengan peranannya, yaitu sebagai kelas belajarmengajar, sebagai unit produksi usaha tani-nelayan, dan wahana kerja sama. Tujuan pembinaan kelompok nelayan adalah meningkatkan kemampuan anggota kelompok, baik pengetahuannya, keterampilannya, maupun sikapnya sehingga menjadi nelayan yang tangguh. Anggota kelompok nelayan diharapkan menjadi subjek pembangunan pertanian yang: mampu mengemukakan pendapat,; mampu mengambil keputusan sendiri, mampu membiayai usaha nelayan dengan kemampuan sendiri, berperan dalam menentukan kegiatan kemasyarakatan di lingkungannya (Anonimous, 2010). Ada 4 aspek yang harus dibina dalam rangka pembinaan kelompok nelayan, yaitu: (1) pembinaan fungsi kelompok nelayan (2) pembinaan usaha

nelayan (3) pembinaan kepemimpinan nelayan (4) pembinaan kelembagaan musyawarah nelayan. Metode pembinaan kelompok nelayan meliputi: metode massal, kelompok, perorangan, dan kontak nelayan. Kondisi tingkat kemampuan nelayan membutuhkan kelembagaan yang sesuai untuk dikembangkan. Kelembagaan tersebut adalah: kelembagaan nelayan kecil, penggabungan kelompok, dan kelembagaan formal (Anonimous, 2010). Kekompakan kelompok adalah sebagai tongkat kebersamaan yang menggambarkan ketertarikan anggota kelompok kepada kelompoknya. Ada enam faktor yang dapat meningkatkan kekompakan kelompok 1. Kesepakatan anggota terhadapa tujaun kelompok 2. Tingkat keseringan interaksi 3. Adanya keterkaitan pribadi 4. Adanya persaingan antra kelompok 5. Adanya evaluasi yang menyenangkan diri 6. Adanya perlakuan antar anggota dalam kelompok sebgai manusia bukan mesin (Huraerah han Purwanto, 2006).

Landasan Teori Dinamikan kelompok merupakan bidang penelitian yang dikaji, cenderung diarahkan kepada komunikasi kelompok kecil yang berkecimpung dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Dengan demikian, komunikasi dalam kelompok kecil banyak dilakukan sebagai cara untuk menyempurnakan pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam kelompok (Hurairah dan Purwato, 2006). Untuk melakukan analisis terhadap dinamika kelompok, pada hakikatnya dilalui melalui pendekatan, yakni pendekatan psiko-sosial yaitu analisis dinamika kelompok melalui analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kelompok tersendiri. Analisis dinamika kelompok dengan pendekatan psiko-sosial, dimaksud untuk melakukan kajian terhadap perilaku anggotaanggota kelompok dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan demi tercapainya tujuan kelompok (Mardikanto, 1996). Unsur-unsur dinamika kelompok yang disebut juga variable-variabel dinamika kelompok dari: (1) Tujuan kelompok (2) Kekompakan Kelompok (3) Struktur kelompok (4) fungsi kelompok (5) Pengembangan dan pemeliharaan kelompok (6) Suasana kelompok (7) Efektivitas kelompok (8) tekanan kelompok (9) Maksud terselubung (Huraerah dan Purwanto, 2006). Menurut Santoso Slamet ( 1992) ada beberapa alasan pentingnya mempelajari dinamika kelompok:

(1) Individu tidak mungkin sendiri di dalam masyarakat, dimana ia berada (2) Individu tidak dapat pula bekerja sendiri di dalam kehidupan (3) Dalam suatu masyarakat yang besar perlu adanya pembagian kerja sebagai pekerjaan dapat terlaksana apabila dikerjakan dalam kelompok kecil (4) Didalam masyarakat yang demokratis dapat berjalan baik apabila lembaga sosial dapat bekerja dengan efektif (5) Semakin banyak diakui manfaat dari adanya penyelidikan yang ditujukan kepada kelompok. Menurut Yusuf dalam Huraerah han Purwanto (2006) ada beberapa teori yang menelaah mengapa orang berkelompok, karena kelompok merupakan gejala sosial maka teori awal dan sederhana dalam melihat keinginan manusia untuk bergabung dalam suatu kelompok yaitu 1. Teori Kedekatan Teori kedekatan menganggap seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan adanya kedekatan ruang dan daerah. Pendekatan ini hanya melihat permukaan dari gejala kelompok tersebut, dan kurang melihat kompleksitas hubungan dan interaksi yang terjadi dalam kelompok tersebut. 2. Teori yang Mendasarkan pada Aktivitas-aktivitas, Interaksi-interaksi dan Sentimen-sentimen (Perasaan dan Emosi) Semakin banyak aktivitas seseorang dilakukan dengan orang lain, semakin beraneka interaksi-interaksinya dan semakin kuat tumbuhnya sentimen-sentimen mereka. Semakin banyak interaksi di antara orang-oarang, mka semakin banyak kemungkinan aktivitas dan sentimen yang ditularkan kepada orang lain. 3.Teori Keseimbangan

Teori ini menjelaskan bahwa seseorang tertarik kepada orang lain, berdsarkan atas kesamaan sikap dalam menanggapi suatu tujuan yang relevan satu dengan yang lainnya. 4. Teori Alasan Praktis Menurut teori ini kelompok-kelompok tersebut cenderung memberikan kepuasan kebutuhan kebutuhan sosial mendasar dari orang ynag berkelompok. Letak nilai praktis dari teori ini, disebabkan alasan tertentu, misalnya alasan ekonomi, status sosial, keamanan, politis, dan alasan sosial lainnya. Kerangka Pemikiran Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung dari hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan, pengolahan dan pemasaran ikan. Pada umumnya nelayan masih mengalami ketergantungan teknologi penangkapan, dengan alat tangkap yang sederhana wilayah operasipun dibatasi hanya sekitar perairan pantai. Kemampuan untuk meningkatkan peralatan itu sangat dipengaruhi kondisi ekonomi seorang nelayan, sehingga nelayan membutuhkan suatu organisasi yang bisa membantu nelayan agar mendapatkan informasi inovasi teknologi alat tangkap sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan. Kelompok nelayan dibentuk agar meningkatkan produksi perikanan dan pendapatan serta kesejahtaraan nelayan yang bergabung dalam organisasi kelompok, sehingga di butuhkan kekompakan, iklim dan pembinaan agar tujuan dari kelompok nelayan dapat tercapai.

Penilaian dari suatu organisasi kelompok nelayan tidak terlepas dari karakteristik anggotanya ( umur, tingkat pendidikan, pengalaman berorganisasi dan jumlah anggota keluarga ) anggota yang umurnya relatif lebih muda dan memiliki pendidikan yang tinggi akan lebih efektif dalam menjalankan organisasi dibandingkan anggota yang lebih tua yang tidak memiliki pendidikan, tetapi anggota yang lebih tua memiliki banyak pengalaman yang diharapkan akan memajukan organisasi kelompok nelayan tersebut. Kelompok nelayan harus memiliki struktur organisasi yang jelas, sehingga proses pembagian tugas dapat dispesialisasikan dalam derajat yang sama, karena tidak semua orang dapat melalukan sesuatu, tetapi beberapa tugas sangat berbeda dengan tugas lainnya. Struktur organisasi terdiri dari ketua, bendahara, sekretaris dan seksi-seksi lainnya. Kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan memiliki tujuan untuk mengelola sumber daya perikana berkelanjutan, meningkatkan produktivitas dan daya saing pasar domestik dan internasioanal. Iklim dan kekompakan suatu kelompok sangat ditentukan oleh kedinamisan anggota kelompok melakukan interaksi dalam mencapai tujuan, Oleh karena itu iklim dan kekompakan merupakan tongkat kebersamaan yang menggambarkan ketertarikan anggota kelompok kepada kelompoknya. Pembinaan masyarakat nelayan merupakan suatu proses penyebarluasan informasi yang diperlukan dan berkembang selama pelaksanaan pembangunan perikanan dan kelautan. Informasi tersebut dapat berupa inovasi atau teknologi

perikanan dan kelautan yang dihasilkan dari penelitian maupun pengalaman lapang, masalah-masalah yang perlu memperoleh pemecahannya, maupun peraturan dan kebijakan yang ditetapkan pemerintah demi terlaksana dan tercapainya tujuan pembangunan perikanan yang direncanakan. Alur informasinya dapat bersifat vertikal yaitu : peneliti, pembina, masyarakat nelayan (dan sebaliknya) atau penentu kebijakan, pembina dan masyarakat nelayan (dan sebaliknya). Dapat juga bersifat horisontal yaitu : antar aparat penentu kebijakan, antar peneliti, antar pembina, antar masyarakat nelayan ataupun antar lembaga sederajat yang saling terkait. Nelayan penangkap ikan merupakan para nelayan dengan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di perairan pantai dengan alat penangkapan yang sederhana termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat ikan sedangkan nelayan pengolah ikan merupakan suatu proses yang dilakukan nelayan dalam mencegah pembusukan ikan mulai dari hasil penangkapan sampai ketangan konsumen, proses tersebut seperti pengasinan, pengeringan, perebusan, pembekuan, dan pengasapan. Perbandingan kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan dapat dilihat dari perkembangan orgaisasi kelompok, karakteristik anggota kelompok nelayan, struktur organisasi nelayan, tujuan organisasi nelayan, iklim dan kekompakan nelayan, dan pembinaan anggota kelompok nelayan. Lingkungan juga dapat mempengaruhi kegiatan kelompok nelayan tersebut baik dari alam, masyarakat dan anggota kelompok nelayan Adapun skema kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:

Lingkungan Perkembangan Organisasi kelompok nelayan Karakteristik Anggota - Umur - Pendidikan formal terakhir - Jumlah anggota keluarga - Masa Keangotaan Nelayan Penangkap Ikan Struktur Organisasi Kelompok Nelayan Pengolah Ikan Tujuan Organisasi Kelompok Iklim dan Kekompakan Organisasi Kelompok Pembinaan Anggota Lingkungan Keterangan: : Menyatakan Proses : Menyatakan Hubungan Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian 1. Terdapat perkembangan dalam jumlah anggota kelompok, alat dan mesin yang digunakan dalam proses produksi, dan pelatihan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) 2. Tidak terdapat perbedaan karakteristik (Umur, tingkat pendidikan, masa keangotaan) anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) tetapi dalam hal jumlah anggota keluarga berbeda 3. Tidak terdapat perbedaan antara struktur organisasi penangkap ikan dengan struktur organisasi pengolah ikan. 4. Terdapat perbedaan pendapat antara anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap tujuan kelompok. 5. Tidak terdapat perbedaan pendapat antara anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap iklim dan kekompokan kelompok. 6. Terdapat perbedaan pendapat antara anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap pembinaan kelompok.