dokumen-dokumen yang mirip
AKTIFITAS STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT EKSTRAK BIJI PINANG ( Areca catechu, L ) TERHADAP MENCIT PUTIH ( Mus musculus, L)

AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN JARUM TUJUH BILAH (Pereskia Bleo K) PADA MENCIT JANTAN (Mus Musculus)

UJI EFEK ANALGETIK, TOKSISITAS AKUT DAN TERTUNDA EKSTRAK ETANOL DAUN BERINGIN (Ficus benjamina L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

Pengaruh Uji Efek Tonikum Ekstrak Etanol Rimpang Temu Giring ( ) Terhadap Mencit

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

Uji Efek Tonikum Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi ( Roxb.) terhadap Mencit dengan Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)

Efek Ekstrak Etanol Daun Cacao Theobroma Cacao L. terhadap Aktifitas Sistem Saraf Pusat

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB II METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Penetapan Kadar Sari

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PEMBUATAN SEDIAAN HERBAL

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kebutuhan hidup yang semakin tinggi, manusia cenderung untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN DEKLARASI... KATA PENGANTAR...

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger

UJI EFEK TONIKUM EKSTRAK DAUN CEGUK (Quisqualis indica L.) TERHADAP HEWAN UJI MENCIT (Mus musculus)

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

Lampiran 1. Identifikasi sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

EFEK INFUS DAUN SELEDRI (Apium graviolens L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

UJI EFEK ANALGETIK REBUSAN DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) Hilda Wiryanthi Suprio *) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK DAUN SEMBUNG (Blumea Balsamifera L.) TERHADAP MENCIT PUTIH

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Effect of Ethanol Extract of Pomegranate Leaves (Punica granatum L) to the Sedative Effect on Mice BALB/C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

REBUSAN RIMPANG ALANG-ALANG (IMPERATA CYLINDRICAL L) MEMBERIKAN EFEK DIURETIK PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) DI MENIT KE 90

I. PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi prima adalah modal yang penting dalam menjalani

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol

Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik. Universitas Sumatera Utara

UJI EFEK STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT EKSTRAK ETANOL DAUNPEGAGAN (Centella asiatica(l.) Urban ) TERHADAP MENCIT PUTIH BETINA

UJI KADAR SISA ETANOL DAN ABU TOTAL EKSTRAK ETANOL 80 % DAUN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus) DAN TANAMAN ANTING-ANTING (Acalypha indica Linn)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli Oktober Pembuatan ekstrak

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEJIBELING (Strobilanthes crispus Linn) TERHADAPA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN

Uji Efektivitas Analgetika Ekstrak Etanol 95% Pelepah Pisang Uli (Musa X Paradisiaca L) Pada Mencit Jantan (Mus Musculus)

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013.

Lampiran 1. Pembuatan Suspensi Zat Uji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen. Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

BAB V HASIL PENELITIAN. penelitian ini dilakukan studi preelimenery dengan mengunakan hewan coba yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Lampiran 1. Identifikasi sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB I PENDAHULUAN. Sirup merupakan salah satu produk olahan cair yang dikonsumsi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi

Jurnal Para Pemikir Volume 7 Nomor 1 Januari 2018 e-issn:

Lampiran 1. Surat Ethical clearance

Transkripsi:

UJI AKTIVITAS STIMULAN SISTEM SYARAF PUSAT EKSTRAK BIJI PINANG (Areca catechu L.) TERHADAP MENCIT PUTIH (Mus Musculus L.) DAN PENENTUAN ED 50 YANG DIBERIKAN SECARA ORAL Fitri Aprilia 1, Tahoma Siregar 2 1 Program Farmasi Universitas Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) Jakarta fitri.aprilia44@yahoo.co.id Beberapa pekerja di Indonesia khususnya daerah Tiku, Kabupaten Agam, Sumatra Barat mengkonsumsi buah pinang yang secara empiris dipercaya sebagai stimulan sebab itu perlu dilakukan pembuktian uji aktivitas dan dosis efektifnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data aktivitas stimulan sistem syaraf pusat (SSP) dan mendapatkan nilai ED 50 dari ekstrak biji pinang tehadap mencit putih yang diberikan secara oral. Bahan yang digunakan adalah biji pinang yang diperoleh di daerah Tiku, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Serbuk biji pinang diekstraksi menggunakan pelarut etanol 96% secara perkolasi. Hasil perkolat dikeringkan dengan rotary evaporator pada suhu 40 o C dan tekan 50 mbar hingga diperoleh ekstrak kering dengan kadar air 0,2%. Penapisan fitokimia dilakukan pada ekstrak kering diketahui bahwa ekstrak kering biji pinang mengandung flavonoid, saponin, tanin, dan fenolik. Ekstrak biji pinang dibuat suspensi menggunakan CMC 1%. Sebagai pembanding digunakan kofein untuk kontrol positif dan CMC 1% untuk kontrol negatif. Dosis ekstrak etanol biji pinang diberikan pada penelitian ini adalah dengan dosis 4, 20, 100, dan 500. Uji aktivitas stimulan sistem syaraf pusat (SSP) yang dilakukan dengan beberapa metoda yaitu uji gelantung, evasi, renang dan Discrimination Maze. Hasil uji diperoleh ditemukan perbedaan yang nyata antara variasi dosis dengan efek yang diberikan pada uji gelantung, evasi, renang dan Discrimination Maze. Efek stimulan sistem syaraf pusat (SSP) yang terbesar ditemukan pada dosis 500. ED 50 ditentukan dengan menggunakan persamaan regresi uji renang adalah124,92. Kata kunci : Ekstrak etanol biji pinang, aktivitas stimulan SSP, ED 50 PENDAHULUAN Usaha-usaha ke arah pembuktian secara rasional/ilmiah obat tradisional harus terus diusahakan antara lain melalui analisis zat-zat yang terkandung dalam tanaman tersebut sekaligus menyelidiki efek terapeutik. Salah satu tanaman tradisional yang perlu dikembangkan adalah pinang. Pinang termasuk jenis tanaman yang cukup luas oleh masyarakat. Hal ini terutama disebabkan oleh penyebarannya yang secara alami merambah diberbagai daerah (Syavardie,2011). Dibeberapa daerah di Indonesia stamina ditingkatkan dengan menggunakan biji pinang. Daerah Tiku, Kabupaten Agam, Sumatra Barat memiliki kebun kelapa sawit yang cukup luas. Disana ditemukan suatu perusahaan yang mengolah buah kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit. Sumber daya manusia yang digunakan oleh perusahaan ini pada umumnya masyarakat disekitar pabrik ini. Pekerja diwajibkan mengkonsumsi biji pinang tiap harinya dengan alasan untuk meningkatkan kinerja kerja mereka. Pada biji pinang terdapat beberapa senyawa yang dapat menyebabkan efek stimulan pada manusia. Efek ini sering dimanfaatkan oleh pekerja yang aktifitasnya berat agar tidak B. 51

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Sains, dan Teknologi. Volume 4, Tahun 2013, B.51-B.58 cepat lelah maka dibutuhkan suatu senyawa yang dapat membangkitkan semangat, senyawa ini diduga ditemukan pada tanaman biji pinang (Syavardie,2011). Melalui penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah aktivitas stimulan sistem syaraf pusat (SSP) dari ekstrak biji pinang dengan dosis 4, 20, 100 dan 500 yang diberikan pada mencit putih secara oral menggunakan metoda uji gelantung, evasi, renang, dan Discrimination Maze. Memberikan informasi data nilai ED 50 dari ekstrak biji pinang yang diberikan pada mencit putih secara oral serta kandungan senyawa yang terkandung pada ekstrak biji pinang. METODOLOGI Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi dan Kimia Farmasi, Institut Sains Teknologi Nasional (ISTN) Jakarta. Pengolahan Biji Pinang Bahan yang digunakan yaitu buah pinang yang masih segar yang ditanam di daerah Tiku, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Buah pinang dikupas dan diambil bijinya lalu dibersihkan dari pengotor, dicuci, dirajang, dikeringkan dibawah sinar matahari langsung. Setelah kering dibersihkan lagi dari pengotor kemudian dihaluskan menjadi serbuk, lalu diayak dengan ayakan 4/18. Serbuk yang diperoleh lalu disimpan dalam wadah yang bersih dan tertutup rapat (Storiani, 2004). Pembuatan ekstrak biji pinang dengan cara perkolasi menggunakan pelarut etanol 96%. Serbuk yang telah dimaserasi selama 3 jam kemudian pindahkan ke dalam perkolator, tambahkan cairan penyari (etanol 96 %) sampai cairan penyari mulai menetes dan diatas permukaan masih terdapat selapis cairan penyari. Perkolator ditutup biarkan selama 24 jam, kran dibuka dengan kecepatan tetesan perkolat 1 ml per menit. Perkolat diakhiri jika tetesan perkolat mulai bening yang menandakan semua zat yang diinginkan telah tersari. Perkolat yang diperoleh lalu dikeringkan dengan menggunakan rotary evaporator dengan suhu 50 o C dan tekanan 50 mbar sehingga diperoleh ekstrak kering. Pembuatan Suspensi Larutan Uji CMC 1% ( Negatif) Timbang CMC 1 g kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselen, tambahkan aquadest 100 ml diamkan selama 24 jam, kemudian aduk kuat sampai homogen. Masukkan dalam botol yang telah dikalibrasi. Variasi Dosis B. 52

Aprilia & Siregar, Uji Aktivitas Stimulan Timbang ekstrak kering biji pinang, lalu masukkan kedalam lumpang, kemudian gerus. Tambahkan sedikit demi sedikit CMC 1% sampai 10 ml aduk hingga homogen. Masukkan dalam botol yang telah dikalibrasi. Kofein ( Positif) Timbang kofein 13 mg lalu dimasukkan ke dalam lumpang, kemudian gerus. Tambahkan CMC 1% sedikit demi sedikit ke dalam lumpang sampai 10 ml aduk hingga homogen. Masukkan dalam botol yang telah dikalibrasi. Uji aktivitas stimulan SSP yaitu : 1) Uji gelantung, yang diamati adalah kemampuan mencit berhasil menggelantung pada kawat gelantung 50 cm (lebar gelantungan) yang dipasang dengan ketinggian 20 cm secara horizontal di atas permukaan meja. Caranya mencit diletakkan pada kawat gelantung, setelah pemberian suspensi lalu hitung berapa detik kemampuan mencit berhasil menggelantung pada kawat dan bandingkan dengan kontrol, 2) Uji Evasi, yang diamati adalah gerakan mencit menaiki papan. Caranya dengan mencit diletakkan setelah pemberian suspensi pada bagian bawah sebuah papan dengan sudut kemiringan 45o, tinggi 15 cm, lebar 10 cm dan panjang 25 cm. Hitung jumlah gerakan mencit menaiki papan selama 5 menit dan bandingkan dengan kontrol, 3) Uji Renang, yang diamati adalah lama mencit bertahan pada permukaan air, 2 cm dari ujung ekor mencit diikatkan pemberat 2 gram kemudian mencit dimasukkan dalam wadah yang berisi air setelah pemberian suspensi dengan ketinggian 20 cm dan diameter 40 cm. Amati waktu mencit mulai dilepaskan untuk bertahan di atas permukaan air sampai tenggelam. Tanda tenggelam adalah mencit berada dibawah permukaan air 4 sampai 5 detik tanpa bernafas dan bandingkan dengan kontrol, 4) Uji Discrimination Maze, sebelum percobaan dilakukan, semua mencit tidak diberi makan selama 16 jam tapi air minum tetap diberikan, lakukan uji 30 menit setelah diberi larutan uji secara oral dengan volume 0,2 ml / 20 gram. Alat ini bekerja berdasarkan hukum belajar Thorndike dimana kotak dibuat dan dirancang dengan lorong yang bersimpang dua dengan warna yang berbeda (hitam dan putih). (Syavardie,2011). Analisis Data Perbedaan derajat efek stimulasi SSP antara kelompok kontrol dianalisis dengan uji statistic one way ANOVA (analisis of varian). Sedangkan untuk menentukan harga ED50 menggunakan hasil regresi linear. B. 53

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Sains, dan Teknologi. Volume 4, Tahun 2013, B.51-B.58 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan Biji Pinang Serbuk biji pinang yang telah kering diperoleh sebanyak 836,13 g. Hasil perkolasi diperoleh perkolat sebanyak 1.525 ml. Perkolat dikeringkan dengan rotary evaporator menghasilkan ekstrak kering sebanyak 344,36 g dengan kadar air sebesar 0,2 %. Penapisan fitokimia yang dilakukan pada ekstrak kering biji pinang diketahui bahwa ekstrak mengandung senyawa flavonoid, saponin, tanin, dan fenolik. Uji Aktivitas Stimulan Sistem Syaraf Pusat Pengujian aktivitas stimulan SSP dalam percobaan ini menggunakan beberapa uji yaitu uji gelantung, evasi, renang dan Discrimination Maze. Tujuannya untuk melihat gambaran efek aktivitas stimulan sistem syaraf pusat (SSP) yang diperoleh pada setiap suspensi larutan uji dengan masing-masing alat uji terhadap efek yang diberikan oleh mencit. a. Uji Gelantung Data hasil uji gelantung menunjukkan bahwa kontol positif (kofein 13 ) mencit menggelantung lebih lama pada kawat uji gelantung jika dibandingkan dengan kontrol negatif (CMC 1%). Pada dosis 4 ekstrak biji pinang sudah memberikan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan kontrol positif dan pada tiap peningkatan dosis ekstrak biji pinang memberikan peningkatan kemampuan mencit untuk menggelantung lebih lama pada kawat uji gelantung. Dosis 500 menunjukkan mencit dapat menggelantung lebih lama dibandingkan dengan dosis 100, 20 dan 4. Waktu (detik) 75 56,6 99,2 118,2 120,2 154,6 positif negatif 4 20 100 500 Hasil uji aktifitas stimulan sistem syaraf pusat yang diamati dari alat uji gelantung, menunjukkan hasil yang signifikan dengan bertambahnya waktu yang dibutuhkan mencit untuk menggelantungkan kakinya pada kawat sesuai dengan B. 54

Aprilia & Siregar, Uji Aktivitas Stimulan peningkatan dosis dari ekstrak biji pinang dibandingkan dengan kontrol. Berdasarkan pustaka yang ada menyatakan hal ini terjadi diakibatkan semakin meningkatnya respon reseptor asetilkolin yang ada pada membran otot rangka kaki mencit (Syavardie,2011). b. Uji Evasi Data hasil uji evasi menunjukkan bahwa pada kontrol positif (kofein 13 ) jumlah gerakan mencit menaiki papan uji evasi lebih banyak jika dibandingkan dengan kontrol negatif (CMC 1%), sedangkan pada ekstrak biji pinang dengan dosis 4, 20 dan 100 diperoleh jumlah gerakan mencit menaiki papan uji evasi lebih sedikit dibandingkan dengan kontrol positif. Pada dosis ekstrak biji pinang 4 sudah menunjukkan gerakan yang lebih banyak dibandingkan dengan kontrol negatif, begitu juga pada dosis 20, 100 dan 500. Dosis ekstrak biji pinang 500 menunjukkan jumlah gerakan yang lebih banyak dibandingkan dengan kontrol dan variasi dosis ekstrak biji pinang (4, 20 dan 100 ). Gerakan/5 menit 6,8 1,8 3,2 4 5,6 7 positif negatif 4 20 100 500 Hasil pengamatan uji evasi pada peningkatan dosis ekstrak biji pinang menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah gerakan mencit menaiki papan dengan kemiringan 45 o. Hal ini menandakan bahwa ekstrak biji pinang dapat meningkatkan jumlah gerakan mencit menaiki papan sesuai dengan paningkatan dosis jika dibandingkan dengan kontrol, Berdasarkan pustaka yang ada menyatakan hal ini terjadi karena ekstrak biji pinang dapat merangsang pelepasan neurotransmiter eksitasi yaitu asetilkolin pada neuromuskular sistem saraf pusat dan otot rangka (Syavardie,2011). c. Uji Renang Data hasil uji renang menunjukkan bahwa pada kontrol positif (kofein 13 ) memberikan waktu mencit bertahan pada permukaan air lebih lama jika dibandingkan dengan kontrol negatif (CMC 1%). Ekstrak biji pinang pada dosis 4 B. 55

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Sains, dan Teknologi. Volume 4, Tahun 2013, B.51-B.58 sudah menunjukkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan kontrol negatif dan begitu juga pada dosis 20, 100 dan 500. Pada dosis 4, 20 dan 100 waktu mencit bertahan pada permukaan air lebih sedikit dibandingkan dengan kontrol positif, namun pada dosis 500 ekstrak biji pinang menunjukkan waktu lebih lama dibandingkan dengan kontrol positif. Waktu (detik) 2570,6 1419,8 307,6 510 514,6 1213,4 positif negatif 4 20 100 500 Hasil pengamatan pada uji renang dari ekstrak biji pinang memperlihatkan semakin meningkat dosis maka semakin lama mencit bertahan dipermukaan air. Berdasarkan pustaka yang ada menyatakan hal ini terjadi karena perangsangan pelepasan neurotransmiter epinefrin dan norepinefrin, sehingga dapat meningkatkan aktifitas formasio retikularis yang akan merangsang korteks motoris pengatur terhadap otot rangka, juga otot jantung (Syavardie,2011). d. Uji Discrimination Maze Data hasil uji Discrimination Maze dapat dilihat pada tabel V.7. yang menunjukkan bahwa pada kontrol positif (kofein 13 ) memberikan waktu mencit lebih cepat keluar dari alat uji jika dibandingkan dengan kontrol negatif. Pada ekstrak biji pinang dengan dosis 4 dan 100 memberikan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan kontrol positif dan kontrol negatif, sedangkan ekstrak biji pinang pada dosis 100 dan 500 menunjukkan waktu mencit keluar dari alat uji lebih cepat dibandingkan dengan kontrol positif dan kontrol negatif. Dosis ekstrak biji pinang yang memberikan waktu lebih cepat mencit untuk keluar yaitu pada dosis 500. B. 56

Aprilia & Siregar, Uji Aktivitas Stimulan Waktu (detik) 7,2 7,4 9,6 9 4,8 3,6 positif negatif 4 20 100 500 Hasil pengamatan dari uji Discrimination Maze diperoleh waktu mencit keluar lebih cepat dari alat uji pada tiap kenaikan dosis jika dibandingkan dengan kontrol. Alat ini bekerja berdasarkan hukum belajar Thorndike dimana kotak Discrimination Maze terdiri dari dua lorong yang terpisah dengan warna yang berbeda ( hitam dan putih ). Dimana hewan yang dalam keadaan situasi stabil akan bolak balik pada titik pilihan untuk menentukan respon yang akan dipilih. Respon yang benar akan mengantarkan mencit pada tujuan/akhir (Syavardie,2011). Berdasarkan literatur yang telah ada menyatakan bahwa ekstrak etanol biji pinang bekerja sebagai inhibitor monoamine oxydase (MAO) dan catechol-o-methyl transferase (COMT) yang berperan pada pelepasan neurotransmiter. Jika MAO dan COMT dihambat maka dapat mencegah degradasi neurotransmiter seperti norepinefrin, dopamine dan serotin. Neurotransmiter ini berperan pada kondisi depresi, jika tidak mengalami degradasi oleh MAO dan COMT maka pelepasan dari neurotransmiter lancar dan gejala stres pada mencit dapat di tanggulangi. Jadi ekstrak biji pinang berperan sebagai antidepresi pada mencit (Ikawati,2011). KESIMPULAN 1. Ekstrak biji pinang yang diberikan dengan dosis 4, 20, 100, 500 memberikan efek aktivitas stimulan sistem syaraf pusat (SSP). 2. Nilai ED50 ekstrak biji pinang diperoleh 124,92. DAFTAR PUSTAKA Dalimartha, S. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid. VI. -: Pustaka Bunda. Darmono, Syamsudin. 2011. Farmakologi Eksperimental. Jakarta : Universitas Indonesia.. Depkes RI.1989. Material Medika Indonesia.. Jilid V. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Hanggoro, Djoko.1986. Sediaan Galenik. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. B. 57

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Sains, dan Teknologi. Volume 4, Tahun 2013, B.51-B.58 Ikawati, Zullies. 2011. Farmakoterapi Penyakit Sistem Saraf Pusat. Jakarta : Bursa Ilmu. Katzung, Bertram G. 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi VI. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Mutschler, A.1991.Dinamika Obat. Farmakologi dan Toksikologi Edisi V. Bandung : ITB. Radji, Maksum; Harmita. 2004. Analisis Hayati. Jakarta : Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia. Anonim. Buku Panduan Teknologi Ekstrak. Jakarta : Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Anonim. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tanaman Obat. Jakarta : Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Syamsuni, H.A. 2007. Ilmu Resep Cetakan 1. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Anief, Moh. 2004. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik Cetakan 1. Yogyakarta : Gadjah Mada University. Trubus. Herbal Indonesia Berkhasiat Bukti Ilmiah dan Cara Racik. Depok : PT Trubus Swadaya. B. 58