Pengaruh Suhu Ekstraksi Terhadap Kualitas Natrium Alginat Rumput Laut Sargassum sp.

dokumen-dokumen yang mirip
JOURNAL OF MARINE RESEARCH Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman Online di:

Pengaruh Suhu Ekstraksi Terhadap Kualitas Alginat Rumput Laut Turbinaria sp. dari Pantai Krakal, Gunung Kidul-Yogyakarta

Pengaruh Perendaman Larutan KOH dan NaOH Terhadap Kualitas Alginat Rumput Laut Sargassum polycycstum C.A. Agardh

Pengaruh Konsentrasi KOH yang Berbeda Terhadap Kualitas Alginat Rumput Laut Coklat Sargassum duplicatum J. G. Agardh

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan

Kandungan Na-Alginat dari Rumput Laut Padina sp. Menggunakan Konsentrasi Kalium Hidroksida yang Berbeda

PEMBUATAN ALGINAT DARI RUMPUT LAUT UNTUK MENGHASILKAN PRODUK DENGAN RENDEMEN DAN VISKOSITAS TINGGI

ABSTRACT

OPTIMALISASI PRODUKSI SEMI-REFINED CARRAGEENAN DARI RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII DENGAN VARIASI TEKNIK PENGERINGAN DAN KADAR AIR BAHAN BAKU

PENGARUH KONSENTRASI Na 2 CO 3 TERHADAP RENDEMEN NATRIUM ALGINAT DARI Sargassum cristaefolium ASAL PERAIRAN LEMUKUTAN

PENGARUH PERENDAMAN RUMPUT LAUT COKLAT SEGAR DALAM BERBAGAI LARUTAN TERHADAP MUTU NATRIUM ALGINAT.

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Perbandingan Metode Ekstraksi Natrium Alginat: Metode Konvensional dan Microwave Assisted Extraction (MAE)

EKSTRAK Na-ALGINAT SEBAGAI EDIBLE COATING TERHADAP PROSES PEMATANGAN BUAH MANGGA

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Ekstraksi Na-Alginat dari Rumput Laut Padina sp. Menggunakan Konsentrasi Kalium Hidroksida yang Berbeda

PENGAMBILAN PEKTIN DARI AMPAS WORTEL DENGAN EKSTRAKSI MENGGUNAKAN PELARUT HCl ENCER

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 67

EKSTRAKSI NATRIUM ALGINAT DARI ALGA COKLAT Sargassum echinocarphum. oleh

KARAKTERISTIK MUTU DAN RENDEMEN ALGINAT DARI EKSTRAK RUMPUT LAUT Sargassum sp. DENGAN MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM ASETAT.

PRAKATA. Purwokerto, Januari Penulis

KAJIAN EKSTRAKSI ALGINAT DARI RUMPUT LAUT Sargassum sp. SERTA APLIKASINYA SEBAGAI PENSTABIL ES KRIM. Oleh : JUNITA SISWATI

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

DAYA HAMBAT EKSTRAK Na-ALGINAT DARI ALGA COKLAT JENIS Sargassum sp. TERHADAP PROSES PEMATANGAN BUAH MANGGA

BAB I PENDAHULUAN. cerminan dari potensi rumput laut Indonesia. Dari 782 jenis rumput laut

ABSTRAK. Kata kunci : Eucheuma spinosum, ekstraksi, iota karaginan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

PENGARUH LAMA EKSTRAKSI TERHADAP MUTU PEKTIN DARI KULIT DURIAN

1. PENDAHULUAN. berkembang pada substrat dasar yang kuat (Andi dan Sulaeman, 2007). Rumput laut

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

BAB III BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Logam berat merupakan salah satu bahan pencemar perairan.

PENENTUAN ph OPTIMUM ISOLASI KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT JENIS Eucheuma cottonii. I G. A. G. Bawa, A. A. Bawa Putra, dan Ida Ratu Laila

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

METODE PENCUCIAN DAN PENYARINGAN PADA EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT DURIAN

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 5 No. 2 Februari 2013 OPTIMASI KONDISI PROSES PENGAMBILAN ASAM ALGINAT DARI ALGA COKLAT

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

BAB III METODE PENELITIAN

Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol VII Nomor 1 Tahun 2004

PENGEMBANGAN METODE EKSTRAKSI ALGINAT DARI RUMPUT LAUT Sargassum sp. SEBAGAI BAHAN PENGENTAL

Pengaruh Suhu Pengeringan Dan Konsentrasi Natrium Metabisulfit (Na 2 S 2 O 5 ) Terhadap Sifat Fisik-Kimia Tepung Biji Durian (Durio zibethinus)

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

4.2. Kadar Abu Kadar Metoksil dan Poligalakturonat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

Prarencana Pabrik Karagenan dari Rumput Laut Eucheuma cottonii I-1

KETEKNIKAN SISTEM RUMPUT LAUT DAN PROSES PENGOLAHANNYA

BAB III METODE PENELITIAN

EKSTRAKSI PEKTIN DARI KULIT BUAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca)

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pemurnian Agarose dari Agar-agar dengan Menggunakan Propilen Glikol

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

PENGEMBANGAN METODE EKSTRAKSI ALGINAT DARI RUMPUT LAUT Turbinaria ornata

3 Metodologi Penelitian

STUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI. Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah rumput laut. Menurut Istini (1985) dan Anggraini (2004),

BAB I PENDAHULUAN. pengisi, bahan perekat pada selai dan jeli, bahan penambah gizi dan stabilizer

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku

KARAKTERISTIK NATRIUM ALGINAT RUMPUT LAUT COKELAT Sargassum fluitans DENGAN METODE EKSTRAKSI YANG BERBEDA

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Rancangan Acak

JURNAL INTEGRASI PROSES

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.

Alginofit 20 gram. Perendaman KOH 2% selama 30 menit. Dicuci dengan air mengalir. Perendaman NaOH 0,5% selama 30 menit. Dicuci dengan air mengalir

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Pengaruh Suhu Ekstraksi Terhadap Kualitas Tri Aji Pamungkas *), Ali Ridlo, Sunaryo Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Kampus Tembalang, Semarang 50275 Telp/Fax. 024-7474698 email: dioch_gun@yahoo.com Abstrak merupakan sumber daya hayati laut yang potensial sebagai sumber alginat. Natrium alginat banyak digunakan dalam industri pangan dan non pangan, antara lain sebagai pengental, pensuspensi, penstabil, pembentuk film, pembentuk gel, dan bahan pengemulsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu ekstraksi terhadap kualitas Natrium alginat dari rumput laut meliputi rendemen, kadar air, kadar abu, dan viskositas. Pengambilan sampel Sargassum sp. dilakukan di Pantai Krakal Gunung Kidul, Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampel diekstraksi dengan menggunakan larutan Na 2 CO 3 7 % dengan perlakuan perbedaan suhu ekstraksi 40 ºC, 50 ºC, 60 ºC, 70 ºC dan 80 ºC masing-masing dengan 3 ulangan. Hubungan antara suhu ekstraksi dan kualitas natrium alginat menunjukan model regresi linier positif untuk rendemen natrium alginat, model regresi linier negatif untuk kadar air dan viskositas, tapi tidak signifikan terhadap kadar abu. Hasil penelitian menunjukkan rendemen natrium alginat tertinggi dihasilkan pada suhu 80 0 C yaitu sebesar 28,31 ± 0,48%. Kadar air terendah dihasilkan pada suhu 80 0 C yaitu sebesar 14,97 ± 1,55%. Viskositas tertinggi dihasilkan pada suhu 40 0 C yaitu sebesar 27,25 ± 0,93 cps. Kata Kunci: Natrium alginate; ; Suhu ekstraksi Abstract are the living marine resource that are potential as alginate resources. Sodium alginate is used in the food industry, and non food industry, such as for a coagulant, suspending, stabilizers, film formers, gel formation, and emulsifier. The objective of research was to know the effect of temperature exstraction toward quality of alginate, such as rendement, moisture, ashes content, and viscosity of Sampling of was done in Krakal Beach Gunung Kidul, Yogyakarta. The research method used experimental method and was design completaly Randomized Design (CRD). Samples were extracted by Na 2 CO 3 7 % solution under diffirencees temperature from 40 ºC - 80 ºC, temperature range 10 C, each treatment 3 times replicated. Correlation between extraction temperature and sodium alginate qualities were showed positive linier model regression for rendement sodium alginate, negative linier regression model for viscosity and moisture, but not significant for ash content. The result showed the highest rendement of sodium alginate was produced on temperature of 80 ºC, that was 28.31% ± 0.48%. The lowest moisture was produced on temperature of 80 ºC, that was 14.97 ± 1.55%. Highest viscosity was produced on temperature 40 ºC, that was 27.25 ± 0.93 cps. Keywords: Sodium Alginate; ; Exstraction Temperature *) Penulis penanggung jawab 78

Pendahuluan Rumput laut Merupakan jenis rumput laut coklat (Phaeophyceae) yang banyak menghasilkan alginat dibandingkan dengan jenis rumput laut coklat yang lain (Yunizal, 2004). memiliki ciri-ciri seperti bentuk thallus umumnya silindris, percabangan rimbun menyerupai pepohonan di darat, bagian daun melebar, lonjong atau menyerupai pedang, mempunyai gelembung udara (bladder) yang umumnya soliter, panjangnya thallus dapat mencapai tujuh meter dan berwarna coklat (Junianto, 2006). Alginat adalah salah salah satu jenis polisakarida yang terdapat dalam dinding sel Phaeophyceae dengan kadar mencapai 40% dari total berat kering, alginat juga memegang peranan penting dalam mempertahankan struktur jaringan sel alga (Rasyid, 2010). Secara kimiawai, alginat adalah suatu polimer linier panjang yang tersusun dari dua unit monomerik, yaitu asam β-d-mannuronat dan asam α-lguluronat. Alginat terdapat dalam dinding sel rumput laut coklat yang berupa kristalkristal yang tersusun secara pararel pada benang-benang halus selulosa dan cairan sel (Truus et al., 2001) dalam Yulianto (2007). Asam alginat dapat berupa homopolimer yang terdiri dari monomerik sejenis yaitu asam D-mannuronat saja atau asam L-guluronat saja (Winarno, 1996). Struktur kimia alginat disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Struktur kimia pada alginat (Winarno, 1990). Alginat telah banyak dimanfaatkan oleh berbagai industry sebagai bahan pengental, pengatur keseimbangan, pengemulsi dan pembentuk lapisan tipis tahan minyak. Selain itu, alginat juga diketahui memiliki afinitas yang tinggi terhadap logam berat dan unsur radioaktif, sehingga senyawa tersebut dapat membantu dalam membersihkan polusi logam berat dan radioaktif dalam makanan yang dikonsumsi (Widyastuti, 2009). Asam alginat juga digunakan sebagai pengikat (binder) yang bisa diaplikasikan sebagai bahan pembuatan pasta gigi. Sodium alginat dipakai dalam obat obatan cair karena bisa meningkatkan viskositas dan pensuspensi bahan padat sehingga digunakan sebagai koloid pelindung (Anggadiredja et al., 2006). Alginat bisa didapatkan dengan cara ekstraksi, yaitu memanaskan rumput laut coklat pada suasana basa dengan konsentrasi dan suhu tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu ekstraksi dengan larutan Na 2 CO 3 terhadap kualitas alginat meliputi rendemen, kadar air, kadar abu dan viskositas dari rumput laut Materi dan Metode Materi Penelitian Materi dalam penelitian ini adalah rumput laut jenis yang diambil dari Pantai Krakal, Gunung Kidul, Yogyakarta. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dan di rancang menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap). Perlakuan dalam penelitian ini berupa perbedaan suhu ektraksi (40 ºC, 50 ºC, 60 ºC, 70 ºC dan 80 ºC) dengan waktu perebusan 2 jam dan masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali pengulangan. 79

Hasil data parameter penelitian yang didapat dianalisis secara statistik menggunakan analisis varian dan uji lanjut menggunakan Contras Hypotesis Test. Analisis korelasi dilakukan untuk melihat besar hubungan atau keterkaitan perlakuan perbedaan suhu ekstraksi terhadap kualitas natrium alginat. a. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan di Pantai Krakal, Gunung Kidul, di kedalaman ± 0,5 m pada bulan Agustus 2012, pengambilan sampel dilakukan pada saat perairan surut karena ombak yang besar. Sampel yang diambil dicuci dengan air laut untuk menghilangkan kotoran yang menempel, kemudian sampel Sargassum sp. dimasukkan dalam karung-karung. b. Preparasi Sampel Rumput laut basah dicuci menggunakan air tawar berulangulang untuk menghilangkan butiran garam yang menempel sampai bersih. Dikeringkan di bawah sinar matahari selama ± 3 hari. dikemas dalam plastik dan disimpan ditempat kering agar terhindar dari pertumbuhan jamur. c. Ekstraksi Alginat Ekstraksi alginat dilakukan menurut Yulianto (2007) dan Anwar (2012) yang telah dimodifikasi suhu ekstraksinya (Gambar 2). Diagram alir proses ekstraksi alginat disajikan pada Gambar 2. Sampel 50 gr Direndam air tawar ± 30 menit Direndam KOH 0,7 % 1 liter 30 menit Dicuci air mengalir ± 5 menit sampai ph 7 Direndam HCl 5 % 1 liter 24 jam Dicuci air mengalir ± 5 menit Direbus Na 2 CO 3 7 % 1 liter pada suhu 40 ºC, 50 ºC, 60 ºC, 70 ºC dan 80 ºC selama 2 jam Diperas dan disaring dengan kain belacu Filtrat dipucatkan dengan NaOCl 13 % 50 ml Diendapkan HCl 5 % 1 liter Dicuci dengan air bersih Ditambahkan NaOH 2 % sampai ph 7 (pembentukan Na-alginat) Ditambahkan dengan etanol 96 % sampai mengendap Dikeringkan dengan sinar matahari Ditepungkan dengan blender Serbuk alginat Analisis Data 80 Gambar 2. Skema Alur Proses Pengolahan Alginat

Hasil dan Pembahasan Rumput laut diekstraksi menggunakan Na 2 CO 3 7 % dengan variasi suhu 40 ºC sampai 80 ºC selama 2 jam. Alginat yang diperoleh dihitung rendemen, kemudian dianalisis kadar air, kadar abu dan viskositasnya. Hasilnya disajikan dalam Tabel 1 (data rerata ± standar deviasi). Rendemen (%) 4 3 y = 0.226x + 10.11 r = 0.964 90 Suhu ( C) Tabel 1. Hasil Rerata Rendemen, Kadar Air, Kadar Abu dan Viskositas Alginat pada Suhu Ekstraksi yang Berbeda. Suhu Ekstraksi (ºC) Analisis Rendemen Alginat Berdasarkan dari penelitian didapat hasil rerata rendemen 19,50 % 27,96 % tersaji pada Gambar 3 dan Gambar 4. Rendemen (%) 4 3 Rendeme n (%) 40 18,85 ± 0,94 50 21,75 ± 0,73 60 24,08 ± 1,57 70 25,46 ± 0,78 80 28,31 ± 0,48 18.85 Kadar Air (%) 20,19 ± 0,73 18,23 ± 1,58 16,94 ± 1,70 16,58 ± 0,96 14,97 ± 1,55 21.75 24.09 25.47 28.31 Kadar Abu (%) 24,38 ± 4,35 23,94 ± 2,22 22,64 ± 5,19 20,87 ± 4,00 20,33 ± 2,42 Gambar 3. Hasil Rerata Rendemen (%) Viskosita s (cps) 27,25 ± 0,93 25,78 ± 0,61 23,14 ± 0,61 19,71 ± 0,62 16,38 ± 0,75 Gambar 4. Grafik Regresi Linier Rendemen Ekstraksi yang Berbeda. Rendemen alginat yang dihasilkan dalam penelitian ini telah memenuhi standar baku menurut Food Chemical Codex (1981), yang menyatakan rendemen natrium alginat lebih dari 18 % sesuai kebutuhan industri pangan dan non pangan. Berdasarkan uji Oneway ANOVA pengaruh suhu ekstraksi terhadap rendemen memberikan nilai F sebesar 40,757 dan F tabel (4,10, 0,05) = 3,48 sehingga F hitung > F tabel (0,01) maka H 1 diterima. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa suhu ekstraksi mempengaruhi rendemen natrium alginat. Hasil penilitian ini menunjukkan peningkatan suhu ekstraksi menyebabkan rendemen alginat akan semakin meningkat. Koefisien korelasi pengaruh perbedaan suhu ekstraksi terhadap rendemen natrium alginat yaitu sebesar r = 96,4 %. Perbedaan rendemen natrium alginat dikarenakan alginat yang merupakan senyawa polimer dan letaknya berada di dinding sel rumput laut keluar dari tempatnya. Menurut Budiyanto dan Yulianingsih (2008) suhu ekstraksi yang tinggi menyebabkan peningkatan energi kinetik larutan sehingga difusi pelarut ke dalam sel semakin meningkat pula. Hal tersebut mengakibatkan alginat terlepas dari sel rumput laut coklat sehingga alginat yang dihasilkan semakin banyak. Mushollaeni (2011) menambahkan bahwa perebusan rumput laut coklat 81

menggunakan Na 2 CO 3 mampu memisahkan selulosa dan alginat yang terdapat pada sel rumput laut coklat yang akan menyebabkan sel menggelembung, kemudian pecah dan rusak akibatnya alginat keluar dari dinding sel. Analisis Viskositas Alginat Berdasarkan dari hasil penelitian diperoleh rerata viskositas alginat berkisar antara 16,38 27,25 cps tersaji pada Gambar 5 dan Gambar 6. viskositas (centi poise) Gambar 5. Hasil Rerata Viskositas Natrium Alginat Rumput Laut Viskositas ( Centi poise) 30 0 0 0 3 27.25025.785 23.14019.710 16.383 y = -0.278x + 39.11 r = 0.980 90 Suhu ( C) Kamogawa Chemical Industry (KCI) ekstra rendah. Berdasarkan hasil uji Oneway ANOVA pengaruh suhu ekstraksi terhadap viskositas alginat memberikan nilai F sebesar 123,987 dan F tabel (4,10, 0,05) = 3,48 sehingga F hitung > F tabel (0,01) maka H 1 diterima. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa suhu ekstraksi berpengaruh sangat nyata terhadap viskositas natrium alginat. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan suhu ekstraksi menyebabkan viskositas alginat menurun. Koefisien korelasi pengaruh suhu ekstraksi terhadap viskositas yaitu sebesar r = 98 %. Perbedaan viskositas ini dikarenakan rantai polimer alginat mudah terdegradasi karena selama proses ekstraksi semakin tinggi suhu ekstraksi rantai polimer alginat mengalami degradasi dan dapat memutuskan ikatan glikosida, sehingga berat molekul menurun dan menyebabkan penurunan viskositas. Ditambahkan Oleh King (1983) dalam Nafii (2001), peningkatan suhu dapat merusak rantai polimer alginat. Budiyanto dan Yulianingsih (2008), menjelaskan bahwa peningkatan suhu ekstraksi menyebakan pemecahan polimer-polimer sehingga menghasilkan bobot molekul yang lebih rendah. Analisis Kadar Air Alginat Sargassum sp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata kadar air alginat berkisar antara 14,97 20,19 % tersaji pada Gambar 7 dan Gambar 8. Gambar 6. Grafik Regresi linier Viskositas Kadar Air (%) 25.000 0 15.000 0 5.000 0 20.194 18.236 16.944 16.589 14.970 Viskositas yang dihasilkan dalam penelitian ini telah memenuhi standar baku menurut Internasional Trade Centre (ITC) termasuk ke dalam bagian rendah dan 82

Gambar 7. Hasil Rerata Kadar Air (%) Kadar Air (%) 25.00 15.00 5.00 y = -0.120x + 24.64 r= 0.823 40 60 80 100 Suhu ( C) Kadar air alginat juga dipengaruhi oleh proses pengeringan. Darmawan et al. (2006) menjelaskan untuk mendapatkan kadar air natrium alginat yang rendah bisa diperoleh dengan memperbaiki teknik pengeringan setelah proses ekstraksi. Analisis Kadar Abu Alginat Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa rerata kadar abu alginat berkisar antara 20,33 24,38 % tersaji pada Gambar 9. Gambar 8. Grafik Regresi Linier Kadar Air Ekstraksi yang Berbeda. Kadar air alginat yang dihasilkan dalam penelitian ini ada yang sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh standar FCC (1981) dimana kadar air alginat tidak lebih dari 15 %. Berdasarkan hasil uji Oneway ANOVA pengaruh suhu ekstraksi terhadap kadar air alginat memberikan nilai F sebesar 6,145 dan F tabel (4,10, 0,05) = 3,48 sehingga F hitung > F tabel (0,01) maka H 1 diterima. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa suhu ekstraksi berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air natrium alginat. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan suhu ekstraksi menyebabkan kadar air alginat akan semakin menurun. Koefisien korelasi perbedaan suhu ekstraksi terhadap kadar air natrium alginat yaitu sebesar r = 82,3 %. Perbedaan kadar air dikarenakan garam-garam mineral lebih banyak larut dengan suhu tinggi dibandingkan dengan suhu rendah akibatnya garam mineral berkurang sehingga menghasilkan kadar air yang rendah. Tingginya garam-garam mineral dalam sampel rumput laut akan membuat kadar air menjadi tinggi. Hal ini diperkuat oleh Yunizal (2004), bahwa garam-garam mineral bersifat higroskopis menyebabkan kadar air alginat lebih tinggi. 83 Kadar Abu (%) 40 30 0 0 0 24.386 23.944 22.644 20.87520.339 Gambar 9. Hasil Rerata Kadar Abu (%) Kadar abu yang dihasilkan dalam penelitian ini hampir mendekati standar baku yang telah ditetapkan oleh FCC. Menurut FCC (1981) standar kadar abu berkisar antara 13 27 %, sehingga alginat hanya dapat digunakan untuk industi tekstil, dan kertas. Berdasarkan hasil uji Oneway ANOVA pengaruh suhu ekstraksi terhadap kadar abu alginat memberikan nilai F sebesar 0,667 dan F tabel (4,10, 0,05) = 3,48 sehingga F hitung < F tabel (0,05) maka H 1 ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa suhu ekstraksi tidak berpengaruh terhadap kadar abu natrium alginat. Tidak adanya perbedaan nilai kadar abu natrium alginat dikarenakan suhu ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini belum cukup tinggi untuk membakar kandungan mineral yang ada dalam sampel rumput laut. Yunizal (2004) menambahkan

bahwa kadar abu natrium alginat berasal dari mineral yang melekat pada rumput laut dan residu garam yang tidak tercuci pada proses pembersihan dan selalu terbawa pada proses selanjutnya. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan suhu ekstraksi berpengaruh sangat nyata terhadap kualitas natrium alginat rumput laut (rendemen, viskositas dan kadar air), tetapi tidak berpengaruh terhadap kadar abu. Semakin tinggi suhu ekstraksi pada penelitian ini dapat meningkatkan rendemen natrium alginat dan menurunkan kadar air natrium alginat serta menurunkan nilai viskositas natrium alginat. Ucapan Terimakasih Penulis menyampaikan terimakasih kepada Dewan Redaksi Jurnal Penelitian Kelautan yang telah mengedit artikel ilmiah ini serta semua pihak dan instansi yang telah memberikan bantuan dan fasilitas dalam penelitian ini, sehingga tulisan artikel ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Daftar Pustaka Anwar, F. 2012. Pengaruh konsentrasi KOH yang berbeda terhadap kualitas Alginat Rumput Laut Sargassum duplicatum [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang, 69 hlm. Anggadiredja, J., T.A Zantika dan S. Prayugo, 2006, Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jakarta, 148 hlm. Budiyanto, A., dan Yulianingsih. 2008. Pengaruh suhu dan waktu ekstraksi terhadap karakter Pektin dari ampas jeruk siam (Citrus nobilis L). Jurnal Pascapanen 5 (2):37-44. Darmawan, M., Tazwir. dan Hak, N. 2006. Pengaruh perendaman Rumput Laut 84 Coklat dalam berbagai larutan terhadap mutu Natrium Alginat. Buletin Teknologi Hasil Perikanan, 9 (1):26-38. Junianto. 2006. Rendemen dan kulitas Alginat hasil ekstraksi Alga () dari pantai selatan daerah Cidautan Barat. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung, 8 : 152-160. Mushollaeni, W. 2011. Karakterisasi Natrium Alginat dari, Turbinaria sp. Dan Padina sp. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 22(1): 26-32. Nafii, V. 2001. Pengaruh suhu penyimpanan terhadap sifat fisik dan Kimia Natrium Alginat dari perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 49 hlm. Rasyid, A. 2010. Ekstraksi Natrium Alginat dari Alga Coklat Sargassum echinocarphum. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, Jakarta, 8 hlm Widyastuti, S. 2009. Kadar alginat rumput laut yang tumbuh di perairan laut Lombok yang diekstrak dengan dua metode ekstraksi. Jurnal Teknologi Pertanian, Lombok, 9 hlm. Winarno, F.G. 1990. Teknlogi Pengolahan Rumput Laut. Pustaka Sinar Harapan. 112 hlm.. 1996. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Pustaka Sinar Harapan. 107 hlm. Yulianto, K. 2007. Pengaruh konsentrasi natrium hidroksida terhadap viskositas natrium alginat yang diekstrak dari Sargassum duplicatum J. G, Agardh (Phaeophyta). Puslit Oseanografi- LIPI & Puslit Limnologi-LIPI. Jakarta. Jurnal Nasional, 33 (2) : 295-306. Yunizal. 2004. Teknologi Pengolahan Alginat. Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Jakarta, 61 hlm