BAB 5 ANALISIS PENAMPILAN TEKNIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 TEKNIK MEMANAH

BAB 3 FONDASI DALAM MEMANAH

BAB 6 TECHNICAL POINT DAN SARAN DALAM MEMANAH

BAB 7 ANALISIS BIOMEKANIK DALAM PANAHAN

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Juni 2015 ANALISIS KINESIOLOGI TEKNIK CABANG OLAHRAGA PANAHAN

SOSIALISASI OLAHRAGA PANAHAN UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR DI SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL

TEKNIK-TEKNIK DASAR BAGI ATLET PEMULA PANAHAN Oleh: Yudik Prasetyo Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY

ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul : KEJURDA PANAHAN YUNIOR SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

BAB 8 LATIHAN MENEMBAK

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

SILABUS MATA KULIAH. Kompetensi Dasar Materi Pokok Strategi Perkuliahan Sumber Bahan/ Referensi 1 Kontrak Perkuliahan

BAB 5 MENTAL TRAINING UNTUK ATLET PANAHAN

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Rezha, 2014

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

PERTEMUAN 1 s/d 3 MENGINJAK AIR

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

SEPAK BOLA III. Design R2 Bramistra

Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012

2015 PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN


PENDAHULUAN. Trenggalek, 16 Januari Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

RUNNING SKILLS. Skill highlights

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

SPRINT & START. oleh: Cukup Pahalawidi,M.Or. Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

1. Stretching Pantat. LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata. Basic

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TANGAN DAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMANAH JARAK 30 METER PADA ATLET PANAHAN SULAWESI SELATAN

TENIS MODUL 3. Pendahuluan

HEADSTAND / KOPSTAND

Kata Kunci: Olahraga panahan, cidera, dan pencegahan.

2016 HUBUNGAN QUICKNESS, POWER TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL DENGAN HASIL START (GRAB START) RENANG PADA SISWA CLUB RENANG CIKALAPA SWIMMING POOL

Baseball Batting. Mekanika. Teknik

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet PPLP Panahan Jawa Barat sebanyak 12 orang atlet.

Palang Bertingkat Untuk Pemula Pos Waktu Istirahat Untuk Menunjang Gerakan Glide: Angkat tungkai ke depan (Prone Leg Lifts)


I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

LOMPAT JANGKIT. B. Pengertian Lompat Jangkit (Triple Jump)

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan prestasi akademik yang tinggi.selain itu pendidikan jasmani yang

H. Kajian Pustaka 1. Hakekat Belajar Mengajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB III METODE PENELITIAN

SENAM. Bahan Belajar Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dengan

Oleh: Agus Supriyanto

SKRIPSI. Oleh: Risang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ]

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai

SPRINT & START INA ATLETIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANILISIS DATA

MODUL 8 BADMINTON Pendahuluan

III. METODOLOGI PENELITIAN. metode deskriptif korelasional, dengan tujuan ingin mengetahui ada

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN. Jurnal. Oleh.

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

GULAT (WRESTLING) Sebuah pengantar: Biomekanika Dasar Untuk para Pelatih Gulat. Drs. Yadi Sunaryadi, MPd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

LOMPAT TINGGI. Ad 1. Tinggi CG saat take off (H1)

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR

METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33)

Sehat Mengenakan Tas Ransel Sunday, 12 February :16

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

PERMAINAN MENUJU CABANG OLAHRAGA SOFTBALL

BAHAN AJAR 10 SAKIT PINGGANG BAGIAN BAWAH

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.

BAB I PENDAHULUAN. dengan memasukkan bola kedalam keranjang lawan (Wissel 1994:2). Bola basket

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 15 (1), Januari Juni 2016 : 1-25

BAB X ISOMETRIK. Otot-otot Wajah terdiri dari :

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Tipe Tubuh Manusia. Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat).

I. PENDAHULUAN. Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam

BAB I PENDAHULUAN. Orientasi olahraga telah bergerak melewati batas kemampuan logika

TEKNIK ROWING. Kegiatan Belajar 2:

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

(Skripsi) OLEH GUSTI AGUNG RISMAN

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

BAB III METODOLOGI PENLITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Padepokan Angkat Besi dan Angkat Berat Gajah

ANALISIS MEKANIKA CABANG OLAHRAGA

Transkripsi:

53 BAB 5 ANALISIS PENAMPILAN TEKNIK Pengantar Dalam olahraga panahan, penguasaan teknik memanah yang baik memegang peranan penting dalam pelaksanaan memanah. Teknik yang salah dan dilakukan secara terus menerus, akan berdampak terhadap pencapaian prestasi maksimal. Dengan demikian, pemanah perlu memahaminya dengan sebaik mungkin dan mampu untuk menganalisis berbagai kesalahan teknik yang ditampilkan, sehingga kesalahan tidak dilakukan secara berulang-ulang. Dalam bab ini, penulis ingin menganalisis tentang penampilan teknik pemanah, terutama yang berkaitan dengan kesalahan-kesalahan secara umum dan spesifik yang sering dilakukan pemanah dan mencoba untuk memberikan saran untuk memperbaikinya. Tujuan yang diharapkan dalam bab ini adalah mahasiswa mampu memahami kesalahan-kesalahan teknik secara umum dan mampu untuk memperbaikinya.

54 Kesalahan Teknik Secara Umum Ketika mengamati beberapa pemanah di klub dan pada turnamen-turnamen lainnya, pada umumnya terdapat beberapa kesalahan sebagai berikut: a. Sikut penarik terlalu tinggi di atas garis panah, hal ini akan menghambat turunnya tulang scapulae dan menghambat efisiensi penggunaan otot travezius untuk melakukan tarikan. b. Bahu bagian depan dan belakang umumnya terlalu tinggi, untuk lebih efisien lebih baik menggunakan otot besar bagian belakang (Perhatikan Gambar 5.1). Gambar: 5.1 (Kesalahan pada Sikut dan Bahu) c. Jari-jari tangan terlalu banyak memegang busur, yang menyebabkan terciptanya puntiran (torque). d. Dada membusung yang menyebabkan tulang belakang terlihat kosong (hollow back). Posisi ini secara biomekanika salah yang bisa menyebabakan sakit pada bagian pinggang dan punggung.

55 Kesalahan lainnya yang sering dilakukan pemanah adalah sebagai berikut: a. Tali busur menyentuh pusat dagu (center of the chin) pada saat anchoring, hal ini akan sulit untuk meluruskan busur ke arah target. (yang benar seperti pada Gambar 4.10). b. Berat badan ditempatkan di tumit, hal ini akan mencegah daya horizontal maksimal yang dihasilkan. c. Tidak ada posisi set-up dalam siklus menarik (draw cycle), sehingga membutuhkan putaran badan terlalu banyak selama menarik, inilah yang menyebabkan tarikan tidak konsisten. d. Scapulae pada posisi set-up terlalu tingi, sehingga menghambat untuk menggunakan otot trapezius. e. Menarik secara kontinu dengan tidak mencapai posisi holding (menahan). Pada posisi ini tidak dibolehkan ada ketegangan di tangan dan lengan atas yang ditransfer ke otot bagian belakang (punggung). f. Bidikan terlalu cepat dan hilang koneksitas dengan otot bagian belakang sehingga menyebabkan tidak fokus. g. Stance bentuk y, dengan mengabaikan stance open, close, atau parallel akan menciptakan ketegangan di tungkai. h. Sendi lengan bagian dalam pada waktu menarik diputar terlalu ke atas depan, menyebabkan hubungan sendi bahu menjadi lemah. Follow through kurang cukup yang menyebabkan dead release.

56 Teknik yang Disarankan a. Open stance dengan kaki belakang sedikit menutup ke garis tembak (the shooting line) tetapi bukan open. Kaki depan kira-kira 30-40 derajat, tungkai selebar bahu, ketegangan ditempatkan di lutut bagian depan dan tungkai bagian atas. b. Badan sedikit condong ke depan untuk menciptakan pembagian tekanan 60-70% pada bola kaki dan 40-30% pada tumit, sehingga daya vertikal dan horizontal maksimal dapat dihasilkan. c. Panggul terbuka atau menghadap target dengan tubuh bagian atas diputar dari panggul kemudian ke bahu supaya ketegangan yang dihasilkan di tulang rusuk bagian bawah sedikit, hal ini untuk menciptakan stabilitas yang baik. d. Pastikan bahwa kedua bahu tetap dalam posisi yang natural seperti pada posisi memulai set-up. e. Lengan penahan busur (bow arm) diputar ke dalam, jadi sendi lengan atas dan bawah mendekati vertical untuk membentuk kekuatan menurut prinsip biomekanika. f. Dada masuk dengan cara mendorong tulang sternum ke bawah menuju pusar (navel), sehingga menciptakan stronger power-zone. g. Panggul ke depan segaris dengan tubuh, pantat (buttock) masuk untuk mencegah bagian belakang atau punggung kosong (hollow back). h. Pastikan bahwa bagian belakang scapulae tetap turun dan sikut lengan penarik segaris dengan panah jika memungkinkan. Scapulae bagian depan dari tali masuk dan

57 kemungkinan menutup. Tali tidak menyentuh/mencambuk lengan penahan busur. i. Perbedaan penting dan bersifat umum adalah posisi scapulae. Lihat Diagram 5.1., scapulae dan sikut pada diagram tersebut, scapulae bagian depan naik kearah tali (string) dan scapulae bagian belakang berada diposisinya, ini secara biomekanika akan menghasilkan kekuatan (Perhatikan Diagram 5.1). Diagram: 5.1 (Posisi Scapulae dan Sikut) j. Prosedur menembak harus mengikuti siklus menembak, seperti pada diagram 6.1. (shot cycle). (Perhatikan Diagram 6.1).

58 Diagram: 5.2 (Siklus Menembak) Perbedaan Pokok antara Kesalahan Umum dan Rekomendasi a. Metode mengajar panahan pada umumnya tidak menggunakan posisi set-up, sehingga berpengaruh signifikan terhadap putaran dada dan bahu bagian belakang ketika menarik. b. Terlalu cepat memulai bidikan (aiming), umumnya segera setelah memulai tarikan, anchoring, fokus, tahan, dan tempatkan bow aligned pada target. Dengan cara demikian akan kehilangan waktu yang dibutuhkan untuk menghubungkan kembali rangkaian yang dibutuhkan untuk menembak. c. Tarikan kontinu yang diajarkan, tidak terdapat phase loading/transfer, seperti holding tidak pernah tercapai. Ini akan menghasilkan ketegangan yang berlebihan pada otot lengan penarik dan jari-jari pada saat release.

59 d. Ekspansi setelah sikap holding biasanya dilakukan selama 3 detik, jika terlalu lama konsentrasi akan hilang. Rangkuman Kesalahan umum yang sering dilakukan pemanah yaitu: a) Sikut penarik terlalu tinggi di atas garis panah, b) Bahu bagian depan dan belakang terlalu tinggi, 3) Tangan atau jari tangan terlalu banyak di busur, 4) Dada membusung, 5) Tali busur menyentuh pusat dagu (center of the chin) pada saat anchoring, 6) Berat badan ditempatkan di tumit, 7) Tidak ada posisi set-up, 8) Scapulae pada posisi set-up terlalu tinggi, 8) Menarik tidak mencapai posisi holding, 9) Tali busur menyentuh pusat dagu (center of the chin) pada saat anchoring, 10) Berat badan ditempatkan di tumit, 11) Tidak ada posisi set-up dalam siklus menarik (draw cycle), 12) Scapulae pada posisi set-up terlalu tingi, 13) Menarik secara kontinu dengan tidak mencapai posisi holding, 14) Bidikan terlalu cepat dan hilang koneksitas dengan otot bagian belakang, 15) Mengabaikan stance open, close, atau parallel. Saran untuk memperbaikinya: 1) Lakukan open stance, 2) Badan sedikit condong ke depan untuk menciptakan pembagian tekanan, 3) Pastikan kedua bahu tetap dalam posisi yang natural seperti pada set-up, 4) Lengan penahan busur (bow arm) diputar ke dalam mendekati vertical, 5) Dada masuk dengan mendorong tulang sternum, 6) Panggul ke depan segaris dengan tubuh, pantat masuk untuk mencegah hollow back, 7) Pastikan bahwa bagian belakang scapulae tetap turun dan sikut lengan penarik segaris dengan panah.

60 Soal-soal Latihan 1. Sebutkan beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pemanah? 2. Sebutkan kesalahan lainnya yang sering dilakukan pemanah? 3. Mengapa pada saat anchoring tali busur tidak boleh menyentuh pusat dagu? 4. Pada saat menarik tali busur pemanah melakukan kesalahan bahu penahan busur menonjol, apa saran yang harus diberikan untuk memperbaikinya? 5. Bagaimana supaya sikap badan pada waktu memanah tetap ajeg, saran apa yang harus diberikan? 6. Pemanah pemula seringkali terjadi hollow back, saran apa yang harus diberikan? 7. Bagaimana memperbaiki kesalahan, apabila pemanah memiliki lengan yang bengkok? 8. Mengapa pemanah harus melakukan sikap set-up sebelum melakukan sikap drawing? 9. Pemanah seringkali melakukan bidikan terlalu cepat, apa saran yang harus dilakukan? 10. Coba anda jelaskan metoda yang tepat dalam mengajarkan panahan untuk pemula agar tidak terjadi kesalahan (jelaskan menurut pendekatan pedagogis)?