PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR FISIKA KELAS X PADA MATERI HUKUM NEWTON DAN PENERAPANNYA BERDASARKAN KURIKULUM 2013

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN DAN UJI COBA INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR IPA SMP/MTs KELAS VII PADA MATERI KARAKTERISTIK ZAT

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR PADA MATERI TITRASI ASAM BASA KELAS XI-MIA SMAN 4 KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (research and

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

I.PENDAHULUAN. menunjukkan kondisi ini adalah berdasarkan The Third Internasional

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII

Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik untuk Mengukur Sikap Sosial Peserta Didik SMA Kelas X pada Pembelajaran Fisika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan modul berbasis discovery learning untuk meningkatkan pemahaman konsep

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN

Bahan Ajar Interaktif Berbasis Pendekatan Saintifik pada Materi Garis dan Sudut untuk Siswa SMP

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KARAKTER SISWA SMP PADA MATERI AJAR BUNYI. Oleh:

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA MA. Yenita Endriska

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI GARIS DAN SUDUT KELAS VII

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI HIMPUNAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KARAKTER MATERI GETARAN DAN GELOMBANG PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 13 MADIUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

METODE. Kata kunci: inkuiri terbimbing, hasil belajar, larutan elektrolit dan larutan non elektrolit

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ke arah positif. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI PPKn SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 3 MALANG

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN. sains yang semula berasal dari bahasa Inggris science. Kata science sendiri berasal

PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

PENGARUH PROSEDUR SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

BAB I PENDAHULUAN. penelitian ini mengenai implementasi KTSP dalam pemanfaatan laboratorium

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

PELATIHAN SEBUAH SOLUSI DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU BAGI DOSEN IPA DI LINGKUNGAN PRODI PGMI. Budiyono Saputro

BAB III METODE PENELITIAN

Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tah

Rokhani Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR DENGAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) PADA PEMBELAJARAN KIMIA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

Siska Puspita Dewi, Wartono, dan Hartatiek Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA SISWA SMP KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG MUATAN LOKAL KURIKULUM 2013

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIKUM FISIKA SMP KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang terdiri dari lima fase

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn :

Metode Praktikum Untuk Melatih Kemampuan Psikomotorik Siswa Pada Materi Tekanan Dan Getaran Di Kelas Viii Smp N 1 Kayuagung. Murniati, Eka Noviyanti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

BAB V PEMBAHASAN. pendidikan. Guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan Kurikulum, maka

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu bersaing serta dapat

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI BUNYI UNTUK SISWA SMP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

Selva Posasi Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2013)

ANALISIS KEMAMPUAN KINERJA SISWA DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN LKS IPA TERPADU MODEL WEBBED BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN TEMA LINGKUNGAN PANTAI UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. Percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini menuntut

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI IRISAN KERUCUT DENGANN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI KUBUS DAN BALOK UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil belajar siswa yang berupa produk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.

BAB III METODE PENELITIAN. Lembar Kerja Siswa (LKS) materi matriks dengan pendekatan PMR untuk siswa

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengembangan Modul Fisika pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis dengan Menggunakan Model Discovery Learning di SMAN 5 Banjarmasin

Transkripsi:

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR FISIKA KELAS X PADA MATERI HUKUM NEWTON DAN PENERAPANNYA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 Herman Ari Martono 1, Suparmi 2, Nonoh Siti Aminah 3 1 hermanarimartono@gmail.com 2 suparmiuns@gmail.com 3 nonoh_nst@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian dan pengembangan yaitu: (1) mengembangakan instrumen penilaian hasil belajar fisika SMA kelas X pada materi hukum Newton dan penerapannya berdasarkan kurikulum 2013, (2) mengetahui kualitas instrumen penilaian hasil belajar fisika SMA kelas X pada materi hukum Newton dan penerapannya berdasarkan kurikulum 2013, dan (3) mengetahui respon guru terhadap instrumen penilaian hasil belajar fisika SMA kelas X pada materi hukum Newton dan penerapannya berdasarkan kurikulum 2013. Metode penelitian dan pengembangan yang digunakan Research and Development (R&D). Model pengembangan perangkat pembelaajran yang disusun dalam penelitian ini mengacu pada jenis pengembangan ADDIE, yaitu yang meliputi (1) analysis, (2) design, (3) development, (4) implementation dan (5) evaluation. Hasil penelitian dan pengembanagn yaitu: (1) instrumen penilaian hasil belajar fisika SMA kelas X, (2) kualitas instrumen yang diperoleh dari hasil validasi yaitu (a) kevalidan RPP 3,90, (b) kevalidan LKS 3,752, dan (c) kevalidan instrumen pembelajaran 3,58 (3) respon guru terhadap instrumen penilaian hasil belajar fisika SMA kelas X pada materi hukum Newton berdasarkan kurikulum 2013 adalah 3,39 Kata Kunci: Penilaian otentik, ranah sikap, ranah keterampilan dan ranah pengetahuan Pendahuluan Pendidikan di Indonesia telah mengalami 11 kali perubahan kurikulum (Depdiknas, 2013). Setiap kurikulum senantiasa dikembangkan berdasarkan pada filsafat pendidikan tertentu. Filsafat pendidikan itu akan menentukan tujuan pendidikan yang di canangkan pada masa kini akan dicapai pada masa mendatang (Sa dun Akbar, 2013). Kurikulum di era 2000-an yakni KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) 2004, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), dan Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berbasis pada kompetensi dengan pembelajaran yang konstruktivistik (Sa dun Akbar, 2013). Keterlaksanaan kurikulum berbasis kompetensi sangat ditentukan oleh kemampuan guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran, yakni pengembangan silabus, buku ajar, sumber dan media pembelajaran, model pembelajaran, instrumen penilaian dan RPP. Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari KBK yang pernah diujicobakan pada tahun 2004 (E. Mulyasa, 2013). Kurikulum 2013 mengacu pada KBK sebagai pedoman bagai pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Selain menekankan pada aspek kompetensi, kurikulum 2013 juga menekankan pendidikan karakter yang dapat diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapt dalam kurikulum. 155

Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A tahun 2013 Pasal 1 Teang Implementasi Kurikulum menyatakan bahwa implementasi kurikulum pada sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA) dan sekolah menegah kejuruan/madarasah aliyah kejuruan (SMK/MAK) dilakukan secara bertahap mulai tahun pelajran 2013/2014. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi kurikulum 2013 diberlakukan di sekolah secara bertahap baik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA maupun SMK/MAK. Secara tidak langsung sekolah dituntut untuk siap dalam pelaksanaan pelaksanaan implementasi kurikulum 2013. Setiap kurikulum mempunyai orientasi filisofis dan teoretik tertentu sehingga berimplikasi pada proses pembelajaran berserta penilaian dan hasil belajr (Sa udun Akbar, 2013). Ada tiga istilah yang sering digunakan utnuk mengetahu keberhasila belajar dari peserta didik. Tiga istilah tersebut adalah evaluasi, penilaian, dan pengukuran. Raph Tyler dalam buku Arikunto menyatakan bahwa evaluasi didefinisikan sebagai sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai (Suharsimi Arikunto, 2007). Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau krieteria yang telah ditetapkan (Suharsimi Arikunto, 2009). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 20013 menyatakan bahwa kompetensi kelulusan mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Hal ini berarti bahwa proses pembelajaran dan penilaian harus mengembangkan kompetensi peserta didik yang berhubungan dengan ranah afektif (sikap), kognitif (pengetahuan) dan psikomotor (keterampilan). Implementasi kurikulum 2013 kompetensi kelulusan menekankan pada kompetensi inti yang meliputi sikap spritual (KI 1), sikap sosial (KI 2), penegetahuan (KI 3) dan keterampilan (KI 4). Oleh karena itu pendidik diharapkan mampu melakukan penilaian menyeluruh dan berkesinambungan yang mencakup semua aspek kompetensi untuk memantau perkembangan peserta didik. Akan tetapi, dalam penerapannya di beberapa daerah di Indonesia, guru-guru masih banyak yang kesulitan dalam memahami cara penilain peserta didik sesuai kurikulum 2013. Instrumen penilaian merupakan salah satu bagian dari instrumen evaluasi, instrumen evaluasi merupakan salah satu alat ukur yang digunakan pendidik dalam melakukan kegiatan evaluasi proses pembelajran maupun terhadap hasil belajar peserta didik (Suharsimi Arikunto, 2009). Guru yang bertugas sebagai evaluator dalam melaksanakan evaluasi terhadap hasil belajar dituntut melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif) dan pengalaman (aspek psikomotor) (Sudijono A, 1996). Akan tetapi berdasarkan observasi yang dilakukan pada pembelajaran fisika di sekolah guru hanya melakukan penilaian pada aspek pengetahuan saja, belum melakukan penilaian pada aspek sikap maupun keterampilan. Penilaian aspek keterampilan masih belum dilakukan dengan benar, untuk penilaian keterampilan guru menekankan keaktifan peserta didik dalam melakukan percobaan saja. Fisika adalah bagian dari sains. Sains berasal dari kata scientia yang berarti pengetahuan. Menurut Sudijono A (1996) membicarakan hakikat fisika sama halnya dengan membicarakan hakikat sains karena fisika merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sains. Oleh karena itu, karakteristik fisika pada dasrnya sama dengan karakteristik sains pada umumnya. Kaitannya dalam pembelajaran fisika, objek yang diajarkan adalah fisika. Sedangkan fisika pada dasarnya sama dengan karakteristik sains pada umumnya, maka dalam belajar fisika tidak terlepas dari penguasaan konsepkonsep dasar fisika, teori, atau masalah baru yang memerlukan jawaban melalui pemahaman sehingga ada perubahan dalam 156

diri siswa. Untuk mendapatkan suatu konsep maka diperlukan suatu cara yaitu metode ilmiah atau scientific methods. Carin dan Sund dalam Puskur Balitbang Depdiknas (Puskur Balitbang Depdiknas, 2013) mendefinisikan Fisika sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara hasil observasi teratur, berlaku umum (universal) dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen, sehingga objek dalam penelitian pebelajaran fisika dituntut mencakup proses dan hasil beajar peserta didik. Semua Sekolah menengah Atas (SMA) di Bojonegoro telah menerapkan kurikulum 2013, implementasi kurikulum 2013 telah diberlakukan untuk kelas X. Beberapa guru khususnya guru fisika masih mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Sebagai contoh SMA Negeri 2 Bojonegoro yang telah menerapkan kurikulum 2013 telah menerapkan proses pembelajaran fisika dengan menekankan proses pembelajaran berbasis saintifik. Seperti halnya pada materi hukum Newton dan penerapanya terdapat tiga percobaan yang sederhana yang dapat diterapkan di sekolah, sehingga penilaian proses dan hasil belajar peserta didik seharusnya dapat dilakukan secara menyeluruh mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Akan tetapi pada pelaksanaannya, penilaian hasil belajar pada materi hukum Newton dan penerapannya belum dilakukan secara menyeluruh. Hal ini dikarenakan masih terdapat kendala. Kendala yang disebutkan oleh guru adalah waktu untuk mempersiapkan KBM. Selain mengajar guru juga harus melakukan penilaian hasil belajar, belum adanya instrumen penilaian yang mencakup penilaian hasil belajar, belum adanya instrumen yang mencakup empat kompetensi inti menyebabkan penilaian yang dilakukan masih pada aspek pengetahuan saja. Metode Penelitian Menurut Briggs dalam Harijanto (2011) model merupakan seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi. Dari pengertian diatas maka model pengembangan perangkat pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk melaksanakan pengembangan perangkat pembelajaran. Model pengembangan perangkat pembelajaran biasanya menggambarkan langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang disusun dalam penelitian ini mengacu pada jenis pengembangan model ADDIE. Model ADDIE merupakan model desain sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan dasar desain sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari, serta sesuai dengan karakteristik pendekatan saintifik Hal tersebut menjadi latar belakang peneliti memilih model ADDIE. Model ini sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase atau tahap utama yaitu (A)nalysis, (D)esign, (D)evelopment, (I)mplementasi, dan (E)valuation. Kelima fase dalam model ADDIE perlu dilakukan secara sistemik dan sistematik. Hasil Penelitian dan Pembahasan Produk yang dihasilkan dari proses pengembangan adalah buku penilaian otentik. Untuk membantu guru melakukan penilaian otentik saat melakukan proses belajar mengajar. Tahap analisis digunakan untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan atau masalah yang mendasar melatar belakangi dikembangkannya perangkat pembelajaran berbasis pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Adapun hasil analisis sebagai berikut. Tahap Desain, peneliti menentukan kompetensi khusus yang dicapai oelh siswa, metode, bahan ajar, strategi pembelajaan serta media pembelajaran. Peneliti menggunakan pendekatan saintifik. Dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini, peneliti menentukan kompetensi khusus yang harus dicapai siswa. 157

Pada tahap pengembangan, peneliti (1) membuat rancangan instrumen penilaian hasil belajar, (2) memvalidasi perangkat pembelajaran ke validator. Berikut uraian singkat rancangan perangkat pembelajaran dan hasil validasi perangkat pembelajaran. Langkah Implementasi diasosiasikan dengan penyelenggaraan program pembelajaran itu sendiri yaitu adanya penyampaian materi pembelajaran dari guru kepada siswa. Implementasi ini bertujuan untuk mendapatkan masukkan secara langsung dari guru maupun siswa yang telah mengikuti pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria valid. Hal ini berdasarkan analisis data kevalidan RPP sesuai dengan tabel 4.3 yang mencapai skor rata-rata 3,90. Walaupun demikian masih diperlukan perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut atau penyesuaian-penyesuaian jika RPP akan diterapkan pada kondisi lain. LKS yang dikembangkan dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria valid. Hal ini di dasarkan pada hasil analisis data kevalidan LKS mencapai skor 3,752. Berdasarkan hasil respon guru menunjukkan bahwa guru tertarik pada pembelajaran pendekatan saintifik yang mencapai skor 3,39. Simpulan dan Rekomendasi Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1)Instrumen penilaian otentik yang dikembangkan memenuhi syarat valid untuk menilai pengetahuan dan keterampilan praktikum siswa SMA N 2 Bojonegoro pada materi hukum Newton dan penerapannya. Instrumen penilaian otentik yang dikembangkan, baik instrumen tes tertulis maupun tes kinerja memiliki nilai 3,744 untuk validasi lima validator, (2) Hasil penilaian pengetahuan menggunakan instrumen penilaian otentik yang dikembangkan pada peserta didik kelas X Mia 4 SMA N 2 menunjukkan bahwa pengetahuan peserta didik mengenaik konsep hukum Newton dan penerapannya secara keseluruhan baik, (3) Hasil penilaian hasil belajar menggunakan instrumen penilaian otentik yang dikembangkan di SMA N 2 Bojonegoro menunjukkan bahwa aspek keterampilan menerapkan konsep, mengomunikasikan, menyususn alat, mencatat data dan menyimpulkan yang dimiliki sebagian besar peserta didik kelas X Mia 4 berada pada kategori baik. Aspek keterampilan mengiinterprestasi data, mengamati dan mengukur yang dimiliki sebagian besar peserta didik di kelas tersebut berada pada kategori baik, sedangkan aspek keterrampilan proses sains menggunakan alat/bahan berada pada kategori cukup, dan (4) Hasil penilaian pengetahuan mengenai hukum Newton dan penerapannya memiliki cukup hubungan dengan hasil penilaian keterampilan praktikum mengenai hukum Newton menggunakan instrumen penilaian otentik yang dikembangkan. Adanya hubungan yang berkategori cukup ini ditunjukkan oleh kerelasi yang bernilai 0,498. Berdasarkan kesimpulan, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut (1) Pengembangan instrumen penilaian otentik memerlukan persiapan dan waktu yang tidak sebentar, akan tetapi dengan instrumen penilaian otentik akan membantu siswa dalam memahami materi secara real dan proses pengembangan instrumen perlu adanya komunikasi dengan guru bidang keahlian yang secara langsung mengajarkan keahlian kerja, hal ini dilakukan agar instrumen terasa lebiah real oleh peserta didik. Untk instrumen jenis tes kinerja berbentuk rubrik bisa lebih disederhanakan lagi untuk mempermudah proses penilaian. Penggunaan instrumen otentik ini secara tidak langsung akan mempengaruhi pembelajaran dikelas, (2) Perangkat pembelajaran pendekatan saintifik yang telah dikembangkan ini dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran materi hukum Newton dan penerapannya kelas X program IPA karean perangkat tersebut berkualitas, dan (3) untuk lembaga pendidikan, khususnya sekolah menengah atas, pengembangan instrumen penilaian otentik penting untuk dilakukan. Karena di sekolah menengah atas, 158

siswa dituntut untuk menguasai pengetahuan tetapi juga memiliki keterampilan. Daftar Pustaka Depdiknas. 2013. Peraturan Pemerintanh Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). E. Mulyasa. 2013 Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 Bandung: Remaja Rosdakarya Harijanto 2011. Perencanaan Pengajaran: Jakarta: PT RINEKA CIPTA Sa dun Akbar. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Rosda Sudijono Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. 159