BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keperawatan. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang. Kesehatan menjelaskan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bermutu merupakan asuhan manusiawi yang diberikan kepada pasien, memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multidisiplin

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dalam bidang keperawatan. Upaya ini dilakukan agar dapat menarik lebih

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

Mahasiswa S-1 Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang Jurusan DIII Keperawatan, Poltekes Kemenkes Kupang, Kupang c

BAB 1 PENDAHULUAN. Caring merupakan dasar dari seluruh proses keperawatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Caring. Swanson (dalam Watson, 2005) mendefinisikan caring sebagai cara perawat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perawat dalam praktek keperawatan. Caring adalah sebagai jenis hubungan

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan adalah kepuasan pasien. Kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan menurut Virginia Henderson (1966) dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Motivasi sembuh merupakan sumber kekuatan untuk pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009). American Nurses Association

BAB I PENDAHULUAN. mudah, terjangkau dan terukur kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait.

BAB I. Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengertian praktik keperawatan dan caring melalui laporan perawat ahli.

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi

BAB I PENDAHULUAN. asuhan yang bersifat humanistik, profesional, dan holistik berdasarkan ilmu

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

BAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005),

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan nasional untuk peningkatan mutu dan kinerja pelayanan. kuantitas. Tenaga keperawatan di rumah sakit merupakan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian, maka. yang diberikan bagian Klinik Anak.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kompetisi di sektor kesehatan. Persaingan antar rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tomey & Alligood, 2006) mendefinisikan caring sebagai suatu proses. merupakan sesuatu yang unik terhadap praktik keperawatan.

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dipengaruhi oleh pertumbuhan lembaga pelayanan dan praktik

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang diberikan perawat atau caring, dalam asuhan. pasiennya. Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Nursalam, 2008). Keperawatan dan caring adalah sesuatu yang tidak dapat

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran. Metodenya antara lain: berbicara dan mendengarkan


BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tertentu. Menurut Robbins (2006) bahwa kinerja pegawai adalah. untuk mengelola proses kerja selama periode tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien merasakan komunikasi yang sedang berjalan tidak efektif karena kesalahan

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya rumah sakit merupakan tempat pemenuhan kebutuhan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang tidak jelas, dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan. menekan sistem kekebalan tubuh (Wardhana, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit. merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (UU No.44, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. lain (Crips &Taylor, 2001). Caring adalah perhatian perawat dengan sepenuh hati

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan dan pemantapan peran bagi perawat akhir-akhir ini menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak lepas dari sejarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. memperhatikan sikap non-verbal saat berinteraksi. sekedar hubungan saling menguntungkan (mutualisme) tetapi juga kedua

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat melakukan hal tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan, maka jasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan. Jadi dapat disimpulkan mutu pelayanan keperawatan adalah. ditemukan permasalahan terkait mutu pelayanan keperawatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik

BAB I PENDAHULUAN. maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. makna kepada orang lain dalam bentuk lambang-lambang, simbol, atau bahasabahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bagi sebagian besar pasien, masuk rumah sakit karena sakitnya dan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. organisme hidup saling berinteraksi. Dalam memberikan asuhan

KUESIONER PENELITIAN. Persepsi Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III Bangsal Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh. Penyakit kanker sangat. kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki era reformasi yang ditandai. dengan berbagai perubahan di segala bidang khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan. Keperawatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan di

Lembar Persetujuan menjadi Responden. T. Tangan Responden : Peneliti : Restiana Simorangkir

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan atau hambatan akan muncul dan mempengaruhi suatu organisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. menghargai perasaan pasien yaitu dengan mencurahkan segala perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tim keperawatan merupakan anggota tim kesehatan garda depan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya berkembang dengan cepat jika menciptakan kepuasan dan kesetiaan

BAB I PENDAHULUAN. akar dalam pohon, dimana akar tersebut dijadikan sebagai penopang dasar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan upaya individu dalam menjaga dan. mempertahankan individu untuk tetap berinteraksi dengan orang lain dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan dan keperawatan. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan pusat pelayanan kesehatan, tingginya pemanfaatan rumah sakit menjadi kendala dalam memberikan pelayanan yang cepat, ramah, terjangkau dan memuaskan konsumen. Program yang harus dijalankan rumah sakit bukan saja pelayanan yang bersifat pelayanan pengobatan untuk penyembuhan penyakit bagi pasien, tetapi juga pelayanan yang bersifat memberikan informasi yang seluas-luasnya tentang pola hidup sehat melalui promosi pendidikan kesehatan dan mencegah masyarakat yang sehat jatuh ke kondisi sakit (Oktiani, 2008) Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan atau asuhan keperawatan yang komprehensif dengan membantu pasien memenuhi kebutuhannya. Perilaku caring perawat sangat diperlukan dalam memberi perawatan dan berinteraksi dengan pasien, perawat berupaya untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien, antara lain dengan membantu pemenuhan kebutuhan pasien tersebut. Seorang perawat harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati sebagai seorang perawat harus dapat memahami masalah yang dihadapi oleh klien (Triyana, 2013). Pasien sebagai orang yang mengalami sakit tentu saja memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi diantaranya pengobatan, kenyamanan, emosional, kasih sayang perawat yang dapat meberikan kenyamanan dan kedamaian, dan lain 1

2 sebagainya dalam proses penyembuhan pasien. Kebutuhan-kebutuhan pasien dalam proses penyembuhannya tersebut dapat terpenuhi dengan perilaku caring perawat (Triyana, 2013). Perilaku caring yang ditampilkan oleh seorang perawat dapat mempengaruhi proses penyembuhan pasien dan kepuasan pasien, salah satu indikator klinik mutu pelayanan keperawatan adalah kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan dalam proses penyembuhan pasien. Tingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan tercapai, apabila kebutuhan pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diharapkan dapat terpenuhi dalam proses penyembuhan pasien (Watson, 2005). Perilaku caring perawat merupakan perilaku perawat yang mempunyai kepedulian terhadap pasien dalam memberikan asuhan keperawatan. Potter & Perry (2009) mengemukakan bahwa caring adalah perhatian dan kepedulian perawat terhadap pasien. Kepedulian, empati, dan kasih sayang perawat terhadap pasien akan membentuk hubungan yang baik, sehingga pasien merasa nyaman dan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan perawat. Perilaku caring perawat memberikan komitmen dan pelayanan keperawatan sebagai kemampuan memahami sikap dan kebutuhan serta keinginan klien. Pemberian pelayanan terhadap orang sakit dalam konsep caring mempunyai penerapan berdasarkan ilmu pengetahuan. Dalam penerapannya perawat harus mampu memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien. Hal ini termasuk kepada pasien yang mengalami berbagai penyakit (Layla, 2012). Penerapan perilaku caring yang didasari dengan pengetahuan biologis dan pengetahuan tentang perilaku manusia akan dapat meningkatkan kesehatan individu dan memberikan pelayanan yang lebih baik (Watson, 2005). Perilaku

3 caring perawat tidak hanya mampu meningkatkan kepuasan pasien dalam proses penyembuhannya, namun juga dapat menghasilkan keuntungan untuk rumah sakit. Godkin (2004) menyampaikan bahwa perilaku caring dapat mendatangkan manfaat finansial bagi industri pelayanan kesehatan. Beberapa kasus yang berkaitan dengan perilaku caring perawat diantaranya hasil penelitian Ismar (2002) di Rumah Sakit Muhammad Hoesin Palembang menunujukkan hampir separuh perawat yang diteliti dinilai tidak caring (48,3%) dan sebagian besar klien tidak puas terhadap perilaku caring perawat (79,2%). Dari data tersebut ada perawat yang sudah mempunyai perilaku caring dan masih ada perawat yang belum berperilaku caring sehingga mempengaruhi kualitas asuhan keperawatan, kepuasan klien terhadap pelayanan yang diberikan Rumah Sakit. Hasil penelitian Anjaswarni (2002) bahwa secara rata-rata tingkat kepuasan klien tinggi terhadap perilaku caring perawat di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Tingkat kepuasan ini dapat diketahui dengan pencapaian tingkat kepuasan klien terhadap perilaku caring adalah 82,25 % yang berati klien cenderung merasa puas. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 24 Februari 2014 dengan 5 orang pasien di Rumah Sakit Petala Bumi Pekanbaru adanya keluhan terhadap perilaku perawat yang kurang ramah, kurang responsif terhadap kebutuhan pasien, penyampaian informasi kepada pasien masih kurang, perawat yang terkadang kurang bisa mengendalikan emosinya, jarang tersenyum, perawat yang kurang peduli dengan pasien, dan suka marah-marah. Pasien juga mengungkapkan bahwa perawat jarang mendatangi pasien, menemui pasien hanya untuk rutinitas saja saat ada tindakan keperawatan serta kurang lama berinteraksi dengan pasien, dan perawat masih kurang sabar dalam merawat pasien. Ada juga

4 pasien yang merasakan bahwa perilaku perawat di Rumah Sakit Petala Bumi Pekanbaru ramah, respon, mudah tersenyum, peduli, bisa mengendalikan emosinya, sering mendatangi pasien, sabar dan sering berinteraksi dengan pasien dalam memberikan asuhan keperawatan. Perilaku caring yang didasari dengan kecerdasan emosional yang baik akan mendukung terciptanya pelayanan keperawatan yang sesuai dengan harapan pasien. Kerfoot (dalam Rego, Godino, & McQueen, 2008) menyampaikan bahwa pasien yang menerima pelayanan tenaga kesehatan dengan keterampilan sempurna, namun tidak disertai dengan sikap emosi yang baik dalam pelayanannya, maka pelayanan tersebut dinilai pasien sebagai pelayanan yang tidak adekuat. Perawat perlu memiliki kemampuan kecerdasan emosional untuk memenuhi kebutuhan perawatan pasien. Kecerdasan emosional menjadi bagian penting dalam keberhasilan pembentukan hubungan manusia, kecerdasan emosional sangat penting untuk membangun hubungan perawat dengan pasien (McQueen, 2004). Kecerdasan emosional dapat mempengaruhi perilaku caring perawat, kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan sosial (Goleman, 2001). Yuhono (2011), meneliti pentingnya kecerdasan emosional bagi seorang perawat. Subjek penelitian yaitu 52 orang perawat di RSUD Jombang. Penelitian ini dilakukan di RSUD Jombang. Hasil penelitian yaitu pasien merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan perawat karena keramahan dan kesopanan perawat yang menjadi faktor kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan yang diberikan. Perawat yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi sangat

5 diperlukan untuk mencapai tujuan dan memberikan pelayanan kesehatan pada pasien. Pekerjaan seperti perawat selalu berinteraksi langsung dengan pasien diperlukan kemampuan mengenali emosi, kemampuan mengelola emosi, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengenali emosi orang lain dan kemampuan membina hubungan dengan orang lain. Adanya kemampuan yang dimiliki tersebut sehingga akan terjalin hubungan saling percaya dan saling membantu antara perawat dengan pasien, perawat dengan keluarga, perawat dengan dokter, perawat dengan tim kesehatan yang lainnya (Singgih & Yulia, 2012). Perilaku caring perawat yang didasari dengan kecerdasan emosional yang tinggi mendorong pencapaian pelayanan keperawatan yang berkualitas dan dapat meningkatkan kepuasan pasien. Berdasarkan fenomena yang ada peneliti tertarik untuk meneliti, Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Perilaku Caring Perawat Di Rumah Sakit Petala Bumi Pekanbaru. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah ada hubungan kecerdasan emosional dengan perilaku caring perawat di Rumah Sakit Petala Bumi Pekanbaru? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan kecerdasan emosional dengan perilaku caring perawat di Rumah Sakit Petala Bumi Pekanbaru.

6 D. Keaslian Penelitian Penelitian yang dilakukan sebelumnya sangat penting untuk diungkapkan, karena dapat dipakai sebagai bahan informasi dan bahan acuan yang sangat berguna. Penelitian yang berjudul hubungan kecerdasan emosional dengan perilaku caring perawat di Rumah Sakit Petala Bumi Pekanbaru belum pernah dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian hampir sama terkait dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu penelitian Restiana Simorangkir (2011), meneliti tentang hubungan kecerdasan emosional dengan kinerja perawat menurut persepsi pasien di Rindu B2 RSUP Haji Adam Malik Medan. Subjek penelitian ini yaitu 42 orang perawat dan 42 orang pasien di Rindu B2 RSUP Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan kusisoner yang diisi oleh perawat. Hasil penelitian yaitu bahwa kecerdasan emosional perawat mempengaruhi kinerja perawat. Adapun persamaan penelitian yang akan dilakukan yaitu terdapat pada variabel kecerdasan emosional dan perbedaannya yaitu penelitian yang akan dilakukan menghubungkan kecerdasan emosional perawat dengan perilaku caring perawat, penelitian yang dilakukan oleh Restiana Simorangkir menghubungkan kecerdasan emosional perawat dengan kinerja perawat. Yuhono (201 1), meneliti pentingnya kecerdasan emosional bagi seorang perawat. Subjek penelitian yaitu 52 orang perawat di RSUD Jombang. Penelitian ini dilakukan di RSUD Jombang. Hasil penelitian yaitu pasien merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan perawat karena keramahan dan kesopanan

7 perawat yang menjadi faktor kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan yang diberikan. Perawat yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi sangat diperlukan untuk mencapai tujuan dan memberikan pelayanan kesehatan pada pasien. Persamaan penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada variabel kecerdasan emosional perawat. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada variabel Perilaku caring perawat, penelitian yang dilakukan Yuhono bahwa pentingnya kecerdasan emosional perawat dalam pelayanan kesehatan yang diberikan. Penelitian Dewi (2008) meneliti tentang hubungan kecerdasan emosional dan spiritual perawat terhadap kinerja perawat di RSAB Harapan kita. Subjek penelitian 100 orang perawat. penelitian ini menggunakan metode peneltian kuantitatif. Hasil peneltian yaitu kecerdasan emosional dan spiritual perawat berpengaruh signifikan terhadap kinerja, baik secara bersama-sama maupun terpisah. Persamaan penelitian pada variabel kecerdasan emosional perawat. Perbedaan penelitian yang dilakukan penelitian Dewi menghubungkan kecerdasan emosional dan spiritual perawat dengan kinerja perawat, penelitian yang akan dilakukan menghubungkan kecerdasan emosional perawat dengan prilaku caring perawat. Sutriyanti (2009) meneliti tentang pengaruh pelatihan perilaku caring terhadap kepuasan pasien dan keluarga di runag rawat inap RSUD Curup Bengkulu. Subjek penelitian ini yaitu 204 orang pasien di RSUD Curup Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Hasil penelitian yaitu bahwa terdapat perbedaan kepuasan pasien antara yang diberi bimbingan perawat dan yang tidak diberi bimbingan perawat. Persamaan

8 penelitian yaitu pada variabel perilaku caring perawat. Perbedaan penlitian yaitu penelitian tersebut meneliti pengaruh perilaku caring perawat terhadap kepuasan pasien, penelitian yang akan dilakukan menghubungkan perilaku caring dengan kecerdasan emosional Abdul (2013) meneliti tentang hubungan peril aku caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap rumah sakit di RSUD Kota Baubau, subjek penelitian ini yaitu 64 orang pasien di RSUD Kota Baubau. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara. Hasil penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien, sebagian besar responden merasa puas dengan pelayanan asuhan keperawatan diruang rawat inap rumah sakit. Persamaan penelitian yaitu pada variabel perilaku caring perawat. Perbedaan penlitian yaitu penelitian tersebut meneliti hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien, penelitian yang akan dilakukan menghubungkan perilaku caring dengan kecerdasan emosional. Denys & Dian (2012) meneliti tentang kiat keperawatan caring dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan di Rumah Sakit Baptis Kediri. Subjek penelitian yaitu 96 perawat di Rumah Sakit Baptis Kediri. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. hasil penelitian ini kiat caring perawat yang baik dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan di Rumah Sakit Baptis Kediri. Persamaan penelitian yaitu pada variabel perilaku caring perawat. Perbedaan penlitian yaitu penelitian tersebut meneliti tentang kiat keperawatan caring dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan, penelitian yang akan dilakukan menghubungkan perilaku caring dengan kecerdasan emosional.

9 Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya bahwa belum ada yang meneliti hubungan kecerdasan emosioanal perawat dengan perilaku caring perawat, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian yang akan dilakukan oleh penelti adalah asli. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi seorang perawat agar dapat memiliki keterampilan emosional dan menerapkan perilaku caring perawat. Penelitian ini juga dapat memberikan informasi tentang kecerdasan emosional dan perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen RSU Petala Bumi Pekanbaru dalam melaksanakan kegiatan perencanaan, pengembangan dan pembinaan terhadap sumber daya keperawatan guna menghasilkan tenaga keperawatan yang mampu menerapkan perilaku caring dalam setiap pemberian pelayanan keperawatan. Perilaku caring perawat mampu meningkatkan kepuasan pasien, sebagai salah satu indikator klinik mutu pelayanan keperawatan. Rumah sakit dapat menekankan penggunaan dimensi-dimensi kecerdasan emosional perawat dalam memberikan pelayanan seperti mengetahui emosi diri sendiri, mengatur emosi diri, memotivasi diri, memahami emosi orang lain dan social skills, sehingga diharapkan dapat menghasilkan pelayanan yang lebih adekuat.

10 b. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi perawat untuk menggali dimensi-dimensi kecerdasan emosional diri perawat sehingga dapat mendasari perawat dalam melakukan hubungan interpersonal maupun intrapersonal, sehingga perawat mampu melatih diri dalam menerapkan perilaku caring pada pemberian pelayanan keperawatan.