BAB III METODE PENELITIAN. pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah Larissa Aesthetic Center Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. promosi produk kuliner melalui Jakul Semarang endorser online shop di

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Konsep dasar dan batasan operasional dalam

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasional. Dalam Santoso (2003: 11) analisis deskriptif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan menjelaskan mengenai objek dan subjek penelitian, jenis data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah di mana penelitian

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 2. Angket, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui daftar pertanyaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disebarkan sebanyak 45 kuesioner dan yang dapat diolah sebanyak 40 kuisioner. Grafik 4.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pencil case merek. dikarenakan wholesaler di Kota Surabaya menjanjikan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Hos Cokroaminoto Ruko Grogol C2, Pekalongan. Alasan dipilihnya toko

BAB IV ANALISIS DATA. yang memotivasi konsumen untuk berolah raga arung jeram serta menguji

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2000:11). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh dimensi kualitas layanan dalam. menciptakan Word of Mouth (WOM) pada Klinik Kecantikan Kusuma di Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendidikan Teknik Mesin Konsentrasi Produksi dan Perancangan. Oleh karena itu

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN ANALISIS KORELASI KANONIK PADA HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH

BAB III METODE PENELITIAN

Pendahuluan. 0 Analisis interaksi antarvariabel 0 Interdependence 0 Deteksi multikolinearitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Customer Value dan Brand Image terhadap Customer Loyalty Nasabah

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian explanatory. Menurut Singarimbun dan Effendi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu menemukan, mengembangkan atau mengkaji kebenaran suatu

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

BAB III METODE PENELITIAN. objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Subjek adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. Penelitian ini dilakukan di tempat karaoke QYU-QYU.

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode kuantitatif.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah explanatory research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini penulis mengambil tempat pada PT.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan. sebelumnya maka yang menjadi objek penelitian ini PT.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning. akan diteliti adalah peserta BPJS Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh citra merek terhadap Niat Beli

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. seluler As pada mahasiswa Universitas Muria Kudus yang dijadikan penelitian,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil populasi pada karyawan Hotel Nusantara Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. berbagai macam nilai (Indriantoro dan Supomo, 2002)

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN)

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pelaksanaan penelitian bertempat di Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dimana suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

(2.1) keterangan: i = Banyaknya faktor yang terbentuk; (i=1,2,3,...,k)

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah konsumen di kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013: 148). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen di kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. Sampel menurut Sugiyono (2013: 149) merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen muda di kota Semarang yang pernah berpindah merek dari smartphone Blackberry. Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan metode nonprobability sampling. Sedangkan, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan 23

sampel yang memiliki tujuan atau karakteristik tertentu. Oleh karena itu, ditentukanlah kriteria untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Berikut adalah kriterianya: 1. Usia 17-30 tahun 2. Pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry Kemudian, penentuan jumlah sampel responden didasarkan pada pernyataan Supranto, yang menyatakan bahwa ukuran sampel yang baik dapat ditentukan dengan cara, jumlah pertanyaan (variabel) dalam kuesioner dikalikan lima (5). Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan 22 variabel, maka dikalikan 5 hasilnya adalah 110. Sehingga jumlah responden dalam penelitian ini adalah 110 orang. Untuk mendapatkan responden, peneliti mengunjungi beberapa tempat umum yang biasa digunakan untuk bersantai seperti kafe dan free wi-fi spot. Agar jawaban responden lebih akurat, peneliti akan menanyakan responden terlebih dahulu apakah mereka masih menggunakan BlackBerry atau tidak. 3.3. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer. Data primer adalah data yang secara langsung diberikan oleh sumber data kepada pengumpul data. Data primer penelitian ini nantinya berupa jawaban responden yang telah mengisi kuesioner yang dibuat oleh peneliti. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui metode kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan 24

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013: 230). Peneliti dalam penelitian ini membagi kuesioner dengan secara langsung (tatap muka). 3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas 3.5.1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2001: 135). Dalam pengujian validitas, peneliti menggunakan alat bantu program komputer yaitu SPSS for Windows 17. Suatu variabel dapat dinyatakan valid jika nilai r hitung (corrected item-total correlation) > nilai r tabel (koefisien korelasi r product moment). Berikut adalah hasil uji validitas yang menggunakan SPSS: Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas Variabel r Hitung r Tabel Keterangan X1 0,220 0,1874 Valid X2 0,301 0,1874 Valid X3 0,356 0,1874 Valid X4 0,405 0,1874 Valid X5 0,452 0,1874 Valid X6 0,426 0,1874 Valid X7 0,465 0,1874 Valid X8 0,255 0,1874 Valid X9 0,411 0,1874 Valid X10 0,480 0,1874 Valid X11 0,365 0,1874 Valid X12 0,381 0,1874 Valid X13 0,417 0,1874 Valid 25

Variabel r Hitung r Tabel Keterangan X14 0,316 0,1874 Valid X15 0,412 0,1874 Valid X16 0,414 0,1874 Valid X17 0,467 0,1874 Valid X18 0,392 0,1874 Valid X19 0,457 0,1874 Valid X20 0,400 0,1874 Valid X21 0,322 0,1874 Valid X22 0,326 0,1874 Valid Sumber: data primer yang diolah (2016) Berdasarkan hasil uji validitas di atas, dengan ketentuan Df = Jumlah Responden 2 (Df = 110 2 = 108) dan alpha 5%, maka digunakan r Tabel 108 = 0,1874. Keseluruhan variabel dalam penelitian ini dinyatakan valid. 3.5.2. Uji Reliabilitas Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2001: 132). Uji reliabilitas dalam penelitian ini juga menggunakan alat bantu program komputer yaitu SPSS for Windows 17 dengan menggunakan model Cronbach s Alpha. Untuk mengambil suatu keputusan reliabilitas, suatu kuesioner dianggap reliabel jika nilai Cronbach s Alpha minimal adalah 0,6. 26

3.6. Metode Analisis Data Tabel 3.2. Hasil Uji Reliabilitas Cronbach s Alpha N of Items 0,720 22 sumber: data primer yang diolah (2016) Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat dilihat bahwa nilai Cronbach s Alpha adalah 0,720. Sehingga, variabelvariabel dalam penelitian ini dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach s Alpha lebih besar dari 0,60. 3.6.1. Analisis Deskriptif Menurut Sugiyono (2013: 238), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis deskriptif nantinya juga akan menyajikan data tentang responden, seperti jenis kelamin, pekerjaan, pengasilan per bulan, tipe smartphone BlackBerry yang pernah digunakan, kapan terakhir kali menggunakan BlackBerry, lama penggunaan BlackBerry, dan merek yang dipilih saat beralih merek dari BlackBerry. Penelitian ini menggunakan sejumlah pertanyaan dan pernyataan dengan 5 pilihan jawaban yang menunjukkan setuju atau tidak setuju terhadap statement tersebut. 27

berikut: a. Skor 1 untuk Sangat Tidak Setuju (STS) b. Skor 2 untuk Tidak Setuju (TS) c. Skor 3 untuk Netral (N) d. Skor 4 untuk Setuju (S) e. Skor 5 untuk Sangat Setuju (SS) Dalam menentukan rentang skala, digunakan rumus sebagai range = range = 5 1 5 range = 0,8 skor tertinggi skor terenda h range skor Sehingga, range skala untuk penelitian ini adalah: Tabel 3.3. Rentang Skala Rentang Skala 1,0 1,8 1,8 2,6 2,6 3,4 3,4 4,2 4,2 5,0 Kategori Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju 3.6.2. Analisis Faktor Analisis faktor pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data (data dalam penelitian ini disebut variabel), yaitu proses untuk meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan 28

menamakannya sebagai faktor (Santoso & Tjiptono, 2001: 248). Secara garis besar, berikut adalah tahapan pada analisis faktor: 1. Memilih variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor. Oleh karena analisis faktor berupaya mengelompokkan sejumlah variabel, maka seharusnya ada korelasi yang cukup kuat di antara variabel, sehingga akan terjadi pengelompokan. Untuk keperluan ini, pengujian dilakukan dengan metode Keiser Meyer Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO-MSA) dan Bartlett s Test of Sphericity. Jika angka KMO-MSA > 0,5 dan nilai signifikansi bernilai lebih kecil dari taraf nyata (α), maka berarti bahwa variabel-variabel dalam pengujian sudah memadai atau dapat diikutkan dalam tahapan analisis faktor selanjutnya. Jika sebuah variabel atau lebih berkorelasi lemah dengan variabel lainnya, maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari analisis faktor. 2. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka variabel tersebut diekstraksi hingga menjadi satu atau beberapa faktor, yang kemudian disebut dengan proses factoring. Ada 2 hal yang harus dilakukan dalam proses ini: a) Menentukan berapa banyak faktor yang dapat dibentuk. Salah satu prosedur pengambilan keputusan mengenai jumlah faktor yang dapat dibentuk adalah berdasarkan nilai akar ciri (eigenvalues), dengan ketentuan bahwa faktor tersebut memiliki akar ciri lebih besar atau sama dengan 1. Selain itu, 29

juga perlu dilihat berapa persentase keragaman yang dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang telah terbentuk. Semakin besar persentase keragaman yang dapat dijelaskan, maka faktor yang terbentuk akan mampu menjelaskan variabel awal dengan baik. b) Menentukan variabel-variabel apa saja yang masuk ke dalam faktor-faktor yang telah terbentuk Untuk keperluan ini, dilakukan dengan melihat besarnya angka loading factor. Angka loading factor ini menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor yang terbentuk. Nilai loading factor dari suatu variabel yang lebih besar pada faktor pertama dari pada faktor lain, maka variabel tersebut akan masuk ke dalam faktor pertama, dan seterusnya. 3. Faktor yang terbentuk biasanya kurang menggambarkan perbedaan diantara faktor-faktor yang ada. Hal tersebut akan mengganggu analisis, karena justru sebuah faktor harus berbeda secara nyata dengan faktor yang lain. Untuk itu, jika isi faktor masih diragukan, dapat dilakukan proses rotasi untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor lain. Ada beberapa metode rotasi faktor, yaitu: 30

a) Orthogonal Rotation, yaitu rotasi dengan memutar sumbu 90 o. Proses rotasi orthogonal ini dibedakan menjadi tiga, yaitu Quartimax, Varimax, dan Equimax. b) Oblique Rotation, yaitu rotasi dengan memutar sumbu ke kanan, namun tidak harus 90 o. Proses rotasi oblique dibedakan menjadi beberapa metode, yaitu Oblimin, Promax, Orthoblique, dan lainnya. 4. Setelah faktor benar-benar sudah terbentuk, maka proses dilanjutkan dengan menamakan faktor yang ada. Penamaan faktor dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: a) Memberikan nama faktor yang dapat mewakili nama-nama variabel yang membentuk faktor tersebut b) Memberikan nama faktor berdasarkan variabel yang memiliki nilai loading factor tertinggi. Hal ini dilakukan bila tidak dimungkinkan untuk memberikan nama faktor yang dapat mewakili semua variabel yang membentuk faktor tersebut. Kemudian, beberapa langkah akhir juga perlu dilakukan, yaitu validasi hasil faktor. 31