BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengendalian Intern. Pengendalian intern merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep Konsep Dasar Sistem Konsep Dasar Sistem Akuntansi Konsep Dasar Persediaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan maka dirancang sistem akuntansi pokok dan sistem akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas

PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil. ini belum menerapkan praktek yang sehat.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi. keuangan yang berfungsi sebagai media control bagi manajemen villa untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL NAMA :ADRINUS NOLA PALI NIM : PRODI :SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

Volume II No. 1, Februari 2017 ISSN

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal dan Ruang Lingkup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan

KUESIONER PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL DAN PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

1/28/2012. Menurut Warren Reeve & Fees (1999) Pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era teknologi informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan perubahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian internal adalah proses yang dilakukan oleh manajemen yang

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat, sehingga mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. dapat diterapkan berbagai kebijakan yang menguntungkan perusahaan. Untuk

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian yang dilakukan oleh Dian Radiani (2004) dengan judul Peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada perusahaan yang tergolong dalam perusahaan besar pimpinan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Struktur Pengendalian Intern. Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem

PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK KELANCARAN PRODUKSI PADA PT. GRAPHIKA BETON EVA SELVIANTI ( )

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal. Pengertian pengendalian internal merupakan metode yang berguna bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA TOKO BIMA KOMPUTER PEKANBARU

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

BAB II LANDASAN TEORI

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan

MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengendalian Intern Perusahaan yang baik harus memiliki sistem pengendalian intern yang baik pula. Pengendalian intern sangat berperan penting dalam terciptanya suatu sistem akuntansi didalam perusahaan. Sistem pengendalian intern merupakan alat bantu untuk manajemen dalam melakukan pengawasan atas kebijakan dan prosedur yang telah dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya dan untuk memperkecil kemungkinan adanya suatu kesalahan dialam operasi perusahaan yang dapat berakibat merugikan perusahaan. Pengendalian intern yang baik akan memberikan jaminan atas keamanan dari kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dan mencegah lebih banyak penyelewengan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Selain itu bertujuan memberikan keyakinan pada pimpinan bahwa apa yang dilaporkan oleh bawahannya itu adalah benar dan keandalan data akuntansinya dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan. 2.1.1 Pengertian Pengendalian Intern Menurut Mulyadi (2010:193), Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk 12

13 menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan kendala data Akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Menurut Krismiaji (2010: 218), Pengendalian intern adalah rencana organisasi dan metoda yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern merupakan suatu alat bantu untuk mengendalikan dan mengawasi seluruh aktivitas perusahaan. Sistem pengendalian intern juga bertujuan untuk menjaga kekayaan perusahaan, mendukung kebijakan atas peraturan yang buat perusahaan, dan untuk mendukung efisiensi dan efektivitas dalam aktivitas perusahaan. 2.1.2 Tujuan Pengendalian Intern Tujuan pengendalian intern menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder Mark S. Beasley (208:370), tiga tujuan umum dalam merancang sistem pengendalian intern yaitu (1) Realibilitas pelaporan keuangan, (2) Efisiensi dan efektivitas operasi,dan (3) Ketaatan pada hukum dan peraturan. Menurut Mulyadi (2010:193), tujuan sistem pengendalian intern yaitu: 1. Menjaga kekayaan organisasi 2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

14 3. Mendorong efisiensi 4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen intern bahwa, Mulyadi (2010:193) juga menegaskan tentang tujuan dari pengendalian menurut tujuannya sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua macam yaitu, akuntansi (internal accounting control) dan pengendalian intern administratif (internal administrative control). Pengendalian intern akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem pengendalian intern, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian intern administratif meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pengendalian intern yaitu membantu manajemen dalam pembuatan laporan keuangan yang akurat, efisiensi dan efektivitas dari kegiatan operasional perusahaan, membantuuntuk pengawasan atas peraturan atau kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan, dan dapat membantu untuk melindungi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. 2.1.3 Komponen Pengendalian Intern Menurut Arens, Elder, Beasley (2008:376) terdapat lima komponen kerangka kerja pengendalian intern yang dikeluarkan oleh Committee Of Sponsoring Organization (COSO). Komponen pengendalian internal COSO meliputi hal-hal berikut ini : 1. Lingkungan Pengendalian 2. Penilaian Resiko 3. Aktivitas Pengendalian

15 4. Informasi dan Komunikasi 5. Pemantauan Kelima komponen tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Lingkungan pengendalian terdiri atas tindakan, kebijakan, dan prosedur yang mencerminkan sikap manajemen puncak, para direktur dan para pemilik entitas secara keseluruhan mengenai pengendalian internal serta arti pentingnya bagi entitas tersebut. Lingkungan pengendalian memiliki beberapa unsur diataranya : a. Integritas dan nilai-nilai etis Komponen ini meliputi tindakan manajemen untuk menghilangkan atau mengurangi dorongan dan godaan yang mungkin membuat karyawan melakukan tindakan tidak jujur, ilegal, atau tidak etis.komponen ini juga merupakan sarana komunikasi untuk nilai-nilai entitas dan standar perilaku kepada karyawan melalui penyataan kebijakan, kode perilaku, dan teladan. b. Komitmen pada kompetensi Komitmen adalah pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas untuk mendefinisikan pekerjaan seseorang. Komitmen pada kompetensi meliputi pertimbangan manajemen tentang tingkat kompetensi meliputi pertimbangan manajemen tentang tingkat kompetensi bagi pekerjaaan tertentu dan bagaimana tingkatan

16 tersebut diterjemahkan menjadi keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. c. Partisipasi Dewan Komisaris atau Komite Audit Dewan komisaris berperan penting dalam tata kelola korporasi yang efektif karena memikul tanggung jawab akhir untuk memastikan bahwa manajemen telah mengimplementasikan pengendalian internal dan proses pelaporan keuangan yang layak. Selain itu dewan yang aktif dan objektif sering kali juga dapat mengurangi kemungkinana bahwa manajemen mengesampingkan pengendalian yang ada. d. Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen Manajemen melalui aktivitasnya, memberikan isyarat yang jelas kepada karyawan tentang pentingnya pengendalian internal. e. Struktur Organisasi Struktur organisasi menentukan garis-garis tanggung jawab dan kewenangan yang ada. f. Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia Pentingnya personil yang kompeten dan terpercaya dalam mengadakan pengendalian yang efektif, metode untuk mengangkat, megevaluasi, melatih, mempromosikan, dan member kompensasi kepada personil itu merupakan bagian yang penting dalam pengendalian. 2. Penilaian Resiko (Risk Assesment) Organisasi harus menyadari dan wasapada tehadap berbagai resiko yang dihadapinya. Auditor dapat mengevaluasi struktur pengendalian intern

17 dengan menggunakan strategi perhitungan resiko, diantaranya, identifikasi ancaman, estimasi kerugian, identifikasi pengendalian estimasi manfaat dan pengorbanan, serta menentukan efektivitas manfaat pengorbanan. 3. Aktivitas Pengendalian (control activities) Kebijakan dan prosedur yang berfungsi untuk membantu meamstikan bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil untuk menangani risiko guna mencapai tujuan entitas. Aktivitas pengendalian umumnya dibagi menjadi lima jenis yaitu: a. Pemisahan tugas yang memadai Pedoman umum untuk melakukan pemisahan tugas terdiri dari em macam yaitu: 1. Pemisahan penyimpanan aktiva dari akuntansi guna untuk melindungi perusahaan dari penyelewengan, seserorang yang menyimpan aktiva tidak boleh mencatat aktiva tersebut, 2. Pemisahan otorisasi transaksi dari penyimpanan aktiva terkait, 3. Pemisahan tanggung jawab operasional dari tanggung jawab pencatatan 4. Pemisahan tugas TI dari depatemen pemakai. b. Otorisasi yang sesuai atas transaksi dan aktivitas Agar pengendalian berjalan dengan baik, transaksi harus diotorisasi dengan tepat. Jika setiap orang dalam sebuah organisasi bisa memperoleh atau menggunkan aktiva dengan seenaknya, hal itu akan menimbulkan kekacauan

18 c. Dokumen dan catatan yang memadai Dokumen dan catatan adalah objek fisik dimana transaksi akan dicantumkan serta diikhtisarkan. Dokumen yang memadai sangat penting untung mencatat transaksi dan mengendalikan aktiva dengan benar. Dokumen dan catatan harus dipranomori secara berurutan untuk memudahkan pengendalian atas dokumen yang hilang dan sebagai alat bantu pencarian, dokumen juga harus disiapkan pada transaksi berlangsung untuk meminimalkan kesalahan, dokumen harus dirancang berbeda untuk berbagai penggunaan dan dokumen harus dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan penyimpanan yang benar. d. Pengendalian Fisik atas Aktiva dan Catatan Untuk menyelenggarakan pengendalian intern yang memadai, aktiva dan catatan harus dilindungi, jika dibiarkan tidak terlindungi aktiva dapat dicuri, hilang dan juga rusak, yang akan mengganggu proses akuntansi dan kegiatan operasional perusahaan. e. Pemeriksaan kinerja secara independen (independent checks) Kebutuhan akan pemeriksaan independen timbul karena pengendalian intern cenderung berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu. Pengecekan intern harus independen, karena ini biasanya lebih efektif dilaksanakan oleh seseorang yang tidak terkait dengan kegiatan perusahaan.

19 4. Informasi dan Komunikasi Tujuan dari sistem informasi dan komunikasi akuntansi adalah untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi yang dilakukan entitas serta mempertahankan akuntabilitas aktiva terkait. 5. Pemantauan Aktivitas pemantauan berhubungan dengan penilaian mutu pengendalian internal secara berkelanjutan atau periodik oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian itu telah beroperasi seperti yang diharapkan, dan telah dimodifikasi sesuai dengan perubahan kondisi. Menurut Mulyadi (2010:164) unsur pokok sistem pengendalian intern adalah: 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya Berdasarkan uraian yang dikemukakan oleh beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen dari pengendalian intern dapat berjalan

20 dengan baik apabila pemisahan tugas yang jelas, otorisasi yang tepat atas transaksi dan aktivitas, dokumen dan catatan yang memadai, pengendalian fisik persedian atas aktiva beserta catatannya dan pemeriksaan atas kinerja. 2.1.4 Dampak Tidak Menerapkan Pengendalian Internal Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2008:123), pengendalian dibutuhkan untuk mengurangi eksposur terhadap risiko. Organisasi merupakan sasaran berbagai macam eksposur yang dapat mengganggu operasi perusahaan atau bahkan eksistensi kelangsungan hidup perusahaan. Eksposur melekat dalam pengendalian pada operasi setiap organisasi dan dapat diakibatkan oleh berbagai sebab yaitu: 1. Biaya yang terlalu tinggi Biaya yang terlalu tinggi dapat mengurangi laba. Setiap pengeluaran yang dibuat oleh suatu organisasi potensial untuk menjadi biaya yang terlalu tinggi. Produksi bisa saja tidak efisien sehingga menyerap pembelian dan pemakaian bahan baku dan tenaga kerja yang banyak terlalu banyak. 2. Pendapatan yang cacat Pendapatan yang terlalu rendah mengurangi laba. Seperti biaya piutang tidak tertagih dari penjualan kredit terlalu banyak. Penjualan yang telah terjadi dibatalkan akibat terlambatnya pengiriman barang yang dipesan, atau pengiriman barang yang rendah kualitasnya.

21 3. Kerugian akibat kehilangan aktiva Aktiva dapat hilang sebagai akibat pencurian, tindakan kekerasan, dan bencana alam. Setiap organisasi harus menjaga sejumlah aktiva, yang semuanya memiliki peluang untuk hilang. Kas, bahan baku atau peralatan dapat rusak atau salah penempatan. Hal ini bisa terjadi sebagai akibat kecerobohan karyawan ataupun tindakan tidak sengaja. 4. Interupsi bisnis Interupsi bisnis mencangkup penghentian sementara suatu operasi bisnis, penghentian permanen atas operasi suatu bisnis, atau penutupan suatu usaha. 5. Sanksi hukum Sebuah organisasi harus yakin bahwa aktivitas ketidakmampuan menghadapi kegiatan operasi yang buruk. 6. Ketidakmampuan untuk bersaing Ketidakmampuan untuk bersaing merupakan ketidakmampuan suatu organisasi untuk bertahan di pasar industri. 7. Kecurangan dan pencurian Kecurangan merupakan kesengajaan untuk memutarbalikan kebenaran dengan tujuan untuk mempengaruhi pihak lain untuk menyerahkan sesuatu yang berharga. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, apabila pengendalian intern itu tidak dilakukan dengan baik dan tidak didukung oleh pihak manajemen, risiko

22 terjadinya penyelewengan atau kejadian-kejadian tidak diharapkan semakin besar.jadi untuk meminimalisir adanya penyelewengan, pihak manajemen harus dapat memanfaatkan dengan baik pengendalian intern tersebut dengan didukung oleh komponen-komponen yang ada dalam pengendalian tersebut. 2.2 Persediaan 2.2.1 Pengertian Persediaan Menurut Agus Ristono (2009:1), Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14, Ikatan Akuntansi Indonesia mengemukakan bahwa perseidaan adalah aset : 1. Tersedia untuk dijual 2. Dalam proses produksi dan dalam perjalanan 3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulaan bahwa persediaan merupakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan yang berperan penting dalam kegiatan operasional perusahaan. Persediaan juga merupakan suatu barang yang dapat dijual dan dapat digunakan oleh perusahaan.

23 2.2.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Agus Ristono (2009:1), Perusahaan yang melakukan kegiatan produksi (industri manufaktur) akan memiliki tiga jenis persediaan, yaitu: 1. Persediaan bahan baku dan penolong, Persediaan pengaman atau sering pula disebut safety stock adalah persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastiaan permintaan dan penyediaan. 2. Persediaan bahan setengah jadi Merupakan barang barang yang telah diolah dalam proses produksi. 3. Persediaan barang jadi. Merupakan barang yang telah selesai diproduksi dan telah melewati berbagai proses produksi. Menurut Mulyadi (2010:553), dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong persediaan bahan habis pakai pabrik, persediaan suku cadang. Berdasarkan uraian dari para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa persediaan yang terdapat pada perusahaan manufaktur pada dasarnya terdiri dari: persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persedian dalam proses dan persediaan barang jadi.

24 2.2.3 Metode Pencatatan Persediaan Menurut Mulyadi (2010:556) terdapat dua macam metode pencatatan persediaan yaitu: 1. Metode Mutasi Persediaan ( Perpetual Inventory Method) Pencatatan dalam metode yaitu mutasi persediaan setiap mutasi persediaan pasti dicatat dalam kartu persediaan fisik. 2. Metode Persediaan Fisik (Physical Inventory Method) Pencatatan dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan dari pembelian saja dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan. Berdasarkan uraian diatas, ada dua macam metode dalam pencatatan persediaan yaitu metode mutasi persediaan (perpetual inventory method) dan metode persediaan fisik (physical inventory method). Perbedaan yang ada pada kedua metode tersebut yaitu pada perpetual inventory method persediaan dicatat pada kartu persediaan setiap ada mutasi, sedangkan pada physical inventory method hanya tambahan persediaan saat pembelian saja yang dicatat pada kartu persediaan 2.3 Sistem Persediaan 2.3.1 Pengertian Sistem Persediaan Sistem persediaan yang dirancang oleh pihak manjemen untuk menangani transaksi dengan mutasi persediaan yang disimpan di gudang. Pencatatan

25 transaksi persediaan tersebut akan menghasilkan informasi persediaan yang dapat digunakan oleh manajemen perusahaan untuk pengambilan keputusan. Menurut Krismiaji (2005:367), Sistem akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem untuk memelihara catatan persediaan dan memberitahu manajer apabila jenis barang tertentu memerlukan penambahan. Dalam perusahaan manufaktur, sistem akuntansi persediaan mengendalikan tingkat (jumlah) bahan baku dan jumlah produk jadi. Dari pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa sistem persediaan dibuat untuk mencatat perusahaan dan memberikan informasi kepada pimpinan perusahaan berkaitan dengan persediaan. 2.3.2 Dokumen dalam Sistem Persediaan Dokumen yang digunakan dalam sistem persediaan menurut Mulyadi (2001:560) : a. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan produk jadi adalah laporan produk selesai dan bukti memorial. Laporan produk selesai digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat tambahan kuantitas produk jadi balam kartu gudang. Bukti memorial digunakan untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan produk jadi dalam kartu persediaan dan digunakan sebagai dokumen sumber dalam mencatat transaksi selesainya produk jadi dalam jurnal umum. b. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual adalah surat order pengiriman dan faktur

26 penjualan. Surat order pengiriman diterima oleh bagian gudang dan bagian order penjualan. Setelah bagian gudang mengisi surat order pengiriman tersebut dengan kuantitas produk jadi yang diserahkan kepada bagian pengiriman, atas dasar surat order pengiriman tersebut bagian gudang mencatat kuantitas yang diserahkan ke bagian pengiriman dalam kartu gudang. Harga pokok produk jadi yang dijual dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam kartu persediaan atas dasar tembusan faktur yang diterima oleh bagian tersebut dari bagian penagihan. c. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang adalah bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. d. Dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas, dan membukukan hasil perhitungan fisik persediaan adalah kartu perhitungan fisik (inventory tag) yang digunakan untuk merekam hasil perhitungan fisik persediaan, daftar hasil perhitungan fisik (inventory summary) yang digunakan untuk merekam hasil perhitungan fisik persediaan, dan bukti memorial digunakan untuk membukukan adjustment rekening persediaan sebagai akibat dari hasil penghitungan fisik ke dalam jurnal umum. 2.3.3 Catatan Akuntansi dalam Sistem Persediaan Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi persediaan dalam Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi persediaan dalam buku yang berjudul Sistem Akuntansi. Menurut Mulyadi (2001:577-578) :

27 a. Kartu Gudang Kartu gudang berfungsi untuk mencatat mutasi kuantitas persediaan produk jadi karena transaksi penjualan. b. Kartu Persediaan Kartu persedian berfungsi untuk mencatat mutasi kuantitas dan harga pokok persediaan produk jadi yang dijual. c. Jurnal Umum Jurnal umum digunakan untuk mencatat jurnal harga pokok produk jadi yang dijual untul diposting ke dalam rekening kontrol persediaan produk jadi. 2.3.4 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Persediaan Jaringan prosedur yang menentuk sistem perhitungan fisik persedian menurut mulyadi (2010:580) yaitu: 1. Prosedur Perhitungan Fisik Prosedur ini tiap jenis persediaan di gudang dihitung oleh penghitung dan pengecek secara independen yang hasilnya dicatat dalam kartu perhitungan fisik. 2. Prosedur Kompilasi Prosedur ini pemegang kartu perhitungan fisik melakukan perbandingan data yang dicatat dalam kartu perhitungan fisik serta melakukan pencatatan data tercantum dalam kartu perhitungan fisik ke dalam daftar perhitungan fisik.

28 3. Prosedur Penentuan Harga Pokok Persediaan Prosedur ini bagian kartu persediaan mengisi harga pokok per satuan tiap jenis persediaan yang tercantum dalam daftar perhitungan fisik berdasarkan informasi dalam kartu persediaan yang bersangkutan serta mengalihkan harga pokok per satuan tersebut dengan kuantitas hasil perhitungan fisik untuk mendapatkan total harga pokok persediaan yang dihitung. 4. Prosedur Adjustment Prosedur ini bagian kartu persediaan melakukan adjustment terhadap data persediaan yang tercantum dalam kartu persediaan berdasarkan data hasil perhitungan fisik persediaan yang tercantum dalam daftar hasil perhitungan fisik persediaan. 2.3.4 Fungsi Terkait Dalam Sistem Persediaan adalah: Menurut Mulyadi (2010:579) fungsi yang terkait dalam sistem persediaan 1. Panitia Perhitungan Fisik Persediaan Panitia ini berfungsi untuk melaksanakan perhitungan fisik persediaan dan menyerahkan hasil perhitungan tersebut kepada bagian kartu persediaan untuk digunakan sebagai dasar adjustment terhadap catatan persediaan dalam kartu persediaan.

29 2. Fungsi Akuntansi Fungsi yang terkait dalam sistem perhitungan fisik ini bertanggungjawab umtuk: a. Mencantumkan harga pokok satuan persediaan yang dihitung ke dalam daftar hasil perhitungan fisik. b. Mengalikan kuantitas dan harga pokok per satuan yang tercantum dalam daftar hasik perhitungan fisik. c. Mencantumkan harga pokok total dalam daftar hasil perhitungan fisik. d. Melakukan adjustment terhadap kartu persediaan berdasar data hasil perhitungan fisik persediaan. e. Membuat bukti memorial untuk mencatat adjustment data persediaan dalam jurnal umum berdasarkan hasil perhitungan fisik persediaan. 3. Fungsi Gudang Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, fungsi gudang bertanggung jawab untuk melakukan adjustment data kuantitas persediaan yang dicatat dalam kartu gudang berdasarkan hasil perhitungan fisik persediaan. 2.4 Sistem Pengendalian Intern Persediaan 2.4.1 Sistem Pengendalian Intern Persediaan Menurut Agus Ristono (2009:4), Pengendalian persediaan yang dijalankan adalah untuk menjaga tingkat persediaan pada tingkat yang optimal sehingga diperoleh penghematan-penghematan untuk persediaan tersebut.

30 Menurut La Midzan (2001:156), Pengertian pengendalian intern persediaan adalah semua metode dan tindakan yang dilaksanakan untuk mengamankan persedian sejak dari kedatangan, menerima, menyimpan dan mengeluarkan baik fisik maupun kualitas dan pencatatannya. Termasuk penentuan dan pengaturan jumlah persediaan. Berdasarkan uraian dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern adalah metode yang dirancang oleh perusahaan guna untuk mengelola persediaan baik dari sisi keamanan, penggunaan, penyimpanan, dan pengaturan jumlah persediaan. 2.4.2 Tujuan Sistem Pengendalian Persediaan Menurut Agus Ristono (2009:4), Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan sudah tentu memiliki tujuan-tujuan tertentu. Pengendalian persediaan yang dijalankan adalah untuk menjaga tingkat persediaan pada tingkat yang optimal sehingga diperoleh penghematanpenghematan untuk persediaan tersebut. Menurut Mulyadi (2010:553), Sistem pengendalian intern persediaan bertujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan digudang. Dari uraian diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa tujuan dari pengendalian intern tidak hanya mencatat arus mutasi persediaan digudang tetapi dapat meminimalisir adanya penyelewengan seperti mencegah terjadinya kerusakan kehilangan.

31 2.5 Control Matrix 2.5.1 Pengertian Control Matrix Menurut Gelinas (2005:301) mengemukakan bahwa, Control matrix merupakan alat bantu untuk mengevaluasi pengendalian intern organisasi dengan menganalisa sistem operasi dan sistem informasi. Control matrix mempunyai tiga bagian yang digunakan dalam evaluasi sistem, yang juga merupakan elemen intinya, yaitu tujuan pengendalian, prosedur pengendalian dan pengisian sel. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa contol matrix merupakan alat bantu untuk mengevaluasi pengendalian intern yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara menanalisa sistem operasi dan sistem informasi yang dijalankan oleh perusahaan. 2.5.2 Tujuan Pembuatan Control Matrix Menurut Gelinas (2005:309) mengemukakan bahwa, tujuan pengendalian dalam control matrix didasari pada pengertian rencana peegendalian adalah kebijakan dan prosedur yang memberikan jaminan bahwa tujuan organisasi dapat tercapai. Tujuan dari pengendalian terbagi dalam dua sistem, yaitu pengendalian untuk sistem operasi dan pengendalian untuk sistem informasi. 2.5.3 Langkah-langkah dalam penyusunan Control Matrix Menurut dan Gelinas dan Sutton (2004:301), langkah-langkah persiapan dalam membuat control matrix terbagi menjadi dua langkah yaitu:

32 Langkah 1 : Menspesifikasikan control goals; meninjau kembali sistem flowchart, identifikasi proses bisnis, sumber daya kunci yang relevan, input, storage, dan master data. a. Mengidentifikasi Operation Process Goals 1. Effectiveness Tujuannya untuk menjamin pencapaian tujuan yang sukses yang selanjutnya digunakan untuk pertimbangan proses bisnis. 2. Efficiency Tujuannya adalah menjamin semua sumber daya yang digunakan dalam seluruh proses bisnis, dipakai dengan cara yang paling produktif. 3. Security Of Resources Tujuannya adalah menjamin sumber daya perusahaan dilindungi dari kerugian, peniruan, dan penyalahgunaan lainnya.. b. Mengidentifikasi Information Process Goals 1. Input goals Tujuannya adalah menjamin input validity (pengendalian yang menjamin bahwa masukan data yang disetujui secar tepat dan menunjukkan objek dan keadaan ekonomi saat ini), input completness (pengendalian yang menjamin bahwa semua kejadian atau objek yang valid sudah dimasukkan ke dalam sistem), dan input accuracy (pengendalian yang menjamin bahwa kejadian dan objek yang ada dimasukkan ke dalam sistem secara benar).

33 2. Update goals Tujuannya adalah menjamin update completeness (tujuan pengendalian yang menjamin bahwa semua kejadian yang dimasukkan ke dalam komputer sudah terbaharui dalam master data), update accuracy (pengendalian yang menjamin bahwa data yang dimasukkan dalam komputer sudah di terbaharui secara benar dalam master data). Langkah 2: Merekomendasi control plans, membuat daftar kumpulan rencana pengendalian yang tepat untuk proses yang dianalisis yang memuat rencana dan proses operasi serta berhubungan dengan metode informasi. a. Memberikan keterangan present control dalam sistem flowchart dengan menempatkan P-1, P-2 sampai P-n. b. Mengevaluasi rencana pengendalian saat ini (present control) dengan menempatkan angka dan nama rencana control matrix dan menjelaskan control plans pada matrix legend. c. Mengidentifikasi dan evaluasi missing control plan dengan menempatkan M-1, M-2 sampai M-n. 2.5.4 Tujuan Analisa Control Matrix Menurut Gelinas dan Sutton tujuan dari analisa control matrix selain untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan suatu sistem, juga dapat megevaluasi terhadap:

34 a. Control Effectiveness Yaitu evaluasi terhadap tujuan pengendalian untuk mengetahui apakah semua tujaun dipenuhi oleh prosedur pengedalian yang telah dijalankan. Hasil evaluasi ini dapat dinilai dari kolom tujuan, apakah sel-sel pada kolom tujuan ini terisi paling sedikit satu pengendalian yang diterapkan pada sistem yang diteliti. b. Control Efficiency Yaitu evaluasi untuk mengetahui apakah pengendalian sistem yang telah dapat memenuhi lebih dari satu tujuan pengendalian. Karena akan lebih baik bila satu prosedur pengendalian dapat memenuhi lebih dari satu tujuan. Hasil evaluasi ini dapat dinilai dari baris pengendalian, apakah selsel pada baris pengendalian terisi penerapan pengendalian untuk beberapa tujuan. c. Control Redudancy yaitu evaluasi untuk mengetahui apakah terdapat prosedur pengendalian sistem yang terlalu banyak atau berlebihan untuk mencapai satu tujuan pengendalian. Hasil evaluasi ini dapat dinilai dari apakah suatu kolom tujuan didukung oleh berbagai macam prosedur pengendalian. Jika prosedur pengendalian yang mendukung tujuan berlebihan, maka pengendalian sistem dinilai berlebihan dan berpengaruh negatif karena dapat menyebabkan tingginya biaya pengendalian dan lambatnya proses operasi sistem.