Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 darinegara-negara lain di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 183) mendefinisikan prestasi sekolah sebagai hasil atau tingkat keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi belajar merupakan suatu penilaian terhadap usaha kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perolehan Skor Rata-Rata Siswa Indonesia Untuk Sains

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan aset bangsa. Dari data terbaru yang dikeluarkan United. negara (1). Menurut UNESCO pada tahun 2012, dari 120 negara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sains siswa adalah Trends in International Mathematics Science Study

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 (Hardinsyah, 2012). Menurut

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya (Fa turrahman dkk,

BAB I PENDAHULUAN. menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar

Majalah METODIKA, terbit di Jakarta, Edisi IV Oktober 2006

BAB I PENDAHULUAN. pasal 5 ayat (1) mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak. memperoleh pendidikan yang bermutu. Untuk dapat menyelenggarakan

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Gizi berasal dari bahasa Arab "ghidzdzi" dan sekarang telah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas. mengalami penurunan beberapa tahun terakhir.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini tantangan persaingan diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam

Indonesia Kirim Guru ke Korea untuk Pelajari HOTS

HUBUNGAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD SE GUGUS TAMBAKROMO KABUPATEN PATI TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

Melewatkan sarapan dapat menyebabkan defisit zat gizi dan tidak dapat mengganti asupan zat gizi melalui waktu makan yang lain (Ruxton & Kirk, 1997;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. maju apabila rakyatnya memiliki pendidikan yang tinggi dan berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Citra Wulandari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya menggunakan prinsip-prinsip matematika. Oleh karena itu,

I. PENDAHULUAN. cerdas, dan produktif (Adisasmito, 2010). Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat salah satunya melalui prestasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara. Jika dalam suatu negara pendidikan semakin baik, maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BAB I PENDAHULUAN. jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di semua bidang, salah satunya membangun sumber daya manusia.

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL LITERASI MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi. Bahan

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu. komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengambilan keputusan adalah proses kognitif kritis di setiap bidang kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. M. Gilar Jatisunda 1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tergantung pada manusia itu sendiri. Maka faktor manusia

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan matematika merupakan suatu kemampuan dasar yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arum Wulandari, 2015

ISSN Vol 2, Oktober 2012

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN. prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. ekonomi di negara ini belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai sesuai undangundang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana. pergaulan yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

ANALISIS PENGARUH BEBAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI SRAGEN (Studi Kasus di SMP Negeri 5 Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas fisik merupakan pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka

Jurnal Care Vol.6, No.1,Tahun Pola Makan,Kebiasaan Sarapan dan Status Gizi Berhubungan Dengan Prestasi Belajar Siswa SMK di Kota Kediri

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013

I. PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat.

E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan investasi bangsa, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada tahun 2012 belum begitu menggembirakan. Dari data terbaru yang dikeluarkan United Nation Development Program (UNDP) Index Pembangunan Manusia Indonesia berada di peringkat 121 dunia dari 184 negara (Sulistyawati, 2013). Kesulitan belajar merupakan masalah penting yang dialami anak usia sekolah. Di Indonesia penelitian mengenai kesulitan belajar pada anak masih jarang dilakukan. Salah satu penyebab kesulitan belajar pada anak adalah rendahnya kemampuan anak untuk berkonsentrasi dalam menerima pelajaran yang diberikan. Rendahnya konsentrasi belajar ini juga menyebabkan prestasi anak menjadi tidak optimal. Prestasi anak Indonesia masih cukup rendah bila dibandingkan Negara lain, salah satunya diketahui dari laporan Balitbang tahun 2011 mengenai survei yang dilakukan Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) pada tahun 2007 bahwa prestasi siswa Indonesia mengalami penurunan yaitu hanya berada di ranking ke-36 dari 49 negara. Prestasi anak-anak Indonesia yang berusia sekitar 15 tahun juga masih rendah, hasil survey yang dilakukan Programme for InternationalStudent Assesment (PISA) pada tahun 2009, menunjukkan Indonesia hanya menempati urutan 61 dari 65 negara (Nurdin,2012). Dalam survei yang berbeda diperoleh hasil bahwa physical quotient anak Indonesia sangatlah rendah dibandingkan Negara Jepang,Thailand dan Vietnam. Physical quotient adalah elemen penilaian yang mengukur kemampuan fisik seorang anak dalam melakukan berbagai aktivitas dan permainan sesuai dengan kemampuan anak seusianya. Kecerdasan fisik ini sangat mempengaruhi daya tahan tubuh anak dalam beraktivitas sehari-hari,sehingga tidak mudah sakit (Husain, 2011). 1

Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 darinegara-negara lain di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan olehthe World Economic Forum Swediatahun 2000, Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dalam skala internasional dari hasil studi IEA (Internasional Association for the Evaluation of Educational Achievement) di Asia Timur menunjukan bahwa keterampilan membaca siswa kelas IV SD di Indonesia berada pada peringkat terendah. Rata-rata skor tes membaca untuk siswa SD: 75,5 (Hongkong), 74,0 (Singapura), 65,1 (Thailand), 52,6 (Filipina), dan 51,7 (Indonesia).Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. (Danish, 2012). Dari penelitian yang dilakukan oleh Purnanta (2008) diketahui bahwa rata-rata konsentrasi belajar siswa Sekolah Dasar di daerah Danurejan lebih rendah dibandingkan sekolah lainnya. Berdasarkan data BPS (2012) jumlah siswa Sekolah Dasar yang lulus ujian akhir sekolah di Yogyakarta menurun dari 98,98% menjadi 68,74%. Dari beberapa penelitian diduga beberapa faktor yang berhubungan dengan konsentrasi belajar diantaranya frekuensi dan jenis sarapan, status gizi sertakebugaran tubuh. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti ingin mengetahui seberapa besarsumbanganfaktor-faktor tersebut terhadap konsentrasi belajarsiswasekolah Dasar di Kecamatan Danurejan Yogyakarta. B. Perumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat korelasi antara frekuensi dan jenis sarapan, kebugaran tubuhserta status gizi dengan konsentrasi belajar siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Danurejan Yogyakarta? 2. Seberapa besar sumbangan variabel frekuensi dn jenis sarapan, kebugaran tubuh serta status gizi terhadap konsentrasi belajar Sekolah Dasar di Kecamatan Danurejan Yogyakarta? 2

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui korelasi antara kebiasaan sarapan, status gizi dan kebugaran tubuh terhadap konsentrasi belajar siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Danurejan Yogyakarta 2. Tujuan khusus Untuk mengetahuibesar sumbangan frekuensi dan jenis sarapan, kebugaran tubuh serta status giziterhadapkonsentrasi belajar siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Danurejan Yogyakarta D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini : 1. Bagi peneliti Menambah wawasan dan mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya mengenai faktor-faktor yang berperan terhadap konsentrasi belajar siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Danurejan Yogyakarta 2. Bagi masyarakat Memberi informasi kepada masyarakat secara umum maupun orang tua secara khusus mengenai sumbangan kebiasaan sarapan, kebugaran tubuh dan status gizi terhadap konsentrasi belajar siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Danurejan Yogyakarta 3. Bagi pengambil kebijakan Memberi rekomendasi kebijakan dalam perencanaan program yang berkaitan dengan faktor-faktor yang berperan terhadap konsentrasi belajarsiswa Sekolah Dasar di Kecamatan Danurejan Yogyakarta 3

E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian mengenai hubungan sarapan pagi dan konsentrasi belajar pernah dilakukan oleh Muchtaret al (2011), penelitian ini merupakan survei observasional dengan menggunakan rancangan cross sectional. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan yaitu subjek penelitian ini merupakan siswa SMA berusia 16-19 tahun sedangkan penelitian yang akan dilakukan pada anak Sekolah Dasar kelas V. 2. Penelitian yang dilakukan Saidin (1991) mengenai Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Konsentrasi Belajar pada SiswaSekolah Dasar kelas VI, V, VI di Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian kohort dan diuji menggunakan tes Bourdon dengan uji t-test dan Anova. Hasil dari tes Bourdon pada penelitian initidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0,05). Hasil tes konsentrasi belajar dengan menggunakan cara digit symbol(subtest WISC) tanpa gangguan menggunakan uji t-test menunjukkan ada perbedaan yang sangat nyata (P<0,01). Perbedaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah disain penelitian, variabel yang diteliti dan tempat penelitian 3. Penelitian yang dilakukan Sunarti (2006) dengan judul Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. Subjek penelitian ini adalah murid SD kelas V di kecamatan Ngemplak Sleman dengan rancangan penelitian quasi eksperimental dengan cross over design. Hasil uji konsentrasi belajar menggunakan digit symbol coding B diperoleh bahwa pemberian makanan tambahan (PMT) pada siswasekolah Dasar berpengaruh signifikan terhadap konsentrasi belajar. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah disain penelitian, variabel dan tempat penelitian 4. Penelitian Kurniasari (2005) dengan judul Hubungan Frekuensi dan Asupan Gizi Sarapan pagi dengan Kadar Hemoglobin Darah dan Konsentrasi di Sekolah pada Murid Kelas V dan VI SDN Jetis I dan SDN 4

Jetisharjo Yogyakarta. Subjek penelitian murid SD dengan rancangan crosectional. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara frekuensi sarapan pagi dengan kadar hemoglobin, ada hubungan antara frekuensi sarapan pagi dengan konsentrasi di sekolah, ada hubungan yang signifikan antara asupan energi sarapan pagi dengan konsentrasi di sekolah, ada hubungan antara kadar hemoglobin dengan konsentrasi di sekolah. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah variabel penelitian yang digunakan 5. Penelitian yang dilakukan Murphyet al. (1998) mengenai Pengaruh Sarapan terhadap Perilaku Anak, Kemampuan Akademik, dan Kepatuhan Di Sekolah. Penelitian intervensi selama 4 bulan terhadap 133 siswa dengan pre dan post tes menunjukkan bahwa sebesar 42% siswa mempunyai peningkatan pada nilai Matematika dan lebih bersemangatdi sekolah. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah tempat, disain penelitian dan variabel yang diteliti 6. Penelitian yang dilakukan Wyon et al (1997) pada 166 anak berusia 10 tahun yang mengonsumsi sarapan high energy atau low energy dalam beberapa hari. Anak yang mengonsumsi sarapan high energyyang berasal dari sereal memiliki kesalahan bekerja yang lebih kecil dan lebih cepat dalam bekerja. Peningkatan secara signifikan terlihat pada kreativitas anak dan ketahanan tubuh. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan yaitu tempat, variabel dan design penelitian. 7. Penelitian yang dilakukan Purnomo (1995) pada 20 SMP di 4 propinsi mengenai pengaruh tingkat kesegaran jasmani dan prestasi belajar dari 10 mata pelajaran. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan signifikan antara kesegaran jasmani dan prestasi siswa. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu padatempat, variabel dan design penelitian. 8. Penelitian yang dilakukan Ejekwu et al (2010) di Nigeria mengenai hubungan anak yang stunting terhadap konsentrasi belajar. Hasil dari 5

penelitian ini yaitu anak yang stunting memiliki kemampuan kognitif lebih rendah 45% yang juga dipengaruhi pendapatan dan pengetahuan ibu. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu perbedaan tempat, variabel dan design penelitian. 9. Penelitian Sari et al(2007) di Kecamatan Salamantan Kalbar mengenai Hubungan antara Status Gizi dengan Nilai Evaluasi Murni. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan signifikan antara status gizi dan NEM, siswa dengan status gizi pendek memiliki peluang 1,9 kali memiliki NEM kurang, dan rata-rata NEM bertambah 0,091 jika status gizi bertambah setiap 1 SD. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitutempat dan variabel penelitian 6