Koi merupakan salah satu ikan hias yang sejak dulu hingga saat ini sangat terkenal di masyarakat, khususnya pecinta ikan hias, hobiis, dan pebisnis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. komoditas nonkonsumsi yang berpengaruh terhadap sistem perekonomian

I. PENDAHULUAN. juta ekor/tahun dan terdiri atas 240 jenis ikan hias laut dan 226 jenis ikan hias air

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. seluas seluas hektar dan perairan kolam seluas hektar (Cahyono,

TINJAUAN PUSTAKA. Genus : Carassius, dan Spesies : Carassius auratus Linnaeus. Ikan mas koki memiliki bentuk badan pendek dan gemuk dengan perangkat

TINJAUAN PUSTAKA. Nishikigoi adalah nama Jepang untuk ikan koi (Alex, 2009).

Efektivitas Penambahan Ekstrak Buah Pepaya Pada Pakan Terhadap Peningkatan Kecerahan Ikan Badut (Amphiprion ocellaris)

Gambar 2. Ikan Koi Jenis Kohaku

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Anatomi Ikan Maskoki (Carassius auratus)

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dikalangan masyarakat karena memiliki warna yang indah dan eksotis

Pengaruh Penambahan Tepung Labu Kuning Dan Tepung Kepala Udang Terhadap Peningkatan Kualitas Warna Ikan Mas Koki (Carassius auratus)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG SPIRULINA PADA PAKAN BUATAN TERHADAP INTENSITAS WARNA IKAN MAS KOKI (Carassius auratus) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan dialami banyak

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia). Penyakit ini juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Biologi yang sangat efektif, karena siswa dapat mempelajari hubungan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. baik di daerah tropis salah satunya yaitu tanaman munggur. Tanaman ini

TINJAUAN PUSTAKA. hijau, hitam, keperak-perakan dan kombinasi dari berbagai warna. Ikan maskoki

BAB I PENDAHULUAN. Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan

THE EFFECT OF DIFFERENT FEEDING ON GROWTH AND COLOR OF GUPPY FISH (Poecilia reticulata)

PENDAHULUAN. Budidaya perikanan merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

TINJAUAN PUSTAKA. (Cyprinus carpio) dan ikan maskoki (Cyprinus auratus). Hal ini bisa dibuktikan

Pengaruh Pemberian Nilai Konsentrasi Tepung Spirulina platensis yang Berbeda Pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Komet (Carassius auratus)

KERAGAMAN PAKET LAYANAN UBI JALAR SEBAGAI PANGAN ALTERNATIF DALAM MEMBANGUN DIVERSIFIKASI PANGAN DI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Kolesterol Daging, Hati dan Telur Puyuh

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

I. PENDAHULUAN. mempunyai keunggulan, yaitu kaya karbohidrat. Oleh karena itu, ubi jalar dapat

Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau Vol. 2 No. 2 Tahun 2017 Hal ISSN Print ISSN Online

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Permintaan akan tanaman hias di Indonesia semakin berkembang sejalan

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

TINJAUAN PUSTAKA. yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan karena

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penambahan Tepung Labu Kuning(Cucurbita Moschata D.) Dalam Pakan Buatan Terhadap Kualitas Warna Ikan Maskoki (Carassius Auratus)

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

BAB I PENDAHULUAN. melimpah dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan sumber daya alam. tersebut salah satunya adalah keanekaragaman tumbuhan yang tinggi

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang

ANEKA RESEP JUS SEHAT. Mastoso Slow Juicer MT-67. Bagian 2

EFEKTIVITAS PEMBERIAN ASTAXANTHIN PADA PENINGKATAN KECERAHAN WARNA IKAN BADUT (Amphiprion ocellaris) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. makanan. Dalam sejarah, kehidupan manusia dari tahun ke tahun mengalami

I. PENDAHULUAN. minuman (Saparinto dan Hidayati, 2006). banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah sosis. Data survei independen yang

VARIASI KOMBINASI TEPUNG LABU KUNING

PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan dengan daging ternak lain seperti sapi dan domba.

SKRIPSI VARIASI KOMBINASI TEPUNG LABU KUNING

Penambahan Berbagai Sumber Beta Karoten Alami Dalam Pakan Terhadap Peningkatan Kecerahan Warna Ikan Koi (Cyprinus carpio)

BAB I PENDAHULUAN. familiar, selain familiar dodol juga terasa enak dan banyak macamnya. Di

Gambar 2. Morfologi Ikan Komet.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bayam merupakan sayuran daun yang sudah lama dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit ikan merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adhita Dwi Septiani, 2014

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BUNGA MARIGOLD (Tagetes sp) SEBAGAI SUMBER KAROTENOID UNTUK MENINGKATKAN WARNA IKAN KOMET (Carrasius auratus auratus)

KARYA ILMIAH PELUANG USAHA BUBUR DAN NASI GORENG YANG SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoae batatas L) atau ketela rambat atau sweet potato atau dalam bahasa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7. Bakteri Bacillus Sumber : Dokumentasi Pribadi

Kata kunci: Ikan Koi Kohaku (Cyprinus carpio carpio), color picker, Nilai Chroma, Peningkatan Warna, Pertumbuhan, Bunga Marigold dan Udang rebon.

BAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. tarik sendiri, seperti rasa yang lezat, aroma yang khas, serta warna dan bentuk

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Maskoki merupakan satu di antara ikan hias yang populer dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sejenis nyamuk yang biasanya ditemui di

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

J U R N A L M E T A M O R F O S A Journal of Biological Sciences ISSN:

Karenanya labu kuning yang bisa mencapai ukuran besar ini juga membawa beragam manfaat hebat untuk mencegah beragam penyakit, di antaranya:

I. PENDAHULUAN. Ikan gurami ( Osphronemus gouramy L.) merupakan ikan air tawar yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah lele dumbo (C. gariepinus). Ikan ini memiliki pertumbuhan yang cepat,

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. lele salah satunya adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo

PEMANFAATAN TEPUNG Spirulina sp. UNTUK MENINGKATKAN KECERAHAN WARNA IKAN SUMATRA (Puntius tetrazona)

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2010 mengimpor terigu sebesar kg, untuk tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran tumbuhan ini bervariasi, mulai dari 50 cm hingga 5 meter, bahkan di Papua

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya ketersediaanya pangan lokal asli yang ketersediannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ikan mas tergolong dalam jenis ikan air tawar. Ikan mas terkadang juga

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan salah satu. permasalahan gizi di Indonesia (Herman, 2007). Balita yang menderita KEP

PENDAHULUAN Latar belakang

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini ikan hias merupakan salah satu komoditi perikanan yang prospektif untuk dikembangkan. Hal ini terlihat dari meningkatnya minat terhadap komoditi ikan ini bagi para penggemar atau hobiis ikan hias. Jika dibandingkan dengan jenis ikan lain, ikan hias memiliki kelebihan yaitu dari segi estetika, sehingga mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi (Budiyanto 2002). Ikan hias mempunyai keunikan tersendiri apabila dibandingkan dengan ikan konsumsi. Harga ikan konsumsi ditentukan oleh bobot tubuh dan rasa dagingnya, sedangkan ikan hias ditentukan oleh penampilan, sesuai dengan namanya yaitu ikan hias atau ornamental fish maka nilai hiasan atau ornamen ini amat melekat pada kelompok ikan ini. Ikan hias dinikmati konsumennya melalui penglihatan dengan cara dipajang pada kolam ataupun akuarium, sehingga ikan hias akan tampak menarik dan cantik untuk dipandang (Gunawan 2005). Dalam dunia perikanan, ikan hias merupakan komoditas yang banyak diminati oleh masyarakat, baik untuk dipelihara maupun untuk diperdagangkan. Budidaya ikan hias merupakan usaha yang dapat memberikan keuntungan yang menjanjikan bagi para pembudidaya karena ikan hias memiliki nilai jual yang relatif tinggi dibanding dengan ikan konsumsi. Salah satu ikan hias yang bernilai ekonomis tinggi karena memiliki nilai estetika yang sangat menarik bagi para pembudidaya ikan maupun para penggemar ikan hias adalah ikan koi. Ikan hias ini termasuk kedalam spesies Cyprinus carpio L., yang merupakan ikan hias air tawar yang banyak diminati sehingga tingkat permintaannya cukup tinggi, mempunyai ukuran tubuh cukup besar dan warna sangat bervariasi. Koi merupakan ikan yang bersifat omnivore (pemakan segala) dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat hidupnya, oleh karena itu ikan koi dapat dipelihara dan dibudidayakan hampir di semua tempat di dunia (Effendy dalam Gunawan 1993). 1

2 Koi merupakan salah satu ikan hias yang sejak dulu hingga saat ini sangat terkenal di masyarakat, khususnya pecinta ikan hias, hobiis, dan pebisnis yang biasanya memelihara langsung koi dan mengkomersialkannya. Hal ini disebabkan koi memiliki warna yang indah dan eksotis, bentuk tubuh dan gerakannya yang sangat menarik serta nilai ekonomis yang sangat menggiurkan (Iqbal 2005). Nilai ekonomis ikan koi ditentukan oleh kualitas pigmen tubuhnya yang dapat dilihat dari kombinasi warna dan corak yang ada pada permukaan tubuhnya. Ikan koi yang memiliki corak dan warna yang seimbang, tegas dan cerah memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi, tetapi seiring pertumbuhannya masih seringkali terjadi perubahan pigmen yang disebabkan menurunnya jumlah sel pigmen. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain stress lingkungan, kurangnya nutrisi pakan, dan kurangnya komponen bahan warna dalam pakan sebagai penyusun sel pigmen dalam tubuh ikan selama pemeliharaannya. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka dibutuhkan upaya untuk mempertahankan sel-sel pigmen tersebut. Apabila tidak dipertahankan secara baik, maka akan berakibat ikan koi tumbuh dengan kualitas warna yang kusam dan corak yang tidak seimbang serta tegas. Salah satu upaya untuk mendapatkan kualitas koi yang baik antara lain dapat dilakukan dengan pemberian pakan yang tepat (waktu, jumlah dan jenis) yang akhirnya diharapkan dapat menghasilkan fenotipe warna menjadi lebih cerah (Gunawan 2005). Para peternak maupun konsumen ikan koi berusaha untuk mempertahankan warna ikan koi tersebut yaitu dengan penambahan zat pigmen pada pakannya. Di alam bebas warna tubuh ikan disebabkan oleh tersedianya karoten dari pakan alami sedangkan ikan yang dipelihara mendapatkan sumber karotennya dari pakan buatan (Lesmana 2004). Karoten merupakan zat warna atau pigmen yang dapat memberikan warna merah dan kuning yang banyak mendominasi pigmentasi pada ikan hias. Fungsi utama pigmen pada ikan secara alami untuk memberikan perubahan warna ikan sehingga ikan akan lebih menarik. Karoten dapat diperoleh dari tanaman karena

3 tanaman dapat memproduksi dan menyimpan (Lesmana 2004). Warna merah, kuning dan jingga diproduksi oleh pigmen Xantofora, hewan termasuk ikan koi tidak bisa memproduksinya tetapi bisa menyimpannya, oleh karena itu zat karoten harus ada dalam pakan (Bachtiar 2002). Ubi jalar warna merah jingga mengandung 9.900 µg/ 100 gram (32.967 SI) beta-karoten. Makin pekat warna merah, makin tinggi kadar betakaroten dan kaya akan senyawa lutein dan zeaxanthin (Aini 2004). Pemberian pakan buatan dengan penambahan ekstrak ubi jalar merah yang berdaging umbi jingga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas warna ikan koi terutama dilihat dari fenotipe warnanya. 1.2 Identifikasi Masalah Sejauh mana pengaruh penambahan zat karoten yang terkandung dalam ekstrak ubi jalar merah yang berdaging umbi jingga dalam pakan terhadap perubahan warna benih ikan koi (Cyprinus carpio) jenis kohaku (merah-putih). 1.3 Tujuan Untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak ubi jalar merah yang berdaging umbi jingga dalam pakan buatan yang dapat meningkatkan kecerahan warna benih ikan koi (Cyprinus carpio) jenis kohaku (merah-putih). 1.4 Kegunaan Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi bagi pembaca, pembudidaya maupun hobiis mengenai pengaruh pemberian pakan yang mengandung ekstrak ubi jalar merah yang berdaging umbi jingga terhadap peningkatan warna merah pada benih ikan koi (Cyprinus carpio) jenis kohaku (merah-putih) sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis atau nilai jual yang tinggi.

4 1.5 Kerangka Pemikiran Warna pada ikan disebabkan oleh adanya sel pigmen yang ada dalam kulit atau dermis yang berada di dalam atau di bawah sisik. Keanekaragaman warna ikan biasanya merupakan gabungan dari banyak sel pigmen. Misalnya sel pigmen hitam dan kuning dapat memberi warna hijau atau pigmen biru dan oranye memunculkan warna cokelat (Lesmana 2004). Warna-warna ikan yang cerah dan cemerlang merupakan daya tarik utama ikan hias. Berbagai variasi warna seperi merah, kuning, biru, putih dan hitam amat tergantung dari jenis atau varietas ikannya. Sebagian besar ikan hias mempunyai banyak varietas dan berbagai warna (Gunawan 2005). Tingkat kecemerlangan warna koi sangat ditentukan oleh jumlah pigmen penyusunnya. Sel pigmen tersebut adalah melanophore (hitam), xantophore (kuning), eritrophore (merah), leukophore atau guanophore (putih), dan iridiophore (memantulkan warna/kemilau). Banyaknya sel pigmen yang terkandung dalam koi akan menghasilkan warna tertentu. Pada dasarnya, koi dan jenis ikan lainnya mampu menghasilkan pigmen sendiri yaitu pigmen melanophore (hitam) dan guanophore (putih) (Bachtiar 2002). Warna merah atau kuning merupakan warna yang mendominasi ikan hias air tawar. Komponen utama atau bahan pembentuk sel pigmen merah dan kuning adalah karoten. Tanaman merupakan tempat pembentukan sekaligus penyimpanan karoten yang baik. Sementara sebagian besar binatang, termasuk ikan, tidak dapat mensintesis karotenoid ini, tetapi dapat menyimpannya sehingga harus ada dalam diet pakannya (Lesmana 2004). Winarno (1991), sumber karoten tersebut diantaranya dapat diperoleh dari umbi-umbian seperti ubi jalar merah yang berdaging umbi oranye/ jingga (Ipomoea batatas). Menurut Aini (2004) ubi jalar warna merah jingga mengandung 9.900 µg/ 100 gram (32.967 SI) beta-karoten. Makin pekat warna merah, makin tinggi kadar betakaroten dan kaya akan senyawa lutein dan zeaxanthin. Dari hasil penelitian Lesmana (2002), menunjukkan hasil bahwa penggunaan suplemen warna dalam bentuk bahan karoten buatan yang dicampur dalam pakan ikan akan lebih cepat dan lebih pasti dalam meningkatkan kualitas

5 warna ikan. Penggunaan suplemen sebanyak 0,5-1,0 mg/kg pakan sudah cukup efektif pada ikan berwarna merah atau kuning yang selera makannya cukup baik. Pemberian suplemen warna dengan kadar kurang dari 0,5 mg/kg pakan tidak menunjukkan hasil yang efektif dan tidak signifikan dalam meningkatkan warna. Menurut Shiang (2006), pigmentasi ikan koi bergantung pada sumber karotenoid yang sesuai dengan konsentrasi 100-250 ppm. Berikut adalah mekanisme konversi β-carotene, zeaxanthin dan luthein menjadi astaxanthin. (Simpson 1982 dalam Shiang 2006). Gambar 1. Mekanisme Konversi β-carotene, Zeaxanthin dan Luthein Menjadi Astaxanthin. (Sumber : Shiang 2006)

6 Menurut Alma et al., (2013), pemberian karotenoid yang terkandung dalam bunga marigold dengan konsenrasi 200 ppm dapat meningkatkan kecerahan warna pada ikan mas koki (Carassius auratus L.). Murray (1952) dalam Kusuma (2012) menyatakan bahwa karotenoid dalam pakan akan diserap dan dialirkan melalui aliran darah dan kemudian disimpan dalam jaringan lemak. Nasution dalam Gunawan (1997) mengatakan penambahan karoten akan memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat perubahan pigmen merah pada sirip dada ikan botia (Botia macrachanta), serta pigmen kuning pada tubuhnya. Loka dan Roospitasari (2002) pun berpendapat, pemberian pakan berkualitas yang mengandung karoten dapat membantu mencemerlangkan warna. Keberadaan pigmen tersebut dapat dipercerah dengan pemberian bahan-bahan tertentu pada pakannya. Kandungan karoten pada pakan dan tubuh ikan berkorelasi positif terhadap peningkatan kualitas pigmen ikan botia. Semakin besar kandungan karoten dalam tubuh ikan, semakin kontras pula pigmen ikan. 1.6 Hipotesis Penambahan ekstrak ubi jalar merah yang berdaging umbi jingga dalam pakan buatan sebagai bahan pengkaya pigmen karotenoid dengan konsentrasi 200 ppm pakan dapat memberikan perubahan pigmen merah dan kecerahan warna terbaik pada benih ikan koi (Cyprinus carpio) jenis kohaku (merah-putih).