BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi persaingan usaha yang semakin meningkat membuat perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
1 BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan Telekomunikasi Di Indonesia Tahun 2015 Jenis Operator Produk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Perkembangan bisnis kartu perdana seluler GSM akhir-akhir ini telah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi begitu kompleks dan begitu penuh dengan istilah-istilahnya. Pemasaran

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat memberikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada dunia usaha. Dengan adanya perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. peluncuran pertama kali layanan pasca bayar secara komersial pada tanggal 26

BAB 1 PENDAHULUAN. industri telekomunikasi yang menjadi cermin dari ketat dan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari tahun ke tahun terus meningkat seiring perkembangan zaman. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai macam alat komunikasi yang semakin memudahkan penggunanya

BAB I PENDAHULUAN. Telkomsel, XL Axiata, Indosat, Bakrie Telecom, Mobile-8, Natrindo, Sampoerna

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Market Size No. Industri Telekomunikasi 27% 30%

I. PENDAHULUAN. tantangan sektor telekomunikasi semakin bertambah. Karena kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. saling berkomunikasi. Dewasa ini kebutuhan akan komunikasi menjadi sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri telekomunikasi telah menjadi salah satu kontributor

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi profit tentunya mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Merek dan segala sesuatu yang diwakilinya merupakan aset yang paling penting,

BAB I PENDAHULUAN. serta banyaknya pengguna Gadget di dunia menjadikan produsen Smartphone

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada konsep komunikasi. Oleh karena merupakan bentuk. merupakan pencerminan dari keberhasilan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. para pemasar menggunakan seluruh alat atau unsur-unsur pemasaran secara

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan telepon seluler membutuhkan suatu jasa penyelenggara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang ini

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi yang begitu pesat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul industri-industri serta perusahaan-perusahaan baru, salah satunya bidang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat hanya menggunakan surat, yang berkembang dengan telepon rumah,

Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan mahasiswa program studi pendidikan ekonomi UNS dalam membeli produk IM3

BAB I PENDAHULUAN. umum tetapi juga menjadi ladang bisnis yang prospektif. Bisnis operator selular

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan alat komunikasi sangat pesat sekali. Hal ini berbanding lurus dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Telekomunikasi Selular (TELKOMSEL)

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membuka suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh semakin cepatnya perkembangan teknologi informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh

I. PENDAHULUAN. Desember

BABI PENDAHULUAN. Industri seluler saat ini sangat menggairahkan, sebab potensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi seluler di Indonesia sekarang ini sangatlah pesat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang

BAB I PENDAHULUAN. besar masyarakat memiliki Handphone atau telepon genggam sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri telekomunikasi seluler membuat persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. terhadap telekomunikasi menjadi semakin meningkat. Mobilitas masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat, membuat perusahan berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya teknologi dari tahun ke tahun, membuat kehidupan dunia

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersaingan di era globalisasi ini. Perusahaan diharapkan mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. atau booming yang sangat cepat dan pesat setelah krisis ekonomi melanda

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun

BAB I PENDAHULUAN. banyak menghadapi masalah masalah dalam menjual produk khususnya. masa depan cerah dimasa mendatang sebagai zamannya komunikasi.

PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, keberadaan telekomunikasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Hal ini ditandai dengan banyak munculnya perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Sebagai contoh, di Indonesia, perkembangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dan promosi yang berkualitas dan bermutu tinggi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi komunikasi dalam era globalisasi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. ini sangatlah pesat. Seiring dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan industri manufaktur maupun jasa menunjukkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

1.1.3 Logo Gambar 1.1 Logo Telkom Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam subbab ini penulis memberikan beberapa SIMCARD GSM yang dipakai oleh penulis.

Gambar 1.1 Logo PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Sumber: Telkomsel (2015)

BAB I PENDAHULUAN. raksasa, yaitu PT Telkomsel (Telekomunikasi Seluler) dan PT Satelindo (Satelit

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal tersebut ditandai dengan perkembangan teknologi telekomunikasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kebutuhan masyarakat akan alat komunikasi pada saat ini sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Telkom Flexi. Sumber : Tabel 1.1 Produk Telkom Flexi. Sumber :

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan di dunia ini dapat diakui banyak menarik minat para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. industri seperti industri telekomunikasi, transportasi, perbankan dan perhotelan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan dalam dunia Industri di Indonesia yang telah

BAB I. Pendahuluan. I. 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi sekarang ini menjadi trend di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telekomunikasi telepon seluler yang signifikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan bermunculannya operator-operator jasa telekomunikasi baik lokal maupun

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi seluler. Mobilitas serta meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan,minuman,kesehatan maupun produk untuk berkomunikasi. keunggulan kompetitif yang berkesimbungan dalam menghadapi semakin

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mengakibatkan persaingan di segala bidang usaha menjadi. Menghadapi hal tersebut maka perusahaan harus selalu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Industri Telekomunikasi

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini, kemajuan teknologi merupakan kebutuhan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN KARTU FLEXI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. seluler besar yang menggunakan teknologi berbasis GSM yaitu PT.

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB I PENDAHULUAN. di sektor telekomunikasi, membuat perusahaan lebih cenderung untuk berusaha

BAB I PENDAHULUAN. persaingan maka dibutuhkan pula kualitas produk dan tingkat pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. jasa maupun dalam bidang manufaktur. Setiap perusahaan dituntut untuk

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi persaingan usaha yang semakin meningkat membuat perusahaan dituntut untuk lebih kreatif dalam menetapkan strategi yang tepat bagi perusahaan sehingga dapat menarik perhatian dan mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Karena itu, semakin penting bagi perusahaan untuk mengembangkan keunggulan kompetitif berkelanjutan, yaitu dengan menciptakan suatu strategi baru yang telah mengalami perubahan orientasi dalam dunia bisnis. Jika dulu dunia bisnis berfokus pada produk, kini lebih berfokus pada pasar sasaran, dimana pelanggan menjadi sentral utama perhatian para pelaku bisnis, serta memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar (market share). Walaupun dunia sedang dilanda krisis ekonomi global, namun ICT (Information Comunication and Tecnology) tetap berkembang dengan pesat serta telah membantu meningkatkan kinerja dunia bisnis dan memberikan dampak langsung pada pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan kemudahan dalam penyebaran informasi yang cepat keseluruh wilayah Indonesia. Hal ini berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan masyarakat akan teknologi telekomunikasi secara kualitas dan kuantitas, yang menyebabkan persaingan dalam industri telekomunikasi menjadi semakin ketat. Salah satu industri yang mengalami persaingan ketat ini adalah perusahaan operator telekomunikasi nirkabel (wireless).

2 Bisnis telekomunikasi khususnya seluler terus mengalami perkembangan yang pesat. Adapun pertumbuhannya bisa kita lihat dalam Grafik 1.1 dibawah ini: Sumber: Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) Gambar 1.1 Jumlah Pelanggan Telekomunikasi Berdasarkan data dari ATSI dalam 4 tahun terakhir jumlah pelanggan dari semua operator telekomunikasi meningkat dari 120 juta pelanggan pada tahun 2008 menjadi 212 juta pelanggan pada tahun 2010, dan terus meningkat hingga akhir tahun 2011 sudah mencapai 250 juta pelanggan. Pertumbuhan jumlah pelanggan telepon seluler ini tidak lepas dari peran pemasaran dari setiap operator seluler sehingga masyarakat mudah mengetahui semua informasi mengenai seluruh operator di Indonesia dan masyarakat kita pun kita sudah semakin cerdas dengan memilih sesuai dengan kebutuhannya saja. Tabel 1.1 berikut ini kita lihat pertumbuhan belanja iklan pada 12 kategori industri di Negara kita.

3 Tabel 1.1 Pertumbuhan Belanja Iklan 12 Kategori Industri No Industri 2010 2011* Ranking 2008-2009 2009-2010 Growth Ranking Growth Ranking 1 Cosmetic & Personal Care 6.712.732 424.553 2 38.46% 9 26.00% 9 2 Food Beverages 12.624.567 759.799 1 65.56% 3 30.83% 6 3 Pharmaceutical 3.429.815 180.852 5 55.60% 5 30.04% 7 4 Media & Telecommunication 6.871.737 328.991 3 26.23% 12 35.77% 4 5 Bank, Finance, & Insurance 2.054.881 74.104 9 74.77% 2 47.24% 3 6 Otomotive 4.032.404 209.387 4 27.80% 10 35.51% 5 7 Retail 2.366.841 131.918 7 44.05% 7 20.00% 10 8 Fashion 155.933 8.651 12 54.71% 6 9.27% 11 9 Transportation 911.341 44.369 10 26.48% 11 1.66% 12 10 Building Material 637.894 32.159 11 174.29% 1 114.33% 1 11 Household Product 2.206.268 175.656 6 43.38% 8 27.63% 8 12 Household Appliances 1.792.286 81.823 8 63.25% 4 53.05% 2 Sumber : Nielsen dalam SWA 15/XXVII/18-27 Juli 2011 Ket * : Mei 2011 Angka di atas merupakan gross rate card tanpa memperhitungkan diskon, promo, dll. Pertumbuhan belanja iklan untuk kategori media & telecommonication dalam 3 tahun terakhir terus mengalami peningkatan, hingga bulan Mei 2011 belanja iklan untuk kategori ini ada di peringkat ke-3. Padahal 2 tahun sebelumnya hanya berada di peringkat dua belas dan peringkat empat. Hal ini menunjukkan suatu industri akan terus meningkat apabila pemasaran yang dilakukannya efektif dan sesuai. Di Indonesia saat ini terdapat banyak perusahaan operator telekomunikasi nirkabel yang menggunakan teknologi GSM (Global Satellite For Mobile Communications) dan selama beberapa tahun belakangan ini mulai bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknologi CDMA (Code Division Multiple Access). Berdasarkan kategorinya, GSM dan CDMA dibagi

4 menjadi dua bagian, GSM dan CDMA dengan kartu (sim card) prabayar dan pascabayar. Keduanya hanya dibedakan oleh kapan pembayaran pulsa dilakukan. Jika pada kartu prabayar, pembayaran dilakukan sebelum pulsa itu digunakan, sedangkan pada kartu pascabayar, pembayaran dilakukan setelah pulsa digunakan. Tabel 1.2 berikut ini menujukkan semua operatot GSM dan CDMA yang ada sampai saat ini di Indonesia Tabel 1.2 Operator Seluler Di Indonesia Operator dan Layanan Komunikasi Seluler Indonesia Bakrie Telecom Esia, Wifone, Wimode, AHA Indosat StarOne CDMA Sampoerna Ceria Smartfren Telecom Smartfren Telkom Telkom Flexi Hutchison 3 Indosat IM3 - Mentari - Matrix PSN/ACeS ByRU - Pasti GSM Axis Axis Telkomsel simpati, kartuas, Kartu Facebook, Kartu Prima, kartuhalo XL Axiata XL Sumber: Wikipedia Dalam persaingan untuk memperebutkan pangsa pasar, perusahaan harus melakukan strategi yang jitu agar produk yang dihasilkan dapat terus bersaing dengan semua kompetitornya, salah satunya yaitu dengan terus menguatkan citra merek kepada pelanggan. Dari banyaknya operator telekomunikasi di Indonesia saat ini Dalam kategori operator Cdma Prabayar hanya Esia dan Flexi yang memiliki tingkat pertumbuhan dan kinerja merek paling tinggi dan paling menonjol di pasaran. Seperti dapat kita lihat pada Tabel 1.3.

5 Tabel 1.3 Top Brand Index Simcard CDMA Pra Bayar No Merek Top Brand Index (%) 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1. Esia 2,55 5,30 47,70 46,50 48,50 57,90 2. Flexi 6,01 8,50 38,40 33,50 40,80 15,70 3. Fren 1,57 1,60 4,80 3,70 2,60 1,00 4. StarOne * * 3,90 2,40 2,10 * 5. Smart * * Sumber: Majalah Marketing Edisi Khusus/1/2007 1,30 3,90 5,10 4,30 Majalah Marketing 2/X/Februari 2010 Majalah Marketing 2/IX/Februari 2009 Majalah marketing 2/XI/Februari 2011 Majalah Marketing 02/XII/Februari 2012 Top Brand Index menunjukan bagaimana konsumen menempatkan merek tertentu dalam benaknya, penggunaan merek, dan keinginan konsumen untuk menggunakan merek di masa mendatang. Pencitraan merek dapat dikatakan baik jika merek tersebut melekat dalam benak konsumen melalui keunikan dan keistimewaannya yang membuat terjadinya penggunaan merek pada saat sekarang dan yang akan datang. Untuk bisa menjadi top brand syaratnya adalah dengan minimal mencapai top brand index sebesar 10%, pada tabel diatas dapat kita lihat hanya 2 operator telokomunikasi saja yang mampu mencapainya yaitu Esia dan Flexi. Dalam 3 tahun terkahir bisa kita lihat Flexi selalu mengalami penurunan TBI meskipun pada tahun 2011 sempat mengalami peningkatan tetapi pada tahun 2012 ini jauh mengalami penurun menjadi 15,70% saja. Ini mengindikasikan kurang melekatnya Flexi di benak konsumen dan menurunnya keinginan konsumen untuk menggunakan merek sehingga dapat dikatakan citra merek Flexi kurang baik. Selain top brand index yang menjadikan acuan dalam peningkatan kinerja merek juga adalah nilai merek itu sendiri (brand value), dalam mendapatkan nilai suatu merek ini juga mencakup banyak sekali aspek seperti: popularitas merek

6 (brand awareness), popularitas iklan (ad awareness), persepsi kualitas (perceived quality), kepuasan (satisfaction), gain index dan penguasaan marketshare. Kemampuan suatu merek untuk bisa menciptakan brand value yang tinggi akan berdampak pada pencitraan merek yang baik juga di benak para konsumen, ini dapat dijadikan keunggulan dalam bersaing dengan merek pesaingnya. Seperti kita dapat lihat brand value pada kategori operator Cdma Prabayar berikut: Tabel 1.4 Brand Value Simcard CDMA Pra Bayar No. Merek Brand Value 2008 2009 2010 2011 1. Esia 50,1 82,8 80,8 73,3 2. Flexi 51,7 81,7 61,9 55,5 3. Fren 30,2 60,8 34,6 38,8 4. StarOne 30,7 78,0 * * 5. Smart * Sumber : Swa 16/XXV/27 Juli 3 Agustus 2009:63 * 34,6 40,2 Swa 15/XXVII/15-28 Juli 2010:39 Swa 15/XXVII/18-27 Juli 2011:45 Pada tabel 1.4 terlihat bahwa brand value Flexi terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 brand value mencapai 51,7 dan mampu mengungguli Esia, tetapi pada tahun 2009 meskipun meningkat menjadi 81,7 tetapi Esia berhasil mengunggulinya dengan 82,8. Lalu pada tahun 2010 brand value Flexi mengalami penurun kembali dengan hanya mencapai 61,9 saja bahkan pada tahun 2011 juga hanya mencapai 55,5 sedangkan Esia mendapatkan 73,3. Penurunan tersebut mengindikasikan Flexi mengalami penurunan dalam aspek popularitas, popularitas iklan, persepsi terhadap kualitas, kepuasan, gain index dan penguasaan marketshare. Salah satu pembentuk brand value adalah top of mind advertising. Seperti kita ketahui promosi dengan media iklan merupakan strategi promosi yang sangat

7 efektif dalam memasarkan suatu produk. Dalam gambar di bawah ini kita bisa melihat seberapa besar anggaran belanja iklan setiap operator seluler di Indonesia dalam usaha untuk mempromosikan produknya. Sumber: Nielsen Advertising Information Service dalam Marketing 03/XI/Maret/2011 Gambar 1.2 Belanja Iklan Operator Seluler 2010 Dari gambar diatas bisa kita lihat Flexi hanya mengangarkan 164 M saja untuk belanja iklannya dan merupakan budget yang paling kecil dari semua operator telekomunikasi GSM ataupun CDMA yg merupakan kompetitornya. Hal ini menjadi berbanding lurus dengan tingkat kesadaran iklan masyarakat kita akan Flexi dan membuat citra mereknya menjadi menurun. Apabila masyarakat kurang mengetahui tentang produk yang kita punya, maka penjualan produk akan menurun, dan jumlah pelanggan pun akan menurun. Seperti dikatakan Aaker (1997:100) bahwa Kesadaran akan suatu merek dipengaruhi oleh periklanan yang bersifat mengingatkan kembali dan akan mempengaruhi keputusan-keputusan pembelian. Dalam tabel 1.5 berikut ini bisa kita lihat petambahan pelanggan Telkom Flexi Trendy dalam 5 tahun terakhir di Kota Bandung.

8 Tabel 1.5 Jumlah Pelanggan Flexi Trendy Di Bandung Tahun Operator 2007 2008 2009 2010 2011* Flexi Trendy 2,4 5,6 9,8 8,8 5,7 Sumber: Flexi Center Dago (*=Hingga Mei 2011), (Data Dalam Juta Pelanggan) Dari tabel 1.5 bisa kita ketahui kalau pada akhir tahun 2009 jumlah pelanggan Flexi Trendy di Bandung mengalami kenaikan yang cukup tinggi hingga 9.8 juta pelanggan, tetapi pada tahun 2010 pertambahan pelanggan Flexi Trendy mengalami penurunan, dari jumlah yang dicapai pada tahun 2009 yakni hanya sebesar 8.8 juta dan 5.7 juta saja hingga akhir mei 2011. Fenomena penurunan citra merek (brand image) Flexi diperkirakan disebabkan oleh strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan kurang berjalan efektif dan ada kemungkinan karena kesan di hadapan konsumen berkurang sehingga nilai mereknya menjadi menurun. Flexi merupakan operator CDMA pertama di Indonesia yang merupakan salah satu produk dari perusahaan besar PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Namun sejak tahun 2009 Telkom Flexi ini sudah mulai dikelola oleh divisi sendiri sehingga sekarang sudah memiliki kebijakan sendiri. Seperti kita ketahui masyarakat kita akan terus mengenal suatu produk apabila kemasan, bentuk promosi, produk, bahkan iklannya yang menarik dan juga unik. Sehingga menimbulkan kesan kepada siapa pun yang melihatnya dan akan membuat selalu ingat terus akan produk tersebut. Dalam hal ini meskipun Telkom Flexi bisa disebut pelopor lahirnya operator CDMA di Indonesia tetapi

9 seiringan berjalannya waktu sekarang mulai bermunculan produk-produk sejenis yang menawarkan harga lebih murah dengan kualitas bisa di bandingkan. Awal dikeluarkannya operator CDMA adalah untuk menelpon dengan harga yang murah bila dibandingkan dengan operator GSM, tetapi kini masyarakat kita sudah mulai meninggalkan fungsi telepon seluler hanya untuk menelpon saja, tetapi dengan era globalisasi ini masyarakat kita dituntut untuk mengetahui segala yang ada di dunia ini yaitu dengan koneksi internet dan sekarang yang membuat internet menjadi pilihan utama fitur dalam memilih telepon seluler bahkan operatornya juga. Ini membuat perusahaan terus berfikir untuk bisa terus bersaing dengan semua operator yang ada dan mengikuti keinginan para konsumennya. Dalam hal ini memang tidak aneh lagi apabila suatu perusahaan harus mengeluarkan budget yang banyak untuk mempromosikan suatu produk agar produknya ini bisa tersampaikan dengan baik dan hal yang sangat penting adalah membuat masyarakat terkesan dan memilih untuk mengunakan produk yang dimiliki. Berbagai strategi dilakukan oleh operator CDMA untuk menarik dan menambah jumlah pelanggannya. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kembali kegiatan promosinya. Menanggapi persaingan ketat diantara operator CDMA ini Flexi menata ulang kegiatan promosinya dalam upaya meningkakan penjualannya. Startegi promosi yang dilakukan oleh Telkom Flexi salah satunya melalui iklan. Strategi promosi itu dilakukan untuk menarik pelanggan baru dan dinilai paling efektif dalam mengkomunikasikan produk Telkom Flexi pada pangsa pasar telekomunikasi operator CDMA di Indonesia.

10 Persaingan yang tinggi dalam antara operator CDMA ini ditandai dengan munculnya berbagai iklan melalui banyak media seperti televisi, radio, majalah, billboard, bahkan surat kabar, tetapi iklan melaui media televisi merupakan salah satu yang paling efektif. Periklanan dilaksanakan oleh Flexi untuk menanamkan kembali citra produknya dalam benak konsumen. Melalui iklan, Flexi berusaha meraih pelanggan dan terus mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Sekarang ini Flexi sudah mulai menjalankan strategi pemasaran iklannya dengan merubah Logo dan Tagline Telkom Flexi yang semula Bukan Telepon Bisa kini menjadi Lebih Irit Kan! hal ini yang coba dibenakkan kembali untuk masyarakat kita yang selalu tertarik dengan sesuatu yang harganya terjangkau, dan akan membuat konsumen menjadi sadar dan apabila orang membicarakan mengenai irit akan selalu ingat kepada Telkom Flexi. Dengan itu diharapkan masyarakat mengenal kembali dan menciptakan brand image yang tinggi bagi Flexi. Seperti yang sudah dijelaskan diatas turunnya citra merek akan operator CDMA Flexi ini diduga karena peranan iklan melalui media televisi yang telah dilakukan oleh Flexi masih kurang berjalan dengan efektif, oleh karena itu dengan meningkatkan kembali promosi iklan melalui media televisi diharapkan dapat meningkatkan citra mereknya. Berdasarkan uraian masalah di atas, maka penulis melakukan penelitian mengenai Peranan Iklan Melalui Media Televisi dalam meningkatkan Citra Merek Telkom Flexi (Survei Pada Anggota Fan Page Facebook Flexi)

11 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Citra merek yang kuat sangat berkaitan dengan dampak komunikasi yang dibangun dari adanya komunikasi pemasaran perusahaan yang tepat dengan kebutuhan pelanggannya sehingga merek mempunyai keunggulan yang kompetitif dengan pesaing. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah cita merek Telkom Flexi yang melemah. Kita bisa lihat dari top brand index, brand value dari Flexi dalam 4 tahun terakhir ini yang mengalami penurunan sehingga kompetitor utamanya yaitu Esia kini lebih mendapat tempat di benak masyarakat kita. Sehingga pertambahan pelanggan Flexi pun ikut menurun karena masyarakat lebih mempercayai pesaingnya. Agar merek yang dimiliki perusahaan memiliki merek yang kuat kembali, perusahaan dapat melakukan kegiatan promosi. Salah satu bentuk promosi yang dilakukan oleh perusahaan adalah iklan melalui media televisi dengan strategi dan daya tarik iklan tersebut sehingga pesan yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat kita. Dan juga menaikkan budget untuk belanja iklannya. Hal tersebut diharapkan dapat menarik masyarakat untuk menggunakan Flexi dan bisa meningkatkan kembali citra merek Flexi. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

12 1. Bagaimana gambaran mengenai iklan Telkom Flexi melalui media televisi? 2. Bagaimana gambaran mengenai citra merek Telkom Flexi? 3. Bagaimana peranan iklan melalui media televisi dalam meningkatkan citra merek Telkom Flexi? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui gambaran iklan Telkom Flexi melalui media televisi. 2 Untuk mengetahui gambaran citra merek Telkom Flexi. 3 Untuk mengetahui bagaimana peranan iklan melalui media televisi dalam meningkatkan citra merek Telkom Flexi? 1.3.2 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Kegunaan Ilmiah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu manajemen pemasaran yang berkaitan dengan iklan melalui media televisi dan juga citra merek. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini sangat berguna karena dapat memberikan masukan yang bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan juga evaluasi demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Dan juga dapat dijadikan acuan yang bermanfaat bagi penelitian berikutnya.

13