Persepsi dan minat pemuda terhadap agribisnis sapi Madura (Studi di Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI MADURA DAN SAPI MADRASIN DI DESA TAMAN SAREH KECAMATAN SAMPANG. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :

SISTEM BREEDING DAN PERFORMANS HASIL PERSILANGAN SAPI MADURA DI MADURA

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

By: ABSTRACT. Kata Kunci : Attitude, Government assistance, Aquaculture.

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at :

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI

ANALISIS FINANSIAL PETERNAK SAPI PESERTA KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKPE) DAN MANDIRI DI KABUPATEN MAGELANG

PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI DESA PONCOKUSUMO KECAMATAN PONCOKUSUMO

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DAN SAPI BAKALAN KARAPAN DI PULAU SAPUDI KABUPATEN SUMENEP

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

Syahirul Alim, Lilis Nurlina Fakultas Peternakan

BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI

Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang

Pengembangan model kelembagaan konservasi sapi Madura

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

Peta Potensi Genetik Sapi Madura Murni di Empat Kabupaten di Madura. Nurgiartiningsih, V. M. A Bagian Produksi Ternak Fakultas Peternakan UB, Malang

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG

THE INCOMES AND HOUSEHOLD WELFARE LEVELS OF SAND MINERS IN PASEKAN HAMLET GONDOWANGI VILLAGE SAWANGAN DISTRICT MAGELANG REGENCY

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor)

PERSEPSI PETANI KOPI ARABIKA TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI ORGANIK DI KECAMATAN ATU LINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH. Lintang of Central Aceh Regency)

BAB I PENDAHULUAN. terutama buah dan sayuran masih terbuka lebar, karena jutaan hektar lahan kering

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI JAWA BREBES (JABRES) DI KABUPATEN BREBES

BEEF CATTLE FARMING ANALYSIS IN PANCONG JAYA FARMER GROUP, WARU TIMUR VILLAGE WARU SUBDISTRICT PAMEKASAN REGENCY

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke)

PENGUATAN PERAN LEMBAGA KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA TANI KOPI RAKYAT

HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG

KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2007, VOL. 7, NO. 2, Syahirul Alim dan Lilis Nurlina Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal...Muhammad Fauzi

EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Analisis Kompetensi Petani Pepaya California (Studi Kasus Kelompok Tani Merta Giri Kusuma Desa Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem)

Agus Nurkatamso Umi Listyaningsih

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

Oleh: Dwi Sudaryati 1), Gerlan Hehanusa 1) UPN Veteran Yogyakarta ABSTRACT

TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI SAPI POTONG DENGAN SISTEM PEMBIBITAN PADA ANGGOTA KTT TRI ANDINIREJO KELURAHAN BENER KECAMATAN TEGALREJO YOGYAKARTA

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR

PEMASARAN SUSU DI KECAMATAN MOJOSONGO DAN KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI. P. U. L. Premisti, A. Setiadi, dan W. Sumekar

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN PERSEPSI TENTANG PENDIDIKAN TERHADAP MINAT MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Analisis kualitas pelayanan (service quality) terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan sop ayam Pak Min Klaten di Malang

PENYULUHAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAPI POTONG DI GAPOKTAN MAKMUR JAYA KECAMATAN LEMBAH SEGAR KOTA SAWAH LUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

IV METODE PENELITIAN

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM MENERAPKAN USAHA TANI PADI ORGANIK

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

METODE Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

JIIA, VOLUME 2 No. 4, OKTOBER 2014

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci : Resiliensi kerja, responden. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALYSIS OF CONSUMER SATISFACTION IN BUYING PRIMA AND GUN MEATBALLS AT MALANG

PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

EKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1 SIKAP NELYAN TERHADAP TENAGA PENYULUH PERIKANAN LAPANGAN (Kasus Pada Nelayan Di Desa Sejangat Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KARTU KREDIT DI KOTA MEDAN OLEH NITA CINTYA

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

Abstrak. Kata kunci : dukungan sosial, pensiunan pria, dewasa akhir. Universitas Kristen Maranatha

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL

PERSEPSI PETANI TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYURAN

Transkripsi:

Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 24 (3): 69-78 ISS: 0852-3581 Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ Persepsi dan minat pemuda terhadap agribisnis sapi Madura (Studi di Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan) Ghirah Rizqy Daniar, Bambang Ali ugroho dan Eko ugroho Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Jl. Veteran 65145 Malang Ghirahrizqy@yahoo.com ABSTRACT : The study was aimed to investigate the youth perception and interest on Madura cattle agribusiness. The respondents of this research were selected randomly from youths aged 16-30 years. The method of the research was survey. The data were gathered from August to September 2014 in Waru sub district, Pamekasan regency. Primary data including perception, interests as well as internal and external factors were analyzed using descriptive analysis, chi square analysis and rank spearman correlation analysis. Chi square analysis was used to determine the relationship between the internal and external factors of respondents to the interest on Madura cattle agribusiness. Spearman rank correlation analysis was used to determine the relationship between perception and interest of respondents on Madura cattle agribusiness. The results showed that youth had a good perception toward Madura cattle agribusiness because it was supported by conducive environment, had a high economic value, good support from the government and increased prestige. The highest interest on Madura cattle agribusiness was found based on a business plan creation. The internal factors (education level, gender, jobs and marital status) had a positive association with youth interest on livestock farming activities. Their interest was also positively related to external factors such as neighbor s jobs and information searching activities. Keywords: economic value, education, government support PEDAHULUA Sapi Madura merupakan salah satu tipe sapi potong lokal plasma nutfah Indonesia yang mempunyai keunggulan kinerja reproduksi yang lebih baik dibandingkan dengan sapi dari Bos taurus, lebih tahan terhadap panas dan penyakit caplak (Hartatik dkk, 2009). Sapi Madura sebagai sapi potong berkembang dengan baik di Pulau Madura mempunyai kontribusi yang cukup besar (24%) terhadap kebutuhan supply sapi potong dari Jawa Timur (Wijono dan Setiadi, 2004). Sapi Madura diyakini tidak hanya memberi solusi dan menjawab tantangan swasembada daging di masa mendatang, namun juga menjadi bagian dari budaya Indonesia yang terdiri dari karapan sapi dan sapi sonok. Menurut Kutsiyah (2012), budidaya sapi Madura dibedakan menurut tujuan pembesarannya. Sapi Madura yang dikenal dengan sapi taccek atau sapi pajangan akan dilihat dari potensi bentuk tubuhnya. Sapi Madura jantan akan dijadikan sapi karapan dan sapi Madura betina akan dijadikan sapi sonok. Sapi Madura yang tidak memenuhi kriteria tersebut akan dijadikan sapi potong biasa. Agribisnis peternakan meliputi tata cara berternak dari hulu ke hilir mu- 69

lai pemeliharaan, pembudidayaan, penanganan pasca panen sampai pengolahan dan pemasarannya. Sistem pendukung yang menunjang berkembangnya sebuah agribisnis antara lain kebijakan pemerintah, perbankan dan penyuluhan perusahaan (Rahardi, 2003). Sistem pendukung tersebut yang seringkali dilupakan oleh masyarakat padahal kebijakan pemerintah dan perbankan bisa memperluas pekerjaan di bidang peternakan dan mengurangi pengangguran. Kecamatan Waru merupakan kecamatan yang memiliki populasi sapi Madura paling tinggi diantara kecamatan lain di Kabupaten Pamekasan. Data BPS Kabupaten Pamekasan pada tahun 2013 menyebutkan bahwa populasi sapi Madura di Kecamatan Waru mencapai 15.182 ekor dan juga dijadikan sebagai sentra pembibitan sapi Madura murni. Saat ini masih banyak pemuda yang berpikir bahwa dunia peternakan identik dengan bau, kotor, kumuh, jorok, rugi dan mati. Hasil survey yang dilakukan oleh Dinas Peternakan Kabupaten Pamekasan pada tahun 2004 menunjukkan bahwa 12% siswa yang berminat untuk berternak. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui persepsi dan minat pemuda terhadap agribisnis sapi Madura. MATERI DA METODE Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan pada bulan Agustus - September 2014. Materi Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah pemuda berusia 16-30 tahun sebanyak orang dari total jumlah penduduk 54.887 jiwa dengan rincian 26.129 laki-laki dan 28.758 perempuan. Umur 16-30 tahun dipilih sesuai Undang-Undang Republik Indonesia nomor 40 tahun 2009 tentang kepemudaan yang menjelaskan bahwa pemuda adalah warga negara Indonesia yang berusia 16-30 tahun. Metode Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung terhadap responden yang dipandu dengan kuesioner. Daniel (20 13) menyatakan survey adalah pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang baik terhadap suatu persoalan tertentu di suatu daerah. Wawancara yaitu komunikasi lisan antara peneliti dengan responden atau sumber data yang dilakukan secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian (Umar, 2003). Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert yang digunakan untuk mengukur setiap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap fenomena sosial (asir, 1998). Skala likert adalah skala yang paling banyak digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Variabel penelitian Variabel pengamatan terdiri dari variabel dependen dan independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah persepsi dan minat pemuda terhadap agribisnis sapi Madura. Sedangkan variabel independen adalah umur, jenis kelamin, anak ke berapa, pekerjaan, pendidikan, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua dan lingkungan. 70

Analisis data Data hasil penelitian dianalisis menggunakan beragam analisa antara lain: 1. Uji validitas dan uji reliabilitas untuk mengetahui kualitas instrumen kuesioner. 2. Analisis deskriptif untuk melihat keragaman faktor internal dan eksternal. 3. Uji Rank Spearman untuk mengetahui hubungan persepsi dan minat pemuda terhadap agribisnis sapi Madura yang dihitung menggunakan program SPSS 15.0. Persamaan untuk menghitung nilai korelasi adalah sebagai berikut : r s = nilai korelasi antara profil pemuda dengan persepsi dan minat terhadap agribisnis sapi Madura. 4. Uji chi square (chi kuadrat) untuk mengadakan pendekatan dari beberapa faktor atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau frekuensi hasil observasi dengan frekuensi yang diharapkan dari Tabel 1. Distribusi faktor internal responden (n=) o Faktor internal Kategori sampel apakah terdapat hubungan atau perbedaan yang signifikan yang dihitung menggunakan program SPSS 15.0. Persamaan untuk menghitung nilai chi kuadrat adalah sebagai berikut: di = selisih peringkat ke-1 antara variabel terikat dengan variabel bebas. = jumlah sampel pemuda. k ( fo fe ) 2 fe i 1 Keterangan: X 2 = Chi square fo = Frekuensi sampel atau yang diobservasi fe = Frekuensi yang diharapkan HASIL DA PEMBAHASA 1 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 2 Tingkat pendidikan SD SMP SMA/SMK Perguruan Tinggi 3 Jenis pekerjaan responden Bekerja di sektor pertanian dan peternakan Bekerja di sektor non pertanian dan peternakan 4 Status pernikahan Menikah Belum menikah 5 Anak keberapa dalam Anak ke 1-3 keluarga Anak ke 4-6 Faktor internal Faktor internal yang diamati meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan responden, status pernikahan dan anak keberapa dalam keluarga seperti yang tersaji pada Tabel 1. 2 Jumlah (orang) 33 11 16 47 26 47 53 38 62 87 13 Persentase (%) 33 11 16 47 26 47 53 38 62 87 13 71

Tabel 1 menunjukkan bahwa responden di Kecamatan Waru didominasi oleh laki-laki (%) dan memiliki latar belakang pendidikan SMA/SMK (47%) bahkan 20% diantaranya meneruskan pendidikan sampai perguruan tinggi. Mayoritas responden (53%) tidak bekerja di sektor pertanian dan peternakan karena rata-rata responden masih berstatus pelajar atau siswa SMA. Selain itu, sebagian besar responden (62%) belum menikah dan distribusi susunan anak dalam keluarga responden didominasi anak ke-1 sampai ke-3 (87%). Faktor eksternal Faktor eksternal yang diamati meliputi pekerjaan tetangga sekitar, keterlibatan responden dengan sapi Madura dan sumber informasi yang digunakan responden seperti yang tersaji pada Tabel 2. Tabel 2. Distribusi faktor eksternal responden (n= ) o Faktor eksternal Kategori Jumlah (orang) 1 Pekerjaan tetangga sekitar responden 2 Keterlibatan responden dengan sapi Madura 3 Sumber informasi Televisi Radio Internet Bekerja di sektor pertanian dan peternakan Bekerja di sektor non pertanian dan peternakan Peternak biasa Hanya penikmat sapi sonok/karapan sapi Pemilik sapi sonok/sapi karapan Tidak terlibat sama sekali 33 38 20 25 17 7 26 Persentase (%) 33 38 20 25 17 7 26 Tabel 2 menunjukkan bahwa 57% tetangga di sekitar responden bekerja di sektor pertanian dan peternakan. Hal tersebut bisa menjadi pertimbangan bagi responden dalam melakukan pekerjaan agribisnis sapi Madura. Lingkungan sekitar memiliki pengaruh yang tinggi terhadap keputusan seseorang. Ditinjau dari keterlibatan responden dengan sapi Madura, setiap responden memiliki keterlibatan yang berbeda seperti hanya menjadi peternak biasa, pemilik sonok/sapi karap, ada juga yang hanya sebagai penikmat bahkan ada yang tidak terlibat sama sekali. Responden yang menjadi peternak sapi potong biasa sebesar 38% dan kemudian diikuti 25% responden sebagai pemilik sapi sonok/sapi karap. Hal ini dimungkinkan karena Kecamatan Waru adalah sentra sapi sonok. Tabel 2 menunjukkan rata-rata responden mendapatkan informasi tentang agribisnis sapi Madura melalui televisi (%) karena dianggap lebih mudah dalam mendapatkan informasi seputar agribisnis sapi Madura daripada radio dan internet. Persepsi pemuda terhadap agribisnis sapi Madura Persepsi pemuda terhadap agribisnis sapi Madura meliputi aspek nilai ekonomi, kondisi lingkungan, perhatian pemerintah, peran pemuda dalam peternakan dan prestise. Rataan skor persepsi pemuda terhadap agribisnis sapi Madura disajikan pada Tabel 3. 72

Tabel 3. Rataan skor persepsi pemuda terhadap agribisnis sapi Madura o Persepsi Rataan skor 1 ilai ekonomi 3,89 2 Kondisi lingkungan 3,96 3 Perhatian pemerintah 3,74 4 Peran pemuda dalam peternakan 3,61 5 Prestise 3,74 Rataan skor semua aspek 3,78 Keterangan: 1 = Sangat tidak baik, 2 = Tidak baik, 3 = Cukup baik, 4 = Baik, 5 = Sangat baik Persepsi responden terhadap aspek nilai ekonomi agribisnis sapi Madura memiliki nilai cukup tinggi (3,9) yang berarti responden berpendapat bahwa sapi Madura memiliki nilai jual tinggi karena memiliki hasil samping kulit sapi yang bisa dijual ke pabrik dan produk lainnya seperti kerupuk urat dan kerupuk paru. Persepsi responden tentang kondisi lingkungan di sekitar mereka sangat baik (4,00). ilai tersebut menunjukkan bahwa Kecamatan Waru memiliki potensi yang cukup untuk mengembangkan agribisnis sapi Madura seperti kemudahan pakan hijauan, konsentrat dan obat-obatan serta bibit asli sapi Madura yang dilestarikan. Persepsi responden terhadap perhatian pemerintah sebesar 3,7. Artinya responden menganggap pemerintah selama ini cukup perhatian terhadap perkembangan sapi Madura di Kecamatan Waru. Selain itu, responden memiliki peran yang cukup baik dalam bidang peternakan di Kecamatan Waru. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai rataan skor sebesar 3,6. Rata-rata responden di Kecamatan Waru menyukai aktivitas berternak yang berawal dari kebiasaan membantu orang tuanya yang berternak sapi kemudian menjadi hobi. Persepsi responden tentang prestise dalam agribisnis sapi Madura termasuk baik (3,78) yang berarti responden memandang agribisnis sapi Madura tidak lagi sebagai usaha yang dipandang sebelah mata karena responden telah menjadi peternak sejak kecil. Minat pemuda terhadap agribisnis sapi Madura Minat pemuda terhadap agribisnis sapi Madura terdiri dari beberapa aspek antara lain membuat perencanaan usaha, minat merawat, memberi makan, minum dan obat-obatan, usaha yang menghasilkan uang, mengikuti kontes sapi sonok/karapan sapi, belajar tentang agribisnis, melestarikan kemurnian sapi Madura, memanfaatkan hasil samping ternak dan kesediaan dalam melakukan pekerjaan. Rataan skor masing-masing aspek ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan skor minat pemuda terhadap agribisnis sapi Madura o Minat Rataan skor 1 Membuat perencanaan usaha 4,21 2 Merawat, memberi makan, minum dan obat-obatan 3,84 3 Usaha yang menghasilkan uang 2,97 4 Mengikuti kontes sapi sonok/karapan sapi 3,48 5 Belajar tentang agribisnis sapi Madura 3,33 6 Melestarikan kemurnian sapi Madura 3,84 7 Memanfaatkan hasil samping ternak 3,62 8 Kesediaan melakukan pekerjaan 2,95 Total rataan skor 3,53 73

Tabel 4 menunjukkan nilai total rataan skor yang cukup tinggi yaitu 3,53. Angka tersebut menunjukkan bahwa minat responden terhadap agribisnis sapi Madura di Kecamatan Waru cukup tinggi yang ditunjukkan dengan beberapa hal seperti membuat sebuah perencanaan usaha, merawat, memberi makan, minum dan obatobatan dan minat responden dalam melestarikan sapi Madura. Hubungan faktor internal responden dengan minat terhadap agribisnis sapi Madura Hubungan antara faktor internal responden dengan minat terhadap agribisnis sapi Madura diuji menggunakan uji korelasi chi-square. Faktor internal yang terdiri dari jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, status pernikahan dan anak keberapa dalam keluarga dihubungkan dengan minat responden dalam membuat perencanaan usaha, merawat, memberi makan, minum dan obat-obatan, usaha yang menghasilkan uang, mengikuti kontes sapi sonok/karapan sapi, belajar tentang agribisnis, melestarikan kemurnian sapi Madura, memanfaatkan hasil samping ternak dan kesediaan dalam melakukan pekerjaan. Hubungan antara faktor internal dengan minat responden terhadap agribisnis sapi Madura disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Hubungan minat dengan faktor internal pemuda Minat Jenis kelamin Pendidikan Faktor internal pemuda Pekerjaan Status pernikahan Anak keberapa dalam keluarga Membuat perencanaan usaha (Y1) 21,530** 7,189 17,481 6,062* 10,254 Merawat, memberi makan, minum dan obat-obatan (Y2) 5,426* 4,715 17,264 6,579* 3,001 Usaha yang menghasilkan uang (Y3) 2,476 2,788 12,751 2,032 13,162* Mengikuti kontes sapi sonok/karapan sapi (Y4) 4,813* 5,84 27,760** 0,221 7,308 Belajar tentang agribisnis (Y5) 4,320* 21,493** 13,5 0,9 2,465 Melestarikan kemurnian sapi Madura (Y6) 12,000** 5,171 27,399** 6,810** 7,475 Memanfaatkan hasil samping ternak (Y7) 1,587 5,65 16,194 8,804** 3,975 Kesediaan melakukan pekerjaan (Y8) 4,813* 5,604 6,4 0,697 9,244 Keterangan: * Signifikan pada level 0,05 ** Signifikan pada level 0,01 Faktor internal responden berupa jenis kelamin memiliki hubungan sangat nyata dengan minat membuat perencanan usaha dan melestarikan kemurnian sapi Madura. Responden yang didominasi lakilaki memiliki minat yang tinggi terhadap semua aspek kecuali aspek usaha yang menghasilkan uang dan memanfaatkan hasil samping ternak. Tingkat pendidikan responden yang didominasi SMA dan perguruan tinggi memiliki hubungan yang sangat nyata dengan minat untuk belajar tentang agribisnis. Pekerjaan responden yang didominasi sektor peternakan dan pertanian juga memiliki hubungan yang sangat nyata dengan minat mengikuti kontes sapi sonok/karapan sapi dan minat dalam melestarikan kemurnian sapi Madura. Faktor internal berupa status pernikahan memiliki hubungan yang sangat nyata dengan minat untuk melestarikan kemurnian sapi Madura dan memanfaatkan hasil samping ternak. Responden yang rata-rata belum menikah lebih berminat melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan agribisnis sapi Madura. Tabel 5 juga menunjukkan faktor internal berupa anak keberapa dalam keluarga memiliki hubungan yang nyata 74

dengan minat dalam usaha yang menghasilkan uang. Responden yang ratarata adalah anak ke-1 hingga ke-3 biasanya lebih cenderung memiliki beban moral untuk bisa mencari penghasilan sendiri tanpa bergantung kepada orang tua. Hubungan faktor eksternal pemuda dengan minat terhadap agribisnis sapi Madura Hubungan antara faktor eksternal pemuda dengan minat terhadap agribisnis sapi Madura diuji menggunakan uji korelasi chi-square. Faktor eksternal terdiri dari pekerjaan tetangga sekitar, keterlibatan responden dengan sapi Madura dan sumber informasi yang digunakan responden. Hubungan antara faktor eksternal dengan minat pemuda terhadap agribisnis sapi Madura ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6. Hubungan minat dengan faktor eksternal pemuda Minat Pekerjaan tetangga terdekat Faktor eksternal pemuda Keterlibatan dengan sapi Madura Sumber informasi Membuat perencanaan usaha (Y1) 9,791 27,816** 14,627* Merawat, memberi makan, minum dan obat-obatan (Y2) 4,809 7,352 3,148 Usaha yang menghasilkan uang (Y3) 14,27 3,415 12,552* Mengikuti kontes sapi sonok/karapan sapi (Y4) 18,123* 14,283** 14,872* Belajar tentang agribisnis (Y5) 16,011 8,413 3,254 Melestarikan kemurnian sapi Madura (Y6) 7,539 17,231** 16,083** Memanfaatkan hasil samping ternak (Y7) 11,872 1,716 13,568* Kesediaan melakukan pekerjaan (Y8) 4,94 2,866 9,702 Keterangan: * Signifikan pada level 0,05 ** Signifikan pada level 0,01 Faktor eksternal berupa pekerjaan tetangga terdekat memiliki hubungan yang nyata dengan minat responden dalam mengikuti kontes sapi sonok. Hal tersebut dikarenakan tetangga terdekat atau lingkungan sekitar responden adalah peternak sekaligus pemilik sapi sonok sehingga menambah minat responden. Faktor keterlibatan responden dengan sapi Madura dalam bentuk kepemilikan sapi, penikmat sapi sonok dan pemilik sapi sonok memiliki korelasi yang sangat nyata dengan minat membuat perencanaan usaha, mengikuti kontes sapi sonok/karapan sapi dan melestarikan kemurnian sapi Madura. Tabel 6 juga menunjukkan adanya korelasi yang nyata dan sangat nyata antara aspek sumber informasi dengan beberapa faktor eksternal. Sumber informasi yang digunakan responden adalah televisi, radio dan koran. Media informasi tersebut mempermudah pemuda dalam mencari informasi tentang agribisnis sapi Madura. Kemudahan tersebut membuat minat pemuda dalam membuat perencanaan usaha meningkat, memandang bahwa usaha agribisnis adalah usaha yang menghasilkan uang dan lebih tahu bagaimana memanfaatkan hasil samping ternak. 75

Hubungan antara persepsi dan minat responden terhadap agribisnis sapi Madura Persepsi responden di Kecamatan Waru memiliki beberapa aspek yang berhubungan dengan aspek minat terhadap agribisnis sapi Madura. Tabel 7 menampilkan hubungan antara persepsi dan minat responden terhadap agribisnis sapi Madura. Tabel 7. Hubungan antara persepsi dan minat pemuda terhadap agrbisnis sapi Madura Spearman s rho Membuat perencanaan usaha (Y1) Merawat, memberi makan, minum dan obatobatan (Y 2) Usaha yang menghasilkan uang (Y3) Mengikuti kontes sapi sonok/karapan sapi (Y4) Belajar tentang agribisnis (Y5) Melestarikan kemurnian sapi Madura (Y6) Memanfaatkan hasil samping ternak (Y7) Kesediaan melakukan pekerjaan (Y8) ilai ekonomi (X1).165.101.471**.202*.044.560**.565**.333**.431**.336** Keterangan: * Signifikan pada level 0,05 ** Signifikan pada level 0,01 Tabel 7 menunjukkan bahwa persepsi nilai ekonomi memiliki hubungan dengan minat responden kecuali minat membuat perencanaan usaha. Koefisien korelasi menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi responden tentang nilai ekonomi agribisnis sapi Madura akan membuat responden semakin berminat dalam memberi makan dan minum, minat Kondisi lingkungan (X2).420**.518**.327**.556**.538**.551**.517**.370** Perhatian pemerintah (X3).230*.021.258**.009.124.219.306**.002.321**.216*.031.325**.137.175 Peran pemuda dalam peternakan (X4).452**.1**.241*.016.520**.563**.646**.440**.518** Prestise (X5).334**.3**.312**.002.252*.011.398**.408**.539**.278**.005 mengikuti kontes sapi sonok/karapan sapi, minat untuk terus belajar tentang agribisnis dan minat untuk terus melestarikan kemurnian sapi Madura. Persepsi responden tentang kondisi lingkungan berhubungan nyata terhadap semua aspek minat. Responden memiliki persepsi ketika kondisi lingkungan mendukung, maka mereka akan semakin 76

berminat dalam melakukan pekerjaan usaha agribisnis sapi Madura. Tabel 7 juga menunjukkan bahwa persepsi responden tentang perhatian pemerintah cukup baik yang ditunjukkan dengan adanya hubungan yang nyata terhadap minat responden dalam membuat perencanaan usaha, melestarikan kemurnian sapi Madura dan mengikuti kontes sapi sonok/karapan sapi. Perhatian yang diberikan pemerintah dapat meningkatkan minat responden dalam mengembangkan usaha agribisnis karena responden merasa bahwa minatnya didukung oleh pemerintah. Persepsi responden tentang perannya dalam peternakan memiliki hubungan nyata pada semua aspek minat. Hal ini sangat positif dan menunjukkan bahwa responden sudah mulai tertarik dengan dunia peternakan. Hampir semua kegiatan agribisnis di Kecamatan Waru rata-rata melibatkan pemuda seperti kegiatan sapi sonok, kelompok tani ternak, pengepul kulit sapi dan industri rumahan pembuatan kerupuk urat. Persepsi responden tentang prestise memiliki hubungan dengan semua aspek minat. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden tidak gengsi dalam berternak, memberi makan, minum, merawat, mengikuti kontes sapi sonok dan belajar tentang agribisnis. KESIMPULA DA SARA Kesimpulan Hasil penelitian di Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan menyimpulkan bahwa: a) Persepsi pemuda terhadap agribisnis sapi Madura baik (rataan skor 3,78) karena kondisi lingkungan yang mendukung, meningkatkan prestise, memiliki nilai ekonomi yang tinggi, perhatian pemerintah serta peran pemuda yang cukup baik. b) Minat pemuda untuk mengembangkan agribisnis sapi Madura cukup tinggi (rataan skor 3,53) yang ditunjukkan dengan kesediaan melakukan pekerjaan, membuat perencanaan usaha, merawat, memberi makan, minum dan obat-obatan, mengikuti kontes sapi sonok, mencari tahu informasi tentang agribisnis sapi Madura, melestarikan kemurnian sapi Madura dan memanfaatkan hasil samping ternak. c) Terdapat hubungan positif antara faktor internal dengan minat pemuda yang ditunjukkan oleh faktor jenis kelamin dengan aspek membuat perencanaan usaha, merawat, memberi makan, minum dan obat-obatan, mengikuti kontes sapi sonok dan belajar tentang agribisnis sapi Madura. Sedangkan faktor eksternal pemuda memiliki beberapa hubungan positif terhadap minat pemuda. Terdapat hubungan positif antara aspek mengikuti kontes sapi sonok terhadap keterlibatan responden dengan sapi Madura, pekerjaan tetangga sekitar dan sumber informasi yang digunakan. d) Persepsi pemuda dapat mempengaruhi minat pemuda meskipun tingginya persepsi pemuda terhadap usaha agribisnis sapi Madura belum tentu membuat pemuda berminat terhadap agribisnis sapi Madura. Saran a) Diharapkan dengan tingginya minat pemuda di Kecamatan Waru terhadap sapi Madura, pemerintah terus menjaga semangat pemuda dengan memberikan modal usaha untuk mengembangkan agribisnis sapi Madura. b) Perlu adanya sosialisasi atau penyuluhan berkala tentang perkembangan dunia agribisnis peternakan sehingga peternak atau para pecinta sapi Madura dapat terus mengikuti perkembangan yang terjadi. 77

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan. 2013. Kabupaten Pamekasan dalam angka. Kabupaten Pamekasan. Daniel, M. 2013. Metode penelitian sosial ekonomi. Bumi Aksara. Jakarta. Hartatik, T., Dhany, A. M., Tri, S. M. W., dan Endang, B. 2009. Karakteristik dan kinerja induk sapi silangan Limousin-Madura dan Madura di Kabupaten Sumenep dan Pamekasan. Buletin peternakan Vol. 33(3): 143-147. Yogyakarta. Kutsiyah, F. 2012. Analisis pembibitan sapi potong di Pulau Madura. WARTAZOA Vol. 22 o. 3. Program Studi Produksi Ternak. Fakultas Pertanian. Universitas Madura. asir, M. 1998. Metode penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta. Rahardi, F. 2003. Agribisnis peternakan. Penebar Swadaya. Jakarta. Umar, H. 2003. Metodologi penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis. Diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka. Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia omor 40 Tahun 2009. Kementerian Pemuda dan Olahraga. http://www.bpkp.go.id/uu/filedown load/2/26/115.bpkp. Diakses pada tanggal 14 Mei 2014. Wijono, D. B. dan Setiadi, B. 2004. Potensi dan keragaman sumberdaya genetik sapi Madura. Lokakarya nasional sapi potong. 78