BAB I PENDAHULUAN. Karya-karya Raden Ngabehi Ranggawarsita banyak dipengaruhi oleh kepustakaan. 1988: 40). Kebenaran bahwa SC dikarang oleh Raden

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN FILOLOGI DAN ANALISIS AJARAN MARTABAT TUJUH DALAM SERAT CECANGKRIMAN KARYA RADEN NGABEHI RANGGAWARSITA SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORI. Penelitian dengan judul tinjauan filologi dan analisis ajaran martabat tujuh

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada kertas, lontar, kulit kayu atau rotan (Djamaris, 1977:20). Naskah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan terhadap naskah dan teks SC dalam bab-bab. SC adalah naskah Jawa yang terdapat dalam Katalog Perpustakaan Pura

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

PATHISARI. Wosing těmbung: Sěrat Pangracutan, suntingan lan jarwanipun teks, kalěpasan.

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan, berbagai buah pikiran, gagasan, ajaran, cerita, paham dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam

BAB V KESIMPULAN. akan memaparkan beberapa pokok pemikiran penting yang merupakan inti

BAB I PENDAHULUAN. teks dibagi menjadi tiga yaitu teks lisan, teks tulisan tangan dan teks cetakan

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspek-aspek laku..., Lulus Listuhayu, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Aspek-aspek religiusitas..., Dhanang 1 Pramudito, FIB UI, 2009

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

BAB I PENDAHULUAN. yaitu animisme dan dinamisme. Setelah itu barulah masuk agama Hindu ke

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Naskah SDR yang dijadikan objek penelitian tidak mempunyai nomor

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible

ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SULUK SUKSMA LELANA KARYA RADEN NGABEHI RANGGAWARSITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi tulis yang berkembang di masyarakat Jawa dapat diketahui melalui

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang. berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu philos yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA JURUSAN SASTRA DAERAH PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA BATAK MEDAN 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK)

BAB I PENDAHULUAN. suku bangsa yang menyebar di seluruh wilayah tanah air Indonesia. Setiap

BAB II DESKRIPSI NASKAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

2015 KRITIK TEKS DAN TINJAUAN KANDUNGAN ISI NASKAH WAWACAN PANDITA SAWANG

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, dan sastra (Baried, 1983: 4). Cipta sastra yang termuat dalam naskah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan terbentuk sebagai hasil sintesis dari pengalaman-pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI???

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki beragam suku dan tentu saja bahasa daerah

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra Indonesia bisa diketahui dengan banyaknya karya sastra

LOSOFI PECUT ATAU CEMETI

Wahyu Aris Aprillianto Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Filologi. kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya, entah sebagai subjek pelaku, sebagai objek ataupun praktik

KAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI

Menyambut Keagungan Ramadhan. Written by Friday, 06 August :30

KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB V PENUTUP. ditemukan dua varian naskah, yaitu naskah Sêrat Driyabrata dengan nomor

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibaca dalam peningglan-peninggalan yang berupa tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang banyak masyarakat yang berburu naskah-naskah kuna

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rizwan, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dipegang yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil

ASPEK-ASPEK DIDAKTIS DALAM NASKAH SERAT WEWULANG KARYA PAKUBUWANA IX SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam

BAB V PENUTUP. Hasil penelitian dan pembahasan naskah Sêrat Sêkar Wijåyåkusumå dan

TINJAUAN FILOLOGI DAN AJARAN MORAL DALAM SÊRAT DRIYABRATA

KAJIAN STRUKTURAL DALAM SERAT PARARATON: KEN ANGROK

MENGHAYATI PERAN ISTRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dasar identitas diri dan integrasi sosial masyarakat. hidup berdampingan merupakan kekayaan dalam khasanah budaya

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Umum, (2002), hlm.30 2 Ibid, hlm Departemen Agama RI, Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SERAT SULUK SIDA NGLAMONG : SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS STRUKTURAL -SEMIOTIK SKRIPSI OLEH: AINI ROSYIDAH

KAJIAN FILOLOGI DAN ANALISIS MANTRA DALAM SERAT PIWULANG SUNAN KALIJAGA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENELITIAN FILOLOGI SEBAGAI USAHA PENYELAMATAN NASKAH JAWA

BAHASA INDONESIA UNTUK

BAB II KEDUDUKAN FILOLOGI DI ANTARA ILMU-ILMU LAIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki harapan yang besar agar pada masa yang akan datang para pemuda dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akan tetapi kekayaan bangsa Indonesia mencakup berbagai bidang. Salah satu di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tasawuf Selintas Pengertian

BAB III METODE PENELITIAN

MOTIVASI MELAKUKAN RITUAL ADAT SEBARAN APEM KEONG MAS DI PENGGING, BANYUDONO, BOYOLALI

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar belakang permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah isu sepanjang zaman. Pendidikan adalah sebuah proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah,

Daftar Referensi. Coolsma, S Tata Bahasa Sunda (Husein Widjajakusumah dan Yus Rusyana, Penerjemah). Jakarta: Djambatan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini peneliti gunakan untuk mengetahui nilai-nilai budaya dalam novel Azab dan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia. Adanya komunikasi mengisyaratkan

KAJIAN FILOLOGI NASKAH PIWULANG PATRAPING AGÊSANG SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sêrat Cêcangkriman yang selanjutnya disingkat SC termasukk jenis teks wirid karena isinya memuat ajaran tasawuf atau mistik (Marsono, 1991: 559). SC dikarang oleh pujangga Jawa yang terkenal, yakni Raden Ngabehi Ranggawarsita. Karya-karya Raden Ngabehi Ranggawarsita banyak dipengaruhi oleh kepustakaan Islam kêjawèn (Simuh, 1988: 40). Kebenaran bahwa SC dikarang oleh Raden Ngabehi Ranggawarsita dapat dibuktikan melalui penelitian ini. Segi kemenarikan SC terdapat pada isi teksnya yang mengungkapkan ajaran martabat tujuh. Pokok ajaran martabat tujuh dalam SC diketahui dari terdapatnya diagram seperti berikut. Diagram 1: Pokok Ajaran Martabat tujuh dalam Teks SC 1

2 Diagram 1 menunjukkan tujuh martabat pelapisan manusia secara berturut-turut dari luar ke pusat lingkaran, meliputi: hayu, nur, sir, roh, nafsu, akal, dan jasad. Teks di bawah diagram 1 ditransliterasikan sebagai berikut: kaananipun ing ngakérat keadaannya di akhirat. Teks tersebut menerangkan diagram 1, yaitu hubungan jasad dan mudah dzat halus (nur, sir, roh, akal, nafsu) pada saat di akhirat. Penjelasan selanjutnya dibahas dalam bab IV. Diagram 1 sama dengan diagram yang terdapat dalam manuskrip yang tersimpan di Leiden dengan kode Or. 6518 berjudul Hidayat Jati yang juga merupakan karangan R. Ng. Ranggawarsita (Simuh, 1988: 317). Isi teks SC memuat ajaran Islam kêjawèn sebagai berikut. 1. Pralambang (isbat) martabat tujuh penciptaan alam semesta dan manusia. (SC hlm. 235-237) Pralambang berarti perumpaan, yakni kata yang bertujuan untuk nasihat. Isbat adalah ungkapan/perumpamaan yang memuat ajaran mistik Islam kejawèn. 2. Proses terjadinya manusia. (SC hlm. 238-239) 3. Penjelasan mengenai asal mula terciptanya nafsu. (SC hlm. 239) 4. Penjelasan mengenai akal atau budi beserta macamnya. (SC hlm. 240) 5. Penjelasan mengenai jasad beserta macamnya. (SC hlm. 241) 6. Tapa brata wasiat Kanjeng Susuhunan Paku Buwana I. (SC hlm. 242) Tapa brata adalah laku pencegahan dengan mengurangi kesenangan duniawi, misalnya mengurangi sahwat, makan, minum, dan lain-lain. Tapa dapat berupa puasa, berdoa, menahan hawa nafsu, meditasi, berjaga sepanjang

3 malam, kungkum (berendam di sungai pada malam hari selama berjam-jam) (Mulder, 1983: 25). 7. Penjelasan mengenai martabat tujuh dan penjelasan mengenai kesatuan antara Dzat Tuhan dengan manusia (jasad dan mudah: nur, sir, roh, nafsu, akal) pada saat berada di dunia dan di akhirat. (SC hlm. 244-247) 8. Jalan kesempurnaan manusia berkaitan dengan martabat tujuh. (SC hlm. 247-248) 9. Pralambang (isbat) mengenai ngèlmi makrifat. (SC hlm. 249-254) Ngèlmi kasampurnan, yaitu ilmu yang membuat hidup manusia menjadi sempurna (insan kamil). Makrifat berarti mengenal/mengetahui Dzat Tuhan secara langsung tanpa perantara (Simuh, 1988: 362-363). 10. Siklus sifat manusia (iradat Dzat) dari lahir sampai umur 72 tahun. (SC hlm. 255) 11. Penjelasan mengenai ngèlmi makrifat dan hadist mengenai penyusah jiwa raga dan sifat baik dari penyusah jiwa raga. (SC hlm. 256-258) 12. Penjelasan mengenai surga dan neraka dikaitkan dengan sifat manusia. (SC hlm. 259-262) 13. Penjelasan mengenai budi dan pancaindera. (SC hlm. 26-264) 14. Wasiat Kanjeng Susuhan Ampel Denta mengenai cara melawan hawa nafsu. (SC hlm. 265) Berdasarkan isi teks SC di atas, ajaran agama Islam terlihat dari nama unsur-unsur martabat tujuh yang berasal dari bahasa Arab (hayu, nur, sir, roh, nafsu, akal, jasad), hadist, dan nama-nama surga dan neraka. Ajaran kêjawèn

4 terlihat dari adanya pralambang dan wasiat mengenai tapa brata. Pengembangan tafsir orang Jawa dijelaskan bahwa Dzat Tuhan ber-tajalli (martabat tujuh) dalam diri manusia, jalan kesempurnaan manusia, siklus sifat manusia, makrifat (kesatuan hamba dan Tuhan), dan lain sebagainya. Adapun pembahasan mengenai hal tersebut dibahas secara lebih lanjut dalam bab IV. Ajaran Islam kêjawèn memuat tuntunan budi luhur untuk lebih mendekatkan diri dengan Tuhan. SC merupakan manuskrip yang diperkirakan berumur 135 tahun. Hal tersebut diperkirakan dari keterangan teks yang satu kodeks dengan SC, yaitu Sêrat Panuwuh Jatining kaanggit nalika kaping 4 Sèptèmbêr 1877 Sêrat Panuwuh Jatining dikarang pada tanggal 4 September 1877 dan Sêrat Kahanan Jati kaanggit nalika kaping 17 Sèptèmbêr 1877 Sêrat Kahanan Jati dikarang pada tanggal 17 September 1877 (Saktimulya, 2009: 82). Mengenai perkiraan umur SC dibahas secara lebih lanjut dalam bab IV. Apabila tidak ada penelitian yang mengkaji isi SC, lama-kelamaan naskahnya rusak. Jika naskahnya rusak isi teks SC tidak dapat terungkap dan dimanfaatkan lagi. Untuk itu, perlu adanya usaha penyelamatan naskah beserta isinya dengan cara transkripsi dan analisis isi teks SC melalui penelitian ini. Untuk mengkaji isi teks SC diperlukan langkah kerja penelitian filologi, meliputi: (1) inventarisasi naskah, (2) deskripsi naskah, (3) transkripsi teks, (4) transliterasi teks, (5) suntingan teks, (6) terjemahan teks. SC yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah SC dalam naskah Kêmpalan Sêrat Suluk yang selanjutnya disingkat KSS berkode Pi. 10 (0125/PP/73), koleksi perpustakaan Pura Pakualaman (Saktimulya, 2005: 80).

5 Mengenai penelusuran sumber data SC dan alasan pemilihannya dibahas dalam bab III. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan berkaitan dengan SC sebagai sumber data penelitian mengungkapkan banyak permasalahan yang menarik untuk dikaji. Adapun masalah tersebut diidentifikasi sebagai berikut. 1. Tinjauan filologi SC, meliputi: (1) inventarisasi naskah, (2) deskripsi naskah, (3) transkripsi teks, (4) transliterasi teks, (5) suntingan teks, (6) terjemahan teks. 2. Raden Ngabehi Ranggawarsita pengarang SC. 3. Ajaran martabat tujuh dalam SC. 4. Ajaran Islam kêjawèn dalam SC. C. Batasan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi agar kajian dalam penelitian ini sistematik dan relevan dengan judul. Untuk itu, masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut. 1. Tinjauan filologi SC, meliputi: (1) inventarisasi naskah, (2) deskripsi naskah, (3) transkripsi teks, (4) transliterasi teks, (5) suntingan teks, (6) terjemahan teks. 2. Raden Ngabehi Ranggawarsita pengarang SC. 3. Ajaran martabat tujuh dalam SC.

6 D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang sesuai dengan fokus penelitian kemudian dibuat rumusan masalah. Tujuannya adalah agar pengkajian terhadap isi teks SC lebih mendalam dan terfokus. Adapun masalah yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah tinjauan filologi SC, meliputi: (1) inventarisasi naskah, (2) deskripsi naskah, (3) transkripsi teks, (4) transliterasi teks, (5) suntingan teks, (6) terjemahan teks? 2. Apakah Raden Ngabehi Ranggawarsita pengarang SC? 3. Bagaimanakah deskripsi ajaran martabat tujuh dalam SC? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, terdapat dua tujuan dan hasil yang diharapkan dalam penelitian ini. Adapun, tujuan dan hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Membuat tinjauan filologi SC, meliputi: (1) inventarisasi naskah, (2) deskripsi naskah, (3) transkripsi teks, (4) transliterasi teks, (5) suntingan teks, (6) terjemahan teks. 2. Membuktikan bahwa Raden Ngabehi Ranggawarsita adalah pengarang SC. 3. Mendeskripsikan ajaran martabat tujuh dalam SC.

7 F. Manfaat Penelitian Adanya penelitian ini diharapkan isi yang terdapat dalam SC dapat lebih bermanfaat. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini secara teoritis dan praktis adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai tinjauan filologi dan analisis ajaran martabat tujuh dalam SC karya R. Ng. Ranggawarsita. Penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan kembali konsep pemikiran Jawa Islam (tradisi dan budaya Jawa dengan agama Islam) dalam hal mendekatkan diri dengan Tuhan. Selain itu, isi ajarannya diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam pembentukan dan pembinaan budi luhur generasi muda terutama anak didik. 2. Manfaat Praktis Skripsi ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian lain. Isbat mengenai ajaran martabat tujuh dalam SC dapat digunakan sebagai bahan pelajaran untuk menambah pengetahuan siswa dalam hal pemahaman tradisi dan budaya Jawa dengan agama Islam dalam dunia pendidikan. G. Batasan Istilah Batasan istilah bertujuan agar penggunaan istilah mengarah pada tujuan penelitian sehingga terdapat pemahaman serta persepsi yang sama antara peneliti dengan pembaca. Adapun istilah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut.

8 1. Tinjauan filologi SC, yaitu mempelajari dengan cermat untuk memahami (1) inventarisasi naskah, (2) deskripsi naskah, (3) transkripsi diplomatik, (4) transliterasi standar, (5) suntingan standar, (6) terjemahan (harfiah, makna, bebas) teks SC. 2. Analisis ajaran martabat tujuh SC berarti penguraian/penjabaran ajaran martabat tujuh, meliputi Dzat Tuhan yang ber-tajalli sebanyak tujuh martabat, yaitu (1) hayu, (2) nur, (3) sir, (4) roh, (5) nafsu, (6) akal, dan (7) jasad. 3. SC yang digunakan dalam penelitian ini merupakan manuskrip yang terdapat dalam naskah Kêmpalan Sêrat Suluk berkode Pi. 10 (0125/PP/73) koleksi perpustakaan Pura Pakualaman.